Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Liburan Yang bukan Liburan

(Name POV)

.

Hari yang paling ditunggu - tunggu dalam hidup seorang anak SMA itu pun akhirnya datang. Hari dimana ketika aku bebas melemparkan semua kertas ulangan dengan bahagia. Tak mempedulikan nilanya yang jelas - jelas ditulis dengan tinta merah.

Ya.... hari itu.....

.

.



LIBUR PERTAMA MUSIM PANAS!!

Atau setidaknya.... itulah yang kupikir.

Namun kenyataannya, aku terjebak di sekolah ini dengan kaos olahraga. Di tengah - tengah lapangan yang dipenuhi para cowok.

Aku mengerjapkan mataku dengan senyum miring. Libur... musim panas...??

Kembali ke malam sebelumnya.

"Fufu~ Lihatlah kertas ujianku ayah~~!!" Seruku bangga sambil meletakkan setumpuk kertas yang dipenuhi tinta merah di depan ayah. Ayah yang sedang serius dengan laptop, langsung menoleh bingung.

"Nilaiku kali ini lumayan bagus loh~~!! Jadi tak sabar rasanya pergi ke konser love live~~!!" Seruku sambil memberikan kode keras. Ayah hanya menatap kertas ujianku sekilas, lalu menatapku serius.

"(Name)..... kurasa ada sedikit kabar buruk bagimu." Kata ayah. Ekspresi wajahku seketika menegang.

"Hm??"

"Karena kamu produser idol... maka akan ada proyek besar untuk musim panas." Kata ayah sambil menyodorkan selembar kertas. Dengan was was, aku mengambilnya dan membacanya pelan - pelan.

"Tadi pagi juga, Tenshouin-kun menghubungi ayah. Ia meminta secara pribadi untuk meminjammu selama musim panas." Lanjut ayah. Mataku seketika melebar mendengarnya. Kubaca sekali lagi kertas di hadapanku. Mataku seketika semakin melebar.

Ayah tersenyum lembut.

"Selamat menikmati liburanmu." Kata ayah santai. Aku menatapnya dengan tatapan ngeri. Seketika menyesal kenapa aku harus mengerahkan tenaga untuk ujian ini.

Sebentar--mari kujelaskan.

Di Yumenosaki, seperti yang kalian ketahui, terdapat sebuah acara yang dinamakan DreamFes. Yang memiliki tingkatan tersendiri untuk tiap jenisnya.

Biasanya, para idol melakukannya saat hari sekolah juga. Namun, liburan musim panas adalah waktu yang baik untuk acara seperti ini. Musim panas sendiri punya banyak acara. Seperti misalnya festival.

Maka dari itu, Yumenosaki pun serasa jauh lebih sibuk di libur musim panas.

Untuk apa?? Tentu saja untuk menyiapkan panggung untuk Live.

Aku masih mengerjapkan mataku. Sinar matahari tanpa ampun menyengat kulitku. Di lenganku, terpeluk erat beberapa pipa besi untuk rangka panggung. Beberapa orang berjalan kesana kemari di hadapanku.

Aku menghela nafas lelah. Seketika moodku langsung hancur.

"(Name)-san.... apakah anda baik - baik saja?? Butuh minuman??" Sapa seseorang. Aku menoleh. Yuzuru-kun tersenyum manis sambil menyodorkan sebotol teh dingin beserta handuk kecil. Aku menerimanya sambil tersenyum kecil.

"Terima kasih Yuzuru-kun." Kataku. Aku membuka teh itu dan meminumnya dengan lega. Segera kuusap keringatku dengan handuk itu. Yuzuru-kun masih tersenyum sambil mengamatiku.

"Butuh bantuan (Name)-san?? Sepertinya pipa itu berat." Tawar Yuzuru-kun. Mendengarnya aku jadi merasa tak enak hati meski sebenarnya aku SANGAT ingin dia membantuku.

"Terima kasih Yuzuru-kun. Tapi, aku bisa membawanya sendiri kok." Kataku. Yuzuru-kun menatapku dengan alis yang terangkat satu. Aku berusaha tersenyum untuk meyakinkannya.

"Baiklah, kalau gitu aku bawa pipa ini dulu ya. Makasih tehnya!!" Seruku. Sebelum Yuzuru-kun menjawab, aku sudah ngacir duluan sambil menbawa pipa itu.

Di siang panas ini, rasanya aku ingin menceburkan diri ke kolam. Setelah meletakkan pipa, aku mendesah, menyenderkan diri di sebuah dinding.

Angin sepoi sepoi berhembus lembut, memainkan poniku yang basah. Aku mengambil karet di saku celanaku dan mengikat rambutku.

Baru saja aku mau bangkit dan meneruskan pekerjaanku, telingaku mendengar suara gemerisik dedaunan. Aku menoleh, mendapati Shinkai-senpai sedang berjalan tak tentu arah. Bajunya tampak basah kuyup.

"Hai Shinkai-senpai." Sapaku. Shinkai-senpai menoleh. Menatapku yang sedang meregangkan tangan.

Tiba - tiba, dia menghampiriku dan memelukku.

Tentu saja aku terkejut. Namun, bajunya yang basah kuyup terasa dingin, jadinya aku pun tak berniat melepaskan. Lumayan, terasa sejuk jika terkena angin.

Setelah beberapa saat, akhirnya aku bersuara.

"Etto.... Shinkai-senpai... terima kasih telah memelukku. Tapi.... kenapa kau memelukku?? Bisa kau lepaskan??" Pintaku. Shinkai-senpai akhirnya melepaskan pelukannya dan menatapku dengan mata sayunya.

"Habisnya, kau terlihat lelah dan sedih sekali. Jadi, kukira pelukanku bisa membuatmu sedikit hangat...." jelasnya. Aku menatapnya lama sambil mencerna kalimatnya.

Oh. Aku lupa. Shinkai-senpai itu masih terlalu polos.

Sebagai balasannya, aku tersenyum senang.

"Terima kasih Shinkai-senpai. Sekarang aku tidak sedih lagi." Kataku. Wajah Shinkai-senpai langsung berubah cerah.

"Benarkah..??" Tanyanya. Aku mengangguk dan melepaskan tangannya dari bahuku.

"Jaa, kalau begitu aku mau melanjutkan pekerjaanku yah." Kataku. Lalu langsung melangkah pergi.

Betapa kepedulian teman - teman membuat diriku sejuk siang ini.

Yaa... tentu saja dengan bantuan teh dan baju basahnya Shinkai-senpai.

Ponselku bergetar. Aku menyambarnya dan mengangkatnya.

"Halo??"

"(NAME)-CHAAAAAAAAN!!! CEPATLAH KESINIIIIII!!" Teriak seseorang di seberang sana. Aku menjauhkan ponselku. "Etto.... Arashi-kun?? Kenapa??" Tanyaku. Sekedar untuk mengkonfirmasi.

"MIKA-CHAN PINGSAN!!" Jeritnya panik. Seketika dahiku berkerut.

"Yaaa.... dibawa saja ke UKS. Bisa kan?? Bukannya Sagami-sensei hari ini masuk??" Tanyaku. Sejenak, hening mengambil alih.

"Iya sih...." jawab Arashi-kun. Baru saja aku mau menjawab, suara kasak kusuk terdengar.

"Maaf (Name)-chan. Tak usah kau pikirkan. Biar kami yang urus. Kau selesaikan urusanmu saja." Kata Mao-kun. Aku terdiam sebentar.

Jadi... untuk apa sambungan ini??

Namun, aku tak jadi mengatakannya. Sebagai gantinya, aku tersenyum. "Iya, sampai nanti." Jawabku. Segera kumatikan sambungan itu sebelum aku mendengar jeritan Arashi-kun misalnya.

Aku menghela nafas.

Kenapa hari ini dipenuhi hal tidak jelas??

Sambil menggerutu, aku kembali ke lapangan. Disambut dengan Sena-senpai dan Morisawa-senpai yang sedang asyik mengobrol.

"WAH!! (NAME)!! SIANG YANG CERAH YA!!WAHHAHA!!" Sapa Morisawa-senpai. Maunya sih, aku nyemprot Morisawa-senpai. Enak saja dia bilang siang ini cerah. Rasanya tubuhku mau meleleh tauk!!

Namun, yang keluar hanyalah satu senyuman.

"Iya, siang yang cerah ya." Jawabku sekenanya. Morisawa-senpai kembali mengoceh soal superhero yang baru saja ditontonnya semalam. Sena-senpai menghampiriku dan meletakkan tangannya di dahiku.

Seketika aku berjengit dibuatnya.

"Jangan sampai kau demam. Kamu itu berat. Nggak ada yang kuat gendong." Kata Sena-senpai dingin. Padahal waktu itu dia sendiri yang menggendongku pulang. Dahiku seketika terlipat.

"Baiklah.... terima kasih..." kataku sedikit bingung. Sena-senpai sedikit tersipu lalu membuang muka.

"Hmm?? Ada (Name)-chan disini juga??" Sapa sebuah suara yang adem. Kami bertiga menoleh.

Tenshouin-senpai tampak berdiri dengan balutan seragam olahraga. Senyumnya tetap menyejukkan meski panas membara. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Iya senpai. Ada perlukah??" Tanyaku. Tenshouin-senpai mengangguk. "Bisa bantu aku di ruang OSIS?? Ada yang mau kubicarakan juga." Kata Tenshouin-senpai. Aku mengangguk pelan.

"Baiklah. Sampai nanti, Morisawa-senpai, Sena-senpai." Kataku sambil melambaikan tangan pada keduanya. Segera kuikuti langkah Tenshouin-senpai yang sudah masuk ke gedung sekolah.

Begitu masuk gedung, rasanya diriku ingin sujud syukur lalu meleleh di lantai sekolah. Pendingin ruangan bekerja maksimal semaksimalnya sebuah pendingin ruangan bisa bekerja. Tenshouin-senpai yang melihatku tampak bahagia hanya tersenyum simpul.

Tak lama kemudian, kami sampai di ruang OSIS yang hebatnya tak ada siapapun. Biasanya ada Hasumi-senpai yang sedang sibuk bekerja ditemani setumpuk kaleng minuman berenergi. Atau Mao-kun yang sedang bekerja sambil menggerutu sendiri. Tapi kali ini hanya setumpuk kardus yang menyambut kami.

Tanpa menunggu persetujuan siapapun, aku melenggang masuk. Kuhampiri salah satu kardus itu dan melihat isinya. "Hmm?? Selebaran??" Gumamku. Ku ambil selembar kertas dari kardus itu. Terpampang dengan jelas selebaran DreamFes di kertas itu.

"Wah. Kau sudah menemukannya??" Tanya Tenshouin-senpai. Aku menoleh. Di sampingku, Tenshouin-senpai sudah berjongkok sambil ikut mengamati isi kardus.

"Ini selebaran yang sudah dibuat oleh anggota OSIS untuk acara musim panas tahun ini. Memang sih belum dibagikan. Jadi, (Name)-chan, bisa bantu aku mengelompokkan kertas ini??" Pintanya. Aku menatapnya sebentar lalu mengangguk.

Akhirnya, selama satu jam kemudian, kami berdua sibuk mengelompokkan kertas ini menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 30 lembar kertas. Yang nantinya, akan dibagikan ke seluruh kota ini.

"Aku jarang melihat Tenshouin-senpai memakai baju olahraga." Komentarku di sela - sela pekerjaan. Tenshouin-senpai hanya tertawa. "Aku memang tidak pernah ikut pelajaran olahraga. Kesehatanku tidak memungkinkan. Sebenarnya juga, aku dilarang untuk ikut acara ini, tapi aku ingin. Lagipula, aku merasa lebih baik akhir - akhir ini." Kata Tenshouin-senpai. Aku menatapnya lama.

"Senpai juga jangan memaksakan diri. Kita tidak ingin kau dirawat lagi." Kataku akhirnya. Tenshouin-senpai menatapku terkejut sebentar, sebelum akhirnya senyumnya terbit lagi.

"Terima kasih (Name)-chan, kau sungguh baik ya." Katanya. Aku hanya balas tersenyum.

Kembali sibuk dengan kertas - kertas.

"(Name)-chan pernah ke Yumenosaki sebelumnya kan??" Tanya Tenshouin-senpai. Aku menoleh, memberinya tatapan bingung.

"Iya, waktu DreamFes tahun lalu, aku melihatmu di barisan penonton. Kalau tidak salah, kamu fans-nya Trickstar kan??" Sambung Tenshouin-senpai. Sejenak, aku masih bingung apa yang dikatakan olehnya. Sedetik kemudian, wajahku memerah hebat.

"A-ah.... i-it-itu!! A-aku memang fans-nya T-t-trickstar!! W-waktu itu, aku memang menyempatkan diri untuk menonton..... etto.... DreamFes...." tidak kuasa melanjutkan kalimatku, aku menunduk sambil memainkan jariku. Tenshouin-senpai terkekeh.

"Senang juga yah, bisa punya produser yang merupakan fans kita." Komentarnya. "TENSHOUIN-SENPAAI!!" Teriakku malu. Tenshouin-senpai kembali tertawa.

Tak terasa, pekerjaan kami telah selesai. Aku menghela nafas lega, menatap tumpukan kertas dengan puas.

"Oh iya, tadi senpai bilang ada yang mau dibicarakan??" Kataku, teringat permintaannya tadi. Tenshouin-senpai menoleh, lantas tersenyum.

"Oh itu--Aku menyukaimu (Name)-chan." Katanya ringan.

Aku segera menyeringai. Meski Tenshouin-senpai itu tipe orang yang serius dan tidak humoris, aku tahu benar kalau kalimatnya tadi itu hanya bercanda.

"Aku serius senpai." Kataku sambil menyikutnya. Tenshouin-senpai ikut menyeringai.

"Baiklah baiklah. Ayo kita ke aula saja. Kita bicara sama yang lain juga." Ajaknya. Aku mengangguk lalu ikut keluar bersamanya.

Begitu memasuki aula, para idol langsung menoleh ke pintu. Ternyata mereka sudah berkumpul disini. Aku menutup pintu perlahan.

"Jadi?? Ada apa Tenshouin-senpai??" Tanyaku. Tenshouin-senpai tersenyum, mengamati seisi ruangan dengan tatapan berbinar.

"Untuk acara DreamFes kali ini....

.

Ayo kita tentukan temanya!!"

~~~

Hi there~~☆☆!!

I look kinda evil with that "I like you" joke from Tenshouin-senpai. But, I dont care though :b//slap

Get ready for the next chapter~~☆☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro