8. Memancing Kekuatan Kaili
Kaili membuka matanya ketika mendengar suara berisik dari luar. Orang yang pertama perempuan itu lihat adalah Lata yang berdiri tegap di samping tempat tidurnya dengan pedang besar di tangan. Kepala Kaili sedikit pusing. Namun, hal itu tidak mencegah dia untuk bangkit dari tempat tidurnya.
Dengan kening yang berkerut serta mata yang menyipit Kaili melontarkan tanya pada Lata yang masih bergeming di tempat tanpa terusik dengan pergerakan Kaili.
"Apa yang kamu lakukan di sini, Lata?" tanyanya seraya memukul-mukul pelan kepala yang berdenyut nyeri. Perlahan perempuan itu berdiri lalu berjalan ingin keluar dari tenda.
"Mohon tetap berada di sini, Nona. Di luar sedang ada pertengkaran sengit antara Pangeran Erdu dan ketua." Lata memberitahu. Tangan kekarnya terulur menghalangi jalan Kaili.
Kaili menoleh ke arah laki-laki itu dengan alis terangkat sebelah. Bibir tipisnya bergerak lalu bergumam, "Pangeran Erdu?" Adiknya Shaka? Untuk apa dia ada di sini?
Kaili penasaran. Dia tidak peduli dengan larangan Lata dan memilih melanjutkan langkah. Namun, gerakan Lata lebih cepat. Tahu-tahu laki-laki itu sudah berada di depan pintu tenda, menghalangi jalannya.
"Ketua sudah berpesan agar menjaga Nona tetap di sini. Tolong jangan mempersulit pekerjaan saya."
Kaili memejam sesaat. Ada emosi dalam dirinya yang terasa bergejolak. Seperti perasaan kesal dan marah, yang membuat perempuan itu lantas berdecih, lalu melipat tangannya di depan dada sebelum berkata, "Kamu jangan lupa kalau pernah hampir mati di tangan saya, Lata. Jangan karena badan kamu lebih besar, saya takut sama kamu. Minggir! Saya mau lihat!"
Ini aneh. Sebelumnya Kaili mana berani menunjukkan kekesalan pada Lata. Laki-laki itu meski tampak tenang, tapi sebenarnya dia sangat berbahaya. Dan sekarang Kaili justru terkesan menantang Lata. Ya, meskipun dia pernah membuat Lata sekarat karena racun darahnya, tetap saja Kaili tidak mau mencari masalah dengan pengawal rahasia Shaka ini.
"Coba saja. Kalau Nona bisa melewati saya, saya tidak akan lagi menghalangi jalan Nona," tantang Lata dengan wajah datar.
Emosi Kaili terpancing. Dia benar-benar dibuat marah oleh perkataan Lata yang terdengar seperti meremehkannya. Matanya berkilat penuh amarah, tangannya terkepal kuat, dan rahangnya mengeras.
"Baiklah. Kalau begitu, saya tidak akan segan."
Kaili mengambil langkah mundur dengan cepat. Matanya menajam ke arah Lata yang masih berdiri tenang. Fokusnya hanya tertuju pada satu titik. Seperti yang di ajarkan oleh Shaka, Kaili melompat, membiarkan tubuhnya mengambang di udara. Lalu tangannya melakukan gerakan gerakan memutar, seolah sedang mengumpulkan energi sebelum akhirnya menyerang Lata menggunakan jarum perak yang ada di pinggangnya.
Serangan pertama dan kedua, bahkan sampai kesekian kali, Lata berhasil menghindar. Namun, saat Kaili memadukan jurus jarum mematikan dengan ilmu bayangan—yang sempat Kaili pelajari dari para pasukan yang berlatih—Lata berhasil Kaili lumpuhkan. Dia menusukkan jarum perak di titik akupuntur, yang membuat tubuh laki-laki itu kaku dan tidak bisa bergerak.
"Saya lupa bilang. Kemarin saya sempat mempelajari jurus bayangan. Tidak menyangka kalau dua jurus ini digabung hasilnya bisa membuat kamu jatuh, Lata. Ngomong-ngomong, itu jarum perak biasa. Kamu enggak akan mati."
Anggap saja kali ini Dewi Fortuna sedang berada di pihaknya. Entah apa yang terjadi semalam, Kaili merasa tubuhnya seperti memiliki energi kuat. Namun, setelah menggunakan beberapa jurus, tubuhnya langsung melemah. Pandangannya terasa mengabur, tapi Kaili tetap bertahan dan berjalan keluar dari tenda.
Mata Kaili terbelalak saat melihat Shaka terkapar di tanah dengan wajah dan tubuh yang penuh luka. Sementara Pangeran Erdu tertawa melihat Shaka yang nampak kesakitan.
"Pangeran!" Kaili berteriak saat Pangeran Erdu hendak memberikan serangan lagi. Tidak. Shaka tidak boleh mati. Bagaimanapun caranya, Kaili harus menyelamatkan orang yang akan membantunya di masa depan.
Perempuan itu berlari ke arah Shaka, membantunya berdiri. Apa yang terjadi? Kenapa wajah Shaka sangat pucat? Dia ... sungguh dikalahkan oleh Pangeran Erdu?
Tangan Kaili mengepal. Dia tidak tahu seberapa besar kekuatan Pangeran Erdu. Namun, Kaili tetap akan mencoba melawannya dengan menggunakan taktik yang sama seperti dia menyerang Lata. Hanya saja kali ini dia tidak menggunakan jarum perak biasa melainkan jarum perak beracun, meski bukan racun darah.
"Pelayan rendahan seperti kamu ingin melawan saya? Mustahil!" Pangeran Erdu terbahak.
Kaili menggeram. Ingin sekali dia membunuh laki-laki itu. Namun, saat Kaili ingin menyerang, Shaka langsung menahan lengannya sembari menggeleng pelan.
"Dia bukan lawan kamu, Kai."
"Tapi saya tidak mau mati." Bukannya hukum di dunia ini diam sama dengan mati? Kaili tidak ingin nyawanya melayang hanya karena dia berdiam diri. Setidaknya Pangeran Erdu akan merasakan betapa sakitnya jika dia terkena racun itu. Tidak mematikan. Namun, dapat melumpuhkannya secara perlahan.
***
Shaka diam saja setelah mendengar ucapan Kaili. Sengaja. Dia memang sengaja memancing amarah serta rasa takut dan ingin melindungi dari dalam diri Kaili agar bisa memancing kekuatan tenaga dalam perempuan itu.
Lata pun sudah dia perintahkan untuk membiarkan Kaili menyerangnya hingga terjatuh. Tujuannya tentu saja untuk membuat Kaili percaya pada kemampuannya sendiri seperti saat ini. Terlihat dari kilatan matanya, Kaili merasa yakin dia bisa mengalahkan Pangeran Erdu.
"Di dunia ini, tidak ada yang namanya mustahil. Sekali pun saya harus mati hari ini karena melawan Pangeran Kedua, saya tetap tidak akan menyesal." Bersuara lantang sembari melempar tatapan penuh amarah pada Pangeran Erdu.
Tangan Kaili mengepal, saat melihat Pangeran Erdu hanya tertawa meremehkannya. Kemudian angin bertiup kencang, daun serta bebatuan di sekitar laki-laki itu terangkat sebelum setelahnya Pangeran Erdu melempar batu-batu itu ke arah Kaili. Namun, belum sempat batu-batu itu menyentuhnya, tubuh Kaili mengeluarkan cahaya kemerahan.
Kakinya terangkat, tidak lagi berpijak pada tanah. Dia seperti iblis yang baru saja dibangkitkan. Tangannya terbentang, matanya mengeluarkan cahaya merah. Dengan amarah yang begitu besar, Kaili mengeluarkan kekuatan tenaga dalamnya yang dia arahkan pada Pangeran Erdu.
"Orang seperti kamu tidak pantas hidup!" Kaili menggeram, dia menembakkan jarum beracun pada tubuh Pangeran Erdu.
Seolah tidak siap mendapatkan serangan brutal dari seseorang yang dia sangka lemah, Pangeran Erdu terbatuk. Banyak darah yang dikeluarkan dari mulut serta hidungnya.
Sementara Kaili langsung terjatuh dan kehilangan kesadaran. Shaka tersenyum. Dia berhasil membuat kekuatan panas dalam tubuh Kaili bereaksi. Selanjutnya dia hanya butuh mengajarkan perempuan itu bagaimana cara mengendalikan kekuatan dalam tubuhnya serta mengajarinya beberapa seni bela diri agar kekuatannya bisa menyeimbangi kekuatan Shaka.
"Bawa Pangeran Erdu ke kota Luzuna. Biarkan dia menenangkan diri di sana. Kabarkan pada Ratu Annaki kalau Pangeran Kedua lumpuh karena serangan musuh dan butuh waktu untuk penyembuhan."
Shaka bangkit tanpa kesulitan berarti, dia membawa Kaili kembali ke dalam tenda untuk memulihkan tubuh perempuan itu. Kaili benar-benar berhasil memenuhi semua ekspetasinya. Jika terus begini, Shaka akan benar-benar yakin bahwa dia bisa mengalahkan dan menghancurkan Ratu Annaki.
"Selama kamu mematuhi semua perintah saya, saya berjanji akan membuat nyawa kamu aman." Shaka mengusap puncak kepala Kaili sebelum akhirnya memberikan pil emas untuk membantu memurnikan kekuatannya.
"Ratu Annaki ... sebentar lagi masa kejayaanmu akan berakhir."
***
Selesai ditulis tanggal 28 September 2024.
Udah cukup, ya, berantemnya. Wkwkwkwkkw.
Gimana sama bab ini? Ngerasa Kaili keren tidak? 🤣🤣🤣🤣
Udah, ya, see u aja.
Luv, Zea❤🔥
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro