Chapter 01
A/n: Cerita ini berserta isinnya murni milik saya jika ada kesamaan mungkin hanya kesamaan semata.
Dilarang mengcopy isi cerita ini berserta keseluruhaanya..
Hati-hati typo muncul entah darimana waspadalah :'v
Kalau gitu
Happy Reading!!!!
minna *^*
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Chapter 01.
.
.
Seorang pemuda bersurai hitam yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, membuka mata secara perlahan yang dia lihat pertama kali adalah langit-langit berwarna putih.
Putih...
.
.
Aku dimana..
Perlahan telinga miliknya mengakap sebuah bunyi yang terus berulang-ulang, yang tak jauh darinya! Dia tidak mengingat apa yang terjadi yang telah terjadi pada dirinya saat ini, mengapa dirinya terbangun dari tidurnya sebenarnya apa yang telah terjadi dengan dirinya sekarang ini?
Berapa pertanyaan bermunculan di dalam pikiraanya?
Dimana aku sebenarnya..
Dan kenapa aku berada disini..
Apa yang terjadi..
Telinga terus mendengar bunyi yang terus terdengar jelas, dan sekarang ia merasakan sesuatu yang terpasang di atas kepalannya dan berapa alat yang terpasang di dada miliknya
'Alat-alat medis, terpasang di tubuhku?'
Selain itu dia merasakan suara nafasnya seperti tertahan oleh sebuah benda yang terpasang dimulut miliknya, seperti alat bantu nafas.
'Alat bantu nafas, mengapa aku memakainya..'
Mata sewarna langit malam itu, menyusuri ruangan bercat putih ini dan dia menemukan sebuah tiang infus tak jauh darinya dan tersambung dilengan kirinya sekarang. Dan ia menangkap seorang wanita paru baya tengah tertidur membelakanginya, apa mungkin wanita itu tau mengapa dirinya disini.
Pemuda itu mencoba mengerakan kedua jarinya, hasilnya dirinya malah membangunkan wanita itu yang kini mulai terbangun karena pergerakan ia buat.
'Apa aku membangunkannya?'
Wanita paru baya itu terbangun, karena sesuatu yang membangunkanya.. dia berpikir bahwa pemuda yang terbaring kini sudah terbangun namun perkiraan dokter. Pemuda ini akan terbangun berapa hari kedepan. Wanita itu mencoba mengerakan tubuhnya agak kaku, beralih mengecek kondisi pemuda yang terbaring disana.
Dan disaatlah wanita itu terkejut saat mengatuhi bahwa pemuda itu sudah sadar kembali, tak lama air mata mengalir membasahi wajah cantiknya dan berseru.
"Ya, tuhan kau sudah sadar?"ucap Wanita itu dengan terharu melihat pemuda itu yang kini memandangnya.
"Kuro-kun.. Hiks!"ucap Wanita itu terlihat terharu dan berhambur memeluk tubuh lemah itu.
Pemuda itu tercekat, saat Wanita itu memeluknya sekarang dirinya bingung mengapa dia tau nama kecilnya apa Hikkari memberi taunya.. tapi..
Tunggu!!!...
Dimana Gadis bersurai Cokalat orang yang ia cintai, sekarang ini dia menyusuri ruanganya namun tak melihat Gadis bersurai cokalat itu. Membuat wanita itu menatapnya tanya.
"Siapa orang yang kau cari, Kuro-kun.."tanya Wanita itu pelan..
Pemuda itu membuka suarannya namun suarannya terdengar serak, membuat tengkorongkannya sakit namun dia tak perduli dia ingin melihat gadis itu.
"... Hi.. kk.. ari.."ucap pemuda itu serak dengan terbata, agak susah untuk berbicara saat ini
Wanita itu terdiam sebentar mendengar nama gadis itu, namun ia tersenyum sambil mengusap lembut rambut hitam pemuda itu.
"Sebentar lagi dia akan datang?"kata wanita itu pelan terkesan sedih, membuat pemuda itu tercekat kembali bola mata bagikan malam itu membulat sekitika.
Mengapa, wajah wanita itu tak asing baginya.. sosok orang yang selama ini dia rindukan. Sosok ibunnya yang telah meninggal dunia, namun dia menepis permikiran itu tak mungkin ibunya sudah lama sekali meninggal lalu siapa wanita itu.
"Sebentar aku akan panggilkan dokter untuk memeriksamu.."unjar wanita itu sambil meranjak keluar dari sana, namun langkah wanita itu terhenti saat pemuda berkata
"Si.. apa.. an.. da?"tanya Pemuda itu lagi
"Aku hanya orang yang menyelamatkanmu..."jawab Wanita itu pelan sambil kembali dan mengecup dahi pemuda itu pelan, membuat pemuda itu terdiam seketika. Wanita itu tersenyum sedih sebelum pergi keluar ruangannya.
"Tu..ngguu."panggil Pemuda itu tak ingin wanita itu pergi, namun terlambat wanita itu pergi meninggalkanya sendiri dirinya.
Pemuda itu menghelang nafas sesaat sampai uap putih terlihat di alat yang dipasangkan dimulutnya
Pemuda itu menatap langit-langit ruanganya, sambil berpikir mencoba mengingat-ingat membuat kepala miliknya berdengung pelan.
"Akh!!!"rintihnya pelan saat rasa sakit menyerang kepala, membuatnya menutup mata untuk meredakan redakan rasa sakit itu.
Kilas-kilasan memory mulai berputar walau cuman berapa bagian saja, pertama yang dia ingat adalah.
Pertama:
Dirinya membantu orang-orang dalam bahaya, saat itu terjadi kepanikan di daerah nagoya dia juga bertarung untuk menyelamatkan berapa orang yang terkurung penjara kegelapan.
Pemuda itu semakin dalam berpikir untuk mencari ingatan miliknya yang ia alami.
Kedua:
Dirinya berlari kesebuah rumah amat yang dikenalnya, dirinya berlari mencari sosok gadis yang ia cari namun dia tak menemukannya. Lalu ia berlari keluar rumah itu dan di sana dia menemukan Gadis berambut cokalat karamel yang menatap langit yang berubah kelam saat itu.
Dia ingat mencari gadis itu untuk menyelamatkanya, namun sosok berjubah hitam datang bersama seekor naga berwarna merah yang mengeluarkan api dimulutnya
Dan naga itu...
Mata sewarna malam hari itu membulat seketika mengingat kejadian itu.
Melihat gadis itu menangis mendekapnya erat seolah kalau dirinya akan musnah jika Gadis itu melepaskan dekapannya, dirinya saat itu masih bisa mendengar suara gadis itu berkata.. "Ku mohon.. bangunlah.. Hiks.."
Dirinya merasakan air mata milik gadis itu membasahi wajahnya, tak aba-aba air mata miliknya begitu saja dari sudut matannya.
Mengingat gadis itu bertarung seorang diri dan melindungi dirinya yang terluka parah, sampai akhirnya gadis itu tumbang karena dampak serangan sosok berjubah dan dampak semburan api dari naga itu yang mengenai tubuh mungil itu, dan akhirnya tubuh mungil itu terjatuh di sampingnya.
Melihat tubuh gadis itu berlumuran darah membuatnya berteriak disisa tenang yang ia miliki, memanggil nama gadis itu dan akhirnya semua menjadi gelap sampai ia terbangun sekarang.
'... Hikkari!'
Ya, gadis itu namanya Hikkari mengapa dia tak di sini lalu dimana gadis itu sekarang apa mungkin dia dirawat sama seperti dirinya.
.
.
Namun dirinya tidak menyandari bahwa gadis ia sayangi dan cintai kini sudah meninggal bersama sumpah yang dibuat gadis itu.
.
.
Pemuda itu masih bergelut dengan pikirannya dan tak menyandari bahwa pintu rawatnya terbuka otomatis, suara langkah menuju ke arahnya.
"Kau sudah sadarnya Yamada-kun.."tanya suara berat membuat sang pemuda mencari asal suara itu dan menemukan pria bersurai ungu pony tail yang memakai pakaian dokter itu.
Pemuda itu menatap heran orang itu dengan penuh tanya, orang itu ah! Kita ganti saja dia jadi pria itu yang kini menghampirinya.
"Hm.. baiklah akan ku periksa kedaanmu dulu..?"ucap pria itu mulai mengecek keadaan tubuh pemuda itu mulai dari, jantung, mata, dan yang lain
"Baguslah.. semua kondisimu setabil?"ucap Pria itu dengan tersenyum hangat
"Kamui-san.. sepertinya Yamada-kun menangis?"kata seorang perawat bersurai pink panjang itu yang menyandari pemuda itu menangis
Dokter yang dipanggil yang dipanggil Kamui-san, itu segera menghampiri pemuda itu yang kini menatapnya. "Apa ada yang menganggu pikiranmu.. cobalah berbicara secara perlahan, jika tidak bisa maka tak perlu kau paksakan.."kata Dokter Kamui-san itu mulai akan bicara
"Jika kau mengerti apa yang ku katakan coba mengangguk pelan, atau berkedip berapa kali.."lanjutnya
Pemuda itu mengerti apa yang dokter Kamui katakan padannya, membuat Pemuda itu mengangguk walau agak kaku membuat Sang dokter tersenyum
"Baguslah.. sudah tak perlu kau paksakan.."saran Dokter kamui pada pemuda itu
Pemuda itu ingin berkata namun suaranya terasa sakit sekali namun dirinya tetap memaksanya.
"... Hi.. kkkari.. dimaa... naa..?"tanya Pemuda itu pelan namun masih di dengar oleh perawat bersurai pink itu.
"Kamui-san.. sepertinya Yamada-kun bertanya tentang Tachibana-chan.."ucap perawat itu padannya
Sang dokter hanya menuduk sedih lalu tersenyum kembali. "Yamada-kun.. sebaiknya kau kembali istrirahat karena kau habis koma selama 3 bulan.."unjar Dokter Kamui itu lembut dan untuknya pemuda itu mengerti.
"Baguslah.."ucap Dokter Kamui itu
"Jika perlu apa-apa kau perlu memanggil perawat Luka.."ucap Dokter Kamui sambil menepuk pundak seorang perawat yang kini tersenyum padannya. Pemuda itu mengangguk kepala pelan.
.
.
.
.
Berapa hari kemudiaan...
Seorang pemuda bersandar di ranjang pasiennya sambil menatap langit yang terhalang oleh jendela kamarnya, sambil suara menegurnya membuatnya tersentak kecil. "Apa yang kau lakukan Yamada-kun.."tegur orang itu amat yang dikenal pemuda itu, yang kini menatap seorang perawat berambut pink panjang
"Maaf.. aku hanya pegal berbaring terus.. jadi aku mencoba duduk?"jawab pemuda itu sambil mengaruk kepalanya tak gatal
Sang perawat bernama Luka Megurine itu hanya menghelang nafas, melihat tingkah pasiennya itu. "Iya aku tau.. tapi itu berbahaya jika ada orang yang berada disampingmu.."saran perawat Luka yang sambil membawa berapa makanan untuk pasien yang kini menuduk
"Maaf aku tidak bisa berdiam diri terus.. kalau mereka semua mencariku?"balas pemuda itu lagi yang mengeratkan genggamnya pada selimut yang ia kenakan
"Aku tau perasaanmu.. Yamada-kun, tapi kondisi mu masihlah lemah.."saran Luka pada pemuda itu.
Pemuda bernama Kuro Yamada itu, hanya menghelang nafas mendengar perkataan Perawat yang mengurusnya namun benar yang dikatakan perawat Luka padannya. Dirinya masih lemah untuk pergi saat ini.
"Luka-san boleh aku bertanya..?"tanya Kuro padannya
"Boleh tentu saja.."jawab Luka padannya
"Siapa orang yang membawaku kemari, dan siapa wanita yang sering menjagaku saat koma?"tanya Kuro penasaran membuat Luka terdiam saat mendengar ucapan Kuro barusan
Ya dirinya sudah tau mengapa dirinya koma selama 3 bulan lamanya, lalu wanita yang menjaganya hilang tak kemana dan kembali lagi setelah dirinya sadar dari komanya
"Maaf soal itu tapi, Kamui-san.. akan memberi taumu nanti.. tapi wanita yang menjagamu.. itu kami juga tidak tau soalnya dia hanya membawamu saja.. dan tidak menjelaskan siapa dia?"jawab Luka saat membuka jendela itu agar udara di luar masuk kedalam ruang inap Kuro
"Begitunya.. ku pikir wanita itu Ibuku, tapi saat ku ingat Ibukku sudah lama sekali meninggal dunia.."balas Kuro sambil memakan makananya dengan tenang
"Soukka.."tanya Luka penasaran
Kuro mengangguk pelan lalu berkata.
"Kalau tidak salah Beliau meninggal saat aku masih berumur tiga tahun.."lanjut Kuro sambil menatap langit-langit kamarnya
.
.
"Kuro-kun...!"panggil Luka saat Kuro mencoba melangkah dari ranjangnya, perawat itu sempat cemas melihat kondisi Kuro yang mencoba berjalan kembali
"..Ya"balas Kuro yang melangkah kaki miliknya secara pelan, namun langkah ketiga ia terjatuh karena tak kuat mempertahankan berat tubuhnya membuat Luka mencoba membantu Kuro berdiri
"Tidak perlu, Luka-san... aku bisa sendiri.."kata Kuro sambil melempaskan tangan Luka yang hendak membantunya
"Tapi Kuro-kun.."kata Luka yang cemas
Kuro mengeleng pelan, seolah mengatakan bahwa dia bisa sendiri untuk berdiri dan usahanya tak sia-sia dan sekarang ia bisa berjalan kembali walau masih agak limbung.
"Astaga.. kau berhasil.. Kuro-kun.."puji Luka yang terharu melihat perjuangan pemuda itu untuk berjalan
"Ini juga berkat Luka-san yang slalu membantukku.."balas Kuro diiringi senyumanya.
"Wahh.. rupannya kau sudah sadar otou-tou!"seru seseorang membuat Kuro dan Luka menoleh kesumber suara itu.
Membuat Kuro mengeraskan wajahnya tak ingin melihat wajah menyebalkan itu.
"Rui-kun.."kata Luka saat melihat kakak dari Kuro datang
"Baka aniki.."kata Kuro dengan dinginnya
Pemuda bersurai silver itu melangkah pelan, mendekati adiknya yang ia rindukankan menurutnya tidak menurut adiknya yang kini memandangnya dingin
"Hei.. jangan memandangku begitu Otou-tou.."kata pemuda bernama Rui Yamada, merasa merinding karena tatapan adiknya
"Urusai..!!!"ucap Kuro ketus
"Tumben sekali, Rui-kun datang kemari ada apa?"kata Luka yang mencairkan suasana disana
"Ah.. aku lupa tujuanku kemari, hanya melihat kondisi adikku yang sudah sadar.."balas Rui pelan
"Tak perlu melihat kondisiku.. lihat sendirikan aku sudah sadar.."ucap Kuro ketus tidak seperti bersama Dokter Kamui maupun Perawat Luka, yang sering dijawab dengan halus berbeda dengan sang kakak, kalian sendiri tau kan ._.
"Tidak bisa begitu.. lagi pula aku kemari ingin membawamu ke Cyprton future city.."balas Rui pada Kuro sementara Luka sudah pergi untuk melapor kesehatan Kuro barusan.
" Cyprton future city mau apa aku kesana..?"tanya Kuro dingin dia melipatkan tangan miliknya sambil menatap sang kakak
"Ada tugas dari Author untukmu.. dan aku tidak tau apa itu."kata Rui kesal karena tidak memberi tau tugas itu karena sang Author mengancam tidak memunculkanya. .
"Tumben sekali Onee-chan meminta bantuanku..?"kata Kuro sambil menyembut Author 'Onee-chan..' membuat Rui menatap sebal sang adik. "Sejak kapan dia jadi kakakmu uhh.."tanya Rui mendengus sebal
"Sejak dia mencipatkanku.. BakaAniki!"balas Kuro sambil membaca surat itu
"...."
Kuro terdiam membaca surat itu, namun didalam hatinya dirinya ingin sekali mengarungi Author yang berstatus sang kakak perempuannya.
"Apa tulisannya?" Tanya Rui penasaran dirinya mengintip guna membaca tugas sang adik, namun Kuro segera melipatkan kertas itu membuat Rui cemberut.
"Kepo banget.."ucap Kuro datar
"Pelit.."kata Rui pada Kuro yang memandanya dingin
"Biarin.."balas Kuro
"Aniki.."kata Kuro yang memandang kejendela
"Ya.."respon sang kakak
"Persiapakan kepindahku ke Cyprton future city"ucap Kuro tegas membuat Rui membelalak matanya kaget melihat permintaan adiknya.
"Tapi kau baru saja terbangun.."kata Rui yang melarang Kuro pergi
"Aku tidak perduli.. aku memiliki tugas penting sekarang.."ucap Kuro
"Tidak sekarang.. Yamada-kun.."potong seorang dokter berambut ungu panjang
"Gaku-san.."kata Rui kaget melihat dokter itu.
"Maksudmu apa Kamui-san.."balas Kuro
"Kondisimu belum setabil untuk pergi sekarang, kau butuh istrirahat berapa minggu lagi.. untuk menjaga kekuatanmu.."lanjut Gakupo lagi
"Ck!"umpat Kuro lagi karena kesal, menatap geram ke arah dokter samurai itu mengapa dia tidak di izinkan pergi.
Kuro sayang lihat kondisimu, apa kau ingin di suntik lagi hmm...
"Perhentilah mengancamku Onee-chan.."seru Kuro datar sampai menarik Author yang lewat barusan..
"Yaakk!! Lepaskan aku.. dasar shotaaa..."pekik seorang gadis berambut hitam pendek yang di tarik..
"Dia siapa?"tanya Gakupo dan Rui yang melihat Author yang di tarik oleh Kuro.
"Hn.. bukan siapa-siapa ya.. kan! Onee-chan.."balas Kuro pada gadis itu yang mendelik padannya
"Uhh.. menyebalkan.."gerutu Author yang kesal sikap Kuro tadi..
Oke abaikan percakapan di atas, kita lanjutkan ceritanya.
.
.
.
Kita pergi ke daerah tokyo, terdapat seorang gadis manis berambut honey blonde sebahu tak lupa sepasang pita putih besar menghiasi kepalannya, dia sedang berlari ke arah sekolahnya kaki mungil milikinya menambah kecepatan jika tidak dia pasti akan terlambat sekolahnya.
"Hosh.. hosh.. untunglah aku tidak terlambat.."ucap gadis manis itu sambil bersandar di depan pintu kelas miliknya itu.
"Tumben seorang Kagami Rin terlambat..."ejek seorang gadis berambut merah dengan bentuk bor itu dengan mengejek membuat Gadis yang bernama Rin mengembukan pipi miliknya
"Urusai.. Teto-chan.."jerit Gadis bernama Rin membuat Gadis berambut bor mengeleng pelan
"Ayo bangun nanti Sensei Hiyama datang loh.."kata Teto itu
Rin mengangguk pelan lalu berdiri masuk kedalam kelas miliknya itu.
Gadis bernama Kagami Rin itu duduk di bangkunya yang berada di dekat jendela, menunggu Sensei yang akan mengajar sambil menopang dagu sambil menatap keluar jendela
Sampai seseorang menepuk pundak mungilnya menatap seorang pemuda bersurai pink dengan sebuah kupluk di atas atas kepalannya.
"Ada apa Yuuma-kun!?"tanya Rin sambil menatap heran
"Ano.. Kagami-san.. kau di panggil Hiyama-sensei.."jawab pemuda itu
"Ehh.. bukannya sensei akan mengajar nanti.."ucap Rin membuat pemuda itu mengeleng
"Uhmm.. Sensei sepertinya ada rapat dan kau disuruh membawa murid baru kemari.."balas Pemuda yang bernama Yuuma
"Baiklah aku akan kesana.. tolong minta izin pada Galaco ya.."pinta Rin pada Yuuma yang di balas dengan anggukan Yuuma
Rin pun meninggalkan tempat duduknya namun sebelum itu, Yuuma menatap punggung mungil itu dengan tatapan sulit di artikan "Apa benar dia penganti Hikkari-sama.."tanyanya sambil berbisik
"Jika benar apa pantas dia di lindungi...!!!"serunya kembali ke tempat duduk miliknya
Rin Kagami kini berjalan melewati koridor untuk menuju ruangan guru, katannya sih membawa murid baru yang ngk tau siswa atau siswi
Gadis manis itu menyusuri koridor sepi ya, tentu saja karena semuannya sudah masuk kelas tidak keculai kelasnya yang gurunya ada rapat
Sampai dia di pintu ruangan guru..
"Permisi.."ucap Rin dengan sopan sambil membuka pintu itu dengan pelan
"Ya.. ada apa Kagami-san.."kata seseorang dari dalam sana
"Maaf saya disuruh membawa murid baru.."jawab Rin sopan sambil menatap Sensei itu yang memiliki rambut putih agak menyeramkan
Sensei itu mengangguk lalu menatap seorang gadis berambut hijau kebiruaan yang kini menuduk kepalannya.
"Nakazima Hima-san..."kata Sensei yang bernama Tei itu membuat Gadis yang mengangkat wajah miliknya
"Ha'i.. Tei-sensei!!"kata Gadis itu
"Kenalkan dia yang akan membawamu ke kelas baru mu.."jelas Tei Sensei sambil menujuk Rin yang tersenyum ramah padannya membuat
"Namannya Kagami Rin.. ku harap kalian berdua akrab.."lanjut Tei sensei
Gadis itu terdiam sambil menatap Gadis berambut pirang itu yang entah mengapa mirip sekali dengan mendiang teman baiknya, yang kini telah meninggal dunia
"Ano.. Nakazima-san.. ayo kita ke kelas.."tawar Rin sambil tersenyum membuat Gadis itu mengangguk kaku
.
Koridor sekolah..
Kedua Gadis itu berjalan tenang sambil menuju ke kelasnya, Gadis yang bernama Hima itu menuduk pelan dirinya dan merasa heran mengapa Gadis di sebelahnya ini mirip sekali dengan Temannya itu.
Sampai suara Rin mengkagetkannya..
"Jadi namamu Nakazima Hima ya?"tanya Rin sambil membuka suara miliknya
"H-hai.."jawab Hima dengan gugup
"Kalau begitu salam kenal, namaku Rin Kagami mungkin tadi Sensei sudah menyebutkan namaku.."balas Rin sambil mengulurkan tangannya menunggu sambutan Hima
Hima memandang Rin lalu menyabut uluran tangan Rin
"Nakazima Hima salam kenal, Kagami-san.."jawab Hima kaku membuat Rin terkekeh pelan
"Panggil saja Rin "balas Rin
"Baiklah Rin!!"ucap Hima pelan
Gadis itu kembali berjalan menuju kekelas mereka
"Ano.. Rin apa aku akan di terima mereka.."tanya Hima pada Rin yang berada disampingnya ini
"Maksudmu apa Hima-chan.."balas Rin tidak mengerti
"Apa aku ini aneh.."tanya Hima membuat Rin mengeleng "Tidak kokk!!"balas Rin
"Kenapa.."ucap Hima
"Karena Hima-chan orangnya unik..!!"ucap Rin
"Unik..!!"seru Hima tak mengerti
"Kalau kau tidak di terima mereka maka aku akan menjadi sahabatmu Hima.."balas Rin sambil mengandeng tangan Hima
"Sahabatmu.. apa kau tidak bercanda kan"
"Ya tentu saja.."
Tangan Hima di gandeng oleh Rin agar anak baru itu tidak hilang entah kemana
"Ayoo kita ke kelas nanti dimarahi Meiko-sensei paling terkiller yang terkiller pernah ada.."gurau Rin membuat Hima terkekeh mendengarnya
"Benarkah itu..!?"tanya Hima membuat Rin mengangguk pelan lalu menceritakan suatu yang lucu membuat Hima ikut tertawa mendengarnya
Hima memandang Rin seolah Sahabatnya yang meninggal dunia kini hidup kembali, namun kemudiaan Hima mengeleng pelan ngk mungkin dia sudah tiada mengapa dirinya tidak menerima kepergiaannya. Apa lagi orang yang dicintai orang itu belum terbangun sampai sekarang
'Apa yang akan ku katakan padannya kalau kekasihnya telah meninggal..'batin Hima
'Dan kuharap dia tidak mengamuk nantinnya!?'batinnya penuh harap
"Hima-chan.."teguran Rin membuat Hima tersentak lalu menatap Gadis berambut Honey blonde itu ".. Ya, ada apa!?"tanya Hima
"Kenapa melamun.."jawab Rin membuat Hima mengeleng pelan "Daijoube.."
Rin mengangguk pelan tidak ingin memaksa Gadis itu. "Ayo masuk kita sudah sampai.."balas Rin sambil membuka pintu kelas
Hima menatap kelas baru miliknya lalu menatap Rin kembali sambil berkata
"Ayoo.."ucap Hima melangkah masuk setelah Rin masuk duluan kedalam sana
Nakazima Hima seorang Prajurid kini telah muncul melindungi seseorang gadis yang dikatakan oleh Sahabatnya, dan ia kini akan mencarinya walau dia tidak menyadarinya
Bahwa..
.
.
.
Orang itu
.
.
.
Yang akan menjadi temannya!!?
TBC!!!!
01-03-2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro