Chapter 5 : Fakesmile
Author's POV
"(y/n)..."
Shinobu memasuki ruangan gadis itu,
Membawa nampan berisi suplemen yang lebih banyak dari sebelumnya.
Dia duduk di sebelah kasur (y/n),dimana gadis itu masih terduduk disana.
"Tubuhmu semakin rapuh,apa tak apa kau terus mengejarnya?"
Menatap wajah khawatir sensei tercintanya,
Gadis itu tersenyum.
"Daijobu da dayo,pasti suatu hari nanti aku bisa mendapatkannya! aku percaya itu,sensei!"
Ucapnya memamerkan deret gigi putihnya.
Shinobu tau kalau itu hanyalah sebuah kebohongan,walau begitu dia tetap menghargai usaha anak didiknya yang melawan musuh dalam dirinya itu.
----------------------------------------------------
Sanemi's POV
"Niisan!"
Genya menyapaku yang sedang melatih pernafasan.
Sanemi : "Ada apa?"
Genya : "Kemarin niisan misi dengan gadis yang biasa mengganggumu ya?"
Sanemi : "Ya,memang kenapa?"
Genya : "Ku dengar dia terjatuh saat misi dan niisan yang membawanya.
Kukira niisan membencinya, tak peduli dia hidup atau mati."
Sanemi : *menepuk pundak genya* "Dengar genya,membawanya bukan berarti aku menyukainya,mengerti?"
Genya : "Tapi niisan peduli--"
Tatapan mematikan kulemparkan,agar dia menyumpal mulut itu.
"Jangan ganggu latihanku,genya."
------------------------------------------------------
Saat ini aku berjalan di lorong,
mencari tempat latihan lain yang jauh dari gangguan.
BAAAMM!!
Satu karung tepung tiba-tiba menjatuhi kepalaku,alhasil tiap tubuhku berwarna putih bagai adonan kue.
"Hahaha,senpai kena lagi!"
Gadis itu...
Ku kejar dia seperti biasa.
Hampir setiap hari dia mengajakku jogging...bukan,tapi marathon memutari kediaman para pilar.
Maka dari itu tak jarang banyak yang menanyakan hubungan kami sebenarnya.
"KEMARI KAU BOCAH KEPARAT!!"
Dia yang selalu lolos di tiap seranganku, membuat kepala ini ingin meledak saja.
Aku tetap berlari mengejarnya dan baru kusadari...
Aku berada di tengah padang bunga yang luas,agak dekat dengan kediaman para pilar.
Flop!
Sesuatu yang melingkar jatuh di kepalaku.
Seseorang menaruhnya disana tanpa sepengetahuanku dari belakang.
"Begini lebih baik."
Ucap gadis itu setelah menaruh mahkota bunga di kepalaku.
"NGAPAIN LU NGASIH GUA BUNGA,BAMBANK?!"
Ku banting mahkota itu dari kepalaku,menginjaknya sampai bunga itu berserakan.
"GUA ITU COUO BUKAN CEUE BAYI KAYAK LU,TAU GAK?!"
Uh-oh...apa aku kelewatan mengatakan itu?
Berbeda dari perkiraanku,dia justru tertawa.
"Benar juga ya,kalau laki-laki mana mau diberi mahkota begitu,bodohnya aku."
Ucapnya tertawa melihat kelakuannya sendiri.
"Aku cuman ingin mbuat senpai ketawa atau senyum dikit gitu,tapi gagal terus"
Dia menggembungkan pipi chubbynya.
Sanemi : "Bukannya aku senyum tiap hari?"
(y/n) : "Tapi serem,kayak mau makan (y/n) gitu."
Sanemi : "Emang iya. terus mau yang kayak gimana lagi?"
Dia menarik garis bibirnya itu ke atas,memperlihatkan senyum lebar miliknya.
"Seperti ini!"
Ucapnya dengan surai yang tertiup angin di padang bunga itu.
Wajah nya begitu cerah diterpa mentari dari belakang.
Aroma bunga tercium dari arahnya.
Seketika dia terlihat....
Sangat manis
---------------------------------------------------------
Senja pun datang menerpa padang bunga itu.
Setelah bermain dan mengobrol cukup lama,tubuh ini kami istirahatkan di salah satu pohon besar disana.
Mataku yang terbuka pertama kali,menyadari kepala (y/n) yang bersandar di pundakku.
Tubuh mungilnya,
Wajah mungil pula,
Juga senyumnya yang masih ada disana.
Entah kenapa membuatku sedikit menaruh perasaan padanya.
Kuusap surai lembutnya selagi dia masih tertidur.
"Aku tau kau itu menyebalkan,tapi untuk hari ini saja.
Aku akan menaruh perasaanku padamu."
-------------------------------------------------------
Tbc...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro