Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Penyerangan Pangeran Erdu

Shaka memang manusia gila!

Bisa-bisanya dia menusukkan ratusan jarum perak ke tubuh Kaili hanya karena ingin memakai racun darahnya! Kata Shaka, racun darah di tubuh Kaili lebih mujarab daripada racun mematikan yang mereka kembangkan. Namun, apa harus melakukannya dengan cara gila seperti ini?!

Perempuan itu meringis saat tangannya perlahan membuka sabuk penyimpan jarum perak yang ada di pinggangnya. Darah masih keluar dari tubuhnya, sementara tidak ada satu orang pun yang datang untuk membalut lukanya.

"Dasar manusia batu! Jadi batu aja sekalian!" Kaili menggerutu. Sesekali perempuan itu meringis saat melihat banyak luka tusukan jarum di perutnya. Kalau sudah seperti ini, siapa yang kiranya mau mengobati lukanya? Semua prajurit yang berada di barak tidak ada yang satu gender dengannya. Semuanya laki-laki.

"Orang sial mana yang kena sumpah serapah kamu?" Shaka masuk dan berjalan mendekat ke arah Kaili. Namun, perempuan itu sama sekali tidak terkejut atas kehadirannya yang tiba-tiba. Sudah biasa.

Sembari memasang wajah masam, Kaili berbicara ketus, "Ngapain kamu di sini? Mau nambahin luka saya?"

Tangan Kaili dengan aktif mengenakan pakaian untuk menutupi tubuhnya yang terekspos. Matanya mendelik kesal ke arah Shaka yang duduk di sampingnya usai meletakkan kotak obat di meja.

"Yang mengetahui identitas kamu sebagai perempuan itu cuma saya dan Lata. Dan satu-satunya orang yang pernah melihat tubuh kamu juga saya. Jadi, hanya saya yang bisa mengobati luka kamu." Shaka berbicara tanpa beban. Seolah apa yang diucapkannya adalah hal lumrah.

Kaili tercengang. Shaka ini ... mulutnya memang tidak memiliki filter atau bagaimana? Berbicara sekenanya saja tanpa memikirkan dampak dari ucapannya.

"Oh. Lantas kamu pikir saya perempuan apa? Sini obatnya. Saya tidak butuh bantuan dari Yang Mulia."

Apakah menurutnya Kaili perempuan yang mudah ditindas hanya karena kata-kata kejamnya? Meskipun apa yang dikatakan Shaka benar adanya, memang hanya dia yang pernah melihat tubuh Kaili, tapi apa harus mengatakannya terus terang begitu? Cih!

Seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Kaili barusan, laki-laki itu justru mengangkat tubuhnya yang duduk di kursi, membawa Kaili dan mendudukkannya di atas ranjang.

"Kamu tidak punya hak untuk mengatakan hal itu, Kai." Shaka berujar tepat di hadapan wajah Kaili. "Sekarang buka sendiri baju kamu atau saya sobek."

Suara Shaka yang berat terdengar rendah membuat Kaili yang semula enggan tidak berani lagi macam-macam. Shaka ini tipe manusia gila, yang kalau ditentang bukannya berhenti malah makin menjadi. Meskipun Kaili berani melawan, tapi tidak menutup kemungkinan kalau Shaka akan melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah Kaili bayangkan.

Mengembuskan napas panjang, Kaili membuka tali pakaiannya, lalu membiarkan sebagian tubuhnya terekspos hingga menyisakan kain yang menutupi dadanya.

Kaili meringis sembari memejamkan mata saat Shaka menaburkan bubuk obat di lukanya. Perih sekali. Shaka sialan! Kalau bukan karena kelakuan gilanya, Kaili tidak mungkin menderita seperti ini.

"Selesai," ujar Shaka usai membalut lukanya dengan kasa. "Nanti Lata akan mengantarkan makan malam. Setelah itu kamu istirahat. Besok pagi kita harus berangkat."

Kaili diam saja sambil mengenakan pakaiannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya, membiarkan Shaka berlalu begitu saja keluar dari tendanya.

"Sepertinya ... dia benar-benar menganggapku laki-laki?" Kaili bergumam setelah kepergian Shaka.

Benar juga. Jika diingat-ingat kembali, Shakalah yang selalu mengobati luka-luka di tubuhnya. Kaili tidak pernah mengobati lukanya sorang diri sejak berada di dunia ini, selalu Shaka yang datang membantunya. Kalau sekali saja dia menganggap Kaili sebagai perempuan, tidak mungkin kan kalau laki-laki itu tidak tergoda?

Bukannya sombong, hanya saja saat berada di dunianya, Kaili selalu menjadi primadona sekolah. Dia cantik, dia pintar, dia cepat dalam mempelajari sesuatu. Tidak sedikit juga laki-laki yang mengejarnya, yang menyatakan perasaan pada Kaili. Namun, selalu berakhir penolakan tegas sebab dia terlalu malas untuk bermain-main. Fokusnya hanya satu, belajar agar bisa sukses dan bisa bertemu dengan orang tuanya.

Hanya saja ... semua tujuan Kaili harus terhalang ketika dia terkena penyakit aneh. Tidak ada satu pun dokter hebat yang bisa menyembuhkan. Hanya gurunyalah yang bisa dia andalkan. Andai saja semua tujuan hidupnya sudah tercapai, Kaili mungkin akan memilih menyerah daripada berjuang di dunia mengerikan ini seorang diri.

"Nona Kai, makanan Anda." Lata masuk sembari membawa nampan, meletakkannya di meja bundar lalu pergi tanpa mengucap apa pun lagi.

"Lata memang cocok jadi pengawal rahasia. Tidak banyak bicara, tapi terlihat menyeramkan." Dibandingkan dengan Shaka, Lata ini lebih menyeramkan. Diam saja dia sudah terlihat seperti ingin makan orang, apalagi jika sudah menggeram, memperlihatkan amarahnya.

Sembari menghela napas panjang lalu mengembuskannya, perempuan itu mulai melahap makanan yang dikirimkan Lata barusan. Setelah ini dia harus istirahat agar tenaganya pulih kembali.

***

"Pangeran Erdu dan pengawalnya hampir tiba." Lata datang mengabarkan.

Shaka yang semula membaca kitab dengan tenang langsung mengangkat kepala sebelum akhirnya berbicara, "Bongkar sebagian tenda. Sebarkan pengawal ke berbagai arah, sisakan pasukan elite untuk menyamar sebagai pengawal kerajaan."

Lata langsung bergerak cepat sesuai perintah dari Shaka. Sementara laki-laki itu beranjak pergi ke tenda Kaili. Dia tidak boleh dibiarkan seorang diri. Akan berbahaya jika Kaili tidak berada dalam jangkauannya.

Langkah Shaka terhenti ketika dia melihat Kaili tertidur. Namun, terlihat nampak kesakitan dan tidak nyaman dengan posisinya. Sesekali ringisan kecil keluar dari mulut perempuan itu.

"Kekuatan tenaga dalamnya belum berkembang sama sekali." Seharusnya setelah dipicu dengan jurus jarum mematikan, kekuatan tenaga dalam Kaili mulai berkembang, dan luka tusukan yang dia dapat tidak akan terlalu sakit.

"Apa mungkin karena dia tidak pernah berkultivasi?"

Jika benar dugaannya seperti itu, Shaka harus menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya pada Kaili agar kekuatan dalam tubuh perempuan itu memberikan reaksi hingga mudah baginya mempelajari berbagai macam ilmu bela diri. Yang paling penting, Kaili harus menguasai ilmu panas agar mereka bisa bekerja sama mengalahkan Ratu Annaki.

Meski dia belum sepenuhnya mengetahui tujuan Kaili datang ke ibu kota, tapi sedikit banyaknya Shaka bisa membaca kalau perempuan itu juga membutuhkan bantuannya agar bisa mencapai tujuan.

Tidak masalah. Lagi pula saling memanfaatkan satu sama lain bukanlah hal buruk.

Shaka lantas mendudukkan tubuh Kaili di ranjang, menahannya dengan kekuatan tenaga dalam agar perempuan itu tetap duduk. Sembari mengucap mantra, tangan Shaka bergerak di udara sebelum akhirnya menyentuh punggung Kaili, mentransfer kekuatan tenaga dalamnya untuk memancing kekuatan Kaili.

"Pangeran Erdu telah tiba di barak, Ketua. Dia sedang membuat keributan." Lata masuk ke tenda dan berdiri di dekat ranjang.

Mendengar kabar yang dibawa Lata, Shaka lantas menyudahi kegiatannya. Dengan perlahan laki-laki itu meletakkan tubuh Kaili kembali, lalu memberikan jimat pelindung agar tubuh yang baru saja menerima transfer kekuatan dari Shaka itu dapat menerimanya tanpa menyakiti si empunya tubuh.

"Jaga dia. Jangan sampai pemulihannya terganggu."

***

Selesai ditulis tanggal 26 Sep 2024.

Bab ini lumayan cepat idenya ngalir. Semoga aja bab selanjutnya juga begitu.

Btw, kalian suka nggak, sih, pembahasan yang minim romance? Maksudku, tujuan utama tokoh2 di sini bukan buat cinta melainkan buat bertahan hidup. Ya, meski nanti bakal aku selipin romancenya. Cuma nggak terlalu yang bikin kesemsem banget. Kayak ... sekadar bikin kelen senyum aja. Udah.

Yang penasaran sama bentukan Lata, nih, kuspil.

See u!

Luv, Zea❤🔥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro