Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[3]

"Ya Lee Chaeyeon! Aku sudah bilang jangan telepon aku. Aku telepon balik nanti. Keuno!"

Suara bentakan itu begitu keras di telinga Chaeyeon. Bibir Chaeyeon mengerucut. Hatinya seperti dihantam batu bata sampai remuk berkeping-keping. Walaupun Eunbi selalu memarahinya, belum pernah Chaeyeon menerima bentakan itu.

"Eottokhae? Apakah Eunbi malam ini pulang?" tanya Yulhwa menepuk pundak Chaeyeon.

"Sepertinya dia sangat sibuk Eomma. Buktinya ia memarahiku." Chaeyeon menundukkan kepalanya sedih. Berharap tepat jam tujuh malam, Eunbi selalu ada untuknya seperti malam-malam sebelumnya. Sayangnya Eunbi tak sempat memberi waktu karena kesibukan barunya di Seoul.

"Gwenchana, kirimkan saja pesan kalau dia harus makan malam. Jangan sampai lambungnya kambuh lagi."

"Oke," sahut Chaeyeon lesu. Tangan mungilnya mengetik beberapa kalimat di smartphone-nya tak bersemangat.

"Eonni, kau masih bekerja? Jangan lupa makan malam. Kalau kau sudah selesai, hubungi aku lagi, malam ini aku akan menunggu panggilanmu. Aku ingin bercerita padamu."

"Ayo kita makan berdua. Sepertinya ayahmu masih lembur," ajak Yulhwa merujuk pada suaminya sendiri. Seperti Yulhwa, Chaeyeon terbiasa memanggil suaminya 'Appa'. Kadang agak membingungkan bagi orang tua kandung Chaeyeon dan pasangan suami istri Kwon itu kalau menanggapi panggilan Chaeyeon jika mereka ada di ruangan yang sama.

"Aigoo. Kalau kau kuliah tahun depan, pasti Eomma makan malam sendirian Chaeyeon-ah," gumam Yulhwa lesu.

"Ggokjongma Eomma. Aku akan selalu pulang untuk makan malam bersamamu." Chaeyeon tersenyum. Kemudian ia memisahkan kacang merah ke piring lain tanpa berminat makan apapun.

Kedua perempuan itu makan malam tanpa menikmati rasa dari masakan Yulhwa. Tanpa ada Eunbi maupun Sangwoo di meja makan, bagi Chaeyeon itu sangat sepi. Malam yang hening membuat hati Chaeyeon hampa.

"Eomma, aku akan belajar di kamar," ucap Chaeyeon dan mengelap tangannya yang basah usai mencuci piring.

"Haruskah eomma mengirimkan apel untukmu?"

Chaeyeon menggeleng. "Aniya Eomma. Aku sudah kenyang."

Chaeyeon melangkah ke kamarnya, sekali tak menyentuh buku-buku pelajarannya. Pikirannya melayang ke pagi di mana Woojin menyapanya. Gadis itu tak bisa tidur jika belum bisa membagi ceritanya pada Eunbi.

"Eonni, palli dorawasseo,"rengek Chaeyeon sembari memutar ponselnya di permukaan meja. Malam bergeraksangat lamban jika seseorang menunggu.    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro