Writetober 2024 Day 8: Arranged Marriage
A/N:
SioWill x Touken Ranbu
Ide ini muncul gara-gara temen internet aruji bilang Sion mirip sama Chougi dan aku teracuni Sion mirip Chougi karena dia :D
.
.
.
Ketika umur sudah cukup untuk masuk ke Sekolah Rigarden sebuah pedang akan diwariskan pada anak itu dan katanya pedang itu juga bisa menuntun pemegangnya menemukan takdir yang sudah dipastikan, yaitu bertemu dengan pemilik pedang yang sama.
Chougi Yamanbagiri, itulah nama pedang yang dimiliki Keluarga Bangsawan Ulster. Pedang itu sendiri jika dialiri oleh sihir pemiliknya akan berubah menjadi wujud manusia, tergantung banyak atau tidaknya sihir yang dialirkan.
Wujud manusia dari pedang hanya bisa bertahan seharian.
Sion menerima Yamanbagiri Chougi dan tongkat sihir Halcon. Pedang dan tongkat itu akan menemaninya selama sekolah.
5 tahun bersekolah di Rigarden Sion tidak menemukan satu pun murid yang memiliki pedang yang sama dengannya.
Namun, pada suatu saat Sion memasuki dungeon seorang diri karena keinginan pedang dia miliki itu. Sion mengikuti keinginan pedangnya itu, dan Sion berakhir di jalan masuk menuju strata 5, dari sana dia bisa melihat teman sekelasnya yang tidak bisa menggunakan sihir, Sion memperhatikannya dengan seksama.
"Pedang yang digunakannya mirip dengan punyaku, jadi itu pedang yang bernama Yamanbagiri Kunihiro."
Ekspresi wajah Sion berubah jadi tidak suka, mengingat apa yang dikatakan ayahnya ia harus menikah dengan seseorang yang memiliki pedang tiruan yang dinamai Yamanbagiri Kunihiro. Sion menggertakkan giginya, ia tidak sudi menikahi rakyat jelata, tetapi mengetahui kemampuan Will yang bisa membunuh monster di strata 5 satu persatu dengan mudahnya hanya menggunakan pedang membuatnya tambah jengkel.
Sion terus melihat pergerakkan Will, tubuhnya tiba-tiba bergerak sendiri ketika melihat Will dalam keadaan terdesak, Sion berlari masuk ke strata 5, berdiri agak jauh dari Will, mengarahkan tongkat pada laba-laba raksasa.
"Oh Bara Api, sisa-sisa kota mati! Menyalalah! Jejak-jejak kobaran api yang menghanguskanmu! Ingatlah! Nyala api kehancuran yang menari di atas daratan legam! Dengan tombak api ibu pertiwi yang telah lama sirna, bakar habis semua musuh di hadapanku! Iflamme Burdelyon."
Bola api besar layaknya matahari membakar hangus monster laba-laba itu.
Will membalikkan badannya, kedua matanya membulat saat mendapati kehadiran Sion, yang bikin Will tambah kaget adalah sebuah pedang yang menggantung di pinggang Sion. Pedang yang mirip dengan miliknya.
"Sion? Kenapa kamu di sini?"
"Bukan urusanmu, oi anak gagal, jawab aku! Dari mana kamu mendapatkan pedang itu?"
"Ini? Ini cuman pedang tiruan yang asli, ini dari ayah angkatku."
"Jadi kamu tidak tahu apapun tentang pedang itu dan maksud pedang itu diberikan padamu?"
"Aku cuman disuruh merawat pedang ini dan memakainya di setiap pertarungan, tapi aku pernah dengar pedang ini bisa beresonansi dengan pedang yang asli."
Sebelah alis Sion terangkat. "Beneran hanya itu aja?"
Will mengangguk ragu. "Pedang yang dibawa Sion mirip dengan punyaku, Sion bisa menggunakan pedang?"
Sion memalingkan pandangannya. "Tidak, pedang ini diberikan oleh ayahku dan katanya pedang ini akan mencari pedang yang sama dengannya," Sion melipat kedua tangannya di depan dada, alisnya menukik tajam, menatap marah pada Will yang tidak tahu apa-apa, "aku tidak sudi menikahi rakyat jelata sepertimu."
Will memiringkan kepalanya bingung. "Maksudnya?"
Dahi Sion berkedut, urat-urat di dahinya menyembul keluar. "Aku sebenarnya tidak ada berhak marah padamu karena ayah angkatmu tidak mengatakan apapun tentang pedang ini, tapi aku sangat kesal padamu, aku tidak mau menikahi laki-laki, kenapa pula kamu bisa memiliki pedang tiruan itu."
"Sion, aku masih tidak mengerti dengan ... bagian menikah."
"Dengar, ayahku bilang aku harus menikah dengan pemilik pedang tiruan Chougi ini dan katanya dengan begitu pedang ini mengeluarkan kekuatan yang hebat jika dua pedang ini bersatu, pedang ini juga memiliki jiwa di dalamnya dan bisa menyerap kekuatan sihir."
Will berusaha memahami yang dikatakan Sion soal pedang tiruan dan pedang asli, tetapi otaknya tidak bisa mencerna kata-kata itu dengan cepat.
"Sion, kepalaku pusing, kita bicarakan ini pas udah di sekolah ya?"
Tiba-tiba Sion teringat sesuatu, informasi yang harus Will tahu tentang pedang tiruan itu.
"Anak gagal, sudah berapa kali pedang tiruan itu patah?"
Will tertawa renyah saat pertanyaan itu terlontar dari Sion, tangan kanannya menggaruk kepala. "Hahaha ... baru lima kali kok."
"LIMA KALI KATAMU?!" serunya sembari mencengkram kerah kemeja Will.
"Sion jangan terlalu berisik nanti monster-monster pada dateng ...."
"Dengar ya anak gagal, setiap kali pedang itu patah ingatanmu akan hilang."
"Benarkah? Aku tidak merasakan apapun ... cuman ya setelah aku masukan potongan bilah dan pedangnya kembali ke sarungnya, besokannya sudah kembali seperti semula seperti ... sembuh dengan sendirinya."
Amarah yang menggebu-gebu dalam diri Sion meredup, tidak ada gunanya juga memarahi Will. "Sudahlah lupakan, pokoknya mulai saat ini jangan sampai pedang itu patah." Sion membalikkan badan memunggungi Will. "Aku sedikit senang kamu masih mengingatku, kamu tidak memilih untuk membuang ingatan tentangku untuk memperbaiki pedangnya."
"Apa itu sebuah pujian?"
"Lupakan saja, aku sudah tidak peduli setelah lulus aku harus menikah denganmu atau bagaimana, melihatmu yang seperti ini membuatku tidak tega untuk meninggalkanmu sendiri."
"Sion, soal pedang kita berdua ... karena aku punya Yamanbagiri Kunihiro dan Sion punya Yamanbagiri Chougi itu tandanya kita dijodohkan lewat pedang ini?"
"Aku sudah tidak ingin membahas itu."
"Ayah angkat aku tidak bilang apa-apa soal dijodohkan, kalau Sion tidak mau dengan rakyat jelata sepertiku ... aku tidak apa ...."
Sin menoleh ke Will, menatapnya dengan tajam. "Aku tidak pernah bilang tidak ingin."
"Sion bilang di pedang ini ada jiwanya kan? Entah kenapa aku samar-samar mendengar pedangnya Sion marah pada pedangku dan menyebutnya nisemono, lemah, tidak berguna, menyebalkan."
"Abaikan aja."
"Sedikit mirip Sion ya?"
"Jangan samakan aku dengan pedang ini, ayo kita kembali ke sekolah."
"Ya, aku sedikit lega yang akan bersamaku nanti Sion, memiliki partner yang sangat kuat seperti Sion, aku akan berusaha menjadi lebih kuat agar pantas bersanding Sion yang anak bangsawan," ucapnya dengan nada riang dan menggebu-gebu.
Sion menengok pada Will, wajahnya merah seperti kepiting rebus. "Berisik, tidak usah ngomong seperti itu!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro