
Chapter 1
Butiran salju mulai menyapa negeri matahari terbit. Secara perlahan, suhu dingin pun mulai menyapa kulit.
Ya, musim dingin telah tiba dan kebanyakan orang akan menyambutnya dengan berkumpul bersama keluarga atau sahabatnya. Mereka akan menebar kehangatan ditengah suhu dingin seperti ini.
Namun hal itu tampak tidak begitu berlaku untuk orang-orang tertentu. Seperti musisi jalanan misalnya. Mereka harus mencari nafkah dengan menjual kaset cd mereka ditengah persaingan dengan idol ataupun musisi papan atas.
"Yuki, lihat di sana," ucap Momo sembari menunjuk seorang gadis yang notabenenya adalah musisi jalanan.
"Mari," balas Yuki.
Sesampainya ditempat yang dimaksud, mereka mendengarkan nyanyian dari gadis tersebut. Dan bisa dibilang, suara gadis itu cukup bagus. Bahkan tidak ditemukan adanya nada fals.
Selain itu, ekspresi dari sang gadis bisa dibilang sangat menjiwai. Dan ya, sangat langka untuk mencari musisi yang menjiwai lagu yang mereka bawakan.
Yuki dan Momo bertepuk tangan saat gadis itu selesai bernyanyi.
"Terimakasih banyak," ucap sang gadis dengan senyuman manis diwajahnya.
"Kau wanita yang tangguh," puji Momo dengan nada ceria. Dan sekali lagi, gadis itu mengucapkan terimakasih padanya.
"Omong-omong, boleh kami beli cd mu?" tanya Yuki.
Sontak, gadis itu terkejut. Ia tidak percaya jika ada yang mau membeli cd nya.
"Kenapa kau terkejut begitu?" tanya Momo.
Gadis itu sedikit menutup mulutnya. Manik merah darah yang semula penuh kehangatan pun berubah menjadi menahan air mata.
Momo tidak tega melihatnya. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap pelan pundak sang gadis.
"Sedari sebulan, tidak ada yang mau membeli cd ku," ucapnya setelah menarik nafas sejenak.
Yuki paham bagaimana rasanya. Akhirnya, ia menawarkan diri untuk memborong semua cd sang gadis.
"T-tidak perlu. Aku ... aku ingin suaraku juga terdengar oleh semua orang. Jadi, aku sangat berterimakasih saat kalian membeli satu," ucapnya.
Yuki tersenyum mendengar ucapan itu.
"Begini saja. Kami borong semuanya dan akan kami bagikan ke teman-teman kami, bagaimana?" tawar Momo.
Sebenarnya, penawaran ini ada benarnya. Namun lagi-lagi, gadis ini menolaknya dengan mengatakan jika ia ingin mengenal siapa yang membeli cd nya. Jadi, ia ingin orang yang hadir dan menemuinya secara pribadi.
Berjiwa idol, itulah yang ada dipikiran Yuki dan Momo. Pasalnya, mereka yang menjadi idol pun belum tentu ingin melakukan hal ini pada para penggemarnya.
Dan pada akhirnya, Yuki dan Momo masing-masing membeli satu cd sang gadis. Sebelum berpisah, mereka sempat memberikan makanan dan minuman untuk sang gadis.
"Siapa namamu?" tanya Yuki sebelum berpisah.
"Neko, Kurosaki Neko," ucap sang gadis dengan nada hangat.
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Neko-chan!" ucap Momo dan mulai menarik Yuki dari hadapan sang gadis.
Namun, sang gadis baru menyadari hal yang penting. Ia lupa menanyai siapa nama kedua pria itu.
'Neko bodoh,' batinnya sembari memukul pelan kepalanya.
*****
Yuki dan Momo tiba di agensi yang sudah lama membutuhkan bantuan mereka, Yaotome Production.
Seperti biasa, mereka berbincang-bincang hangat hingga Yuki memberikan sebuah cd yang ia beli pada Yaotome sacchou.
Awalnya, Yaotome sacchou menolak cd itu. Karena Yuki yang meminta, akhirnya Yaotome sacchou pun mendengarkannya.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Yuki.
Yaotome sacchou melipat tangannya. Wajahnya yang sudah lelah pun tampak sedang berpikir dan menimang baik-baik.
"Aku tidak tahu kau menemukannya dimana, tapi gadis ini punya suara yang lumayan," ucap Yaotome sacchou.
"Pilihan Yuki memang tidak pernah salah," puji Momo.
Yuki tersenyum. "Mungkin gadis itu bisa sedikit merombak agensimu yang kekurangan solo idol," ucapnya.
"Yuki, bukankah itu aneh untuk membantu orang yang baru saja kau kenal," bisik Momo.
"Aku hargai. Hanya saja, aku sedang tidak ingin menambah apapun lagi. Posisi Trigger dan artis lainnya saja belum aku perbaiki," jelas Yaotome sacchou.
"Mungkin lain kali kau bisa mempertimbangkannya. Karena, aku yakin jika kau tidak akan membuang sebuah berlian dijalan. Apalagi, masih ada kemungkinan untuk Takanashi production menemukannya," ucap Yuki setelah menyeruput teh nya.
"Yuki, kau serius?" tanya Momo.
"Penyanyi jalanan bukan berarti mereka tidak bisa menyanyi. Mereka ingin menunjukkan pada lingkungan sekitar bahwa mereka juga memiliki bakat yang tidak kalah menarik dengan para idol yang telah memiliki bakat. Mereka juga pasti ingin bergabung dengan agensi seperti kita. Dan mungkin saja, mereka juga korban penolakan dari para agensi," jelas Yuki.
"Kau membuatku semakin pusing. Tapi tetap akan aku pertimbangan terlebih dahulu," tegas Yaotome sacchou.
"Itu baru Yaotome sacchou yang aku kenal," puji Yuki.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro