Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 9: Pengawasan Dengan Dalih Pacaran

Kehidupan masa SMA yang sudah aku rencanakan dengan sematang-matangnya. Kehidupan masa SMA yang sudah aku pikirkan dengan sebaik-baiknya. Kalau sudah begini? Semua riset latihan serta eksperimen, itu semua apakah ada gunanya??? Kurasa tidak.

Aku mendapat peringatan sebagai siswa bermasalah di hari kedua sekolah. Ditetapkan statusku sebagai siswa tidak senonoh dan melakukan hal mesum bersama seorang gadis. Meski aku tidak melakukan apa pun, tidak ada pembelaan yang bisa aku lakukan untuk melawan.

Sekarang, aku harus mengenakan ban lengan ini. Ban lengan dengan warna merah mencolok, kemudian ada tulisan yang terpampang jelas di permukaannya. Dalam pengawasan, itu adalah kalimat yang tertulis di ban lengan milikku. Ini memalukan ya, 'kan???

Parahnya lagi, siswa dalam masa pengawasan memiliki banyak pantangan. Aku tidak boleh melamar masuk klub atau ekstrakurikuler sebelum bebas. Padahal, klub atau ekstrakurikuler adalah kesempatan besar untuk mendapatkan teman. Mendapatkan teman yang memiliki hobi atau minat yang sama, aku jadi tidak bisa meraih itu. Selain itu, aku juga masih ditangguhkan dengan Bella. Yang paling parah, tuan putri ini akan selalu ada di sampingku sampai satu minggu ke depan!

Lihat, Elizabeth Christina Maria. Dia adalah orang yang bertugas untuk mengawasi diriku saat ini. Berjalan bersamaku dan juga Bella, mengambil posisi tengah agar aku dan Bella tidak terlalu dekat. Risih adalah satu-satunya yang aku rasakan ketika bersama orang ini.

"Akihiko, aku melupakan satu hal. Serahkan ponselmu." Sambil berjalan, Elizabeth menuturkan perintah. Dengan suara tegas dan posisinya sebagai pengawas, jelas saja kalau aku tidak bisa melawan bukan???

Tapi, ponsel itu benda pribadi dan penuh privasi. Apa yang dia ingin lakukan dengan ponsel milikku? Aku harus menanyakan ini. "A-apa yang kau inginkan?"

"Hanya mengecek. Barangkali ada riwayat pencarian yang tidak senonoh. Atau kau mengunjungi beberapa situs mesum di internet. Kalau kau memang tidak melakukan itu, tidak perlu takut, 'kan?" Itu adalah jawaban Elizabeth dari pertanyaan yang aku sampaikan.

Ah begitu rupanya. Aku tidak peduli sih. Lagipula, aku tidak pernah mencari hal-hal seperti itu di ponsel maupun komputer. Tapi, identitas diriku sebagai aksen! Semuanya bisa terbongkar jika dia melihat isi ponsel ini meski sekilas!

Aku meletakkan banyak catatan, draf, dan konsep atau outline. Jika dia sampai menyadari kalau aku adalah penulis yang menggunakan nama Aksen, kehidupanku yang tenang semakin jauh dari genggaman.

Apa yang harus aku lakukan???

PIKIRAN PARALEL! SEHARUSNYA KALIAN MEMBANTU DIRIKU DI SAAT SEPERTI INI!

Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Saat ini, yang sedang kubayangkan adalah meja rapat untuk lima orang. Semua kursi itu sudah diduduki oleh pikiran paralel milikku.

"Ah ... sudah satu minggu lebih sejak ketua memanggil kita. Bagaimana, rencananya berhasil?" Akihiko mode semangat langsung menodong diriku dengan pertanyaan. Lagian, kau itu bagian dalam diriku! Masa iya kau tidak tahu kejadian sebenarnya??? Agak menyakitkan jika harus menceritakan kenyataan yang aku alami sekarang ....

Menanggapi sapaan dari mode semangat, mode penilai berkata, "Kurasa tidak berjalan lancar. Bahkan saat ini, ketua dalam masa pengawasan oleh komite kedisiplinan. Yah, sisi baiknya, dia jadi punya pacar. Aku ikut senang atas pencapaian ini."

Kemana dirimu yang suka menilai dan meriset sesuatu? Memangnya kau penyuka sinetron atau novel romansa??? Saat ini, aku tidak butuh rasa turut sukacita. Meski aku punya dua pacar, ini semua adalah masalah loh. Ini tidak ada habisnya. Aku harus segera mengarahkan mereka pada topik utama.

"Elizabeth, dia berniat mengecek ponselku saat ini. Aku cukup berani karena tidak pernah membuka situs mesum. Tapi, aku juga cukup takut kalau dia melihat semua identitas diriku sebagai Aksen." Aku langsung mengarahkan mereka pada permasalahan. Basa-basi hanya membuang waktu. Selain itu, Elizabeth sedang menunggu. Aku tidak punya waktu.

Mode pemalu memberikan tanggapan. Dia berkata, "Me-menurutku, sebaiknya berikan saja. Ku-kurasa, jika dia mencurigai ketua dengan hal mesum. Dia akan mengecek mesin pencari dan galeri. Itu semua tidak ada hubungannya dengan catatan atau draf. A-ah, ta-tapi, i-ini hanya pendapat saja. Ka-kalian tidak perlu memutuskannya, mungkin."

"Tidak, pendapatmu sangat membuka pikiranku. Terima kasih, diriku yang pemalu." Aku berterima kasih sambil mengacungkan ibu jari padanya. Membuat dia, eh diriku yang pemalu menjadi semakin malu hingga wajahnya merah.

Itu benar. Elizabeth tidak punya urusan lain jika ingin memastikan itu. Dia hanya punya alasan untuk mengecek mesin pencari dan juga galeri. Ini akan baik-baik saja.

"Baiklah, kalau begitu sudah dulu. Aku akan hubungi kalian lagi nanti. Rapat berakhir."

_________________

"Tidak ada yang lebih menjijikkan daripada melihat orang yang melamun saat diajak bicara." Suara yang dihias dengan penghinaan dan ketegasan. Itu adalah suaranya Elizabeth.

"Me-menjijikan? Perkataan itu keterlaluan! Sebaiknya kau minta maaf pada Akihiko!" Ah, Bella, dia membela diriku ya. Aku tidak senang sih. Itu malah membuat keributan soalnya.

"Kalau begitu apa kau mau meminta maaf karena sudah menyeret pria lugu ini ke dalam masalah?" Elizabeth membalasnya dengan kalimat intimidasi. Itu tidak bisa dilawan. Faktanya, ini memang kesalahan Bella secara keseluruhan. Meski aku memang ceroboh, aku yang tidak tegas juga sebuah kesalahan. Tetap saja, jika Bella tidak berlebihan saat itu, ini tidak akan menjadi runyam.

LAH KOK MALAH BEGINI JADINYA! Oh iya, aku lupa. Saat berpikir dengan pikiran paralel, aku akan melamun. Wajar saja kalau suasananya jadi begini.

"Ma-maaf, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku tadi." Tidak ada yang lebih baik daripada minta maaf untuk sekarang. Sudah cukup dengan masalah besar yang didukung oleh masalah kecil.

"Lihat tuh sudah kuduga. Dia takut ponselnya diperiksa karena menyimpan banyak hal mesum di dalamnya. Kau yang enggan menyerahkan ponsel adalah buktinya." Elizabeth menarik kesimpulan sepihak. Padahal, aku hanya melamun dan memanggil pikiran paralel tadi.

Lalu yang membuat ini semakin runyam, adalah kalimat Bella yang tidak disaring sama sekali. Bella berkata, "I-itu wajar, 'kan! Laki-laki pubertas pasti akan melakukan hal yang sama!" Ya ampun, aku bingung apakah dia ini berniat membelaku atau apa? Perkataan Bella malah membuatku semakin terjatuh dalam di masalah ini.

Aku langsung menutupi Bella dengan berkata, "Tidak kok tidak, kau bisa periksa ponsel milikku. Silakan." Aku mengambil ponsel dari saku, membukakan kunci layar, membiarkan Elizabeth mengeceknya sampai puas.

Sekitar tiga menit berhenti, Elizabeth mengembalikan ponsel milikku pada akhirnya. Sambil berkata, "Hebat juga kau dalam menyembunyikan rahasia. Tapi tidak masalah. Aku akan membongkar kedok mesum yang kau sembunyikan suatu hari nanti."

Hei, kenapa kau sangat sulit percaya padaku??? Aku serius tidak tertarik pada hal seperti itu loh. Eh, bohong jika aku bilang tidak tertarik sih. Wa-wajar kalau aku punya ketertarikan pada hal seperti itu, 'kan! Tapi ya, kurasa, aku sedikit malas saja. Itu tidak bermanfaat, itu juga membuang waktuku untuk menulis. Jadi, daripada melihat hal-hal mesum karena aku kesepian, lebih baik menulis bukan?

Gawat, pikiranku yang seperti ini, apakah terlihat seperti orang mesum?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro