WILL!
Shion dan Will sedang berjalan menyusuri koridor sekolah. Shion berjalan di depan sementara Will mengikutinya dari belakang, ekspresi wajah Shion nampak tak senang.
Padahal udah jalan berdua, kenapa Shion masih keliatan masam? Jawabannya simpel, karena Will tidak bersebelahan dengannya dan akhirnya dia memilih untuk memperlambat jalannya agar jalan beriringan dengan Will.
"Bisa-bisanya kalian jalan berdua gak izin sama gua."
Kuping Shion kedutan disertai kerutan di dahi, mereka berdua kenal suara songong bak pangeran kurang kasih sayang.
"Ngapain gua izin sama elu."
"Gua ini calon suaminya, ya lu perlu izin sama gua kalo lu mau jalan sama si anak gagal."
"Jangan bikin gua ketawa, si anak gagal ini calon istri gua, kami berdua mau nge-date ke dungeon."
"Nge-date kok ke dungeon, itu mah nge-death namanya."
"Lu mau gua bunuh?"
"Itu harusnya jadi kata-kata gua buat lu."
Tidak jauh dari tempat Shion, Will dan Julius, ada Colette yang baru nemuin mereka sambil bawa roti. Mulutnya membentuk huruf U kebalik, udah bete duluan liat es dan api adu bacot dan Will jadi penonton.
"Will!"
Sebuah raungan menggema ke seluruh sekolah dan sampai ke telinga Will.
"WILL! KAMU LEBIH MILIH PACARAN SAMA API UNGGUN DIBANDING AKU?! AKU JUGA MAU KE DUNGEON SAMA WILL!"
Ketika Magia Vander berelemen es itu sudah dekat dengan Will, dia loncat untuk memeluk Will, tetapi Julius yang memiliki reflek dan anti dengan Elfie, tanpa basa-basi dia membuat dinding es diantara Will dan Elfie.
Elfie dengan mesranya mencium dinding es yang dibuat oleh Julius.
"Elfie! Kamu gapapa?"
Elfie bangkit berdiri sambil mengusap-usap hidungnya yang merah. Elfie mengeluarkan tongkat sihirnya dan memerangkap Shion dan Julius dalam es. Habis itu Elfie menghancurkan dindin es dan loncat ke Will, memeluknya dengan erat.
Tak lupa menjulurkan lidah pada Shion dan Julius. Meledek dua cowo caper itu.
"Bweee~."
Ledekan itu berhasil membuat kepala Shion panas, panasnya itu melelehkan es, sementara Julius berhasil meretakan es yang memenjara dirinya.
"Gua bunuh Magia Vander ini ...."
"Gua gak peduli dia itu penyihir jenius atau apa, gua benci dia."
Elfie melepaskan pelukannya, lalu mengambil langkah ke dengan, tangan kanannya direntangkan. "Will punya aku, yang ada kalian yang harus izin ke aku kalo mau main sama Will."
Selagi Shion, Julius dan Elfie akan bertarung, seorang elf berambut hijau menggunakan sihir anginnya untuk membawa Will ke hadapannya.
Will jatuh ke gendongan Wignall. Will menyapa Wignall dengan riang, Wignall tersenyum. Di situ juga ada Lihanna.
"Will, gimana kalau kita ke kantin aja. Kita makan bersama."
"Sama Lihanna juga?"
"Cuman berdua aja, Lihanna ada urusan sama Colette."
"Ayo."
Yes! sebuah seruan kemenangan di dalam hati Wignal.
"Sebelum itu ...."
"Ada apa?"
"Tolong turunin aku."
"Aku menolak, seorang putri harus diperlukan dengan baik."
"Wignall, aku ini laki-laki."
Otak Wignall kayaknya kepentok sesuatu, komen Lihanna.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro