Chapter 7 : Run away
"Shinazugawa-san!"
Suara shinobu menggema di lorong itu.
Kenapa tiba-tiba dia mengejarku terburu-buru begitu?
"Tolong bantu aku mencari (y/n)!"
Mendengar nama yang tak asing itu,
mataku terbelalak.
Kakiku mulai melangkah,segera mencari dimana keberadaannya.
---------------------------------------------------------
Pagi ini baru saja terjadi,
(y/n) kabur dari kamarnya saat shinobu hendak memberinya suplemen tambahan.
Hari sebelumnya shinobu berkata pada (y/n) bahwa gadis itu memiliki sisa hidup hanya 5 hari mulai dari sekarang.
Shinobu bilang gadis itu pasti berlari menuju pohon besar diantara padang bunga yang berada di sebelah selatan.
Tepat berada diatas bukit mengarah ke kediaman para pilar.
Tidak perlu berjalanan terlalu jauh pun aku sampai disana.
Itu padang bunga yang kemarin dituntunnya padaku.
Di ujung sana terdapat pohon besar dimana seorang gadis membenamkan wajah di tekukan lututnya.
"Oi bocah,ngapain lu disana?"
(y/n) mengangkat wajahnya.
Sadar dengan kehadiranku,dia berusaha menghapus tiap air matanya yang mengalir.
"Ahaha,senpai untuk apa kesini? kangen dijahilin aku ya?"
Bodoh! Berhentilah tersenyum dikala kau sedang menderita!
"Tidak,aku hanya berjalan-jalan dan kebetulan menemukanmu.
Kau sendiri kenapa disini?"
Aku harus membohonginya selagi dia membohongiku,dengan begini kita impas.
"Aku sedang menatap pemandangan dan menghirup udara segar.
Lihat,kediaman para pilar terlihat jelas dari sini!"
Memang benar apa katanya,pemandangan terlihat indah dari atas sini.
Daun pepohonan melindungi dari sengatan matahari.
Bunga-bunga bagai menari-nari ditiup angin.
Baru kusadari ada tempat seperti ini di dekat kediaman para pilar.
Tempat yang selalu diterpa oleh angin lembut nan sepoi
"Setiap hari jika bosan atau lelah,
aku selalu duduk disini menikmati tiap angin yang masuk ke paru-paruku.
Bernafas itu menyenangkan ya,senpai?"
Bernafas yang dimaksud bukanlah pernafasan jurus,melainkan maksud lain.
"Nee,(y/n)..."
Dia menatapku.
"Aku sudah mendengar semuanya tentang dirimu,kau tak perlu menutupinya lagi."
Kalimatku berhasil menghancurkan topeng miliknya.
Mulutnya diam seribu bahasa,wajahnya ditundukkan.
"B-berarti senpai tau apa yang terjadi bahkan sisa hidupku?"
Suara riang itu menghilang,berubah menjadi suara gemetar yang terdengar menyedihkan.
(y/n) : "Lalu apa yang akan senpai lakukan setelah mendengar itu semua?"
Sanemi : "Tentu saja"
(y/n) : "tentu saja?"
Sanemi : "Akan kukabulkan tiap keinginanmu,sekecil apapun."
Lensanya melebar mendengar itu,
airmata mengalir hingga pipi.
Kuusap airmata itu dari wajah yang selalu terlihat ceria saat menjahiliku.
"Kau boleh menangis semaumu,(y/n).
Aku ada disini untukmu."
Sontak gadis itu memelukku.
Suara tangisan bagai seorang anak kecil yang tersesat itu mengisi kesunyian di dadaku.
Kuusap surai itu dengan lembut,berusaha menenangkan secara perlahan hingga dia puas melampiaskan apa yang dipendamnya.
----------------------------------------------------------
Malam hari...
Setelah seharian berada disana,
akhirnya kami berpisah untuk beristirahat malam ini.
Aku mengantarnya sampai di gerbang kediaman kupu-kupu.
"Oyasuminasai,senpai. Jaga diri ya!"
Lambaian itu terlihat dari kejauhan.
"Kimi mou (Kau juga)"
Ku lempar senyuman terterpa sinar rembulan yang berhasil melebarkan lensanya sekali lagi.
Ku harap malam ini anginku bisa mengisi paru-parumu lagi,(y/n).
Batinku sambil berlalu dari sana.
---------------------------------------------------------
Tbc...
.
.
.
.
.
.
Hitung mundur dimulai...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro