Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 25

Boboiboy ketos
X
Reader
///
Genre
///
•Fantasi/drama/romantis/komedi•
///
Boboiboy ©® Monsta
///
Fanfic ©® flower_azzahra


"Boboiboy! Bangun Boboiboy! Boboiboy! Bagaimana ini!? Akhh! Aku gak kuat lagi."kau terus memanggil nama Boboiboy berusaha membangunkan nya tapi tak bisa. Kau sudah tak kuat lagi menahan tubuh cowok tersebut hingga kau ambruk dengan Boboiboy yg ada atas tubuhmu. Tapi sebelum jatuh, kau memeluk Boboiboy dengan kuat dan memegangi kepalanya agar tidak terbentur dengan keras lagi walaupun harus kau yg menggantikannya. Kepala mu sakit sekarang karena menghantam semen cukup keras.

Pipi [Nama] memerah karena wajah Boboiboy ada di lehernya. Tapi bukan saatnya untuk hal itu. Kau menyingkirkan tubuh cowok tersebut dengan perlahan lalu kau duduk dan membaringkan tubuh Boboiboy dengan paha mu sebagai bantalnya. Wingsbot juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena takut nya ada orang yg melihatnya. [Nama] merogoh saku bajunya untuk mengambil hp dan memesan taksi. Wajahmu terus khawatir pada Boboiboy yg darahnya terus keluar. Kau meletakkan telapak tangan mu di dahi cowok tersebut, berusaha menghentikan pendarahan nya.

"Apa batu yg ku lempar tadi sangat tajam? Kenapa Boboiboy sampai jadi seperti ini?"

"Kau harus berhenti melempar kan sesuatu ke orang [Nama]. Kalo mau lempar sesuatu juga, liat-liat dulu!"ucap Wingsbot. Kau menghela nafas kasar. Selang beberapa menit, Taksi yg kau pesan datang dan supir nya keluar menghampiri mu.

"Dengan mbak [Nama]?"tanya supir tersebut sambil mengecek hp nya.

"Iya saya pak! Tolong bantu saya bawa cowok ini masuk ke dalam mobil."pak supir itu mengangguk dan mengangkat Boboiboy ala bridal style ke dalam mobil dan mendudukkan nya di kursi belakang. Kau cukup takjub karena bapak itu bisa mengangkat Boboiboy dengan mudahnya, lalu setelah itu kau mengambil keranjang belanja tadi dan cepat-cepat ikut duduk di kursi belakang karena kau harus menahan tubuh Boboiboy. Kau menyenderkan kepala cowok tersebut di bahu mu dan memegangi nya. Setelah itu, pak supir langsung menyalakan mesin mobilnya tapi masih tidak tahu harus kemana.

"Kita mau kemana dek?"

"Bentar pak, ada tisu nggak?"tanya mu. Karena darah Boboiboy menetes ke bahu mu bahkan sampai ke bajumu. "Iya, ada."Supir taksi itu menyerahkan tisu kotak dan kau mengambilnya lalu mengelapnya ke dahi Boboiboy.

"Aku harus menghubungi Tok Aba."Kau merogoh saku celana Boboiboy mencari hp nya tapi tidak ada. Kau menghela nafas kasar. "Bisa-bisanya dia gak bawa hp! Gimana aku menghubungi Tok Aba?! Bahkan aku lupa meminta no hp Ying dan Yaya! Akkhh!!"

"Jadi ini mau kemana dek?"

"Pak, bapak punya no hp Tok Aba gak? Atau no telepon rumahnya gitu?"

"Ya mana ada dek. Tapi kalo kedai Tok Aba sih, saya tau."

"Ya udah deh pak! Kita langsung ke rumah sakit aja."

"Baik dek!"jawab pak supir tersebut sambil menjalankan mobilnya membelah jalanan pulau rintis menuju rumah sakit. Hari sudah semakin sore, kau menatap Boboiboy dengan sendu dan hatimu terus mendoakannya agar dia baik-baik saja.

"Aku harap kau baik-baik saja Boboiboy. Maafkan aku."

---

Di rumah sakit. Boboiboy sekarang sedang di tangani oleh dokter dan juga perawat. Kau sekarang sedang duduk di kursi yg dekat dengan ruangan Boboiboy dan kau menaruh belanjaan tadi di samping kakimu. Tadi kau juga meminta Supir taksi tersebut untuk ke kedai Tok Aba memberitahu kan kalo cucunya sedang di RS. Tok Aba datang dengan nafas yg tak beraturan dan menghampiri mu. Kau berdiri dan rasanya takut untuk menatap Tok Aba karena merasa bersalah. Tapi kau berusaha memberanikan diri menatap kakek itu, lagipula juga, Tok Aba memanggil mu.

"Kau [Nama] kan? Anaknya Lathifa?"

"I-Iya Tok."

"Apa Boboiboy baik-baik saja? Kenapa dia bisa jadi seperti itu? Apa yg sebenarnya terjadi?"tanya Tok Aba duduk di kursi yg ada di samping mu. Kau ikut duduk dan menghela nafas panjang. Banyak sekali pertanyaan yg di lontarkan Tok Aba, kau jadi bingung harus menjawab darimana.

"[Nama] gak tau keadaan Boboiboy sekarang gimana Tok. Tadi [Nama] di jambret lalu.."kau menceritakan semuanya pada Tok Aba dan kakek itu menyimaknya sambil manggut-manggut. Kau selesai bercerita dan Tok Aba menghela nafas panjang."Akhir-akhir ini Boboiboy memang sering pingsan [Nama]. Atok juga tidak tau dia kenapa."

"Oh, begitu. [Nama] minta maaf ya Tok. Gara-gara [Nama], Boboiboy jadi seperti ini."

"Tidak papa. Kau juga tidak mau ini kejadian kan?"kau mengangguk. Dokter dan seorang Suster keluar dari ruangan Boboiboy karena sudah selesai mengobati cowok tersebut. Tok Aba berdiri dan menghampiri Dokter itu begitu juga denganmu.

"Bagaimana dengan cucu saya Dok? Dia baik-baik saja kan?"

"Dia baik-baik saja. Tapi sampai sekarang, dia masih belum sadar. Mungkin sebentar lagi."jawab Dokter tersebut. Kau menghela nafas lega. Padahal kau sudah berpikiran yg tidak-tidak, takutnya Boboiboy geger otak atau hilang ingatan, tapi untungnya tidak. Kalo iya, bisa-bisa kau diselimuti rasa bersalah terus seumur hidup.

"Kami boleh menjenguknya?"

"Iya boleh Tok. Silahkan. Kalo gitu kami permisi."jawab Dokter tersebut pergi begitu juga dengan Suster nya. Kau dan Tok Aba masuk ke dalam ruangan Boboiboy dan menampakkan cowok tersebut sedang terbaring di hospital bed dengan dahi yg di perban sampai ke belakang dan tangan yg di infus.

Tok Aba duduk di kursi yg ada di samping kanan hospital bed dan kau duduk di seberangnya. Sebenarnya kau ingin pulang karena sebentar lagi akan Maghrib, tapi rasanya tidak enak dan juga kau khawatir pada Boboiboy walaupun Dokter bilang kalo dia baik-baik saja. Meskipun sifat Boboiboy sangat sering membuat [Nama] kesal dan emosi, tapi tetap saja gadis itu masih punya rasa simpati. Bahkan, dulu waktu kecil, [Nama] mempunyai seekor kucing yg sering mencakar nya dan membuat nya kesal. Tapi saat kucing itu sakit, gadis itu sangat khawatir sampai tidur di sebelahnya. Sepertinya sifat kucing itu rada-rada mirip dengan Boboiboy. Apakah Boboiboy adalah jelmaan kucing itu? Nggak.

Tangan Boboiboy bergerak. Ia membuka matanya secara perlahan menyesuaikan cahaya yg masuk ke retinanya. Kau menatap Boboiboy yg sudah sadarkan diri lalu menghela nafas lega dan tak lupa bersyukur. "Akkhh!"Boboiboy meringis sambil memegangi kepalanya dengan satu tangan. Tok Aba menatapnya dengan khawatir.

"Boboiboy, kau tidak papa?"

"Boboiboy ada dimana Tok?

"Kau ada di rumah sakit. Tadi [Nama] yg membawa mu kemari."

Boboiboy melirik mu begitu juga denganmu. Ia menghela nafas kasar dan menatap langit-langit kamar."Boboiboy pasti marah lagi padaku."kau menghela nafas panjang. Dan menatap ke sembarang arah yg penting gak bertatapan dengan Boboiboy.

"Boboiboy pengen pulang Tok."ucapnya tanpa menatap Tok Aba sama sekali. Kakek itu cukup terkejut begitu juga denganmu. Padahal dia baru sadar, maen minta pulang aja.

"Eh?! Tapi kau baru sadar. Masa pulang sekarang?"

"Boboiboy pengen pulang. Tidak nyaman berada disini."

"Baiklah. Atok akan tanya dulu pada Dokter, apa kau boleh pulang atau tidak."ucap Tok Aba beranjak pergi. Setelah Tok Aba pergi, kau berdiri dan Boboiboy menatap mu dengan datar. "Hei. Aku minta maaf. Gara-gara aku, kau jadi berakhir disini. Walaupun sebenarnya itu semua bukan sepenuhnya kesalahan ku."ucap mu lalu ingin pergi untuk pulang ke rumah, tapi Boboiboy menggenggam tanganmu.

"Kau mau kemana?"

"Mau pulang lah. Bentar lagi Maghrib."

"Kau harus tanggung jawab."

"Aku sudah tanggung jawab. Buktinya aja aku membawa mu ke rumah sakit dan bukannya kabur. Kau mau aku tanggung jawab apa lagi?"ucapmu sambil mengernyitkan dahi.

"Kau harus jadi pelayan ku selama 3 hari."kau membelalakkan mata mu mendengar ucapannya. Yg benar saja, jadi pelayan? "Nggak!"jawab mu yg langsung kabur keluar dari ruangan tersebut lalu mengambil belanjaan yg tadi kau taruh di samping kursi dan langsung berlari keluar dari rumah sakit. Tok Aba yg baru ingin menghampiri Boboiboy menatap mu dengan bingung melihat mu yg berlari seperti orang yg di kejar rentenir.

"Boboiboy, kenapa [Nama]? Kenapa dia terburu-buru begitu?"

"Dia bilang ingin cepat-cepat pulang karena bentar lagi Maghrib."jawab Boboiboy. Tok Aba hanya ber'oh' ria.

---

Di depan rumah sakit. Kau duduk sebentar di kursi yg tersedia disana sambil mengatur nafas mu. Kau masih kepikiran soal tadi. "Bisa-bisanya Boboiboy meminta ku jadi pelayan nya! Yg bener aja!"

"[Nama] jadi babu! Hahaha!"tawa Wingsbot. Kau menghela nafas kasar. "Robot gak ada akhlak!"

---

Kau pulang ke rumah mu jam 18:30 dan mendapati ibu mu tengah mempersiapkan makan malam, Dan Abraham juga ikut membantu mempersiapkan peralatan makan seperti piring dan yg lainnya. "Aku pulang.."ucap mu dengan suara lesu lalu langsung rebahan di sofa dan menaruh belanjaan tadi di atas meja. Orang tua mu menyambut lalu menatap dengan bingung. "Kenapa kau baru pulang sekarang [Nama]?"tanya Lathifa menghampiri. Lalu ia agak kaget karena melihat ada darah di baju anaknya itu. "Apa ini? Kenapa ada darah di baju mu?"

"Itu bukan darah ku."

"Lalu darah siapa? Kau berkelahi dengan orang?"

"Ya nggak lah ibu. Ya-kali aku betumbuk dengan orang. Itu darah Boboiboy."

"Hah?!"Lathifa kaget begitu juga dengan Abraham yg ikut menghampiri mu. "Upss!"kau menutup mulut mu dengan kedua telapak tangan dan menepuk-nepuk nya.  "[Nama]..! Bisa-bisanya kau keceplosan! Akkhh!"

"Ceritakan pada ibu. Apa yg terjadi tadi."suruh Lathifa dengan tatapan tajam. Sedangkan kau mengubah posisi menjadi duduk dan wajah yg gugup. "Eee.. gak ada apa-apa kok Bu. Tadi [Nama] cuma meracau doang. Hehe."

"Bohong! Cepat ceritakan pada ibu!"kau menghela nafas panjang dan akhirnya menceritakan semuanya pada orang tua mu. Mulai dari kau yg di jambret lalu melempar batu dan tak sengaja terkena Boboiboy sampai kau membawanya ke rumah sakit dan bilang pada cowok tersebut kalo itu bukan sepenuhnya kesalahan mu. Tapi kau tidak menceritakan soal Boboiboy yg meminta mu untuk menjadi pelayan nya, bisa-bisa Lathifa malah menginginkan mu jadi pembantu cowok tersebut untuk bertanggung jawab. Kau selesai bercerita dan tatapan tajam kembali muncul di wajah Lathifa. "Bisa-bisanya kau bilang kalo itu bukan sepenuhnya kesalahan mu!"

"Ya emang benar kan ibu. Itu bukan sepenuhnya kesalahan ku. Dia sendiri yg tiba-tiba nongol di perempatan gang."

"Tapi kau tidak papa kan [Nama]?"tanya Abraham. Kau mengangguk. "Iya. Aku nggak papa."Lathifa menghela nafas panjang. "Jadi, apa Boboiboy memaafkan mu?"

"Nggak tau."

---

Pagi jam 7 lewat beberapa menit. [Nama] baru datang ke sekolah dan berjalan di koridor kelas."Oy. Pelayan ku."panggil seseorang dari belakang. Kau menoleh dan mendapati Boboiboy yg menatapmu dengan datar berjalan menghampiri mu dengan kepala yg masih di perban dan ada sedikit benjolan di dahinya. Dan kali ini Boboiboy tidak memakai topi kesayangannya."Nih. Bawa kan tas ku."ucapnya menyerahkan tas ranselnya pada mu. Kau menatap dengan bingung sekaligus mengernyitkan dahi.

"Kenapa harus aku yg membawakan tasmu?!"

"Kepala ku masih sakit. Lagipula kau pelayan ku sekarang."

"What?! Heh!! Aku kan dah bilang gak mau waktu itu!!"

"Bodo amat."

Kau menggeram. "Arggh! Kalo kau masih sakit kenapa kau pergi ke sekolah huh!?"

"Tugas ku banyak. Aku tidak bisa meninggalkannya. Tapi kau nanti yg akan menyelesaikan semuanya."

Kau membelalakkan mata mu. "APA?!! Enak aja!! Ogah aku!!"kau melempar tas Boboiboy ke pemiliknya dan cowok tersebut menangkapnya dengan wajah datar. Kau berjalan pergi sambil menggerutu ingin menuju kelas 11 tapi Boboiboy lagi-lagi menahan mu dengan menggenggam tangan [Nama].

"Mau kemana?"

"Lepasin! Aku mau ke kelas! Aku gak mau jadi pembantu mu! Mana gak di bayar lagi!"kau berusaha melepaskan genggaman Boboiboy dari tangan mu, tapi genggaman nya cukup kuat. Boboiboy menatap dengan datar lalu menyerahkan hp nya padamu dengan tangan satunya. Kau menatap dengan bingung. "Apa? Kau mau memberikan hp itu padaku?"

"Otak udang."

"Grrhh! Pala benjol!"

"Ya aku benjol juga gara-gara kau."

"Bukan lah! Itu salah mu sendiri! Kenapa tiba-tiba nongol!"

"Halo, [Nama]."panggil seseorang dari handphone nya Boboiboy.

"Eh?!"

"Tuh, Tok Aba mau ngomong sama kamu."

"What?!"kau mengambil hp tadi dan menutup loudspeaker nya dengan tangan mu agar Tok Aba tidak mendengar ucapan mu. "Jadi Tok Aba mendengar ucapan kita tadi?"tanya mu sedikit berbisik. Boboiboy mengangguk. Kau meneguk ludah sambil berkeringat dingin lalu mendekatkan hp tadi ke telinga."Y-Ya, ada apa Tok?"

"[Nama], Boboiboy memaksa pergi ke sekolah tadi. Tapi Atok khawatir sama dia. Jadi tolong kau jaga Boboiboy ya?"

Kau melirik sebentar pada Boboiboy sambil memicingkan bibir tanda kau kesal dengannya, tapi Boboiboy hanya memasang wajah datar. "Kenapa harus aku yg menjaga Boboiboy. Dia kan punya banyak sahabat! Benar-benar merepotkan."

"Halo [Nama]?"

"Eh? Iya Tok?"

"Kau mau kan, menjaga Boboiboy? Kau nggak keberatan kan?"

"Nggak kok Tok. [Nama] nggak keberatan."jawab mu sambil tersenyum paksa. Kau menatap Boboiboy dengan kesal sambil mengepalkan tanganmu yg satunya dan menaikkan nya ke udara seperti ingin menonjok Boboiboy walaupun sebenarnya itu hanya sebuah gertakan.

"Baguslah. Dan itu, tolong kau gantikan perban Boboiboy ya? Soalnya dari kemarin perban itu gak di ganti, dan pagi tadi Atok nak gantikan, tapi Boboiboy malah langsung pergi ke sekolah."

"Baik Tok."

"Terimakasih ya [Nama]. Dan juga, kalo darah Boboiboy keluar lagi, gantikan perban nya ya. Kalo gitu Atok tutup dulu."

"Oke Tok. Bye.."telpon di matikan dan kau menghela nafas panjang lalu menyerahkan hp tadi ke pemilik asalnya. "Nggak kakek nya, nggak cucunya, sama aja dua-duanya."

"Jadi kau sekarang benar-benar menjadi pelayan ku. Dan kau harus menuruti semua perintah ku."ucap Boboiboy berlalu dan menyerahkan tas nya lagi padamu. Kau menatap kepergian nya dengan wajah geram dan meremas-remas tas Boboiboy."Padahal aku berharap habis kepalanya kena batu, sifatnya jadi berubah. Lah ini, malah jadi tambah parah! Benar-benar menyebalkan!"

"Oy. Ayo cepat babu!"panggil Boboiboy menoleh ke arahmu. Kau menghampirinya dengan asap yg keluar dari kepala mu. "Nama ku [Nama]! Bukan babu!"

[Bersambung]

Hehe, panjang banget chapter kali ini. 2000+ kata. Ya, Zahra udah putusin buat bikin chapter cerita ini 2000 kata, biar gak terlalu banyak memakan episode.


Maafkan kalo ada typo.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro