Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Korban terakhir

Will masih belum berhenti mengagumi wujud Sion yang sudah menjadi setengah naga.

Julius dan Wignall jengkel minta ampun, mereka juga ingin manik ungu berbinar itu tertuju ke mereka.

Disisi lain Colette dan Lihanna saling bertukar pandang, berbicara dalam hati alias telepati. Mereka merencanakan sesuatu pada Wignall, diantara 4 laki-laki yang belum diceburkan ke dalam kolam cuman Wignall.

Keduanya penasaran kolam itu akan merubah Wignall jadi seperti apa.

Mereka berdua melakukan gerak cepat dan mendorong Wignall, berkat dorongan itu Wignall kehilangan keseimbangan dan byur! elf berambut hijau itu masuk ke dalam kolam.

Ketika pemilik surai itu muncul ke permukaan, tidak ada yang berubah.

Memang tidak ada yang berubah, tetapi aura Wignall berubah, rambutnya menjadi hijau tua cenderung hitam, telinga panjang menghilang, tatapan matanya menjadi tajam.

"Lihanna, jahat sekali kamu mendorongku masuk ke kolam," keluhnya dengan nada kesal.

"Aku cuman penasaran, daripada aku memaksamu masuk dengan cara kasar," balasnya sembari mengeluarkan tongkat sihirnya.

"Ma ... maaf Wignall, aku cuman bantu Lihanna."

Kejadian ini menarik perhatian Julius, Sion dan Will, dapam sekejap Wignall menjadi sorotan.

Wignall naik ke luar kolam dalam keadaan basah.

"Wignall jadi ras Lyzance, kolam ajaib itu keren," komen Julius.

"Auranya jadi hitam, sejenis shaman?"

"Shaman?" Will menoleh pada Sion penuh tanda tanya.

"Kalian berdua ... jauh-jauh dari Will atau aku akan mengutuk kalian berdua ...."

"ENGGA AURANYA SAJA YANG HITAM! SIFATNYA JUGA BERUBAH!" jerit Colette kaget. "Kolam ini sangat berbahaya~ ...."

Lihanna menyahut dengan santai. "Kupikir dia jadi lebih mirip dengan Magia Vander Ellenor ."

"Jangan sebut nama itu, aku benci nama itu."

Julius melirik ke Lihanna seperti menyalahkan suasana tidak enak ini karena Wignall yang berubah 180 derajat. "Kalian berdua udah bikin Wignall menyeramkan seperti itu, tanggung jawab."

"Bukannya bagus kalau begini?" Lihanna bergerak menghadap Julius. "Aku penasaran apa sihirnya ikut berubah atau tidak dan kalian," Lihanna menunjuk Sion dan Julius menggunakan tongkat sihirnya, "jadi targetnya."

"Aku menolak keras."

"Aku tidak suka dengan kata-katamu itu."

"Lihanna, jangan anggap mereka target untuk latihan sihir." Will buka suara.

Sion dan Julius diam-diam senang dibela oleh Will.

"Mereka pantas mendapatkannya, ya kan? Wignall." Lihanna melirik ke Wignall.

"Apa yang dikatakan Lihanna benar." Wignall tersenyum lebar, tidak ada senyuman manis seperti biasanya, lebih seperti seringai mengerikan. "Aku tidak suka kalian dekat-dekat dengan Will." Wignall mengarahkan tongkat sihirnya ke Julius dan Sion.

Tiba-tiba Sion dan Julius jatuh ke tanah dan muntah darah.

"Kyaaaa! Sion sama Julius muntah darah?! Sihir macam apa itu?" Colette.

"Julius? Sion? Kalian baik-baik aja?" Will langsung memberikan obat pada keduanya dari dalam tas.

"Cuman sihir angin biasa kok."

"Sihir anginnya yang biasa, cuman lebih fatal akibatnya, dia udah bukan elf tapi shaman."

"Lihanna, kenapa kamu keliatan sangat santai?" Dahi Colette mengkerut.

"Kagum, sesuai dugaanku."

Setelah Sion dan Julius meminum obat pemberian Will, keduanya pingsan bersamaan.

"Gi ... gimana ini?! Julius sama Sion ga mati kan?!" Will panik bukan main.

"Will, mereka baik-baik saja, nanti juga sembuh," kata Wignall dengan suara lembut dan penuh keyakinan 100%, padahal yang dia maksud sebaliknya.

"Kamu bilang gitu tapi sambil megang boneka voodoo, lebih baik mereka bertiga kembali ke wujud semulanya."

Ketiganya disiram sebotol air oleh Colette. Wujud ketiganya pun kembali seperti semula tapi tidak dengan kondisi kritis Sion dan Julius.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro