Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Elfie vs 3 Cowo Stres

Dua orang murid Regarden memasuki perpustakaan, sesuai janji Colette--yang akan membantunya mendapatkan Will--mengantarkan Shion ke perpustakaan untuk menemui Will.

"Mana tuh anak gagal? Gua masih belum liat tuh anak di sini? Lu boongin gua?" tanya Shion curiga pada Colette.

"Engga kok! Aku ga bohong, aku tau Will ada di perpustakaan jam segini."

"Wignall."

Kuping Shion kedutan saat mendengar suara manis yang bikin nagih melebihi narkoboi, kepalanya bergerak melihat ke sumber suara. Colette mengikuti ke mana arah Shion melihat.

"Kenapa si anak gagal bareng sama elf sok ganteng itu ...," geramnya kesal.

"Aku tidak tau, mungkin tidak sengaja bertemu ...?"

"Kubunuh Elf ijo itu."

"Tung--Shion!"

Colette hendak menghentikkan Shion namun gerakannya terhenti saat melihat Lihanna tidak jauh dari tempatnya berdiri, Colette memilih untuk menghampiri Lihanna dibanding mencegah perang dunia.

"Lihanna tumben di sini."

"Wignall minta aku untuk mengawasinya."

Tiga tanda tanya muncul di atas kepala Colette. "Mengawasi? Maksudnya pengawalan?"

"Bukan, membantu melaksanakan rencana."

"Rencana ...?"

"WOI ANAK GAGAL! Napa lu bareng sama elf ijo ini?" tanyanya sembari mencengkram merah seragam Will.

"Itu ... Wignall minta aku untuk menemaninya--"

"Haa? Jangan bercanda anak gagal."

Helaan nafas keluar dari mulut Wignall. "Shion, berhentilah kasar pada Will," ucapnya dengan tenang seraya merangkul pinggang Will agar lebih dekat dengannya.

Shion menggeram lebih kencang persis anjing yang melihat majikannya dalam bahaya, cengkramannya dari kerah kemeja Will, pandangannya berpindah ke Wignall.

"Kubunuh kau ...."

"Kalau kamu memulai pertengkaran Will akan sedih."

"Gua gak peduli, yang penting tangan lu jauh-jauh dari calon istri gua."

"Sudah kubilang Will tidak cocok denganmu yang kasar."

Shion dan Wignall mulai berseteru, Will mencoba untuk menengahi namun gagal, sementara itu Lihanna dan Colette yang sedang bertarug kedatangan gadi berkacamata bulat yang tersenyum lebar.

"Eh Iris? Ada apa ke sini?"

"Lihat aja nanti."

Datanglah Julius, dengan amarah yang meledak-ledak seperti Shion, dia juga tidak terima Will didekati Shion dan Wignall, apalagi tangan Wignall masih melingkar di pinggang ramping Will.

"Lepaskan tangan kotormu itu dari si anak gagal, Wignall ...."

Julius mengarahkan tongkat sihirnya pada Wignall.

"Datang lagi manusia emosian seperti Shion, aku malas berdebat dengan kalian."

"Wignall jangan bertingkah sok begitu, singkirin tangan lu dari si anak gagal."

"Lepaskan atau ku bunuh kau ...."

"Kalian berdua sepertinya butuh angin segar agar bisa lebih beretika."

Will yang berada di tengah-tengah mereka panik bukan main. "Kalian jangan berantem ... ini perpustakaan ...."

Kekuatan sihir api, es dan angin memberikan tekanan yang cukup besar di dalam perpustakaan.

"Jangan berantem! Ini ... ini perpustakaan, di perpustakaan tidak boleh berisik ...."

Brak! pintu perpustakaan didobrak oleh seorang gadis berambut putih kebiruan, matanya berkaca-kaca ingin nangis. Dia tidak menyangka tunangannya ini bagai magnet berjalan, magnet yang bisa narik cowo tidak jelas tingkahnya.

"Will! Kamu lebih milih mereka daripada aku?!"

"Eh?! Elfie kok kamu di sini?"

"Aku ke sini karena ... karena kata seseorang kamu mau nikah sama Julius!"

Will kaget bukan main, siapa pula yang menyebarkan gosip seperti itu? Mana mungkin Will menikahi laki-laki. Will masih 100% waras.

Semetara itu Colette dan Lihanna melirik Iris yang kegirangan dengan apa yang sudah terjadi di perpustakaan, apa yang terjadi di sini adalah ulahnya.

"Hmph! Gua emang akan menikah sama si anak gagal,  cuman gua yang cocok bersanding dengannya."

"Anu ... Julius jangan memperparah keadaan ...."

"Berani sekali lu ngomong kaya gitu ... anak gagal ini punya gua ...."

"Will tidak cocok denganmu."

"Oh jadi bener! Will bakal nikah sama bocah plagiat ini?! Aku akan matiin bocah itu selanjutnya kalian berdua, kacang ijo sama api unggun aku patahin tulang kalian."

"Elfie tenanglah! Aku tidak mungkin--"

Perpustakaan hari ini sangat ramai berbeda dengan biasanya, tekanan dari kekuatan sihir sampai menerbangkan buku-buku yang ada di meja, murid yang sedang membaca dan belajar berlari ke luar perpustakaan.

"Ayo kita pergi dari sini."

"Emang kenapa?"

"Pak Edward menuju ke sini, kita harus pergi."

Lihanna dan Iri mengevakuasi Colette dari perpustakaan.

Setelah Edward sampai di perpustakaan hukuman pun dijatuhkan pada tiga murid laki-laki, satu Magia Vander. Will lolos dari hukuman karena Edward tahu Will cuman anak malang yang tiba-tiba kerubungin tiga cowo tidak jelas yang entah kenapa tertarik dengan Will.

Hukumannya masih tingkat ringan, yaitu membersihkan kekacauan yang mereka perbuat di perpustakaan sekalian jadi penjaga perpustakaan sampai mereka merenungkan kesalahan yang telah diperbuat.

"Kamu ga kena hukum Pak Edward? Will beruntung banget."

"Gak juga kok, Rosti berlebihan ... Pak Edward tau aku ga bersalah tapi kasian Elfie kena hukum."

"Salahin mereka bertiga, mereka yang salah, gimana kalo kita ke kantin?"

"Ayo."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro