Part 28
Boboiboy ketos
X
Reader
///
Genre
///
•Fantasi/drama/romantis/komedi•
///
Boboiboy ©® Monsta
///
Fanfic ©® flower_azzahra
///
PERINGATAN
///
Jangan mau jadi silent reader!! Untungnya buat kamu apa? Hargailah karya Author dengan memberikan voment. Lagian kan voment gratis gak mesti bayar. Sebuah voment itu memilik arti tersendiri bagi seorang penulis.
///
Zahra ngebut ngetik ni cerita. *Ngeuueenngggg*
[Flashback]
"Aku tidak bisa mengingat nya. Yg aku ingat aku dan Boboiboy kesetrum. Dah, itu aja yg ku ingat."jelas Ochobot.
"Cobalah ingat-ingat lagi! Ini gimana Boboiboy!? Aku kangen tau, ama sifat dia yg ramah, baik, ceria, pelupa."
"Ngapain kau kangen ama sifat Boboiboy yg pelupa Gopal? Orang dia sampe sekarang juga tetep pelupa."jawab Fang. Mulut Gopal membentuk huruf O sedangkan Boboiboy menyimak dengan wajah malas. "Iya juga ya. Meskipun sifat Boboiboy sekarang dingin, tetep aja dia pelupa."
"Berisik!"-Boboiboy.
"Memangnya sifat Boboiboy sangat berubah?"
"Ya iyalah Ochobot! Boboiboy sangat dingin kayak freezer, terus dia juga agak kasar sama cewek. Dan yg paling menyebalkan, aku gak bisa lagi minta duit pembayaran tanda tangan Boboiboy buat para fansnya. Karena setiap ada yg meminta foto atau ttd sama Boboiboy, nih bocah selalu pergi dan cuek aja sama penggemar nya."ucap Gopal. Yaya dan Ying membelalakkan mata mereka, Fang terlihat tidak peduli sedangkan Boboiboy memutar bola matanya."Hee?! Jadi setiap kali ada yg meminta foto atau ttd pada Boboiboy, kau menyuruh mereka untuk bayar gitu?"tanya Yaya dengan tatapan tajam pada Gopal. Gopal terkekeh dengan canggung.
"Apalah kau ni Gopal! Awas aja kalo kau melakukan hal itu lagi!!"Ying ikut bersuara. Gopal mengangguk dengan gugup.
"Jadi Boboiboy kasar sama cewek? Dia kasar sama kalian?"
"Kalo sama aku dan Ying sih nggak. Tapi kalo sama [Nama] iya. Sedikit sih."
"Parah kau Boboiboy! Tega banget!"ucap Ochobot. Boboiboy sama sekali tidak peduli. "Karena aku tidak bisa mengingat nya kejadian waktu itu, akan ku putar memori ku, siapa tau ada petunjuk."Ochobot mengeluarkan cahaya biru dari kedua matanya dan mulai menjelajahi memori nya. Terkadang Ochobot bergetar seperti tersengat listrik statis. 5 menit sudah berlalu, tapi masih belum selesai juga pencarian Ochobot. Gopal mulai gabut sampai rebahan di sofa dengan kepala di lantai dan kakinya yg di taruh di senderan sofa. "Dey Ochobot! Lama banget sih! Dah kayak Databot aja kau!"
"Ish! Sabarlah! Bagaimana aku mau cepet kalo setiap kali aku mencari ada aliran listrik yg menyengat ku. Kalo begini, aku akan memeriksa jam Boboiboy saja dulu."Ochobot menghilangkan cahaya biru yg tadi keluar dari mata nya. Ia menarik tangan Boboiboy yg terpasang jam kuasa dan mulai mengotak-atik. Para sahabat Boboiboy mengamati dengan serius kecuali Gopal yg malah sibuk memakan camilan.
"A-Apa ini?"tanya Ochobot yg menemukan sebuah chip berukuran kecil terpasang di jam kuasa Boboiboy. Para sahabat Boboiboy mendekat untuk melihatnya, Ochobot ingin mengambil chip tersebut tapi saat tangan nya menyentuh nya, aliran listrik yg lebih kuat keluar dari jam kuasa tersebut di sertai dengan suara ledakan yg membuat Boboiboy serta Ochobot kembali tersetrum sambil menjerit. Ochobot terpental sampai menabrak dinding dengan keras, para sahabat Boboiboy juga ikut terpental sedikit dan meringis kesakitan, sedangkan Boboiboy di selimuti dengan cahaya biru dan setelah cahaya itu pudar, Boboiboy sudah berpecah menjadi tujuh.
"Aakkh!"Yaya, Ying, Gopal dan Fang meringis dan perlahan membuka mata mereka. Sedangkan Ochobot seperti eror dengan matanya yg kadang terbuka dan kadang tertutup. Gopal bangkit dan langsung menghampiri Ochobot, ia ingin mengangkat Ochobot tapi saat menyentuh nya, tangan Gopal terkena listrik statis dan membuatnya meringis sedikit. "Akkh! Ochobot bangun! Jangan pingsan! Kalo kau pingsan lagi ku lempar kau ke sungai Kalimantan!! Bangun Ochobot!!"teriak Gopal di samping Ochobot. Sedangkan Yaya, Ying dan Fang berusaha bangkit dan menatap 7 elemental yg sedari tadi diam. Kemudian, mereka berubah menjadi cahaya yg sangat cepat dan berlarian kesana kemari. Entah apa yg terjadi pada Boboiboy, Gopal yg sudah sangat kesal menembaki sahabat nya itu dengan kuasanya, bukannya kena 7 elemental, tapi malah terkena rumah Tok Aba dan membuat nya sedikit berubah menjadi makanan. "Berhenti Boboiboy!!" Para elemental tidak menggubris ucapan teman-temannya dan langsung pergi keluar dari rumah Tok Aba.
[Flashback off]
Sekarang [Nama] sedang dalam perasaan yg campur aduk. Marah, sedih, kesal, bingung karena sedari tadi Thorn terus memanggil nya dengan sebutan Mama. "Aku bukan Mama mu!! Kau bahkan lebih tua dari ku!! Kau ini kenapa sih Boboiboy?!"tanya [Nama] degan emosi. Tapi Thorn yg polos malah ingin menangis mendengar kata-kata yg keluar dari mulut [Nama]. Taufan yg tadi berputar-putar kagak jelas di udara turun menghampiri Thorn dan mengusap-usap punggung nya. Tapi Thorn malah menangis semakin kencang. "Cup cup. Kok makin ketawa sih?"tanya Taufan dengan senyuman Jahil nya. [Nama] menepuk jidatnya karena melihat Taufan yg menginjak kaki Thorn. Jelas saja Thorn semakin menangis. "Dia nangis! Bukan ketawa! Kau udah nginjek kaki dia Taufan!"ucap [Nama]. Taufan melihat ke arah bawah dan ia lalu terbang sedikit ke atas sambil terkekeh. "Hehe, maaf, sengaja. Kabuur!!"ucapnya yg langsung terbang menjauh. "Taufan!! Berhenti!! Kembali!!"
---
Sementara itu, Gopal berusaha mencari Halilintar. Tau sendiri kalo Hali itu larinya cepat, mana mungkin Gopal bisa mengejarnya. Ia sudah bertanya pada orang-orang apa mereka melihat Halilintar, tapi mereka hanya geleng-geleng kepala. Gopal sudah kelelahan dan duduk sebentar sambil bersender di dinding rumah orang. Seorang laki-laki paruh baya yg seperti nya baru keluar belanja karena ia memegang kantong kresek yg entah apa isinya menatap Gopal dengan bingung. "Siapa kamu? Maling ya? Hayo ngaku!"
"Bukan, bukan Pak! Saya bukan maling. Memangnya muka saya kayak maling apa."
"Iya."
Gopal tersentak. "Tega banget sih."
"Jadi, kamu ngapain huh?"
"Saya mau tanya Pak, ada liat cowok yg di selimuti cahaya merah nggak? Lewat di sekitar sini gitu?"
"Hmm.. nggak ada. Tapi kalo kilatan merah sih, tadi saya liat."
"-_- ya sama aja itu Pak. Bapak ngeliat nya dimana?"
"Deket tiang listrik."
"Tiang listrik yg mana? Tiang listrik kan banyak."
"Tiang listrik yg Deket kampung sebelah, yg ada layangan kesangkut di atasnya."
"Jauh banget astaga! Ya udah deh. Makasih infonya Pak."
---
Kita ke Fang. Fang sekarang sedang berusaha menerobos lautan cewek yg berkerumun ingin meminta foto dan tanda tangan Solar. Benar benar melelahkan sampai Fang berkeringat untuk menghampiri Solar. "Minggir kalian!!! Minggir minggir!!!"teriak Fang, meskipun ia sudah berteriak, tapi tetap saja suaranya tidak terdengar oleh Solar karena teredam oleh teriakan para gadis.
"Akkhh!! Menyebalkan!! Tangan.. bayang!!"Fang mengeluarkan tangan bayangnya dan langsung menangkap Solar seperti mesin capit boneka. Solar yg kaget memberontak dan para fans Solar juga tak terima Fang membawa Solar pergi. Para gadis itu menatap Fang dengan tajam sampai yg di tatap bergidik ngeri dan langsung kabur sambil membawa Solar. "BERHENTI!! KEMBALIKAN SOLAR!! AKU BELUM MENDAPATKAN TANDA TANGAN NYA!!"
"AKU BELUM FOTO SAMA SOLAR!! FANG!!"teriakan para gadis berdengung di telinga Fang. Dan para fans Solar terus mengejarnya.
---
Sementara itu, Ying yg harus mencari Blaze dan ice berlari kesana kemari dengan cepat. Mencari keberadaan mereka berdua dari atas pohon, di atap tetangga sampai ke lubang semut.g
Gadis itu kelelahan, nafasnya terengah-engah. Berlari dengan sangat cepat benar-benar membuat energi nya terkuras hebat. "Hayo yo! Capeknya aku."
"Lawan! Lawan! Hajar dia! Ayo Jeki! Kamu pasti bisa! Habisi dia!!"Ying yg mendengar suara itu merasa tak asing. Tak salah lagi, itu suara Boboiboy. Ia langsung bergegas menghampiri asal suara dan menemukan Blaze yg sedang mengadu ayam jago dengan seekor kucing berukuran dewasa. Dan di sampingnya juga ada banyak anak ayam yg berkeliaran. Ying bergegas menghampiri Blaze dengan tatapan tajam tapi cowok tersebut sibuk sendiri dengan ayamnya. "Blaze! Apa yg kau lakukan?! Ayo cepat kita pulang!!"
"Dih! Kau siapa nyuruh-nyuruh?! Mak ku aja bukan!"
"Blaze! Aku ini sahabat mu! Kau ngapain ngadu ayam orang huh?! Kasian kucing nya!"
"Seharusnya kau kasian ama ayamnya. Ni kucing udah makan 2 anak ayam!"
---
Yaya terbang di udara mengamati jalanan dengan seksama siapa tau ia menemukan Gempa. "Dimana sih, Gempa?"
"Berapa kali Ibu bilang! Jangan minum es dulu! Kamu lagi batuk Nina!"ucap seorang wanita paruh baya yg tengah menasehati anaknya. Tapi Anak kecil itu terus menangis. Gempa yg datang entah darimana berusaha menenangkan anak kecil itu. "Duh dek, jangan nangis. Apa yg di katakan Ibumu itu benar. Kamu gak boleh minum es dulu."
"Nggak mau! Aku mau minum es!! Huwaa!!"
"DI BILANGIN NGEYEL!! INI BUAT KEBAIKAN KAMU! KAMU GAK BOLEH MINUM ES DULU!"teriak Gempa yg sifat ke Emak-Emak kannya itu semakin tinggi. Anak kecil itu ketakutan dan bersembunyi di balik punggung Ibunya. Sedangkan Yaya yg melihat dari atas geleng-geleng kepala dan sedikit malu.
"Kok malah kamu sih yg ngegas?"tanya Ibunya gadis itu. Yaya bergegas menghampiri Gempa dengan senyuman canggung. "Hehe, maaf Bu. Temen saya lagi banyak pikiran. Hehe, maaf sekali lagi ya."
---
Kembali lagi dengan [Nama]. Gadis itu pikir kalo Taufan akan kabur, tapi ternyata tidak karena lagi-lagi Taufan hanya berputar-putar kagak jelas di udara. Bahkan sekarang, ia mengajak seekor burung elang yg tadi ia tangkap. Taufan memegangi kaki burung elang tersebut dan mengajaknya berputar membuat tu burung mabuk, karena putarannya sangat kencang bak angin topan.
Sedangkan Thorn masih saja menangis dan [Nama] berusaha menenangkan nya."Thorn, berhenti nangis dong. Kamu ini kenapa sih?"
"Mama kenapa nginjek rumput? Kasian rumput nya.. hiks.."
"-_- kau juga nginjek rumput Thorn! Aargghh!"kau menggeram sambil mengepalkan kedua tanganmu ke udara. Sedangkan Thorn menatap kakinya yg sedang menginjak rumput dan kembali menangis. "Huwa.. maafkan aku rumput! Aku gak sengaja. Aku gak sengaja nginjek kamu."
"Boboiboy seperti nya sudah gila -_-"gumam Wingsbot dalam hatinya.
"Kenapa sifat Thorn semakin kekanak-kanakan? Perasaan waktu itu aku liat di tv sifatnya gak se polos ini."
"Sudahlah Thorn. Orang rumput juga gak punya nyawa. Wiii~"ucap Taufan yg malah berputar semakin kencang dan burung elang tadi terlepas dari tangannya dan malah menghantam kepala [Nama]. [Nama] terjatuh sampai punggung nya harus menghantam tanah dengan keras. "Aakkhh! TAUFAN!!"
"Apa sayang?"
"Njyahaha.. sayang."mungkin kalo tidak ada Thorn di dekat [Nama], tawa Wingsbot pasti sudah pecah. Untungnya ia sedikit pintar dan memilih tertawa dalam hati robotnya. Wajah [Nama] benar-benar memerah. Perasaan nya benar-benar campur aduk. Thorn yg sudah berhenti menangis menghampirinya dengan wajah khawatir. "Mama.. Mama gak papa?"
"Bunuh saja aku."
---
Gopal benar-benar kelelahan, untungnya ia sudah sampai di dekat tiang listrik yg di beritahu kan bapak-bapak itu. Gopal langsung tepar dengan rebahan di jalan sambil menatap ke atas tiang listrik. Disana, Halilintar sedang duduk dengan tatapan dinginnya yg khas. Ia tidak menatap Gopal, tapi menatap ke depan, entah apa yg sedang ia lihat. Gopal benar-benar bingung dengan sifat sahabat nya yg satu ini. "Dey Hali! Turun! Aku capek tau! Bisa-bisa aku jadi kurus."Hali menatap Gopal sebentar lalu ia kembali menatap ke depan. "Hali turun!! Kalo nggak ku ubah ni tiang listrik jadi permen karet!!"
"HALI!!"teriak Gopal. Halilintar kembali menatap dengan tajam. "Berisik!"ucapnya. Membuat Gopal rasanya takut untuk membuka mulut lagi.
---
Sementara itu, Ying sudah berhasil membujuk Blaze karena pemilik Ayam itu datang dan mengusir mereka berdua. Sekarang Ying harus mencari Ice dengan Blaze yg mengikuti nya dari belakang. Tentu saja tidak semudah itu, karena setiap kali Blaze melihat ayam di jalan, ia selalu menghampirinya dan membuat Ying menjadi kesal. Akhirnya gadis berkacamata itu mempunyai ide agar Blaze mau menurut padanya. Yaitu, Ying membelikan Blaze 3 ekor ayam goreng dan akhirnya Blaze mau menuruti Ying. Meskipun uang gadis itu harus di korbankan.
Jejak es yg baru meleleh nampak di tanah, itu pasti jejak Ice. Ying langsung bergegas mengikuti jejak tersebut sambil terus menyeret Blaze. Jejak itu berakhir di dekat pohon mangga. Ying mendongak ke atas dan benar saja tebakannya. Ice sedang ganteng-gantengnya tiduran di dahan pohon mangga tersebut. "ICE!! BANGUN!!"teriak Ying. Tapi Ice sama sekali tidak mendengarnya. Ia sedang damai-damai nya di alam mimpi sampai rasanya dia sudah berubah menjadi pangeran tidur.
"Kita bakar aja ni pohon."usul Blaze. Ying membelalakkan matanya. "Yg bener aja! Nggak boleh!"
---
[Nama] bangun dengan tatapan kosong, ya dia benar-benar stress sekarang. Taufan turun dan ikut menghampiri [Nama]. "Mama.. Mama gak papa?"
"Thorn, kenapa kau manggil dia Mama?"tanya Taufan.
"Itu karena [Nama] galak, kayak Emak-Emak. Makanya Thorn manggil dia Mama."
"Benar-benar menyebalkan! Aku galak juga karena Boboiboy selalu membuat ku kesal!"[Nama] berdiri dengan tatapan sendu. Thorn menatap nya dengan bingung. "Mama mau kemana?"
"Pindah alam."
[Bersambung]
Njyah. Maafkan jika cerita Zahra gaje :'
Maafkan juga jika ada typo :'
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro