Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Potongan Puzzle Pertama

(Name POV)

.

Hari kedua bekerja, dimulai.

Hari dimulai dengan bertukar sapa dan pengarahan sebentar. Setelah itu?? Tentu saja kita kembali ke pos masing - masing. Karena rangka panggung sudah selesai, maka aku dipindahkan oleh Tenshouin-senpai ke pos dekorasi.

Aku menaiki tangga lipat dengan hati - hati. Berhubung aku jarang menggunakannya. Di mulutku terselip kunci inggris. Di punggungku tersampir string bag yang isinya teman - teman si kunci inggris.

"(Name)-chan?? Sudah sampai??" Teriak Mao-kun dari bawah. Tangannya menggenggam erat tangga.

Sebagai balasan, aku melambaikan tangan singkat. Kembali melanjutkan perjalanan. Mengabaikan jantungku yang bagai copot karena melepaskan satu tangan dari tangga. Tubuhku sedikit bergetar.

15 detik kemudian, akhirnya aku pun sampai di puncak tangga.

Dengan hati - hati, aku duduk di puncak tangga dan menyelipkan kakiku ke rangkanya. Aku mengambil kunci inggris dan menggapai lampu sorot di hadapanku yang rusak.

Ya, aku disuruh untuk membetulkan lampu ini.

Setelah setengah jam hanya mengangkut obeng kesana kemari, tiba - tiba Mao-kun memanggil. Ternyata salah satu lampu sorot di atas rusak. Kami saling toleh, tak ada yang pernah membetulkan lampu diantara kami. Akhirnya aku menawarkan diri, dengan bekal pernah membantu Darling dengan proyek robotiknya.

Aku mengutak - atik lampu itu dengan dahi berkerut. Sudah 15 menit aku diatas sini. Peluh bercucuran dari balik kaos putihku.

"(Name)-chan?? Kau bisa??" Teriak Mao-kun sekali lagi. Aku balas menoleh galak, meski lututku langsung lemas begitu menyadari betapa tingginya tangga ini. "BERISIK!! UDAH DIEM AJA!!" Balasku galak. Mao-kun dibawah sana langsung berdiri tegap.

10 menit kemudian, aku berhasil memperbaiki lampu ini. Aku menghela nafas lega, mengusap keringat.

"YUZURU-KUN!! NYALAKAN LAMPUUU!!" Teriakku ke arah Yuzuru-kun. Yuzuru-kun yang sedari tadi hanya mendesah berkepanjangan, mendadak terperanjat. "I-iya (Name)-san!!" Serunya sambil buru - buru menyambar tuas genset.

PATS!!

Lampu sorot menyala terang, lebih terang dibanding sebelumnya. Para idol di bawah sana berseru lega. Beberapa malah bersorak.

Sementara aku terbutakan oleh cahaya lampu. Tubuhku sedikit oleng, tapi untung saja aku berhasil menyeimbangkan diri sebelum jatuh. Aku mengusap keringat dingin di dahiku.

"OOOOYYYYY!! KALIAAAAN!!" Teriak sebuah suara. Aku dan semuanya menoleh. Hakaze-senpai di ujung sana melambaikan tangan. Tenshouin-senpai dan Sakuma-senpai juga ikut berdiri di belakangnya.

"MAKAN SIANG YUUUUK!!! UDAH JAM 1!!!" Teriaknya lagi. Kami semua saling toleh. Terdiam sejenak.

Sedetik kemudian kami menyeringai senang.

"SIAP LAKSANAKAAN!!" Balasku. Aku langsung memasukkan semua peralatan ke dalam string bag dalam satu gerakan. Tanpa ragu, aku menyambar satu sisi tangga dan meluncur ke bawah.

Mao-kun yang menyadarinya buru - buru memegang tangga dengan tegang. Aku berhasil mendarat dengan mulus. Menepuk pelan ujung baju.

"Fwaaah!! Aku sudah lapar!! Makan yuk!!" Desahku tanpa masalah. Raut wajah Mao-kun masih terkejut dan tegang. Aku terkekeh dan menepuk poninya pelan.

"Maaf Mao-kun, aku jadi meluncur saking laparnya. Yuk ah!! Kita makan." Kataku. Tanpa mempedulikannya aku langsung menyambar tangannya dan menyeretnya menuju gedung sekolah.

Sekolah libur. Hanya kami para idol(dan ehm--produsernya) yang masuk untuk mempersiapkan acara. Maka otomatis para pekerja di sekolah juga libur. Seperti ibu kantin.

Tapi atas usul dari Hibiki-senpai, kita akan tetap makan di kantin. Sebagai gantinya, masing - masing dari kami membawa bekal masing - masing.

Aku melangkah menuju kelas untuk mengambil kotak bekalku. Pagi ini para maid di rumahku mendadak sakit perut serentak. Jadilah aku harus membuat bekal sendiri. Oh--juga bekal ayah. Entah apa kabar mereka sekarang.

Kelas kosong, hanya ada tumpukan tas di tengah - tengah kelas. Aku menyeringai pelan. Beranjak menuju tasku.

Tiba - tiba terdengar suara langkah di belakangku. Aku menoleh kaget. Tak ada siapapun disana. Pikiranku masih was - was. Tiba - tiba leherku bagai dielus, dan sekejap pemandangan di depanku sudah berubah.

~~~

Aku berlari kecil melintasi lorong lengang. Kok lampu di lorong ini mati ya?? Kemana perginya Merry-neechan?? Kakiku kembali berlari.

Di ujung lorong, ada seorang wanita cantik yang sedang berkutat di depan meja makan. Wanita itu membelakangiku. Tangannya sibuk memasukkan makanan ke dalam kotak bekal.

Siapa wanita itu?? Aku tak mengenalnya. Mengapa ia ada disini??

Aku kembali melangkah. Tiba - tiba suara kayu berderit terdengar nyaring. Tubuhku membeku karena terkejut. Wanita itu juga terkejut, menoleh kaget.

Tatapan kami bertemu.

Sekejap, wanita itu sudah tersenyum. Aku semakin bingung. Meski sedetik kemudian terperangah.

Wanita itu mirip sekali denganku.

Wanita itu menghampiriku dan memelukku erat.

"Selamat pagi (Name)-chan. Kau sudah bangun??" Tanyanya lembut. Aku masih terdiam, tak tahu harus melakukan apa. Senyum wanita itu semakin lebar.

"Mama sudah menyiapkan bekalnya. Ayo. Kita sarapan dulu. Mama juga sudah menyiapkan sarapanmu." Katanya lagi. Senyumnya masih mengembang tulus.

Bagai dihantam palu sekuat - kuatnya, tubuhku terhenyak.

Mama??!!

"(NAME)!!!"

Seketika aku tersadar.

~~~

Aku tersadar. Mataku dengan cepat kembali bekerja. Hokuto-kun sudah jongkok di depanku. Wajahnya tampak cemas sekali. Aku menoleh cepat, Subaru-kun dan Makoto-kun juga berdiri cemas di sampingku.

"Kau kenapa (Name)?? Kenapa menangis?? Kenapa tidak merespon saat kita panggil??" Tanyanya masih cemas. Eh?? Menangis?? Reflek, aku mengusap pipiku. Basah. Aku menunduk, bajuku juga sudah basah terkena air mataku.

"(Name)..??" Ulang Hokuto-kun lagi. Kali ini suaranya lebih lembut. Ujung jarinya mengusap pipiku. Aku menunduk.

"Aku.... tidak tahu. Aku kembali ke sini karena aku ingin mengambil bekalku. Tapi tiba - tiba aku seperti berada di rumahku. Di rumah itu aku bertemu dengan orang yang tidak kukenal. Tiba - tiba saja aku terlempar kembali ke sini. Aku mendengar suaramu memanggil. Dan... dan.... aku tak tahu kenapa aku menangis. Bahkan aku tak sadar kalian sudah disini sejak tadi." Jelasku. Tiba - tiba tangisku semakin deras. Hatiku bagai teriris mengingat kembali sosok wanita tadi.

Mama??

Hokuto-kun terdiam sebentar, lantas dia mendekap bahuku. Aku masih menangis. Hokuto-kun mengelus punggungku lembut.

Lima belas menit, akhirnya tangisku berhenti. Hokuto-kun masih mendekapku. Aku mengusap pipiku yang basah.

"Sudah lebih baik??" Bisik Hokuto-kun. Aku mengangguk pelan. Tersenyum lemah.

"Makasih Hoku--"

SRET!!

Subaru-kun sudah menarik Hokuto-kun lepas. Makoto-kun sweatdrop di belakang.

"Sudah cukup kan pelukannya?? Jangan lupa, masih ada kita disini. Kacang itu mahal." Seru Subaru-kun kesal. Mata birunya menatap ngambek lucu.

Hokuto-kun yang kembali menyadari kalau mereka ada di sini langsung tersipu. Menggaruk pipinya salah tingkah.

Aku tertawa pelan melihat tingkah Subaru-kun. Mereka bertiga menoleh.

"Subaru-kun mau dipeluk juga~~?? Sini, kupeluk~~" kataku bercanda. Wajah Subaru-kun dengan cepat memerah.

"A-apaan sih, a-aku gak mau meluk (Name)-chan tauk...." katanya, mendadak ketularan si wortel tsundere dari anime sebelah. Untung mereka sama - sama pemain basket.

Aku kembali tertawa. Kali ini lebih riang.

"Yasudah kalau gak mau. Makoto-kun?? Mau??" Tanyaku kembali. Godain Makoto-kun itu selalu seru. Benar saja, wajah Makoto-kun ikut memerah.

"(Na-name)-san!! Ja-jangan bercanda ah!!" Serunya kikuk. Aku tertawa lagi.

"Yuk kita makan!! Perutku keroncongan nih!!" Seruku mengalihkan pembicaraan. Aku menyambar kotak bekalku lalu melenggang ke arah pintu kelas.

Saat kakiku menginjak lantai koridor, seketika perasaan aneh itu bergejolak kembali.

Siapa wanita asing itu??

~~~

Yahoooo autho is back may pren~~☆☆

Tadinya author gak niat nulis begini loh. Tapi jadinya malah bagus juga//slap

Kilas balik masa lalu (Name) yang pertama. Siapakah dia?? Siapakah kamu?? Apa ini hanya lelucon author aja?? Bisa jadi sih//slap

Daripada mikirin itu, mending mikirin cerita apa selanjutnya. Ya gak??//slap

Yosh~~☆☆ Jaa ne~~☆☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro