Posisinya |JuliWill|
Sepasang manik biru senada lapis lazuli menatap punggung laki-laki berambut hitam, berkedip beberapa kali, seiringnya berkedip punggung laki-laki itu makin menjauh darinya, kaki yang mulai bergerak mengejar tak kunjung berhasil mendekatinya, malahan sosok itu menjauh dari dirinya.
"Tunggu!"
Tangannya mencoba meraih laki-laki itu tetapi tak tergapai.
Kedua kakinya berhenti mengejar.
Manik senada permata biru bergetar, berkaca-kaca dan akhirnya air mata menetes jatuh.
Yang ia lihat sekarang adalah Will dengan Magia Vander Es.
"Kau bilang aku baik dan pergi begitu saja ...?"
"Sama saja ... kalian berdua."
Mata terpejam erat, kedua tangan mengepal. Pikirannya mulai memunculkan asumsi-asumsi aneh.
Aku hanya pengganti Elfaria-sama?
Seorang jenius yang hanya memiliki peran di belakang panggung.
Posisiku hanya sebatas menjadi pijakan Will agar bisa bersama Elfaria-sama.
Ketika pikirannya berisik dengan asumsinya sendiri, darah menetes dari sisi bibirnya. Julius menyentuh darah di sisi bibirnya menggunakan jari jempol.
Badannya bergidik takut, mental Julius makin terguncang setelah darah menetes dari bibir, ia melihat tubuhnya bersimbah darah, dadanya terluka.
Darah menetes tak henti.
"Hahaha ...." Julius tertawa, ia sudah mulai mengerti apa yang sudah terjadi.
Dirinya sekarang berada di dunia antara hidup dan mati.
Tawa kecil berubah menjadi tawa menggelegar, tawa yang terisi dengan sedih, putus asa dan lega. Ia lega apa yang dilihatnya tadi bukan Will yang meninggalkannya.
Melainkan perannya di panggung sudah berakhir.
Ia tidak akan bisa menggantikan posisi "tongkat sihir es" milik Elfaria.
"Jadi peranku sudah selesai ...?"
"Ahaha ... haha ...."
Jika ini memang akhirnya ia akan terima.
Kepalanya mendongak ke atas, sebuah senyum terukir di wajahnya.
"Sampai jumpa nanti, anak gagal."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro