Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part.10 - Perisak


Update
09/10/2019

Support Cast in this part – Lee Hyukjae

LEE HYUKJAE memiliki jam mengajar pertama di kelas 3-2. Dia seorang guru olahraga yang baru saja diangkat sebagai guru tetap bulan lalu. Murid-murid telah dibagi menjadi dua tim. Murid perempuan siap bermain bola tangan, sedang murid laki-laki bermain basket.

Sejeong dan Sehun saling menyemangati dari kejauhan. Sudah lama sekali Sejeong tidak melakukan hal semacam itu bersama seseorang.

"Aku heran kenapa Sejeong bisa dekat dengan Sehun, sekarang ditambah lagi Doyoung!" Iri Yebin meremas bola dengan tangannya.

Yeonjoo mengeratkan gelang yang beberapa hari ini telah ia pakai, "Lihat saja dia akan menyesal dekat dengan mereka."

"Apa yang akan kau lakukan?" Yeonjoo melirik bola di tangan Yebin, setidaknya membuat temannya itu mengetahui hal apa yang akan terjadi dipermainan nanti.

"Lempar padaku!" seru Sejeong melambai-lambai pada Jiho yang memegang bola.

Ide jail tercipta, Jiho bersiap melempar bola. Begitu pun Sejeong yang bersiap menerima bola. Tak disangka bola malah mengenai kaki bagian atas Sejeong, walau sakit ia menahannya. Bola menggelinding ke arah Yeonjoo, dengan sengaja Yeonjoo melempar bola hingga mengenai kepala Sejeong.

"Ah maaf aku tidak sengaja," permintaan maafnya jelas hanyalah bohong belaka. Yeonjoo tersenyum berpura menyesal, murid lain tertawa.

"Cepat lempar lagi bolanya!" Rupanya giliran Yebin melempar bola, dan pasti kali ini akan mengenai Sejeong juga.

Yebin bersiap, gayanya sudah seperti pelempar bola profesional saja. Membuat Sejeong menatap takut, biar bagaimanapun ini tidak benar. Tak ada yang berniat menghentikan permainan ini, hanya satu nama yang muncul dipikiran Sejeong.

Sehun bisakah kau menolongku! Ucap Sejeong dalam hati. Bagaimana mungkin dia bisa berteriak meminta bantuan.

Bola mengarah cepat pada Sejeong. Tiba-tiba saja Sehun datang menghalangi, alhasil bola mengenai punggungnya.

"Sehun-ah," ujar Sejeong pelan.

"Siapa yang melakukannya?!" marah Sehun mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Semua murid terdiam, terutama Yebin yang sibuk bersikap biasa saja. Guru Lee memasuki ruang olah raga, tak ada satu pun murid yang bermain. Penglihatannya tertuju pada Sehun yang berada di tengah lapangan.

"Kalian adalah seorang pelajar, seharusnya tahu batasan dalam bermain! Kenapa malah melemparinya dengan bola!" tegur Sehun, ingat, dia memang lebih senior dengan catatan dua kali mengulang kelas.

Rasanya seperti suasana dalam ruangan berubah dingin, dengan sepoi-sepoi angin entah dari mana. Sejeong merasakan perubahan itu, ia mencoba mencari asal angin yang berhembus pelan kemudian semakin kencang.

"Siapa yang melempari bola?" tanya Guru Lee berjalan di antara murid-muridnya.

Terkejut akan kedatangan sang guru, para murid menunduk enggan menjawab. Mereka semua tahu Jiho, Yeonjoo dan Yebin melempar bola pada Sejeong dengan sengaja.

"Sudahlah," bujuk Sejeong meraih lengan Sehun.

Sepertinya aula olah raga kembali ke suasana sebelumnya, beberapa helai rambut murid wanita berhenti bergerak begitu pun dengan rambut kuncir kuda Sejeong. Suasana berubah hening, Guru Lee pasti tak akan membiarkan siapa pun mengacau dijam mengajarnya.

"Aku hanya keluar sebentar dan kalian sudah membuat masalah, apa harus aku mengawasi kalian setiap saat! Berhenti melakukan hal yang merugikan, dan katakan siapa yang melakukannya?" perintah Guru Lee masih dengan nada sabar, "Katakan siapa pelakunya!!!" Sentaknya.

"Dalam permainankan wajar jika ada yang terkena bola." bela Jiho.

Yebin manggut-manggut. "Iya Guru," sahutnya menghindari tatapan Guru berahang lancip.

Hyukjae adalah guru olah raga yang cukup tegas, terkadang dia juga humoris pada waktunya. Selalu mengambil keputusan dengan melihat siapakah murid yang berani mengelak dan menanggapi ucapannya.

"Jiho dan Yebin, bersihkan lapangan setelah pelajaran selesai." putus Guru Lee terkesan santai namun masih terdengar tegas.

"Guruuu," rengek Yebin.

"K-kenapa aku!" seru Jiho tak terima, melirik ke arah Yeonjoo.

“Kau itu ketua kelas, seharusnya tunjukan sikap yang baik untuk teman-temanmu, kau mau Jaehyun menggantikan posisimu!” kata Guru Lee.

Yang disebut namanya mendengus, bukankah selama ini pekerjaan ketua kelas selalu dia yang melakukannya.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

Hampir semua murid meninggalkan lapangan, hanya beberapa yang tersisa. Jiho dan Yebin dibantu Yeonjoo merapihkan lapangan. Mereka memungut banyak bola dan memasukannya ke keranjang.

Jiho terus saja mengeluh, dia yang paling menentang hukumannya. Sambil men-dribble bola basket Yebin memasukan bola ke keranjang yang dibawa Yeonjoo.

“Siapa yang peduli tentang jabatan ketua kelas, toh memang Jaehyun yang mengambil semua tanggung jawabku. Memang akan lebih baik jika aku jadi wali ketua kelas saja…” ucap Jiho kesal sekaligus mengaku tak ingin lagi menjadi ketua kelas, "Bisakah kalian berhenti bermain dan cepat selesaikan!" ia menambahkan dengan sewot selagi berhasil memasukan bola pada keranjang yang dibawa oleh Yeonjoo.

"Wah kau berbakat." Puji Yeonjoo membenarkan posisi keranjang di kedua tangan.

Yebin mencibir. Menatap fokus pada keranjang lalu melempar bola. Bidikannya meleset malah mengenai keranjang, hingga terlepas dari tangan Yeonjoo.

"Aduh kakiku!" jerit Yeonjoo merasakan sakit pada kakinya setelah tertindih keranjang bola, saat itu juga ia menahan hasrat untuk mengeluarkan api. “Baek Yebin bisakah kau lebih hati-hati, bolanya jadi berhamburan lagikan!” usahanya tak sia-sia, kenyataannya tidak ada bola yang tersulut api dan lagi ia menyadari saat ini Sejeong dan Sehun masih berada di aula olahraga.

“Maaf… aku benar-benar tidak sengaja.” sesal Yebin kebingungan harus berbuat apa? Di sisi lain ia dan Jiho tengah menjalankan hukuman, dan tak bisa mengantar Yeonjoo ke UKS.

"Hanya kalian yang masih di sini, jadi tolonglah antar Yeonjoo ke UKS." pinta Yebin tak biasanya bersikap lunak.

Sehun dan Sejeong urung keluar. Diminta bantuan seperti itu Sehun tidak bisa menolak, melirik Sejeong seolah meminta persetujuan. Setelah itu memapah Yeonjoo. Langkah Sejeong terhenti saat namanya dipanggil.

"Kecuali kau Kim Sejeong!" seru Jiho, Yeonjoo tersenyum menang. "Maafkan kami atas kejadian tadi, gantikanlah Yeonjoo untuk membantu kami, hmm," bujuknya terlihat tulus.

Sebelum pergi Sehun menoleh sekali lagi pada Sejeong yang kini tengah memungut bola. Setelah yakin kedua temannya sudah keluar, Yebin dan Jiho saling tukar pandangan.

"YA! Bisa kau angkat keranjang bolanya."

Sejeong menuruti kata-kata Yebin. “Ireokae (Seperti ini)?"

“Angkat lebih tinggi lagi!" desaknya sontak Sejeong mengangkat keranjang sejajar dengan dadanya.

Bola berhambur masuk ke keranjang, tak jarang meleset dan Sejeong harus mengejarnya atau lebih parahnya mengenai wajah. Yebin dan Jiho tertawa terbahak-bahak melihat Sejeong kelimpungan. Sejeong tahu akan seperti ini, tak seharusnya dia terpedaya oleh sikap baik mereka.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

Hening. Tidak ada yang berbicara di antara Sehun dan Yeonjoo. Benar-benar canggung. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Yeonjoo berdehem untuk mencairkan suasana.

"Terima kasih," ujar Yeonjoo membuka pembicaraan, "Sangat canggung ya, aku harap bisa berteman denganmu." tukasnya sambil merapihkan rambut ke sela telinga.

Mata Sehun tertarik dengan gelang yang ada di pergelangan tangan Yeonjoo, "Gelang itu," gumamnya mengingat pertengkarannya ketika menolong seorang gadis di gedung kosong minggu lalu. "Siapa namamu?" Tanyanya menjadi lebih bersemangat.

"Kau bertanya karena tidak tahu?"

"Biar lebih jelas saja," ucap Sehun asal.

Diselingi tawa Yeonjoo menjawab. "Yeonjoo, Lee Yeonjoo,"

Percakapan pun berlanjut, mereka sesekali tertawa. Karena Sehun mengatakan lelucon dan bertingkah konyol dengan menirukan suara hewan.

Dari sela pintu yang sedikit terbuka Sejeong dapat melihat keakraban yang terjalin antara teman lama dan teman barunya, ada rasa tak suka yang menjalar namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Berbalik dan menjauh adalah hal terbaik yang sekarang dipikirkannya.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

Jangan terlalu benci Yeonjoo pemirsa,
Ayo Sejeong, jangan membiarkan dirimu dirisak lagi…

Sejeong: Bukankah ini ulah Cho Jagganim?

Alesta Cho: Mian :’

THANKS FOR READING
SEE YOU

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro