♕-9
...
"Jungmo! Koo Jungmo! Yunseong!" Teriak Dongpyo dari luar rumah Jungmo.
"Eh, siapa tuh seong? Malem malem gini dateng?" Tanya Jungmo dari dalam rumah.
"Gatau. Udahlah nanti aja buka pintunya." Jawab Yunseong.
"Ih apasi? Sono buka!" Teriak Jungmo sambil menendang kaki Yunseong agar membuka pintunya.
Yunseong berdecak malas, pasalnya karena manusia yang mengetuk pintu ini Yunseong gagal melakukan aksinya.
Flashback...
"Udah 2 jam! Bisa nggak ngerjain soalnya?" Tanya Yunseong setelah melihat jam di ponselnya.
Jungmo menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Haduh mumet pala aku, bisa pecah."
Yunseong mengambil kertas soal Jungmo, dilihatnya kertas itu belum ada jawaban sama sekai.
"Gaada jawaban. Yaudah gua kerjain, inget gua mau imbalannya." Kata Yunseong.
"Iya iya, tapi kerjain dulu!" Perintah Jungmo.
Yunseong mengerjakan soalnya dengan telaten dan secepat mungkin. Entahlah, dia tidak sabar akan melakukan itu dengan Jungmo.
"Udah selesai." Yunseong memberikan kertas soal itu kembali pada Jungmo.
"Okei, urusan peer beres. Aku mau mandi ntar kita makan malem." Jungmo hendak pergi meninggalkan Yunseong.
Tapi Yunseong menahan tangan Jungmo untuk pergi "Masi ingat kan tadi gua bilang apa? Kalau gua bantuin, lo kasih gua imbalannya." Kata Yunseong dengan smirk yang terukir di wajahnya.
Jungmo meneguk salivanya dengan kasar "Oh shit..." umpat Jungmo dengan suara yang sangat kecil.
"Shall we do it?" Tanya Yunseong.
Jungmo tidak menjawab karena takut dengan Yunseong yang jaraknya semakin lama semakin dekat.
"Kalo diam, gua anggap itu iya." Yunseong mendekatkan wajahnya ke wajah Jungmo.
Jungmo ketakutan, tapi pasrah.
Yunseong sudah cukup dekat, sedikit lagi menyapa bibir pink milik Jungmo.
Tapi tiba-tiba...
Tingtong!
Bunyi pintu rumah Jungmo berbunyi...
"Udah seong sana buka dulu pintunya!" Teriak Jungmo dengan helaian nafas leganya.
Yunseong maaf gagal dulu untuk hari ini :)
Flashback off...
"Dongpyo? Lo ngapain kesini?" Tanya Yunseong ketika melihat Dongpyo setelah membuka pintu rumah mewah milik Jungmo.
"Mana Jungmo, anjing. Gua mau ketemu dia." Dongpyo dengan sarkas masuk ke rumah Jungmo dengan melewati Yunseong begitu saja.
"Eh eh sabar bro. Lo ngapa?" Yunseong segera menyusul Dongpyo. Dongpyo berlari menuju kamar Jungmo, dia memiliki firasat bahwa Jungmo ada disana.
"KOO JUNGMO!" Teriak Dongpyo ketika membuka pintu kamar Jungmo dengan paksa.
Jungmo yang sedang leha-leha dikasur malah terkejut "Loh? Lo ngapain disini?"
"Gugurin anak lo sekarang juga!" Teriak Dongpyo.
Yunseong baru saja tiba di kamar Jungmo, lalu masuk kamar itu melewati Dongpyo "Lo mau ngapain si? Dateng-dateng tiba-tiba pengen gugurin anak orang, emang Jungmo hamil? Nggak sat."
"Gausah boong, gua tau Jungmo hamil."
Di pikiran Jungmo terlintas "haduh, bahaya kalau Dongpyo tau. Pasti beritanya udah nyebar kesekolah."
Jungmo dan Yunseong saling bertatapan, mereka tidak tahu harus bagaimana.
"Sekarang gugurin anak lo! Dan lo, Yunseong! Lo jangan deketin lagi si Jungmo ini!" Dongpyo berteriak-teriak sambil mengeluarkan air matanya.
"Apasi lo! Gajelas, sono keluar." Pemuda bermarga hwang itu mendorong Dongpyo hingga jatuh di lantai.
"DIA BUKAN ANAK LO, SAT!"
...
"Si Dongpyo mana? Tumben nggak ikutan." Kata Keumdong kepada Minhee.
Minhee masih ada di bar yang sama, setelah Dongpyo pergi dia mengajak Keumdong untuk datang ke bar itu.
"Gatau, gapeduli juga." Balas Minhee dengan cuek.
"Weh, santai kek. Mang napa dah?"
"Gatau ah anjir. Gua nggak ngerti sama persahabatan gua sama Dongpyo, Dongpyo udah gamau sahabatan sama gua."
"Ohh... karena masalah ya? Emang lo berdua ada masalah apaan?" Tanya Yunseong.
Minhee berdecak malas "Gatau, dia tuh."
"Hmm... Yaudah gua mau ikut campur. Ya the best ajalah buat lo berdua moga cepet akur lagi."
"Gua pengen hidup gaada masalah, heran gua sama hidup gua sendiri. Ada aja masalah keluarga, masalah temen apalagi masalah percintaan gua nggak pernah becus." Protes Minhee.
Keumdong mengangkat satu alisnya "Masalah percintaan? Emang lo pernah suka sama orang. Gua nggak pernah tau seorang Kang Minhee suka sama seseorang."
"Ya gua pernah suka sama orang lah, bego banget."
"Emang siapa? Cewe? Atau jangan-jangan diem-diem lo homo juga?"
"Gua pernah bersumpah sama diri gua sendiri, buat nggak akan suka sama cowo. Tapi semenjak gua merasa disakitin sama mantan-mantan cewe gua malah merasa gua benci sama perempuan njir."
"Terus terus?"
"Abis putus sama cewe-cewe gajelas itu, gua ke SMA Produce dan gua ketemu sama manusia itu si Dongpyo."
Keumdong memperhatikan cerita Minhee dengan serius, bahkan dia tidak fokus minum bir karena mendengarkan.
"Dongpyo tuh beda, dan gua rasa gua tertarik sama dia."
Keumdong bangkit dari tempat duduknya "Tuh kan bener! Minipyo berlayarlah! Whooo!!!" Teriak Keumdong.
"Eh anjir, malu-maluin lo. Duduk!" Protes Minhee.
"Hehe, iya maaf lanjut-lanjut."
"Setelah itu, gua memutuskan untuk sahabatan dengan Dongpyo. Dan waktu itu gua pernah nanya ke bokap nyokap gua, gua nanya 'mah, pah bagaimana kalau anak kalian suatu saat nanti punya pasangan yang sesama lelaki?' Tapi mereka malah marah besar ke gua."
"Ya lo nanya pelan-pelan, jangan langsung bilang gitulah!" Protes Keumdong.
"Ya mau nanya pelan-pelan juga gimana? Gua males ngomong sama mereka sebenernya."
"Oh lanjut lanjut."
"Setelah itu, gua sama Dongpyo makin deket. Dan suatu saat kita buat perjanjian di janji itu kita bilang bahwa kita akan resmi jadi friend with benefit kita saling memuaskan satu sama lain, dan dengan syarat kita tidak boleh jatuh cinta. Dan syarat kita tidak boleh jatuh cinta itu, syarat yang gua buat."
"Karena gua nggak mungkin suka sama Dongpyo, cukup dia puasin gua kalau gua lagi mau. Selebihnya, gua takut nanti gua malah terlalu cinta padahal orang tua gua nggak setuju."
"Tapi... Gaada yang abadi kan? Persahabatan gua sama Dongpyo berhenti sekarang. Ya, gua yang salah, gua yang egois terlalu maksain dia." Sesal Minhee.
"Cupcup, udah jangan nangis. Ada gua, tenang aja. Orang diluar sana masih banyak yang mau sama lo."
Minhee tersenyum mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Keumdong.
Eh tunggu, Dongpyo sekarang sedang memberitahu kehamilan Jungmo karena dirinya kan?
...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro