Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 02

Title: who are you boy

Author:  Ika Rahmawati (ika nee)
Pair: KuroRin, RinLen, MiLen
Genre: Romance and Fantasy
Disclamir: Vocaloid (c)  Cyprton future media, Yamaha Corportion

Para tokoh karakter bukan punyaku tapi punya Om Yamaha :v

Tapi para tokoh Oc baru punyaku :V

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chapter 02.

Terlihat seorang pemuda menatap sebuah bandara yang berada di depannya ini, surai hitam miliknya berhembus pelan tertiup angin. Mata sewarna langit malam memiliki sebuah tekad kuat menemukan seseorang ia cari.

"Aku pasti akan menemukanmu!!"seru Pemuda itu sambil berperat tas miliknya

"Kuroo ayoo.. sebentar lagi pesawatnya akan teouf "teriak seseorang amat di kenal olehnya membuatnya mendecih tak suka

"Aku tau BakaRui.."ucapnya sambil melangkah masuk

'Aku pasti menemukan orang yang akan ku lindungi..'batin pemuda memasuki bandara

'Dan pastikan dia pantasku jaga, kalau dia adalah bukan dari pihak orang itu..'lanjutnya

'Jadi aku harus mencari seorang gadis berambut pirang ya..'

.

.

.

《Di Daerah Tokyo》

Seorang gadis manis tengah melangkah kaki mungilnya menusuri taman kota di daerah Tokyo, surai honey blonde tertiup angin yang berhembus lembut membuatnya membelalak mata sewarna musim panas itu

"Sepertinya ada yang memanggilku namun siapa..?"tanyanya entah pada siapa

Gadis itu menatap langit yang cerah membuatnya menutup sebelah wajahnya mengunakan tangan kecilnya, entah mengapa pasti akan ada suatu yang akan menantinya namun dirinya tak tau apa itu.

"Aku harus cepat jika tidak Hima-chan akan menunggu ku.."gumamnya bergegas menuju tempat tujuannya

Gadis itu menyusuri sebuah cafe yang akan menjadi tepat bertemu teman barunnya.

"..."

Mata biru azure miliknya menyusuri tempat dimana gadis berambut hijau kebiruaan itu duduk, sampai seseorang memanggil namannya membuat dirinya tersenyum kecil

".... Rin!!!"panggil orang itu pelan sambil melambaikan tangannya menyuruhnya kemari

"Ahh.. maaf telat, Hima-chan.."ucap gadis bernama Rin itu sambil menatap teman barunnya

"Daijoube.. aku juga baru datang kok, ayo duduk dulu.."jawab Hima mempersilahkan Rin untuk duduk di bangku

"Ha'i.."balas Rin

"Ne.. Rin-chan!!"ucap Hima gadis berambut hijau kebiruaan itu

"Ya.."balas Rin yang meminum jus kesukaan miliknya

"Apa benar kau akan mengantarku berkeliling kota tokyoo.."tanya Hima pada Rin teman barunnya

"Ya.. tentu saja kebetulan aku ingin jalan-jaln.."jawab Rin sambil menatap lawan bicaranya

"Kau tau Rin.."

"Hmm..."

"Kenapa wajahmu mirip dengan mendiang sahabatku ya.."ucap Hima tiba tiba membuat Rin memeringkan kepala miliknya tak mengerti "Maksudmu.."tanya Rin

"Begini aku punya sahabat yang slalu ada untuk ku, namun satu tahun yang lalu dia meninggal karena.."jeda Hima sambil menuduk kepalanya tak kuat menahan tangisnya melihat orang itu tewas melindungi orang orang dan Pemuda itu.

"Hima-chan jika kau tidak kuat menceritakannya lebih baik tak usaha.."balas Rin lembut sambil mengusap bahu Hima agar dia tetap tegar

"Baiklah.. maafkan aku menceritakan sesuatu yang urusan Rin.."ucap Hima

"Tidak apa apa.. gimana kita jalan-jalan, katannya ada hiburan baru di kota ini.."usul Rin yang tak enak pada Hima, maka dari itu Rin mengusulkan suatu agar Gadis itu tidak sedih

"Boleh.."balas Hima menerima usulan Rin

"Baiklah ayoo.."ucap Rin girang langsung menarik tangan Hima mengikutinya

Hima yang ditarik merasa sesuatu yang mengalir dari tangan yang ia genggamnya, perasaan hangat yang pernah ia rasakan pada sosok gadis berambut cokalat karamel itu.

Hima mengucap suatu nama hanya dia yang bisa mendengarnya..

"Takano-chan..."bisiknya

Hima di ajak ketempat yang belum ia kenal sama sekali, ya karena ini kedua kalinnya dirinya di ajak oleh temannya ini. Dulu di juga di ajak oleh mendiang sahabatnya pergi jalan-jalan sebelum orang itu meninggal.

.

.

"...Rin!!!"panggil Hima saat mereka berdua berada di depan Jet Coster yang melanju cepat, tubuhnya bergetar pelan saat melihat wahana ini yang menurutnya mengerikan

"Ya.."saut Rin sambil menatap wanaha itu dengan nada berbinar

"Apa benar kita naik ini..?"tanya Hima takut dia tak ingin menaikinya

Gadis kelinci itu mengangguk pelan sambil tersenyum lebar, membuat Hima semakin berkeringat dingin

"Tentu saja.. Eh!! Hima-chan kalau takut ngk usah naik.."jawab Rin yang menyandari perubahan gadis itu

"Aku ngk takut kok.."balas Hima walau pun begitu tubuhnya bergetar

"Yakin.. aku ngk mau kalau nanti Hima-chan, pingsan.."tolak Rin

"Rin-chan.. tapi kamu kan suka.. wahana ini.."tolak Hima tak enak karena Rin tidak jadi menaikinya. "Ya.. lagi pula aku tidak ingin membuat Hima-chan, menunggu saat aku menaiki wahana ini.."jawab Rin

Hima mengeleng pelan, dia tak keberatan menunggu asal gadis di depannya ini senang ia juga senang. "Tak apa.. naik saja.."balas Hima sambil mendorong punggung Rin masuk ke wahana itu.

"T-tapi.."

"Naik saja.. Rin.."

"Uhm.. baiklah tapi Hima-chan jangan kemana mana.."

"Ok.."

Hima melihat punggung gadis berambut honye blonde yang menaiki wahana itu, Hima menghelang nafas sesaat lalu apa yang akan dia lakukan sekarang menunggu Rin.

"Apa yang akan ku lakukan sekarang..?"gumamnya

Namun mata miliknya menatap sewaktu objek yang membuatnya membulat miliknya, mengapa berapa monster berada di sana.. dan lebih bahaya teman barunnya berada di atas sana menaiki wahana..

"Astaga.. Rin-chan dalam bahaya sekarang.."seru Hima melihat monster itu

"Ck.. aku harus membuat sesuatu?"

.

.

.

Rin yang sedang menaiki wahana terkejut saat melihat berapa monster itu mengarah padannya, teriakan berapa mengunjung yang ikut berteriak histeris karena sosok menakutan..

"Tolong..."

"Hiks.. kenapa ada monster.."

"Huweee... aku mau turun.."

Dan sebagiannya..

Bahkan dia sendiri bingung juga takut karena monster itu semakin mendekat ke arahnya, apa lagi para monster itu menatapnya tajam

"Siapa pun tolong aku..?"gumam Rin saat mata miliknya menangkap sesuatu seperti sebuah energi ya besar mengarah padannya. Bahkan dia mendengar teriakan Hima di bawah sana.

Hima berteriak keras sambil bertarung melawan musuh-musuhnya seorang diri, benar dia bukan manusia melainkan seorang prajurid cahaya yang sedang bertugas dan menyamar. Namun kali ini dia benar-benar tidak memiliki kekuatan karena semua kekuatan miliknya telah lama lenyap.

"Bagimana ini.. aku tidak memiliki kekuatan lagi, bagimana aku harus melawan mereka?"ucap Hima sambil menendang berapa musuh yang menghadangnya

"Dasar monster sialan!!"maki Hima sambil meninju monster-monster itu

.

.

Di Bandara

Seorang pemuda yang baru saja keluar dari Bandara, dia menatap langit yang cerah namun instingnya mengantakan bawah ada sesuatu yang tidak beres namun tidak tau apa itu.

"Ck..!!! Baru aja kembali, mereka berbuat ulah.."maki pemuda bersurai hitam itu, mata kelam bagikan malam itu menatap langit itu. Dan kemudian menghilang meninggalkan seorang pemuda lain yang mengerutu.

"Dasar pergi-pergi tidak bilang padaku, dasar Kuro.."omel Pemuda yang bersurai Silver itu dengan kesal?

Pemuda bersurai hitam itu melompati setiap bangunan, yang ia pijak dan menunju ketempat yang ia rasakan kehadiraan aura kegelapan namun dia juga merasakan. Kekuatan lemah miliknya teman satu temannya

"Ehh.. jadi Hima-san, ada di sana juga!! namun aku juga merasakan aura lain. Siapa dia?"tanya Pemuda itu heran

"Lebih baik aku selidiki saja.."balasnya sambil melesat dengan kecepatan tinggi

Kuro berlari sambil melompati berapa bangunan menuju tempat aura kegelapan berkumpul, dia merahkan kekuatannya menuju tempat itu. "Bersabarlah aku akan segera datang.."katanya pada siapa

"Lepaskan.. aku.."rontak Rin saat tubuh mungilnya di tangkap sosok monster dengan tangan bercakar itu.

Gadis berambut Hijau itu yang berada dibawahnya terus saja memanggil nama Gadis kelinci itu dengan cemas.

Hima terus melawan dengan senjata seadanya karena dirinya tidak memiliki kekuatan lagi, tubuhnya menari sambil menahan serangan monster itu padanya.

"Sial aku tidak punya tenaga lagi..."runtuk Hima sambil terduduk disana sambil menahan sakit pada bahunya.

"Bagimana ini jika diberikan Rin-chan akan terluka.."gumam Hima menatap

Mata batu mulia itu membulat saat tubuh, gadis kelinci terlempar saat sang monster itu melempar tubuh mungil itu dengan keras kebawah sana. Membuat dirinya berteriak keras... "RINNN-CHAANN!!!!?"teriaknya takut karena tubuh mungil itu terus terjun kebawah tidak ada menolongnya maupun Rin sahabatnya.

"Kyaaaaa....!!!"teriak Rin saat dirinya terhempas kebawah tubuhnya melawan garivitasi membuatnya meluncur kebawah sana. Tidak ada menolongnya.. apa ini akhir hidupnya dengan mati terjatuh dari ketinggian.

'Aku akan mati....!!'

'Kumohonn.. tolong aku!!?'

'Siapa pun..'

"Aku tidak mau mati..."teriaknya menutup matannya

.




















.















.

























.
























.

"Akan ku kabulkan permintaanmu..."suara seseorang yang tak jauh darinya, ditambah tubuhnya sekarang melayang disebuah dekapan hangat membuatnya membuka mata miliknya dan menatap seseorang yang kini menatap kearah monster itu.

Bahkan ia bisa melihat sosok itu sekarang, seorang pemuda bersurai hitam bagikan kegelapan malam tertiup angin membuat dirinya terpana. Bahkan bola mata pemuda itu menatap tajam kearah sosok yang tadi hampir membuatnya terbunuh.

"Kenapa kau dikejar monster itu..?"tanya pemuda asing itu sambil mengalihkan pandanganya pada dirinya, membuatnya terdiam seketika mendengarnya.

"Aku tidak tau saat aku menaiki wahana rock coster, tiba-tiba mereka muncul.."jawab Rin sambil menatap wahana yang dia naiki tadi. "Benarkah.. lalu apa yang mereka katakan padamu.."tanya pemuda asing itu, yang mulai mengendong tubuh mungil Rin dengan gaya bridal style itu. "T-tungguu.. ma-mau.. apa.. k-kau..."pekik Rin kaget saat pemuda asing itu mengendongnya seperti pengantin.

"Diamlah.. aku sulit mengendongmu.. tau.."balas pemuda asing itu membuat Rin terdiam. "Maafkan aku.."jawab Rin menuduk kepalannya.

"Tidak perlu minta maaf, ini sudah menjadi tugasku.."balas Pemuda itu memperat gendongannya. "Pegang aku kuat-kuat, aku akan menghabisi mereka.."kata Pemuda asing itu memperingati membuat, Rin kaget lalu memeluk leher Pemuda itu dengan canggung.

Mata bagaikan malam itu, melirik gadis yang ia tolong tadi mengapa gadis itu mirip sekali dengan kekasihnya yang menghilang apa lagi aroma yang dikeluarkannya juga mirip sekali. Aroma jeruk ciri khas gadis itu. Dalam pikirannya apa benar gadis yang akan ia lindungi itu adalah gadis yang kini berada di dekapannya ini.

.

.

"Asuka!!! Apa itu benar-benar dirimu..?"tanya Hima sambil berlari saat melihat pemuda bersurai hitam itu mendarat dengan sempurna dengan sahabatnya barunya yang dalam gendongan pemuda itu. "Ya, ini aku siapa lagii.. Hima.."jawab Pemuda itu dengan datar

"Astaga aku pikir kau belum sadar,  syukurlah sekarang kau sudah bangun.."balas Hima dengan terharu melihat sosok pemuda yang membawa sahabatnya itu.

Pemuda itu mengangguk pelan mendengar ucapan prajurid yang sama seperti dirinya itu, lalu melirik gadis yang disampingnya yang kini pingsan itu. "Kau mengenali gadis yang ku gendong ini.. Hima!!"tanya Pemuda itu. "Iya, dia sahabat baruku.. Nama nya

Kagami Rin.."jawab Hima sambil menatap Rin dipelukan pemuda asing itu

Pemuda itu menganguk mendengarnya. Lalu mencoba melihat gadis yang dekapannya ini lalu mengerjap mata miliknyan "Himma.."panggilnya membuat yang dipanggil menoleh. "Ya..!!"jawab Hima bingung "Apa kau tau.. siapa yang menyerang kalian.."tanya Pemuda itu membuat Hima mengeleng pelan.

"Aku tidak tau.. padahal tadi semua baik-baik saja lalu muncul mereka."cerita Hima membuat Pemuda asing akan berbicara

"Mereka tidak akan muncul kecuali ada seseorang mengincar sesuatu.."jelas Pemuda asing itu.

Hima membulatkan mata miliknya lalu menatap Pemuda asing itu, yang ditatapan menatapnya heran. "Ada apa??"tanya Pemuda asing itu

"Rin pernah bilang padaku.. setiap malam ia sering sekali diganggu oleh sosok mahluk menyeramkan.."cerita Hima yang mengingat Gadis kelinci itu kesulitan untuk tidur apa lagi malam hari "Benarkah..!!"tanya Pemuda asing itu

"Ya.. bahkan aku melihat ekspersinya langsung berubah seketika.."jelas Hima

"Aku tau.. itu"jawab Pemuda asing itu.

"Oh iya... kenapa kau ada disini.. Asuka-san.."tanya Hima melihat pemuda asing itu yang masih mengendong sosok mungil itu

"Misi rahasia dari seseorang."jawab Pemuda asing itu

Tiba-tiba terdengar suara yang dikenal oleh Pemuda asing itu membuat Hima, memeringkan kepala nya heran. "Nii-sanmu ya.."ucap Hima sambil menujuk sosok pemuda seliver yang baru keluar dari sebuah mobil sendan merah. "Hn.."balas Pemuda asing datar karena sosok pemuda silver yang tak lain dari kakaknya memarahinya.

"Kuro.. sudah ku katakan jangan pergi seenaknya.."kata Pemuda sliver itu dengan marah.

"Lalu aku harus melihat orang lain terluka gitu.."jawab Pemuda asing itu yang bernama Kuro

"BakaKuro.. aku tau tapi kau baru saja sembuh.."balas pemuda sliver itu dengan cemas membuat Kuro menatapnya tajam.

"Kau tidak perlu mencemaskan diriku Rui-san.. aku baik-baik saja."ujar Kuro datar lalu menatap Hima yang melihat berdebatan kakak adik itu.

"Hima kau tau dimana rumah gadis ini.."tanya Kuro kemudiaan

Hima mengangguk pelan. "Ya.."jawab Hima

"Baguslah.. antarkan dia kesana.."lanjut Kuro menghiraukan sang kakak memanggilnya.

"Cih apa lagi.."tanya Kuro sengit membuat pemuda bernama Rui itu yang menahannya.

"Apa kau tau dia siapa.."tanya Rui balik

"Tidak.."jawab Kuro pendek

"Dasar.. kenapa kau menolongnya.."gerutu Rui

Kuro memutarakan bola mata nya. "Bukan urusanmu BakaAniki.."balas Kuro datar

.

.

.

"Jadi begitu cerita nya.."ucap Rui Yamada, pemuda berusia 21 tahun itu tengah duduk di sebuah sofa di keluarga Kagami ini.

"Hai.."jawab Nakazima Hima gadis bersurai hijau itu

"Keluarganya memang kemana.."tanya Rui lagi membuat Hima berpikir sebentar.

"Rin-chan bilang kedua orang tua nya itu pergi dinas keluar negeri jadi dia sendiri disini.."jawab Hima sambil memperhatikan gadis yang dimaksud tengah tertidur pulas, apa lagi pemuda bersurai hitam itu bersandar di tembok memperhatikan gadis kelinci itu. Sambil memlipatkan tangannya itu.

"Pantas saja.. dirumahnya sepi sekali.."celetuk Rui

Hima mengangguk kepala.

"Hima apa kau tinggal disini.. juga.."tanya Rui pada gadis itu. "Aku cuman sering kemari saja, kasihan Rin-chan yang slalu sendirian dirumah.."jawab Hima lagi

"Kau benar jika tidak mungkin gadis itu di apa-apakan.."kata Rui membuat Kuro yang tadi berdiam mulai akan bicara

"Iya, jika itu dirimu Bakarui"ucap Kuro datar

TBC!!!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Arigatou telah membaca chapter dua ini ^-^

Tolong vote dan comentnya minna-san agar saya semangat melanjutkan kisah Rin dan yang lain.. apa lagi Rin sudah di tolong oleh Oc milik Author

Ingin tau kelanjutkan cerita ini.. tunggu saja chaptar selanjutnya..^0^

Salam hormat

Ika_nee

02-03-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro