Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 41 - Teenage Rebellion

Akhir pekan, konser Bring Me The Horizon berlangsung sudah tiba. Aku, Nat, Ezra dan Wes sampai di New Jersey pukul lima sore dan kami langsung menuju lokasi konser.

Setelah Kara dan Max mengakui perbuatannya, seluruh murid di sekolah berhenti menatap Nat dengan dingin. Kurasa hampir seluruh murid di Berry High sudah melihat bahwa Nat dan Cameron baik-baik saja sekarang, rumor tersebut hilang dengan sendirinya.

Pukul tujuh malam, kami sudah masuk ke dalam stadium. Saat kami berdiri di tengah kerumunan penonton.

Ezra yang berdiri di sampingku bertanya padaku. "Bagaimana menurutmu?"

Aku mengangkat bahu. "Aku tidak akan men-judge sebelum melihat mereka bermain. Tapi, penonton konser di sini semuanya seram. Maksudku, kau lihat semua jaket kulit yang mereka kenakan? Begitu pula lipstick hitam yang mereka pakai? Juga semua orang yang memakai graphic t-shirt dan pakaian serba hitam?"

Wes tertawa. "Jaket kulit dan lipstick gelap? Anggap saja mereka semua sama seperti Morgan!"

Aku mengernyit. "Thanks, that doesn't help."

Ezra menyikut lenganku. "Aku hampir setiap hari mengenakan jaket kulit, kuanggap kau sudah terbiasa dengan itu." Kemudian ia menoleh ke arah Nat. "Bagaimana denganmu, Nat?"

Nat tersenyum simpul. "This is new teritory for me. Aku terbiasa mendengarkan band bergenre pop, seperti The Script."

Wes menyeringai. "Kuharap kau suka! Tetaplah di samping Aiden. Ketika konser dimulai, semua penonton disini akan menggila!"

Aku meraih tangan Nat dan menggenggamnya dengan erat, membuat gadis itu tertawa.

"Aiden, chill. Aku tidak akan hilang!"

"Bukan itu yang kukhawatirkan!" ucapku.

Tiba-tiba, lampu sorot di atas panggung menyala, berganti-ganti warna dan menyorot ke sana ke mari. Di atas panggung, kami melihat anggota band melangkah dan menempati posisi masing-masing.

Sang vokalis meraih mic dari atas panggung dan berteriak, "HELLO NEW JERSEYYYY!!!"

Seluruh penonton bersorak dan bertepuk tangan. Aku masih menggenggam tangan Nat dengan sangat protektif.

"Ingat apa yang kubilang tadi, kalian tidak boleh terpisah!" ucap Wes sekali lagi.

Tiba-tiba, wajah Nat berubah muram. "Oke, aku mulai khawatir."

Aku menghela napas panjang. "Aku sudah merasa khawatir sejak berkendara menuju ke sini." Lalu menoleh ke arahnya. "But, hey. With you, I can handle everything, even a metal concert!"

Tiba-tiba, terdengar suara bass yang memekikkan telinga, disusul oleh tabuhan drum dan gitar elektrik. Penonton di sekitar kami melompat-lompat dan mengangkat tangannya di udara. Mereka juga mengangguk-anggukan kepalanya dengan liar.

Semua penonton di sini menjadi gila!

https://youtu.be/VAXg78MKJcM

* Bring Me The Horizon - Mantra
(Play this song for a better experience)

"Astaga! Tubuhku bergetar saat merasakan musik yang mereka mainkan!" Nat meninggikan suaranya.

Aku menoleh ke arahnya dan berusaha meninggikan suaraku. "Kau bilang apa? Aku tidak bisa mendengarmu!"

Nat berjinjit dan berteriak di telingaku. "MUSIKNYA!"

"APA? LUCID--APA?!"

Nat tertawa. "Musiknya!"

Setetes keringat mengalir di pelipisku. "Apakah ini aman untuk telingaku? Aku pernah menonton channel Youtube mengenai kerusakan gendang telinga karena--"

Do you wanna start a cult with me?
I'm not vibrating like I ought to be

Sang vokalis mulai bernyanyi. Ezra dan Wes bersorak dan melompat-lompat, mereka mengangkat tangannya tinggi-tinggi di udara.

Aku berteriak pada Nat. "This is a mistake! Seharusnya kita tidak datang ke sini!"

Nat meninggikan suaranya. "Mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur!"

Ezra dan Wes melangkah maju dan menghilang di antara kerumunan, meninggalkan kami berdua saja.

Nat menggenggam tanganku semakin erat. "Bagaimana ini? Kurasa hanya ada kita berdua di sini!"

"Stay close, Nat!"

Before the truth will set you free, it'll piss you off
Before you find a place to be, you're gonna lose the plot
Too late to tell you now, one ear and right out the other one
'Cause all you ever do is chant the same old mantra

Aku berteriak di telinga Nat. "Semua penonton di sini gila! Mereka seakan-akan sedang memulai 'Zombie Revolution Era'! Lihatlah mereka semua! Mereka seakan-akan lapar dan ingin memakan otak manusia hidup-hidup!"

Nat tertawa. "Zombie apa!? Astaga, tapi kurasa aku mulai menikmatinya." Ia melompat-lompat dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi di udara. "C'mon, Aiden, let it flow!"

Penonton konser yang ada di sekitar kami melompat ke sana ke mari, beberapa dari mereka mendorong kami menuju kerumunan yang lebih sesak. Nat meraih tanganku dan menarikku ke dalam kerumunan. Aku berusaha untuk tetap berdiri tegak dan menyeimbangkan tubuhku, sedangkan Nat masih melompat-lompat kegirangan.

Gadis itu berteriak. "Aku tidak mengerti apa yang mereka nyanyikan, tetapi aku menikmatinya!"

Tiba-tiba, seorang pria bertubuh besar dengan tattoo mendorongku dengan kasar, aku kehilangan keseimbangan dan berteriak. Namun dengan cepat ia meraih tanganku dan menahanku agar tidak terjatuh.

Nat tampak khawatir. "Aiden, you okay?"

Aku menunduk karena malu. "Ye-yeah. Ka-kau mendengarnya? Maksudku, kau mendengarku berteriak?"

Nat tersenyum lebar. "Yeah, ayo kita berteriak bersama-sama!"

"Buka itu maksudku!"

Tidak lama kemudian, beberapa penonton mengangkat temannya yang lain di udara. Mereka bersorak dengan gembira.

Nat berteriak di telingaku. "Sepertinya menyenangkan, aku ingin naik juga!"

"Are you kidding me?!"

Pria bertubuh besar di belakangku menepuk bahuku dan Nat. "Kalian mau coba?"

Nat tersenyum lebar dan mengangguk dengan antusias. Dengan spontan, pria tersebut menggendong Nat di bahunya, membuatku terkejut setengah mati.

"Hei! Turunkan pacarku!" bentakku.

Tiba-tiba, pria bertubuh besar lainnya mengangkat tubuhku dan menggendongku di bahunya. 

"Turunkan aku!" aku memukul lengan si pria besar.

"Relax, little man!" Pria itu terkekeh.

Aku merasa takut pada awalnya, namun pria itu tersebut menjagaku agar tidak terjatuh. Ternyata hal ini tidak buruk, band terlihat jelas dari atas sini dan membuatku semakin bersemangat. Dengan spontan aku mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi di udara.

"I'M UNDEAD REBEL KING!" teriakku.

Nat tertawa dan bersorak, "UNDEAD APA?! Oh tidak, kau sudah berubah menjadi zombie! Aku harus melindungi otakku darimu!"

"BRAINS! GIMME BRAINS!" Aku bersorak di udara.

Selama beberapa saat ke depan, kami bersorak dan berusaha menikmati band dari atas pangkuan orang asing. Suara musik yang memekikkan telinga tidak lagi menggangguku. Justru sebaliknya, aku tidak pernah merasa sebebas ini dalam hidupku dan aku menyukainya.

Setelah beberapa lagu, dua pria bertubuh besar tersebut menurunkan kami.

"Tidak bisa dipercaya aku menikmati sensasi menonton konser dari atas bahu orang asing!" seruku.

Kini, band berganti memainkan lagu yang lebih bersemangat. Nat menarikku ke dalam genggamannya dan mengjakku melompat-lompat.

"C'mon, Aiden, dance with me!"

Aku menyeringai dan mengikutinya melompat-lompat. Seluruh kegilaan ini membuat adrenalinku semakin terpacu.

Rambut pirang gadis di depanku berkibar saat mengangguk-angguk dan melompat-lompat di udara. Wajahnya memerah, poni dan dahinya basah, keringat mengalir deras di pelipis dan lehernya. Meskipun berantakan, Nat semakin terlihat cantik di mataku.

Beberapa saat kemudian, lagu berganti menjadi lebih tenang. Seluruh penonton melunak dan berhenti melompat-lompat. Mereka mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan mengibarkannya di udara. Aku dan Nat mengikuti pergerakan mereka.

https://youtu.be/EfE-tV8Cq00

* Bring Me The Horizon - Follow You
(Play this song for a better experience)

Come sink into me and let me breathe you in
I'll be your gravity, you be my oxygen
So dig two graves 'cause when you die
I swear I'll be leaving by your side

Seperti yang Ezra bilang, lirik lagu yang mereka nyanyikan terlalu dark bagiku. Namun entah mengapa, lagu mereka mewakili perasaanku sekarang. Aku dan Nat masih saling bertatapan satu sama lain.

'Cause I'm telling you you're all I need
I promise you you're all I see

Nat masih menatap lekat kedua netraku, kami saling mendekat hingga tidak ada lagi jarak di antara kami. Wajahku hanya beberapa centimeter saja dari wajahnya. Aku menggigit bibirku saat menatap ranum bibirnya.

So you can drag me through hell
If it meant I could hold your hand
I will follow you 'cause I'm under your spell

Tiba-tiba, band memainkan musik yang lebih keras saat lagu sudah mencapai reff. Dengan cepat aku meraih kedua pipinya dan menciumnya dengan penuh gairah. Hormon adrenalin mengalir deras di tubuhku, diikuti oleh hormon serotonin yang tak kalah hebatnya..

Gadis itu melingkarkan lengannya di leherku dan membalas ciumanku dengan lebih bersemangat lagi. Napasnya memburu cepat seirama dengan milikku, pipinya memerah dan memanas karena ia menggerakan tubuhnya terlalu bersemangat sejak konser dimulai. 

Jantungku berdetak sangat kencang, tidak bisa membedakan apakah itu irama dari detak jantungku sendiri atau tabuhan sang drummer. Aku dapat merasakan hangat napasnya, detak jantungnya, lembut bibirnya menjadi satu, membuatku mabuk dan melupakan segalanya. Pemandangan di sekitarku perlahan memudar dan hilang, aku hanya terfokus pada Nat dan ciumannya.

And you can throw me to the flames
I will follow you, I will follow you

Nat melepaskan ciumannya dan menyeringai."So, apakah kau masih bisa bilang kalau kau tidak menyukai konser band metal?"

"Jika yang kau maksud adalah menonton konser metal sambil menciummu, no. I like that."

*****

Tengah malam saat konser sudah selesai, seluruh pengunjung keluar dari stadium. Meskipun di dalam cukup luas, aku tetap kesulitan mencari udara segar. Aku dan Nat menunggu kehadiran Ezra dan Wes di lokasi yang cukup strategis. Kami berempat berpisah sejak beberapa jam yang lalu dan belum berkumpul kembali.

"AAAAH!" Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku, membuatku terkejut setengah mati.

"Yo, lovebirds, enjoy the show?" Wes menyeringai pada kami.

"BMTH keren sekali! Aku mengerti mengapa beberapa orang menyukai band metal. Kalian merasa bebas dan lepas saat mendengarkan lagu mereka!" Aku menjelaskan dengan antusias.

Nat mengangguk dengan antusias. "Yang dikatakan Aiden benar. Aku tidak pernah melihatnya begitu bersemangat seperti tadi!"

"Akhirnya kalian mengerti juga selera musik kami!" Ezra menoleh ke arahku dan Nat secara bergantian. "Kalian akan langsung pulang? Aku dan Wes akan menginap di rumah sepupuku, ayo ikut saja dengan kami!"

"Sepertinya kami harus pulang. Aku bilang pada ayahku kalau aku akan pulang dari rumah Emma pagi hari," Nat merespon.

"Oh, kau bohong pada orang tuamu juga?" tanya Wes.

"Of course! Dad akan membunuhku jika ia tahu kalau aku pergi ke luar kota untuk menonton konser!" jawabnya.

"Alright, bye, you two. Drive safely!" Ezra berpamitan pada kami, begitu pula dengan Wes. Mereka masuk ke dalam mobil mereka dan berkendara menuju rumah sepupu Ezra.

KRUYUUUUK

Aku menoleh ke arah Nat yang sedang mengusap perutnya.

"Aiden, aku lapar," lirihnya.

"Jadi yang tadi itu adalah bunyi perutmu?" Aku tertawa lepas.

Ia menginjak sepatuku."Shut up! Kau juga pasti lapar, kan?!"

Aku mengambil kunci mobilku dari dalam saku. "Ayo kita ke restoran fast food 24 jam!"

Nat mengangguk. Kami masuk ke dalam mobil dan berkendara menuju ke restoran fast food terdekat.

Siders gapapa ga comment, tapi ⭐-nya diklik ya! It means a lot to me, thank you so much💙

******

BONUS

Cocok ga, kalau seandainya Aiden jadi gitaris band rock? Nah, he's too cute😍😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro