[6]
Busan, setahun kemudian.
Satu tahun sudah berlalu, Lee Chaeyeon masih di Busan. Hatinya sudah padam terlalu lama. Ia sudah menyakinkan diri bila ucapan Woojin terakhir kalinya adalah lelucon. Chaeyeon mengira Woojin akan menelponnya esok paginya. Ia menunggu dan menunggu sampai esok. Jam menjadi hari. Hari menjadi minggu. Minggu menjadi bulan. Bergulir genap jadi satu tahun.
Hatinya terasa kosong, apalagi Eunbi sudah tak pernah pulang ke Busan. Sibuk dengan setumpuk pekerjaan. Kata Yulhwa, tiga hari setelah diterima di agensi, Eunbi langsung membawa sebagian barang ke koper dan pergi ke Incheon. Ia akan mengikuti W1 sebagai stylish ke luar negeri selama paling tidak lima bulan.
"Ah membosankan," keluhnya dan membanting ponsel. Lagi-lagi terdengar desahan panjang dari hidung Chaeyeon. Chaeyeon mengetuk permukaan meja dengan buku-buku jarinya, menunggu Yulhwa membawa semangkuk sup rumput laut kesukaannya. Walau hari ini tak ada yang ulang tahun, Chaeyeon hanya ingin makan sup rumput laut.
"Aigo, apa yang salah dengan wajahmu, eoh? Kenapa pucat sekali Chaeyeon-ah? Apa kau sakit?" tanya Yulhwa langsung menempelkan punggung tangannya ke dahi Chaeyeon begitu selesai meletakkan makanan ke meja.
"Memangnya aku sakit apa Eomma?" Chaeyeon menjulurkan badannya ke belakang.
"Sakit apa? Kau demam. Apakah kita perlu ke rumah sakit?"
"Aku tak merasa sakit."
"Jinjjayo, kau tak apa-apa?"
Chaeyeon mengangguk sekali dengan mantap dan tersenyum lebar. "Oh iya, tadi Eunbi menelpon Eomma. Katanya dia ada acara di Busan. Kau tak ingin pergi menemuinya?"
Mata sayu milik Chaeyeon perlahan membelalak lebar. Ia mengerjapkan mata dan memandang ibu asuhnya dengan tatapan tajam. "Apa Eomma yakin?"
"Yakin, bahkan pagi-pagi sekali ia menelpon Eomma dan minta dikirimkan bunggeoppang buatan Eomma. Dan eomma juga mendengar suara berisik, sepertinya ia naik bus."
"Wah kapan dia datang?"
"Mungkin jam 12 siang, katanya ia bersama idolamu."
Chaeyeon mengangkat bahu. "Eomma sibuk sekali hari ini. Bisakah kau mengantarkan bunggeoppang pada kakakmu?"
"Baiklah Eomma. Aku akan ke sana." Chaeyeon mengiyakan tanpa ada gairah sama sekali. Senyumannya terlihat dipaksakan. Seharusnya ia senang bertemu dengan kakak sepupunya itu. Namun ketidakhadirannya selama berbulan-bulan membuat Chaeyeon merasa asing pada Eunbi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro