Tidak terduga (chap 4)
Author's Pov
.
.
.
Pagi yang cerah disertai dengan suara kicauan burung dan suara langkah kaki serta obrolan ringan dari orang-orang yang siap melakukan aktifitas di pagi hari ini.
Brakk
Oke itu termasuk suara aktivitas, ya aktivitas keributan yang berada di salah satu gedung yang berwarna merah di salah satu kawasan Yokohama, tepatnya di lantai 4, di ruangan yang bertuliskan Armed Detective Agency.
"Kau pikir kita mau apa hah?" Sebuah suara yang berasal dari pemuda berkacamata yang sedang memarahi pemuda yang berambut coklat berantakan.
"Aihh Kunikida-san tidak bisakah kau sedikit santai, jangan terlalu tegang," kata pemuda berambut coklat itu sambil meringis mengelus kepalanya yang terkena ciuman selamat pagi dari keyboard komputer.
"Mana bisa aku santai jika kau berulah lagi, kau tidak lihat apa yang kau bawa itu Dazai?"
"Sedikit makanan," ucap orang yang bernama Dazai itu polos.
"Sedikit?" Perempatan siku-siku muncul di dahi kunikida.
"Sedikit apanya bodoh, ini seperti stok makanan untuk sebulan," lanjut Kunikida emosi.
"Aihh Kunikida tenang saja tidak perlu mengkhawatirkan makanan itu, kau bisa mengambilnya juga kok, gratis," ucap Dazai dengan senyuman yang membuat Kunikida ingin sekali mencekiknya.
"Katakan padaku, kau membeli ini semua pakai uang apa?" Kunikida bertanya dengan seram tapi Dazai masih tersenyum polos.
"Oh itu, kau mengkhawatirkan uangku akan habis ya? Tenang saja, aku membeli ini semua dari uang kas agency kok," ucap Dazai riang, Kunikida hanya terdiam tapi auranya menyeramkan.
"Mati saja kau idiot," Kunikida mencekik Dazai, semua yang ada di ruangan itu hanya menggeleng melihat kelakuan dua partner absurd itu.
Ckrek
"Huaaa [Yourname]-chan kirei (cantik)," Naomi tiba-tiba bersorak kagum melihat kamu yang baru keluar dari ruangan yang biasanya di pakai Yosano untuk mengobati anggota agency yang terluka. Semua yang ada disana berdecak kagum minus Kunikida yang masih mencekik Dazai yang hanya meringis tapi matanya melihat kamu, begitupula Ranpo yang hanya diam saja menatapmu terpaku.
"Oh tentu saja, siapa dulu yang mendandaninya," Yosano yang berada di belakang kamu berkata dengan senyum bangga.
Sedangkan kamu hanya tersenyum malu dan berusaha menarik dressmu yang sebatas paha.
"Anoo.. bukankah ini terlalu pendek?" Kamu berkata dengan masih menarik dressmu, jujur saja kamu risih memakai pakaian yang seperti ini, kamu biasanya hanya memakai dress yang melebihi lutut bukan di atas lutut.
"Tidak kok, kamu cantik," Naomi menghampirimu dan mencolek-colek pipimu gemas. Ranpo yang masih melihatmu dan melihat Naomi yang mencolek-colek pipimu rasanya Ranpo ingin melakukan hal yang sama tapi kemudian Ranpo menggeleng.
Tingkah Ranpo itu dilihat oleh Yosano dan membuat Yosano tersenyum jahat.
"Ranpo bagaimana menurutmu penampilan [Yourname]?" Tanya Yosano dan sukses membuat seisi ruangan agency menoleh minus kamu yang hanya melirik Ranpo.
Sedangkan Ranpo yang ditanya tiba-tiba sedikit kaget tapi dia bisa mengontrol ekspresinya walau dalam hati dia mengomeli partner kerjanya itu.
"Biasa saja," ucap Ranpo cuek, kamu yang mendengar itu menunduk kecewa.
Yosano hanya terkekeh dalam hati melihat kelakuan Ranpo yang agak-agak tsundere itu.
"Ah bagimu biasa tapi nanti setelah [Yourname] bertemu target, pasti target itu akan langsung terpesona," kata Yosano membuat Ranpo seketika teringat misinya dan membuat dia gelisah, masalahnya adalah seorang Ranpo gelisah dikarenakan kamu akan di jadikan umpan.
Ranpo sebenarnya sangat gelisah tapi dia tidak mau mengakuinya dan Yosano sangat tau kegelisahan Ranpo.
"Tapi aku harap Ranpo-san, Dazai-san, dan Kunikida-san bisa menjaga [Yourname]-chan, karena aku mulai sedikit khawatir," ucapan Naomi membuatmu jadi ikutan khawatir tapi kamu berusaha tenang.
"Daijoubu... [Yourname]-chan pasti bisa," kata Atsushi memberi semangat dan kamu hanya mengangguk.
.
.
.
.
.
Kunikida memijit pelipisnya, untuk sekian kalinya dalam satu hari ini rasanya kepala Kunikida pusing dan stres. Saat ini dia sedang berada di dalam mobil agency.
Kunikida melirik arlojinya yang menunjukan pukul 2 siang lalu setelah itu kepalanya menoleh kebelakang mendapati ketiga partner yang membuat kepalanya pening ralat dua orang saja yang membuat pening, apalagi partnernya yang baka itu.
"Oi untuk apa kalian duduk di belakang semuanya?" Tanya Kunikida dengan sabar.
Kamu yang berada di belakang hanya meringis meminta maaf kepada Kunikida lewat sorotan mata.
Kamu tau Kunikida emosi masalahnya adalah mobil agency tidak besar dan hanya bisa diisi 4 orang dan lagi kamu yang duduk di belakang terhimpit oleh dua pemuda yang tiba-tiba duduk di belakang, salah satu dari mereka ternyata tidak ada yang duduk di depan, tepatnya di samping Kunikida dan membuat kursi belakang yang hanya kapasitasnya dua orang menjadi sangat sempit dan kamu merasa bahwa dunia itu begitu sempit, oke abaikan kalimat barusan.
"Dazai kau di depan," Kunikida bersuara dan Dazai hanya menatap Kunikida dengan senyum main-main.
"Kamu jangan bergantung sama aku terus," ucap Dazai manja dan membuat Kunikida nyaris mencekik Dazai lagi tapi di tahan olehmu.
"Biar aku saja di depan," katamu segera ingin bertukar posisi tapi di tahan oleh Dazai.
"Iie (tidak) [Yourname]-chan, Kunikida itu hanya kesepian, bagaimana jika Ranpo saja yang di depan, diakan suka tempat yang lega supaya bisa tidur," ucap Dazai sambil tersenyum.
Ranpo yang sedari tadi diam karena tempat yang sempit dan panas, melihat kearah Dazai dengan datar.
"Bukankah kau yang biasa di depan?"
"Aku sedang ingin di belakang"
"Tapi aku sudah terlebih dahulu disini"
"Kaukan yang tau tempat dimana biasanya si target itu berkumpul dengan dedukasimu itu"
"Aku bisa melakukannya di belakang"
"Tapi nanti kamu mual"
"Aku tidak mabuk kendaraan"
"Oh kalau begitu sekarang kau mabuk"
"Menyingkirlah Dazai"
"Tidak mau"
"Duduklah bersama partnermu itu"
"Tidak"
"Pergi"
"CUKUP," kamu menghentikan perdebatan yang tidak penting dari dua orang di sebelah kiri dan kananmu.
"Ini tidak akan pernah selesai dan aku ingin ini cepat selesai jadi kalian bisa melanjutkan perdebatan kalian setelah aku pindah ke samping Kunikida," Kamu bangkit dari tempat dudukmu dengan kasar dan sedikit membungkuk kamu melangkah kearah samping kanan tempat kursi penumpang dan kamu duduk disitu tanpa berkata-kata lagi membuat kedua laki-laki di belakang diam seribu bahasa dan Kunikida hanya tertawa dalam hati.
"Rasakan," batinnya tertawa puas.
.
.
.
"Jadi bagaimana Kunikida-san?" Kamu bertanya setelah perjalanan yang penuh keheningan itu, hari ini kalian melaksanakan misi menangkap buronan yang katanya sulit ditangkap oleh polisi.
"Aku juga tidak terlalu tau banyak, dia itu suka berpindah-pindah tempat," ucap Kunikida. Kamu hanya terdiam saja.
"Ranpo bisakah kau mencari tau dimana lokasi target kita?" Kunikida bertanya kepada Ranpo yang sedang makan cemilan. Ranpo tanpa berkata-kata mengeluarkan kacamatanya dan mulai mengeluarkan dedukasinya.
"Dia biasanya aktif di jam malam mungkin sekitar jam 7 malam, dan biasanya dia memakai sebuah restoran yang sudah di sabotase olehnya, biasanya restoran itu tidak jauh dari lingkungan sekolah," ucap Ranpo setelah melakukan dedukasinya, kamu tanpa sadar berdecak kagum melihat Ranpo walaupun dulu kamu pernah melihatnya juga.
Kamu jadi teringat dulu sewaktu kamu menemani Ranpo melakukan misi yang aneh.
Menjawab tentang cinta (cerita Love is?) Itulah awal kalian bisa bersama. Ah. Kamu jadi teringat kalimat Yosano ketika tadi kamu mencoba dress itu.
Flashback
.
.
.
"Jadi bagaimana kamu dengan Ranpo?"
Kamu menoleh kearah Yosano yang sedang melihatmu menarik-narik dress itu.
Kamu seketika tersenyum lemah.
"Entahlah sepertinya Ranpo sudah bosan denganku," ucap kamu terlihat putus asa di mata Yosano.
"Kau menyerah?" Yosano bertanya. Membuatmu terdiam.
"A-aaku tidak tau," jawab kamu bingung. Yosano hanya tersenyum.
"Dengar [Yourname] Ranpo tidak mungkin bosan padamu, kau tau terkadang kita sangat sulit menebak isi pikiran kekasih kita, dan kau tau sendirikan, pikiran Ranpo itu sangat rumit, bahkan aku saja sebagai partnernya tidak mengerti," ucap Yosano dan kamu hanya mengangguk.
"Dulu Ranpo mendapat pertanyaan tentang cinta dan dia cukup kesulitan, jadi mungkin dia memang tidak ahli dalam bidang perasaan," Yosano tertawa.
"Dan aku sekarang bertanya padamu apakah kamu bisa menjawabnya sekarang atau tidak.." Yosano menggantungkan kalimatnya membuat kamu menatapnya bingung.
"Kau menjadi kekasih Ranpo dan sebenarnya apa yang kamu suka dari dia?" Tanya Yosano dan seketika kamu berpikir.
"Apa ya?" Batin kamu. Dan Yosano hanya tersenyum.
"Jawabanmu itu adalah sesuatu yang bisa membuatmu mengerti tentang Ranpo," kata Yosano, kamu melihat Yosano dan seketika kamu mengangguk.
Flashback end
.
.
.
.
"[Yourname]?" Panggilan Kunikida menyadarkan lamunanmu.
"Y-ya?" Kamu bertanya, Kunikida menghela nafas.
"Kau pasti tidak mendengarkan, jadi nanti kita ke Yakiniku's Restaurant, disitulah target berada, kau siap?" Kunikida bertanya dan kamu mengangguk.
"Baiklah aku akan ulangi dengan singkat rencana kita, jadi..." kamu mendengarkan baik-baik ucapan Kunikida dan mencoba menghilangkan rasa gelisahmu.
Entah kenapa kamu gelisah dan takut lalu kamu berusaha menenangkan diri dan tanpa sengaja kamu melirik Ranpo yang ternyata sedari tadi melihatmu. Pandangan kalian bertemu beberapa saat lalu kamu terkejut ketika Ranpo tersenyum kearahmu walau sangat tipis tapi kamu masih bisa melihat dan mengucapkan sebuah kata.
"Tenanglah"
Ranpo benar-benar membuat jantungmu berdetak kencang karena tindakan tidak terduga dari Ranpo. Kamu mengutuk Ranpo dalam hati tapi kamu juga tersenyum dalam hati.
To be continued
Chapter ini lumayan panjang dan berharap isinya bagus :v
Berharap juga vote and commentnya
Sankyu ^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro