Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Writetober 2024 Day 5: Love Language

Colette dan Lihanna sedang jalan menyusuri koridor sekolah, berdua saja, tumben Colette tidak sama Will? Will lagi diculik Rosty entah ke mana dan lebih baik tidak ada Will, ini adalah obrolan dua remaja perempuan biasa.

Tidak biasa banget juga.

"Lihanna, menurut kamu Wignall tuh love language-nya seperti apa?"

"Kenapa tiba-tiba tanya begitu?"

"Aku cuman penasaran aja, siapa tau elf agak beda perlakuannya pada orang yang disayang? Apalagi kalau orang yang disayang itu beda ras."

"Hmmm ... aku tidak tau, mungkin kamu bisa liat sendiri pas Wignall deket sama Will."

"Ehh~?"

Tap, tap, langkah kaki Lihanna berhenti, Colette juga ikut berhenti berjalan dan menoleh ke Lihanna, bertanya "ada apa?".

"Menurutmu, love language Sion itu apa?"

"Act of service ...? Mungkin physical attack ...?"

Dahi Lihanna berkerut saat mendengar jawaban Colette. "Apa begitu? Aku pikir act of bullying."

"Maksudnya?"

Lihanna menunjuk ke lapang hijau, tidak jauh dari tempat mereka berdiri Sion sedang asik merundung Will bagai kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan, tidak merundung Will sehari badan gatel-gatel seperti belum mandi 7 minggu.

Colette melihat ke arah Lihanna menunjuk. "Dia masih belum tobat juga? Tindakan, ucapan dan hatinya bertolak belakang ... itu yang aku liat, dasar Sion."

---

Di Lapang rumput, tepatnya  tempat di mana Sion sedang menikmati hobinya itu, dan sekarang Sion sedang mencengkram kerah kemeja Will sampai wajah keduanya sangat amat dekat, didorong dikit bibir sama bibir bisa nempel, sepertinya Will membuat Sion kesal dan berakhir dengan posisi seperti ini. Murid-murid yang lewat pura-pura tidak lihat.

"Anak gagal, sekarang jawab, lu mau kagak nemenin gua ke dungeon pas libur nanti?"

Will memproses sebentar kata-kata Sion, ekspresi wajahnya yang ketakutan berubah menjadi heran, selama 10 menit Sion mencoba untuk mengajaknya ke dungeon? Dengan cara yang agak kasar? Padahal mengajak ke dungeon tidak harus dengan memukul atau mengajaknya bertarung.

"Kalo soal itu ... boleh aja ...." Will mengangguk. "Aku akan menemani Sion ke dungeon kapanpun," ucapnya dengan senyum lebar.

Cengkraman Sion terlepas, tangannya berpindah ke dada, dan darah menetes dari sisi bibirnya. Efek senyuman Will padanya memang fatal.

Kenapa si anak gagal ini, manis ... banget?

Brukh, Sion tewas di tempat karena senyuman Will.

"Sion?! Tolong! Sion pingsan!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro