06. event
'INI EVENT APAAN ANJINGGG.'
Baru ganti baju, batin Gentar sudah tertekan duluan ketika melihat penuhnya orang dengan kostum karakter anime yang mereka kenakan. Serasa di lautan wibu. Tapi gapapa, demi istri tercinta.
Mio saja sudah rapi dengan kostum Anya yang dia pakai. Terlihat manis dan cantik. Siapa dulu? Anaknya Supra gitu, loh.
Gentar kurang paham konsep acaranya gimana, dia hanya mengikuti kemauan [Name] yang tiba-tiba itu. Kalau dilihat sih, lebih ke acara foto-foto, menurutnya.
Buktinya saja, sudah ada orang yang mengajak Mio atau [Name] berfoto, padahal mereka baru saja sampai di sini.
"Ih, ih! Ada Om Loid!"
"Ih iya! Foto ke sana yuk!"
Gentar bisa dengar, dari sisi kanan ada dua perempuan remaja yang mungkin sekitaran SMA jalan menuju dirinya. Saat sampai pun, salah satu dari mereka dengan malu-malu memasang senyum dan menyodorkan ponsel mereka.
Huh? Maksudnya mau ngasih hp gratis?
"Halo, Kak...."
"Halo??"
"Boleh foto bareng, gak? Hehe."
Gentar diam sebentar, dia menoleh ke arah [Name] yang tak jauh darinya. Wanita itu juga sedang berfoto dengan seorang perempuan, selesai berfoto baru dia menyadari lirikan Gentar.
[Name] terkekeh sebentar, sebelum akhirnya dia pergi menghampiri Gentar dan mengambil ponsel salah dari dua perempuan itu.
"Sini aku fotoin,"
Waduh, bukan itu maksud Gentar. Akan tetapi, ya sudahlah. Toh artinya diizinkan oleh [Name]. Akhirnya, dia mendekat ke arah dua perempuan muda itu dan memasang senyum agak dipaksa.
[Name] yang melihatnya pun hanya bisa menahan tawa dan segera memotret mereka bertiga. "Satu... Dua... Tiga."
Kelihatan sekali Gentar senyumnya sangat tertekan di foto itu. Tapi enggak apa lah, pikir [Name]. Yang penting dua perempuan muda itu merasa puas karena sudah berfoto dengan seorang cosplayer yang menjadi Loid.
Setelah memotret Gentar dengan dua perempuan muda tadi, [Name] langsung mendekatinya dan menepuk pundak suaminya yang sedikit turun ke bawah; menandakan jikalau ia sedikit tertekan.
"Sabar, acara utamanya belum mulai, loh."
"Emang apa acara utamanya anjir?"
"Kita nanti naik ke panggung."
"NGAWUR,"
"Loh ... gak percaya... Ah, bentar ya. Ada yang mau foto tuh, aku ke sana dulu. Dadah!"
Mampus, pikir Gentar. Gimana ya, tapi seumur hidupnya Gentar tuh belum pernah naik panggung dan berdiri di hadapan orang-orang. Yang pernah seperti itu hanyalah saudara-saudaranya yang memang ambisius. Kita ambil Glacier dan Gempa contohnya.
Gentar mah apa atuh :( Gentar dari dulu cuma bisa nonton di kursi penonton ngeliat saudaranya naik ke atas panggung.
"Om gapapa?"
Menyadari perubahan suasana hati Gentar, Mio berinisiatif menarik pelan ujung baju Gentar, "Enggak nyaman, ya?" Astaga Mio, kamu peka ya. Enggak kayak papamu.
"Banget, Dek. Tapi demi istri apa yang enggak, sih? Nanti kamu gede juga kayak gitu―heh, jangan sampe nanti kamu begitu demi cowok yang gak nyata, ya! Kalo udah gede nanti cari cowok yang rill ada di depan mata, bukan yang halu kayak gini." ujar Gentar sembari melirik ke arah [Name] yang masih asik foto dengan para pengunjung yang datang.
Agak cemburu, sih sebenarnya.
Karena yang foto sama [Name] kebanyakan laki-laki. Ya, laki-laki yang tampan sekaligus sefrekuensi dengan [Name], alias wibu.
Bisa-bisa Gentar terpinggirkan.
"Maksudnya cowok gak nyata tuh gimana, Om?" pertanyaan itu dilontarkan oleh Mio ketika Gentar masih asik melamun memperhatikan [Name] berfoto dengan laki-laki lain.
Eh, sebentar. Kalo begitu, fotonya disimpan dong tiap kali ada yang minta foto? Hah? Enggak! Gentar gamau. Masa foto istrinya ada di ponsel orang lain?
"Om?"
"Shut! Nanti dulu!"
Gentar tak menjawab pertanyaan Mio tadi. Akan tetapi dia menggendong ponakannya lalu berjalan ke arah [Name] yang baru saja selesai berfoto.
"SAAAYANG!"
Sengaja. Gentar berteriak keras hingga orang di sekitar menatap ke arahnya. Apalagi, posisi Gentar sekarang sedang sambil menggendong Mio yang berpakaian seperti Anya.
"Anjir, itu lagi ngedrama jadi hepi femeli di SPYxFAMILY ceritanya?"
"Lucu banget. Disuruh cosplay jadi hepi femeli malah beneran jadi hepi femeli."
Respon orang-orang cukup membuat Gentar percaya diri. Dia menepuk pundak Mio memberi kode, lalu berbisik di telinganya.
"Psst, Papa-Mama ya?"
Begitu saja, tapi Mio paham maksudnya. Karena itu, gadis mungil itu agak memberontak dari gendongan Gentar dan memanggil [Name] yang masih kebingungan dengan drama dadakan mereka.
"Mamaaa!"
Waduh. Semakin jadi sorotan, deh.
"Hah―maksudnya apa sih Ge―"
"―sayang, kamu lama banget. Udah selesai foto-fotonya?" tanya Gentar kepada pria yang berada di samping [Name].
"Huh? Oh, iya udah. Makasih btw, Kak."
"Iya sama-sama."
Gentar menurunkan Mio, lalu meraih tangan kanan [Name]. Dia sedikit menyorot jari manis [Name] yang dilingkari oleh cincin pernikahan mereka ke arah publik.
"Btw cincinmu cantik banget, Yang. CUANTIK BANGET. Kayak PUNYAKU. Liat, kita KEMBARAN CINCINNYA." Gentar ikut menunjukkan jari manisnya yang dilingkari cincin pernikahannya dengan [Name] seolah ia mencoba untuk memberitahu seseorang jikalau cosplayer cantik di sebelahnya sudah menikah. Yang lebih penting lagi, cosplayer cantik di sebelahnya sudah menikah dengannya.
"...."
Jadi canggung, kan. Pria yang habis berfoto dengan [Name] itu langsung merasa agak tidak enak―karena sudah berfoto dengan istri orang. Dasar Gentar.
"Gentar! Apaansih? Malu―"
"Ululu sayangku kenapa malu? Gapapa dong." dengan maksud jahil, Gentar mengecup pelan kening [Name] yang langsung kembali mengundang perhatian para pengunjung dan cosplayer yang lain.
"Anjir Om Loid cium Mama Yor?!"
"Mesra banget ih,"
"HEHH CIUM GATAU TEMPAT."
Malu? Pastilah. Mio saja yang melihat jadi malu. Apalagi [Name] yang dicium begitu.
"Gentar...."
"Hehehe, sorry. Aku agak cemburu."
Besok jangan heran kalau ada yang trending di twitter atau instagram.
_______
JIAAKH ada yang kangen gak? kangen gak? kangen dong, aku aja kangen kalian 😔😔 setelah tiga bulan kali ya aku hiatus ga bilang-bilang. bismillah aku bisa namatin ini.
sembari menunggu BoBoiBoy terbaru ygy 😻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro