Part 41
Boboiboy ketos
X
Reader
///
Genre
///
•Fantasi/drama/romantis/komedi•
///
Boboiboy ©® Monsta
///
Fanfic ©® flower_azzahra
///
PERINGATAN
///
Jangan mau jadi silent reader! Untungnya buat kamu apa? Hargailah karya Author dengan memberikan voment. Lagian kan voment gratis gak mesti bayar. Sebuah voment itu memilik arti tersendiri bagi seorang penulis.
///
♥Happy Reading ♥
"Mmhh! Taufan, hentikan! Pipi ku sakit!"Sudah berkali-kali [Nama] mengatakan itu, tapi Taufan sama sekali tidak menanggapi. Malahan, ketika melihat wajah [Nama] yg marah, cowok itu semakin gemas dan terus mencubit pipi [Nama]. "Gemezz! Kenapa pipi mu sangat tembem? Rasanya ingin ku makan."
Mata [Nama] melotot mendengar hal itu. "Sekali lagi kau ngomong gitu, akan ku pastikan pulang nanti kau sudah tidak bernyawa."
"Anjaay."
"Taufan!!"
"[Nama], jangan berisik."ucap Pak Kepsek yg duduk di depan, karena mereka masih dalam perjalanan menuju Museum. [Nama] dan Boboiboy duduk di kursi tengah bagian kanan, di depan mereka ada Yaya dan Ying, sedangkan di belakang ada Fang dan Gopal, di bagian kiri, tepatnya di samping Boboiboy, ada Putra dan Iva yg duduk disana. Putra sedari tadi terus menatap Boboiboy dengan tajam, tapi Boboiboy sama sekali tidak peduli, bahkan sesekali para elemental Boboiboy itu meledek Putra dengan menunjukkan kemesraan nya pada [Nama], padahal mereka tidak punya hubungan apa-apa. Hari ini juga, Boboiboy sangat sering berubah menjadi para elemental nya, bahkan dari kemaren, Boboiboy terus berubah-ubah. Kadang menjadi Ice, kadang Taufan, Thorn, Hali dll. Ia sangat jarang dalam wujud biasa, dan itu benar-benar menganggu [Nama].
"Lihat, aku jadi di marahi pak Kepsek!"
"Pak Kepsek nggak marahin kamu, cuma di nasehatin doang."
"Menurut ku sama saja. Kenapa kau tidak berubah menjadi Boboiboy biasa aja, huh? Capek aku, tuh."Taufan melepaskan tangannya dari pipi [Nama] dan beralih memijat kedua pundak gadis itu. [Nama] mengernyitkan dahinya. "Apa yg kau lakukan?"
"Katanya capek, ya udah, aku pijitin."[Nama] menghela nafas. Ia mengambil tali headset nya dan mengikat kedua tangan Taufan. "Yg capek itu batinku, bukan badanku.""
"Kenapa di ikat tanganku? Lepasin."
"Ogah. Malahan kalo ada borgol, mau ku borgol aja tanganmu itu."
"Tega."[Nama] menjulurkan lidahnya. Taufan menghela nafas, detik berikutnya ia berubah menjadi Blaze membuat ikatan tali headset [Nama] terlepas. [Nama] berdecak, cowok ini lebih berisik daripada Taufan. "[Nama], ayo kita main game! Atau makan ayam goreng, kau bawa bekal ayam, 'kan? Tidak, ya? Kalo gitu kita main game saja, kita main game action. Ah, tapi kau cewek, tidak mungkin kau bisa main game itu, kau bisa main game itu, tidak?"
[Nama] menjedot kan kepalanya ke kaca bus. Benar 'kan, cowok itu lebih berisik daripada Taufan. "Pak, Kepsek. Masih lama, kah? Kita sampai ke museum nya?"
"Kita 'kan baru berangkat, [Nama]."
Boboiboy Blaze terus mengoceh dengan penuh semangat sesekali menoel-noel pipi [Nama] untuk mengajak gadis itu bermain. "Huhu, seseorang. Ada kah yg mau bertukar tempat duduk denganku?"ucap [Nama], seketika para murid-murid perempuan langsung mengangkat tangannya ke atas, bahkan sampai ada yg mendorong cowoknya menjauh dari kursi agar Boboiboy duduk dengan mereka.
"Boboiboy, kau bisa duduk denganku!"
"Tidak Boboiboy, denganku saja!"
"[Nama], dengan senang hati aku bertukar tempat duduk denganmu!"
[Nama] tersenyum. Ia menyuruh Blaze untuk minggir agar bisa duduk di kursi lain. Tapi rupanya, Boboiboy tidak mau, cowok itu kembali berubah menjadi Thorn dan memeluk [Nama] dengan erat. "Tidak. Thorn cuma mau duduk dengan [Nama]! Tidak mau yg lain."
(=`ェ´=)
(•‿•)
[Nama] tersenyum pasrah. Membiarkan dirinya terus di peluk oleh Thorn. Ayolah, gadis itu sudah lelah, mati-matian ia menahan rona merah di pipinya. Sedari tadi juga, jantung gadis itu berdetak dengan tidak wajar akibat ulah para elemental yg terus bersikap manja padanya. Apa yg terjadi pada Boboiboy?
"Aku ingin pingsan, aku kekurangan oksigen. Bagaimana cara bernafas?"
Thorn terus memeluk [Nama] dengan erat, sesekali ia menggosok-gosokan wajahnya pada lengan gadis itu. [Nama] benar-benar tidak tau harus berbuat apa, ia sudah memarahi para elemental itu sedari tadi, tapi tetap saja mereka tidak menanggapi. [Nama] hanya bisa memasang wajah pasrah dengan terus menghela nafas lelah. Yaya yg duduk di depannya melihat ke belakang. "Boboiboy, tolong jaga sikapmu. Kasihan [Nama]."
"Kenapa? Thorn tidak menyakiti nya, kok." •-•
Yaya menghela nafas, ia menatap [Nama] yg tengah menatapnya dengan wajah yg seakan berkata 'tolong aku, aku capek.' Yaya yg paham dengan wajah itu hanya mengangguk lalu kembali menatap sahabatnya. "Thorn, kau memang tidak menyakitinya. Tapi kau harus tau, tidak baik terus memeluk orang, orang akan risih jika kita terus memeluk mereka."
"Risih itu apa?" •-•
"Untung imut, kalo nggak, udah ku tendang sampe ke Pluto."-[Nama].
Yaya terkekeh canggung. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi cowok polos yg satu ini. "Risih itu artinya tidak nyaman. Apalagi kalo cowok meluk cewek, padahal mereka tidak punya hubungan apa-apa, orang yg melihatnya bisa salah paham, nanti."
"Thorn tidak punya hubungan apa-apa ya, sama kak [Nama]?"
"Iya.. wahai Thorn yg imut dan gemesin bin ngeselin. Kau tidak punya hubungan apa-apa denganku, jadi berhenti memelukku."ucap [Nama] sambil tersenyum paksa. Dia benar-benar sudah capek menghadapi para elemental yg terus bersikap manja padanya. Bagaimanapun juga, Boboiboy dulu adalah mantan husbu [Nama], meskipun setelah masuk ke SMA Pulau Rintis, gadis itu sudah mencoret nama cowok itu dari daftar husbu-husbunya karena sangat kesal. Tapi kalo para elemental ini terus bersikap manja pada [Nama], bisa-bisa gadis itu kembali menulis nama Boboiboy dalam daftar husbunya.
[Nama] pov
"Begitu, ya."ucap Thorn. Ku lihat juga, wajahnya berubah menjadi sedikit muram. Aku rasa dia sudah mengerti, syukurlah. Aku menghela nafas karena Thorn melepaskan pelukannya. Yaya juga tersenyum. Tapi detik berikutnya, wajah Thorn kembali ceria dan mengangkat kedua tangannya ke atas sambil menatapku. "Kalo begitu, kak [Nama]! Ayo kita pacaran!"
"Hah?!"aku kaget mendengar ucapan Thorn itu dengan wajah yg memerah. Bahkan Gopal yg duduk di belakang sedang minum juga sampai tersedak mendengarnya. Yaya juga menatap dengan tatapan kaget, sementara Thorn masih saja wajahnya terus berbinar.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, setelah itu aku menggeleng dengan cepat. Memangnya dia tau, apa itu pacaran? "Thorn, memangnya kau tau, apa itu pacaran?"
Thorn menggeleng dengan wajah polos. "Nggak." :D
"Lalu kenapa kau mengajakku pacaran!?"argh! Aku sudah sangat kesal. Sementara Thorn memasang wajah berpikir dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir. "Thorn emang gak tau, pacaran itu apa. Tapi Thorn pernah lihat di tv, ada cowok bilang, katanya.."
"Salsa! Aku menyukaimu! Jadilah pacarku!"
"Huwa.. Aseep. Aku juga menyukai mu."
Author : Dahlah, Zahra males cari nama. Jadi pake nama asal-asalan aja ☕🗿
"Terus mereka pelukan. Jadi Thorn pikir, kalo pacaran bisa pelukan terus, iya 'kan?" (ㆁωㆁ)
"Inilah bahayanya membiarkan bocah dibawah umur menonton sinetron." -_-
"Tapi Boboiboy 'kan sudah 16 tahun."ucap Yaya. O'iya, aku baru sadar, aku pikir dia cuma bocah 6 tahun.
[Nama] pov end
"Makanya, Thorn. Mending nonton kartun, daripada sinetron."ucap Gopal yg ada di belakang. "Mending anime."jawab Fang.
"Anj1r, Wibu. Yamateh kudanil."
"Ku cekek lehermu, Gopal!"
Yaya dan Ying menatap mereka dengan datar. [Nama] menghela nafas. Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yg panjang.
-
Seorang Alien tengah duduk di sebuah kursi sambil menatap layar monitor. Alien itu berwarna biru dengan manik Aqua dan berambut hitam. Menyadari kalo ada 2 orang yg tengah berdiri di belakangnya, Alien itu memutar kursinya menumpu wajahnya dengan kepalan tangan. "Aku harap kau bisa menjalankan tugasmu dengan benar kali ini. Kau tau, 'kan? Kalo kau gagal, aku akan mengambil Power Sphera itu kembali."
"Baik Tuan."
"Dan satu lagi, buat dia mengeluarkan semua kekuatan nya, dan jangan sampai kau membuat dia kehilangan nyawa."
"Baik."dua orang itu memundurkan diri. Alien tadi kembali memutar kursinya menatap layar monitor sambil menyeringai tipis.
---
Setelah berkunjung ke Museum, kini mereka melanjutkan perjalanan kembali untuk pergi ke taman hiburan. Karena perjalanan nya yg masih lama, di tambah dengan macet, banyak murid-murid yg ketiduran, salah satunya adalah [Nama]. Gadis itu tertidur dengan kepala yg bersandar di pundak Boboiboy, lebih tepatnya Boboiboy Ice. Dan seperti biasa, cowok itu juga tidur. Awalnya Ice tidak bersandar di pundak [Nama], tapi setelah beberapa menit kemudian...
Ya, posisinya malah jadi seperti itu. [Nama] mengerjapkan matanya berkali-kali lalu melirik Ice yg ada di sampingnya. Wajah [Nama] kembali memanas, rasanya tubuh gadis itu sulit untuk di gerakkan. [Nama] juga bisa merasakan nafas hangat dari cowok itu. Di tambah lagi, dahinya dan dahi Boboiboy saling bersentuhan, membuat jantung [Nama] berpacu lebih cepat.
Gadis itu mendorong kepala Boboiboy untuk menjauh darinya dengan semburat rona merah di pipi gadis itu. [Nama] mengatur nafasnya, menatap jalanan dari balik kaca bus. "Boboiboy hari ini sangat aneh."
"[Nama]."panggil Wingsbot dengan suara pelan, agar tidak terdengar oleh murid lain.
"Hm? Ada apa?"
"Apa kau tidak sadar?"
"Apanya?"
"Boboiboy itu menyukaimu."
"Hah?"[Nama] mengernyitkan dahinya sambil sedikit mendongak. "Kau bilang apa tadi, Wingsbot?"
"Haish, ku bilang.. Boboiboy itu menyukai mu."
Wajah [Nama] sedikit merona. Ia kembali menatap jalanan. "Itu tidak mungkin. Ada-ada saja."
"Kau tidak percaya?"
"Aku lebih percaya Ultraman kerja jadi tukang bangunan."
"-_- Terserah kau saja. Tapi aku tau, kau juga menyukainya 'kan?"[Nama] tersentak. "T-Tidak! Aku tidak menyukainya!"
"Kau ngomong sama siapa?"tanya Ice yg sudah bangun menatap [Nama] dengan wajah ngantuk. Gadis itu menoleh pada Ice dengan semburat rona merah di pipinya. Apa Boboiboy mendengar pembicaraan nya tadi, ya?
"Ah, apa kau terbangun gara-gara suaraku? Maaf, seharusnya aku bisa bicara lebih pelan."
"Tidak papa. Aku terbangun karena mimpi buruk."
"Mimpi apa?"
"Mimpi Blaze membakar Boneka Paus ku. Omong-omong, apa kau melihat Boneka ku?"
"Kau punya Boneka?" (•‿•)
"Iya. Kenapa?"
"Ti-Tidak, Tidak papa."
"Kau melihat Boneka ku, tidak?"
"Kita kan sedang ada di dalam bus, kau pasti meninggalkan nya di rumah."
"Benar juga."Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di taman hiburan. Tak jauh dari tempat itu, ada sebuah Mall besar dengan banyaknya diskon yg menempel di kaca. pak Kepsek menepuk kedua tangannya dengan keras untuk membangunkan para murid-murid yg ketiduran. "Ayo anak-anak, bangun! Kita sudah sampai! Kalian bisa bersenang-senang disini. Tapi jangan jauh-jauh dari para guru."semua murid-murid langsung bangun dan bersorak gembira bergegas keluar dari bus. [Nama] ingin keluar juga, tapi ia tidak bisa lewat karena Ice lagi-lagi ketiduran. "Ice, kita sudah sampai. Kau tidak mau turun?"
"Tidak. Mending turu."jawabnya dengan mata yg masih menutup. [Nama] menghela nafas. "Kalo kau tidak mau turun, tolong minggir, aku mau lewat."
"Kau mau pergi?"
"Iyalah. Bosan, tau! Di bus mulu."Ice tiba-tiba menggenggam tangan [Nama] dengan erat sambil menatapnya. "Jangan tinggalkan aku."[Nama] kembali merona melihat tatapan Ice yg seperti itu. "Ka-Kalo begitu ayo kita turun. Yaya dan yg lainnya pasti sudah menunggu di luar."
"Aku tidak mau. Aku mau disini saja. Denganmu."
"Dengar, Ice. Aku tidak mau terus berada di dalam bus, aku ingin bermain juga. Kalo kau terus mau disini, ya sudah."[Nama] bersusah payah untuk lewat dari Ice. Sementara cowok itu hanya menatapnya dengan wajah mengantuk. "Ice, minggir dong.. aku mau lewat."
Cowok itu menghela nafas, ia menyingkirkan kakinya agar [Nama] bisa lewat. Setelah gadis itu berhasil lewat, Ice kembali menggenggam tangan [Nama] membuat gadis itu menoleh. "Apa lagi? Kau mau turun atau tidak, sih?"
"Iya, oke. Aku turun."
"Ya udah, ayo."
"Tapi gendong."ucap Ice. [Nama] tersentak. "Apa kau bilang? Kau kerasukan Thorn, huh?"
"Tidak. Aku serius."
"Aku mana kuat menggendong mu, Ice. Argh! Sebenarnya hari ini kau kenapa sih, Boboiboy?"Ice hanya menjawab dengan gidikan bahu. [Nama] berdecak, ia tidak peduli lagi, gadis itu melangkahkan kakinya untuk turun dari bus dengan susah payah karena Ice memeluk kakinya mengikuti [Nama]. Setelah sampai di pintu bus, Yaya, Ying, Fang dan Gopal menatap [Nama] dengan wajah kaget. Kaget karena Ice masih saja memeluk kaki [Nama] tidak peduli kalo dia terseret.
"Teman-teman.. tolong aku." ಥ╭╮ಥ
Yaya dan Fang bergegas menghampiri [Nama] untuk menolong. Sementara Gopal tertawa terbahak-bahak melihat hal itu. Ying menatap cowok yg ada di sampingnya itu dengan wajah datar. "Apanya yg lucu?" -_-
---
"Pasang dengan benar chip itu, Probe. Ada banyak benda lagi, yg harus kita pasangkan."
"Baik, Incik Bos!"jawab Probe melakukan gaya hormat. Suara dering telepon membuyarkan lamunan Adu Du. Ia merogoh saku celananya dan mengangkat telepon tersebut. Seketika sebuah hologram muncul menatap Adu Du. "Bagaimana? Apa semuanya sudah selesai?"
"Sebentar lagi akan selesai, Tuan."
"Bagus. Ingat perkataan ku tadi, jika kau gagal, aku akan mengambil kembali Power Sphera itu."telpon di matikan. Adu Du memasukkan kembali handphone nya ke saku celana. "Tch! Rasanya aku menyesal, karena mau bekerjasama denganmu."
[Bersambung]
Random bet episode kali ini, XD
Maaf ya, kalo gaje.
[Nama] : Itu siapa yg ngajarin Taufan dan Gopal ngomong anjay sama anj1r?
Taufan : Siapa lagi kalo bukan si Author Zahra. (☞^o^) ☞
Gopal : Betul.
Author : *menghilang*
Btw, ni WP eror ya? Video yt ku kok gak bisa di putar?
Jangan lupa mampir ke channel YouTube Zahra ya (・∀・)
Zahra bakalan usahain biar bisa cepet update, tapi masalah nya sekarang, Zahra lagi sibuk banget, soalnya bentar lagi rumah Zahra ada acara besar, dan banyak anggota keluarga Zahra yg datang, dan itu buat Zahra susah mikir karena rumah jadi berisik 🗿
#zahrasukaketenangan
#apaadatempatdamai?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro