Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23. Dunia Baru, Kehidupan Baru (Ending)

Dunia baru ini benar-benar sangat indah. Jika dunia sebelumnya diliputi dengan aura gelap dan mencekam, dunia ini adalah kebalikannya. Terlihat begitu indah memanjakan mata, dan terasa damai saat mendengar burung-burung berkicau serta suara aliran air yang terdengar sangat menenangkan.

"Ini dinamakan istana Natura. Tempat ini dipilih kakek menjadi ibu kota, untuk beberapa waktu kita akan memimpin dunia ini, menjadi kaisar besar yang akan memerintah seluruh dunia agar berjalan dengan baik." Shaka berkata saat mereka hendak memasuki aula istana. Mata Kaili mengedar, melihat banyak pasukan bayangan berbaris lalu salah seorang bersuara lantang saat mereka memasuki aula istana.

"Beri hormat pada Raja dan Ratu kita!" Seruan orang itu membuat seluruh orang-orang yang semula berdiri langsung berlutut memberi salam penghormatan ketika Kaili dan Shaka menduduki singgasana.

"Salam hormat pada Raja dan Ratu, semoga selalu diberi kebahagiaan, keamanan, dan kedamaian," ucap mereka serentak.

"Bangunlah." Satu perintah dari Shaka membuat semua orang kembali berdiri. Lata yang berada di barisan paling depan berjalan ke tengah untuk menghadap.

"Lapor, Raja. Semua penduduk sudah diberi rumah dan menjalani kehidupan seperti di dunia sebelumnya. Pasukan militer pun sudah digabungkan antara pengawal istana dan pasukan bayangan. Kini dunia sudah aman dan damai." Lata memberikan laporan dengan lugas. Lalu kembali ke tempatnya semula usai memberikan laporan.

"Kalau begitu, mulai hari ini Lata akan diangkat menjadi Putra Mahkota dan akan mengurus segalanya yang berkaitan tentang istana." Shaka mengeluarkan dekrit yang langsung diterima oleh Lata tanpa bantahan.

Setelah melakukan serah terima jabatan pada Lata, Kaili beristirahat di kamarnya. Ternyata hidup di dunia ini tanpa benda elektronik lebih terasa menyenangkan. Banyak hal yang bisa dia lakukan. Kaili bisa belajar berkuda, memanah, dan masih banyak kegiatan menyenangkan yang membuatnya merasa senang.

Keputusan Shaka yang menjadikan Lata sebagai penerusnya membuat Kaili merasa tenang. Di bawah kepemimpinan orang jujur dan tegas seperti Lata, dia tidak akan khawatir dunia baru ini menjadi kacau balau seperti dunia sebelumnya yang dipimpin oleh Ratu Annaki.

Perempuan itu lantas beranjak dari ranjang, berjalan ke arah jendela untuk melihat pemandangan air terjun yang nampak sangat indah. Di kehidupan yang lalu Kaili sudah banyak menderita, selain hidup sebatang kara tanpa orang tua, dia juga mengidap penyakit yang setiap hari membuatnya kesakitan. Dia tidak ingin lagi mengalami semua itu. Kaili hanya ingin kebahagian dengan hidup bersama Shaka sampai akhir hayatnya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Shaka datang dan langsung memeluk Kaili dari belakang. Bibir laki-laki itu mengecup ringan cuping telinganya lalu ikut menatap ke arah luar jendela.

"Besok kita akan berangkat ke gunung Qingan. Saya sudah menyiapkan kediaman yang cocok untuk kita tempati bersama anak-anak kita nanti. Oh, iya, Kakek bilang akan mengabdikan diri dengan bertapa." Shaka berujar, lalu memalingkan tubuh Kaili hingga mereka berhadapan. "Jika kamu ingin pergi, sekarang masih sempat. Namun, jika kamu memilih untuk tetap di sisi saya, saya tidak akan mengizinkan kamu menyesali keputusan ini."

"Aku akan tetap berada di sisi kamu dan tidak akan pernah menyesalinya," ucapnya lugas. Mengenal Shaka adalah anugerah yang diberikan dalam hidupnya. Mana mungkin dia memiliki kesempatan untuk menyesal karena karena laki-laki itu selalu membuatnya bahagia.

***

"Lulu! Berhenti mengganggu kakak!" Anak laki-laki itu berlari menghindari kejaran anak perempuan yang memegang kuas cat di tangannya.

"Siapa yang menganggu, Kakak? Lulu hanya ingin melukis wajah Kakak!" Lulu tidak terima dikatakan sebagai pengganggu. Dia hanya ingin mempraktikkan ilmu yang didapat dari guru di akademi. Kenapa kakaknya justru mengatakan kalau dia menganggu? Menyebalkan!

"Itu mengangguku! Lukis saja pohon atau bunga-bunga ibu yang ada di taman. Tapi jangan aku! Lukisan kamu jelek. Aku tidak mau ketampananku hilang karena kamu tidak melukis dengan benar!" Ucapan Kema, kakak pertamanya, membuat Lulu menangis karena tidak terima dikatakan tidak pandai melukis.

Kaili yang mendengar pertikaian anak kedua dan anak bungsunya langsung menghentikan aktivitas memasaknya. Sejenak dia berhenti melihat Shaka bersama anak pertama mereka yang duduk di atas pohon dengan tenang, melihat anak-anaknya yang lain sedang bertengkar. Sembari mengembuskan napas panjang, Kaili segera berjalan mendatangi anak-anak mereka.

"Kema, Lulu, kenapa kalian bertengkar?" Dua tangan Kaili mengacak pinggang sembari melempar tatapan marah ke arah Kema dan Lulu secara bergantian.

"Kakak mengatakan lukisan Lulu jelek, Ibu! Kakak nakal!" Lulu mengadu lebih dulu membuat Kema tidak terima.

"Aku hanya mengatakan fakta. Teman-temanku di akademi mengatakan kalau wajakku yang kamu lukis mirip monster! Ibu, aku tidak ingin dilukis adik." Kema merengek sembari menggoyangkan tangan Kaili yang diraihnya.

Perempuan itu menarik napas panjang, lalu mengembuskannya dengan perlahan. Pandangannya beralih menatap ke arah suaminya yang kini sedang tersenyum. Kaili menahan geram, lantas dia memanggil anak pertamanya yang sedang membaca kitab dengan tenang.

"Achen, bilang sama ayah kamu. Kalau dia tidak segera menghentikan pertikaian anak-anaknya, jangan harap bisa tidur dengan ibu malam ini!" ujar Kaili dengan suara lantang.

Achen baru saja membuka mulut ingin menyampaikan pesan yang sebenarnya sudah pasti didengar langsung oleh ayahnya, pria itu sudah melesat pergi menghampiri ibu dan adik-adiknya yang ada di bawah sana.

"Ayah yang usil dan ibu yang pemarah. Mereka benar-benar ditakdirkan langit untuk saling melengkapi." Achen kembali berbaring di dahan pohon, tangannya terangkat memegang kitab agar lebih tinggi dan melanjutkan bacaannya.

"Kema, Lulu, kalian tidak boleh bertengkar." Shaka berujar setelah dia berjongkok di depan anak-anaknya. "Kema, sebagai kakak, kamu harus menjaga adik kamu. Harusnya kamu marah saat teman-teman kamu mengejek lukisan adik kamu. Dan untuk Lulu, kamu tidak boleh memaksa kakak kamu kalau dia tidak ingin. Sebagai saudara, kalian harus saling melindungi dan menyayangi seperti ayah dan Ibu." Kaili terkekeh geli saat Shaka memeluknya.

Dua anaknya pun akhirnya berhenti bertengkar. Mereka ikut memeluk ayah dan ibunya sembari berkata secara bersamaan, "Kami janji tidak akan bertengkar lagi, Ayah, Ibu."

Achen yang melihat adik-adiknya memeluk ayah dan ibu, lantas melompat turun. Dia kemudian berucap, "Jangan hanya mengucapkan janji, tapi tidak ditepati." Achen berjalan mendekat ke arah mereka sembari bersedekap dada.

"Achen, sini peluk ibu." Kaili merentangkan sebelah tangannya yang bebas, meminta anak pertamanya untuk memeluknya.

"Aku sudah besar, Ibu. Apa nanti yang akan dikatakan teman-temanku jika aku masih bersikap manja?" Meski bibirnya berkata tidak ingin, anak pertamanya itu tetap berjalan ke arahnya lalu memeluk ibunya.

"Umur kamu bahkan belum empat belas tahun, Achen." Kaili terkekeh. Anak sulungnya memang selalu bersikap lebih dewasa, mungkin karena dia anak pertama dan merasa memiliki tanggung jawab. "Bagi ibu, kalian akan selalu menjadi anak kecil. Jangan pedulikan apa kata orang lain, perlihatkan saja pada mereka tentang keluarga kita yang berlimpah kasih sayang."

"Kami sayang, Ibu!" Mereka semua, termasuk Shaka, mengucapkannya serentak. Kaili benar-benar merasa beruntung dan bahagia setelah menikah dengan Shaka. Apalagi dikaruniai tiga anak yang sangat menyayanginya.

"Ibu juga sayang kalian."

***

TAMAT.

Selesai ditulis tanggal 30 Oktober 2024.

Alhamdulilahhhhh akhirnya tamat😭😭😭😭 seneng bangettttt. Terharu aku bisa tamatin cerita ini😭😭😭😭😭😭😭😭😭 makasih banyak buat Storamediayang udah kasih kesempatan buat para penulis mageran kayak aku. Makasih juga buat Jejakava dan nisajihad_ yang selalu kasih semangat. Dan makasih banyak-banyak buat Kak En hwarien yang setiap minggu kasih ilmu baru. Luv luv kelen. Ahahahahhahaa.

Sampai jumpa di next project!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro