
Ch. 3: Pertemuan Petra dan Lala
Seminggu kemudian. Ibunya Petra sudah dipindahkan ke ruang perawatan dan Petra juga sudah memberitahu Ayahnya mengenai kecelakaan Ibunya. Imam dan orang-orang dari tempat ibadah juga sudah datang berkunjung menjenguk Bu Magdalena. Hari ini Petra pulang lebih awal dari tempat kuliahnya untuk menjengguk Ibunya. Setibanya di rumah sakit dalam perjalanan menuju ruangan Ibunya, tiba-tiba Petra yang terburu-buru menuju ke ruangan tempat Ibunya dirawat tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis di belokan.
"Awh.. sakit. Hati-hati dong kalo jalan. Pake mata jangan pake dengkul." Jawab cetus sang gadis. Padahal kejadian tabrakan tersebut tak sepenuhnya salah Petra. Mereka berdua pun segera berdiri.
"Maaf. gue gak sengaja. Karena buru-buru gue jadi gak terlalu meratiin jalan. Sekali lagi maaf ya." Petra meminta maaf.
"Huhh.. Maaf, maaf. Sakit nih. Udah bete ama Mama, elu lagi bikin tambah gue bete." Keluh sang gadis.
"Aduh maaf ya. Mau gimana lagi? Kan gak sengaja. Aku beliin minum deh ya sebagai tanda permintaan maaf." Ucap Petra.
"Oh jangan-jangan lu sengaja lagi nabrakin diri lu ke gue. Sebenernya lu cuman pengen deketin gue doang kan? Lu mau modusin gue. Iya kan?" tuduh sang gadis.
"Gak, gak. Yang tadi itu emang gak disengaja. Gue beneran lagi buru-buru mau jenguk seseorang. Jangan salah paham, please." Jawab Petra
"Oh yaudah, gak terima sogokan." Cetus.
"Ini gak nyogok kok cuman sebagai tanda permintaan maaf aja. Kalau gak mau yaudah. Sekali lagi maaf ya." Kata Petra.
"Eh gak jadi. Karena situ udah nabrak. Jadi gak pa-pa beliin saya minuman. Pocari ya?. :p" Sang gadis pun menerima tawaran Petra.
Petra tersenyum. "Ok." Mereka berduapun pergi ke kantin untuk membeli minuman.
Setibanya di kantin. "Bu pesen Pocarinya dua. Harganya berapa ya?" Tanya Petra.
"Harganya Rp. 10.000 dua. Bentar ya mas." Ibu kantin mengambil 2 botol pocari.
Bu kantin menyodorkan. "Masih ada lagi Mas?" tanya bu kantin.
"Mbak mau pesen yang lain lagi gak?" Tanya Petra kepada sang gadis.
"Nama gue bukan mbak ya! Nama gue Lala. Gak usah deh, Pocari aja cukup."
"Oh ok Lala." Jawab Petra singkat.
"Belinya Pocari aja bu, ini uangnya." Jawab Petra kepada Bu Kantin sambil menyerahkan uang pembelian.
"Makasih Mas. Ini kembaliannya." Bu Kantin.
"Sama-sama bu." Ucap Petra.
"Gue duluan ya kalo gitu?" Kata Petra ke Lala.
"Ih gak boleh gitu dong. Lu kok gak bertanggung jawab main pergi gitu aja. Temenin gue dulu dong." Seru Lala.
"Ya udah deh. Gue temenin lu dulu."
"Nah gitu dong."
Petra dan Lala kemudian duduk di kantin bersama, mereka kemudian mengobrol berdua.
"Makasih ya Pocarinya." Ucap Lala sambil meminum Pocarinya.
"Iya sama-sama."
"Gue juga mau minta maaf udah jutek tadi sama lu. Padahal kejadian tabrakan tadi gak sepenuhnya salah lo. Gue tadi habis kabur dari nyokap." Ucap Lala.
"Kabur kenapa?" tanya Petra.
"Kepo." Lala meledek.
"Ehh.. -.-"
"Tadi kabur karena kesel aja akan sesuatu hal." Kata Lala.
"Kamu pasien di sini ya?" Petra menanyakan.
"Iya. Udah jelas-jelas gue pake baju kayak gini. -_-" cetus Lala.
"Maaf, maaf. Cuma mastiin aja." Jawab Petra.
"Sakit apa kalau boleh tau?" sekali lagi Petra bertanya.
"Rahasia. Orang baru gak boleh banyak tau." Ucap Lala.
"Sakit 'Rahasia'. Baru tau ada nama penyakit Rahasia." Canda Petra.
"Ah elah, lu bisa becanda juga ya? Oh iya nama lu siapa? Kenalan dulu dong biar sreg."
"Nama gue Petra Imanuel Mosinda, panggil aja Petra." Petra memperkenalkan diri.
"Kalo gue Lala Angela Numeta. Nama panggilan udah tau kan?"
"Kamu lagi dicariin Mamamu kan? Mending kamu balik dulu ke Mamamu. Nanti Mamamu khawatir loh." Petra menyarankan.
"Ah lu gak asik. Gue lagi bete ama Nyokap. Mending lu temenin gue dulu." Bujuk Lala.
"Gue lagi males ketemu Nyokap gue, soalnya Nyokap gue udah jarang jenguk gue di rumah sakit ini. Dia terlalu sibuk sama pekerjaannya, padahal anaknya lagi sakit di rumah sakit. Alasannya untuk biayain pengobatan gue. Emang gue tau itu baik, tapi kalo karena itu trus bikin Mama jadi jarang ke rumah sakit kan gue juga jadi kecewa. Gue sedih kalo cuma ditemani sama Oma dan Bibi(pembantu Lala). Sedangkan kalo sama sahabat-sahabat gue, gue gak mau mereka ngeliat gue dalam keadaan kayak gini."Cerita Lala.
"Kamu ambil positifnya aja Lala. Bersyukur, Nyokap lu masih bisa datang jenguk lu walau jarang. Setidaknya dia tetap perhatian ama lu dan pastinya dia sayang ama lu. Nyokap kamu jarang jenguk bukan karena dia gak mau, namun untuk kebaikanmu juga. Seharusnya lu mendoakan keberadaan Mamamu. Minta sama Tuhan agar Mamamu selalu diberikan kesehatan, diberikan kesuksesan dalam pekerjaannya. Dan utamanya agar kamu penyakitnya bisa disembuhkan sama Tuhan." Saran Petra.
"Doa? Tuhan? Ahh.. Omong kosong. Gue gak percaya sama begitu-begituan. Jangan ngomongin Tuhan sama gue. Dulu gue pernah berdoa sama Tuhan untuk kesembuhan Papa gue, yang punya penyakit sama kayak gue. Tiap hari gue berdoa agar penyakit Papa disembuhkan dan operasinya berhasil, tapi nyatanya apa? Tuhan diam aja, Tuhan gak dengar doa gue. Papa gue akhirnya meninggal 11tahun yang lalu. Sejak itu gue gak percaya sama Tuhan lagi. Ditambah, kalau Tuhan ada, kenapa penyakit Papa diturunin ke gue juga. Apa Tuhan mau bunuh gue juga sama kayak Tuhan ngerenggut nyawanya Papa?" ucap Lala yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan.
"Tuhan itu baik La, apapun yang terjadi dalam hidup ini pasti ada alasannya. Papamu pasti sudah tenang hidup di alam sana, di dalam surga. Tuhan gak mau bunuh Lala, tapi Tuhan pasti memiliki rancangan terindah dalam hidup Lala. Tuhan mau melihat Lala tetap setia dalam hidup Lala kepada Tuhan. Terus berdoa, percaya sama Tuhan dan lakukan yang terbaik buat Tuhan dan sesama. Lala harus rajin baca kitab suci, dari situ Lala bakal mengerti dan melihat betapa baiknya Tuhan itu. Dan yakini Tuhan ada untuk Lala dan keluarga Lala. Tuhan baik dan memiliki rancangan terindah buat Lala dan keluarga Lala."
"Hmm..." terdiam akan penjelasan Petra.
"Lala... disitu kau nak." Terdengar dari jauh suara panggilan seorang ibu-ibu memanggil namanya Lala.
"Mama?" Lala terkejut.
Ibunya Lala pun mendekati anaknya, "Lala maafin Mama ya? Mama tau Mama salah. Mama pasti akan lebih sering jenguk Lala. Mama janji. Tapi jangan kabur lagi ya dari Mama."
"Iya Ma.. Maafin Lala juga."
Petra melihat dengan tersenyum.
"Oh iya ini kenalin Ma, namanya Petra." Lala memperkenalkan Petra.
"Petra" Petra memperkenalkan diri dan tersenyum bersalaman dengan Ibunya Lala.
"Ini sahabatnya Lala?" Ibunya Lala bertanya.
"Bukan Ma. Kita baru kenalan tadi, trus ngobrol bareng. Petra anaknya baik Ma." Lala menjelaskan.
Petra hanya tersenyum.
"Makasih ya udah jagain anak tante. Kami pergi dulu. Sekali lagi makasih." Ucap Ibunya Lala.
"Iya sama-sama bu. Mari." Sahut Petra.
"Ayo Lala kita kembali ke ruang rawat." Ibu Lala mengajak Lala kembali.
"Iya, Ma." Ucap Lala.
"Besok soremau ngobrol di sini lagi gak?" tanya Lala.
"Boleh."
"Janji ya?" kata Lala.
"Iya" setujuh Petra.
"Ya udah sampai jumpa. Daa..." ucap Lala berpisah.
"Iya, Dada..." Sambil melambaikan tangan kepada Lala.
Petra kemudian segera ke ruangan ibunya untukmenjenguknya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro