Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2: Kecelakaan Ibunya Petra


Hari ini Petra gajian. Tak terasa satu bulan sudah terlewati. Sekarang bulan Mei, Petra berencana mau membelikan hadiah kalung emas untuk ibunya, hitung-hitung juga untuk investasi. Ibu Petra sekarang membuka usaha warung makanan, walau masih kios kecil tapi usahanya sudah mendatangkan hasil yang cukup melimpah.

Kios tersebut dibuka sebagian besar dari dana gaji yang diberikan Petra kepada Ibunya. Setidaknya dari usaha warung makanan tersebut Ibunya Petra sudah bisa mempekerjakan 6 orang karyawan. 1 kasir, 3 pelayan dan 2 tukang masak. Warung makannya tidak sepenuhnya dikelola oleh Ibunya Petra, akan tetapi lebih banyak dikelola oleh karyawannya.

Di rumah Ibu Petra membuat kue untuk dibawa ke warung makannya yang diberi nama Warung Makan Sejahtera. Untuk resep makanan di warung makanan milik Ibunya Petra, tentunya resepnya dari resep milik buatan Ibunya Petra. Ibunya Petra jago masak, masakannya enak sekali. Makanan dan kue di warung tersebut bisa diorder.

Saat Petra berencana mau membelikan kalung emas buat Ibunya, tiba-tiba handphonenya berdering. Panggilan masuk dari ibunya.

"Halo, Ma" Petra menjawab telpon.

"Halo, Mas. Ini Ibunya kecelakaan. Tadi ada motor yang ngebut nabrak Ibu-mu. Sekarang Ibunya gak sadarkan diri dan lagi di dalam Ambulance di bawa ke rumah sakit" Sang penelpon menjelaskan. *Sang penelpon mengetahui itu nomor anaknya karena di handphone Ibunya Petra, tertulis Anakku Petra.

"Apa?! Makasih Pak udah menghubungi saya dan menolong Mama saya. Saya akan segera ke rumah sakit. Alamat rumah sakitnya dimana ya pak?"

"Rumah sakitnya, Rumah Sakit Siloam, Mas. Alamatnya... Bentar saya tanya perawatnya dulu." Jawab penelpon.

"Oh.. Saya tau Rumah Sakit Siloam, Pak. Saya segera ke sana. Makasih Pak." Petra.

"Oh iya, iya. Sama-sama Mas." Telpon dimatikan. Petra pun batal membeli kalung emas dan segera menuju ke Rumah Sakit.

Setibanya di Rumah Sakit. Petra segera menuju ke Pusat Informasi Rumah Sakit Siloam.

"Suster, Pasien bernama Magdalena Ratmawati apa benar dirawat di Rumah Sakit ini? dirawat di ruang nomor berapa ya?" Petra menanyakan kepada suster.

"Sebentar ya Mas. Saya cek dulu." Sang Suster pun memeriksa daftar pasien dan nomor ruang tempat pasien dirawat.

"Ada Sus?" Tanya Petra serius.

"Ada Mas. Ibu Magdalena Ratmawati sekarang sedang dioperasi di UGD lantai 2."

"Makasih Sus" Ucap Petra berterima kasih. Petra pun segera berlari mencari ruangan tempat Ibunya dioperasi.

Setibanya Petra di depan pintu ruang UGD tempat Ibunya dioperasi.

"Mas, kamu yang namanya Petra ya?" Seorang Bapak menanyakan.

"Iya Pak." Jawab Petra.

"Ibumu dioperasi di sini. Ini Handphone dan dompet Ibumu." Jawab sang bapak yang menolong Ibunya Petra.

"Terima kasih Pak ...." Ucapan Petra tiba-tiba dipotong oleh seorang pria.

"Maaf Mas, saya yang menabrak Ibu anda. Saya gak sengaja mas, karena terburu-buru. Saya akan ganti rugi sebisanya Mas. Tolong jangan laporkan saya ke Polisi. Saya gak mau dipenjara. Maafkan saya Mas."

"...Ini semua adalah kecelakaan. Pasti ada alasan dibalik semua ini. Meskipun Mama saya sampai terluka, saya tidak akan menuntut Mas. Asalkan Mas tidak mengulangi kesalahan Mas. Dengan ganti rugi biaya Rumah Sakit saja, itu sudah lebih dari cukup."

"Makasih Mas. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya. Tapi Mas, uang saya mungkin gak cukup untuk membiayai biaya Rumah Sakit Ibunya Mas. Saya gak punya duit banyak Mas. Sekali lagi maaf Mas." Sambil menunjukan ekspresi sedih dan merasa bersalah.

"Huuh.. Mas. Udah bikin ulah, nabrak orang trus mau tanggung jawabnya setengah-setengah. Jangan mau Mas Petra. Kalau tidak laporkan saja dia biar tahu rasa."Ucap Bapak yang menolong.

"Gak apa-apa Mas. Saya ikhlas kalau Mas ini hanya bisa ganti rugi seadanya. Saya juga tidak akan lapor ke Polisi." Petra mengikhlaskan.

"Makasih Mas. Saya akan ganti rugi semampu saya Mas. Saya janji."

"Bah.. Mas Petra terlalu baik Mas. Jangan mau diakali." Seru bapak yang menolong.

"Saya gak boong Pak. Saya bukan orang kaya Pak. Tolong pengertiannya Pak." Jawab sang penabrak.

"Ya sudah, gak apa-apa. Saya sudah mengikhlaskan. Toh ini juga kecelakaan." Ucap Petra menerima keadaan.

"Makanya jangan sok-sokan ngebut dijalanan. Untung Mas Petra baik." Seru bapak yang menolong.

"Saya khilaf Pak. Maafkan saya. Sekali lagi maafkan saya Pak."

"Iya." Petra

"Ya, jangan diulangi lagi." Kata Bapak yang menolong Ibunya Petra.

"Nama Bapak dan Mas siapa ya?" Petra bertanya.

"Saya pak Nurdin." Jawab Bapak yang menolong.

"Saya Agus, Mas. Mas namanya Petra ya?" sang penabrak.

"Iya, saya Petra." Jawab Petra.

"Ibu saya masih dioperasi ya di dalam?" Tanya Petra

"Iya Mas." Sahut Pak Nurdin dan Agus.

"Kalau gitu Mas, saya balik dulu. Yang penting saya sudah lega, keluarganya udah ada yang datang." Ucap pak Nurdin.

"Baik Pak. Terima kasih banyak. Ini terima ya pak(mengeluarkan lembaran uang) sebagai ucapan terima kasih saya dan untuk ongkos pulang juga." Petra.

"Gak usah Mas, saya ikhlas nolong." Tolak pak Nurdin.

"Jangan Pak, tolong diterima." Ucap Petra meminta Pak Nurdin menerima pemberian.

"Tidak usah Mas."

"Tidak apa-apa Pak. Terima saja." Paksa Petra.

"Baiklah Mas, kalau Mas memaksa. Terima kasih Mas. Saya pamit dulu." Pak Nurdin pun menerima dan pergi pulang meninggalkan Petra bersama Agus di depan ruang UGD tempat Ibunya Petra dioperasi.

"Mas, saya ambil uang di ATM dulu. Saya gak akan lari Mas. Sebagai jaminannya KTP saya, saya kasih ke Mas sementara." Ucap Agus.

"Baik Mas. Silahkan." Petra mengiyakan dan menerima KTP Agus lalu membiarkannya pergi menuju tempat ATM. Petra menunggu di depan ruang UGD sembari berdoa dan menunggu dokter keluar memberikan kabar.

Skip

Dokterpun keluar dan mengatakan pada Petra bahwa Ibunya selamat dan sudah melewatimasa kritis.    

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro