Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jalan Pagi

(Name POV)

.

Fyuuhh~~

Pagi yang cerah. Aku mengencangkan tali sepatuku. "Siip!!" Seruku riang. Darling di depan sudah tampak berkacak pinggang menungguku.

Yap. Tentu saja di pagi Ahad yang cerah ini, aku takkan melewatkan kesempatan untuk jalan pagi bersama darling. Mumpung libur, dan tak ada kegiatan, aku memutuskan untuk mengajak darling jalan pagi. Untung saja darling langsung menyutujui.

"Nee, darling, bagaimana sekolahmu??" Tanyaku iseng begitu kita mulai jogging. "Tak ada yang berubah. Semuanya tampak sama." Jawabnya agak datar, dan itu membuatku mengernyit. "Kabar Miya-chan?? Iwa-chan?? Kira-kun??" Tanyaku. Omong - omong, Kira-kun itu temannya darling.

"Mereka baik - baik saja." Jawabnya singkat. Aku tambah mengernyit. "Bagaimana dengan grup idolku?? Apa semuanya baik - baik saja??" Tanyaku lagi. Darling mengangguk. "Grup Idolmu baik - baik saja. Iwashita-san yang mengambil alih tugasmu sebagai leader." Jawab darling. Aku mengangguk - angguk.

"Aku jadi kangen teman - teman." Gumamku. Darling menoleh. "Aku rindu masa - masa itu...." lanjutku lagi. Lalu tersenyum lemah. Darling menatapku lekat - lekat.

"Tapi kau senang sekolah di tempat barumu itu kan??" Tanya darling yang rupanya sudah berhenti melangkah. Aku langsung menghentikan langkahku dan menatapnya lekat - lekat.

"Tak bisa kupungkiri. Aku memang senang." Jawabku jujur setelah beberapa saat terdiam. Darling masih menatap tajam padaku, dan itu membuatku tidak tenang. Darling tak pernah bersikap padaku seperti itu.

Dan itu membuatku tidak nyaman.

Jadi, agar dirinya nyaman(dan diriku juga), aku merangkul lengannya lalu menariknya. "Darling, ayo kita lari sampai taman!!" Seruku riang, seperti sebagai mana harusnya.

Rupanya darling agak terpengaruh, karena senyuman tipis terkembang di wajahnya. "Yakin kuat??" Tanyanya setengah meremehkan. Aku langsung menjulurkan lidah. "Jangan meremehkan seorang produser ya!!" Balasku lalu melepas rangkulanku dan berlari. Darling pun langsung menyusulku.

~~~

"Haah.. hahhh..." engahku begitu sampai di taman. Darling di belakangku baru saja sampai, langsung terduduk kelelahan.

Taman ini adalah salah satu taman yang asri di daerah ini. Tamannya luas dengan banyak pepohonan. Kalau sedang musim semi, di taman ini pasti bunga sakura bermekaran. Aku suka sekali hanami bersama ayahku atau darling disini.

Terdengar celotehan anak kecil yang berlari - lari di sekitar kolam. Para orang dewasa tampak duduk - duduk di bangku - bangku yang tersedia di seluruh taman. Beberapa anak remaja tampak sedang olahraga bersama.

Aku menghela nafas senang dan menatap keramaian di depanku. Sementara itu darling masih terengah - engah di belakangku.

"Darling!!" Panggilku. Darling langsung menoleh. "Karena kau kalah, belikan aku sekaleng minuman!!" Seruku memberi titah. Darling langsung melotot. "Hei-- kau tak pernah mengatakan kalau ini--"

"Sudahlah~~ belikan saja~~!! Ya~~??" Pintaku. Akhirnya darling mendesah lalu merangkak-eh-maksudnya melangkah menuju sebuah mesin minuman otomatis.

"Onii-chan!! Sekali lagi!! Sekali lagi!!"

Sebuah kerumunan menarik perhatianku. Diantara kerumunan anak kecil itu, ada seorang remaja yang sedang tertawa riang. Di luar kerumunan itu terduduk beberapa remaja lainnya.

"Morisawa.... senpai??" Gumamku. Karena penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri kerumunan itu.

Ternyata dugaanku benar. Remaja yang berada di tengah - tengah anak - anak itu Morisawa-senpai. Morisawa-senpai tampak kelewat semangat sampai rasanya aku kepanasan. Dan beberapa remaja yang terduduk itu adalah Subaru-kun, Mao-kun, dan Midori-kun.

Karena Morisawa-senpai masih dikerubuti anak kecil, aku memutuskan untuk menyapa ketiga cowok lainnya.

"Ohayou, Subaru-kun, Mao-kun, Midori-kun." Sapaku singkat. Ketiganya langsung menoleh. "(Name)-chan!! Ohisashiburi desu ne~~!!" Seru Subaru-kun lalu memelukku. Aku hanya terkekeh lalu balas menepuk punggungnya.

"Perasaan kalian baru bertemu 2 hari lalu deh..." kata Mao-kun sambil menghela nafas tipis. Sementara itu Midori-kun di sampingnya hanya terdiam seribu bahasa.

Aku pun melepaskan pelukan Subaru-kun, lalu menatap ketiganya bergantian. "Apa yang kalian lakukan disini??" Tanyaku penasaran. Midori-kun langsung mendesah kelewat berat.

"Buchou ingin kita berlatih... tapi hari ini dia harus menunjukkan atraksi bagi anak - anak, jadi kami diminta menunggu...." jawab Midori-kun kelewat lelah, membuatku mengernyit. "Berlatih?? Tapi kan kalian berbeda unit??"

"Berlatih klub (Name). Kami semua kan klub basket. Kau lupa??" Tanya Mao-kun. Butuh 5 detik bagiku untuk mencerna kalimatnya. "Oh iya!! Aku baru inget!!" Seruku. Mao-kun terkekeh.

"(Name)-chan sendiri ngapain disini??" Tanya Subaru-kun. "Oh!! Aku tadi jalan pagi bareng--" tiba - tiba kalimatku terhenti. Bukan, bukan karena author nya kehilangan ide. Bukan juga karena ada panggilan masuk. Tapi karena belum ada yang tahu kalau aku bertunangan!!

Oke--kesampingkan Morisawa-senpai.

Mendadak aku keringat dingin. Maksudku, bagaimana kalau sampai ada yang tahu kalau aku bertunangan?? Aku tak mau teman - temanku tahu!!

Karena aku tak kunjung menjawab, ketiga cowok itu langsung menatap tajam. "Sama siapa (Name)??" Tanya Mao-kun. Aku menelan ludahku. Berusaha mencari - cari alasan agar mereka tidak perlu tahu yang sebenarnya tetapi aku tidak perlu berbohong.

Jadi, aku berusaha tersenyum sebaik mungkin. "Sama sahabatku...." jawabku kikuk. Namun ketiga cowok itu untungnya tidak sadar.

"(Name)!! Apa yang kau lakukan disini??" Tanya Morisawa-senpai merangkul pundakku.

"Eh... jalan pagi senpai.." kataku sedikit speechless. Bukan, bukan karena aku liat ada pik*chu lewat.

Tapi karena nada bicara Morisawa-senpai melembut!!

Sontak ketiga cowok tadi menganga.

"Chii-chan senpai... suaramu..." kata Subaru-kun berhasil keluar dari keterkejutannya. Morisawa-senpai memberinya tatapan bertanya - tanya.

"Kenapa?? Suaraku serak ya??" Tanya Morisawa-senpai dengan bodoh--maksudku, dengan lugunya. Ketiga cowok tadi saling tukar pandang.

"Ah, lupakan saja itu Senpai..." kataku sedikit risih dan bingung(kan masih dirangkul!). Aku sedikit memberi kode padanya dengan menggeser lengannya. Morisawa-senpai yang tumben setumben tumbennya lagi peka, akhirnya melepas rangkulannya sambil tertawa.

"Hahaha!! Tidak usah risih begitu (Name)!! Bukankah kita sudah lama berteman??!!" Serunya sambil tertawa. Aku hanya menyeringai tertahan. Yang lain memandang kami bergantian dengan tatapan menyelidik.

"Lama..??" Tanya Mao-kun. Aku menelan ludah gugup.

"Hahaha!! Iyap!! Aku dan (Name) bertemu saat SMP!! Aku dan Maeda dekat sekali, dan akhirnya dekat dengan (Name) juga dehh!!" Cerita Morisawa-senpai. Mendengar sebuah nama terselip dalam kalimat diatas, ketiganya tambah menyelidik.

"Maeda?? Siapa itu Maeda??" Tanya Subaru-kun. Mendadak aku berjengit.

"Oh, kalian belum tahu?? Maeda itu--"

"SAHABATKU!!" Teriakku memotong.

Hening mengambil alih.

Morisawa-senpai menatapku bingung. Sementara ketiga cowok di depanku menatapku dengan ekspresi mereka masing - masing. Karena aku tak mau tahu bagaimana wajah mereka, aku menutup wajahku dengan tudung jaketku. Sebisa mungkin aku mengontrol wajahku agar tidak memerah. Bisa kurasakan kupingku ikutan memanas.

"Sahabat??"

"I-iyaa!! Sahabatku yang ikut jalan pagi !!" Seruku kikuk. Aku mengumpat--menyesali suaraku yang kelewat kikuk.

"Oyy!! Honeyy!! Are--siapa mereka??" Tiba - tiba darling sudah berdiri di sampingku sambil membawa sekaleng minuman. Bagai disiram air es 10 gentong, aku benar - benar membeku.

"Maeda!! Jahatnya kau melupakanku!!" Seru Morisawa-senpai mengacak rambut darling. Darling hanya tertawa. Aku masih membeku.

"Maeda?? Apa kau Maeda sahabatnya (Last Name)-senpai??" Tanya Midori-kun. Demi mendengar kalimat itu, mendadak tubuhku bisa bergerak kembali.

"Ah, honey bercerita tentangku??" Tanya darling. Tampak sedikit sumringah. Aku menatapnya tak percaya sesaat, meski akhirnya tersadar kenapa aku tersadar.

"Honey??" Tanya Subaru-kun. Aku berjengit.

"Iya--"

"PANGGILAN!! ITU PANGGILAN!!" Teriakku lagi. Yang lain kembali menatapku heran. Aku berusaha mengarang alasan untuk menutupi hubunganku dengan darling.

"Etto-- aku dan Maeda-kun sudah bersahabat sejak... etto... ah!! 3 tahun... jadi.. etto... ano... kita memiliki panggilan masing - masing!! Etto... ka-karena dulu aku suka cookies madu... ano... jadinya aku dipanggil... etto... 'Honey' ssu..." jelasku patah - patah.

Sebelum darling maupun Morisawa-senpai bereaksi, aku memberi mereka kode. Untung saja darling memang dari sananya peka, jadi aku tak perlu repot - repot mengirim kode yang jelas. Sedangkan Morisawa-senpai mode peka-nya sedang dalam keadaan baik, sehingga dia juga tidak kesulitan mengartikan kodeku.

"Ah!! Bagaimana kalau kalian berlatih!! Aku mau kembali olahraga bersama dar-maksudku, Maeda-kun!! Jaa nee!! Midori-kun, Subaru-kun, Mao-kun, Morisawa-senpai!!" Seruku kelewat kikuk, gugup, dan sebagainya lalu menarik tangan darling sambil berlari. Meninggalkan mereka termangu

~~~

"Haaah... haahh..." aku terengah - engah. Jongkok di samping pohon. Darling di sampingku juga ikut terduduk lelah. Ia memegangi dadanya. Aku masih mengatur nafasku.

"Nih." Sekaleng minuman isotonik tersodorkan ke wajahku. Aku menoleh. Darling menatapku datar. Mengisyaratkan agar aku mengambil minumannya. Aku menerimanya dengan kaku.

"Arigatou." Kataku singkat.

Aku meminumnya dengan gugup. Darling di sebelahku hanya menatap keramaian. Aku menoleh, dan baru kusadari bahwa darling sebenarnya menerawang.

"Kenapa....??" Gumamnya. Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa.

"Kenapa kau tak mengatakan yang sebenarnya??" Tegasnya. Aku berjengit kembali. Darling sekarang menatapku. Dengan tatapan tadi pagi. Aku menelan ludah ketakutan.

"A-aku..." gumamku. Terdesak dengan tatapan mata darling. Karena tak berani menjawab, dan tekanannya terlalu tinggi, akhirnya mataku basah. Aku terisak.

Aku mengusap air mataku. Aku tak tahu mengapa aku menangis. Aku hanya merasa bersalah pada darling. Itu saja.

Darling yang terkejut melihatku menangis, melangkah mendekat dan mendekapku. Aku menangis terisak.

"Maaf, aku tak bermaksud menyudutkanmu." Kata darling pelan sambil mengelus kepalaku. Aku mengusap pipiku. Darling membiarkanku berada di dekapannya untuk beberapa saat sampai akhirnya dia melepasnya.

"Sekarang bisa kau jawab.... (Name)...??" Bujuk darling. Biasanya, dalam situasi normal, darling takkan memanggilku dengan namaku. Darling hanya melakukannya jika ia benar - benar serius. Aku menatap rumput. Lengang.

"A-aku.... aku tak mau yang lain tahu aku bertunangan..." kataku akhirnya. Darling menatapku bingung, meski tak berkomentar.

"Aku tak ingin.... teman - temanku menjauh karena mereka tahu aku bertunangan. Aku takut mereka mengambil jarak, enggan berbicara, kikuk dan sebagainya. Aku tak ingin itu terjadi. Jadi... maafkan aku darling..." kataku pelan. Darling menghela nafas.

"Aku mengerti perasaanmu. Tapi, kau juga harus bisa mengambil jarak dengan mereka." Kata darling. Aku mengangkat wajahku tak percaya.

"Eh??"

"Yaa... misalnya, seperti tadi temanmu yang berambut orange, memelukmu. Atau misalnya Chiaki yang merangkulmu. Aku kurang suka melihat itu. Jadi kau harus bisa mengambil jarak oke??" Jelas darling. Aku masih menatapnya tak percaya.

Akhirnya aku terkekeh pelan. Lama - lama aku tertawa. Aku tertawa karena lega. Lega karena akhirnya mengerti perasaan darling.

"Subaru-kun memang orangnya begitu. Suka memeluk sembarangan. Kalau Morisawa-senpai memang begitu bukan?? Menyapa kita dengan gaya khasnya." Jelasku. Aku tersenyum lega. Mencubit pipi darling.

"Tapi, aku akan menjaga jarak. Seperti yang kau minta. Kau juga harus jaga jarak oke?? Kamu percaya padaku??" Kataku. Darling menatapku. Akhirnya mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Ya, aku percaya padamu (Name)." Katanya. Entah kenapa, kalimat itu benar - benar membuatku senang. Tak bisa kutahan, aku lompat memeluknya.

"He-heiii!!" Protes darling kikuk. Wajahnya sedikit memerah. Aki tertawa terbahak - bahak.

Bagaimanapun juga, kuharap hubungan ini akan terjaga.

~~~

Yahooo~~☆☆!! Ada yang kangen author~~☆☆??//jan geer thor

Setelah bertapa sejenak di yutup, insta, dan kegiatan lainnya, akhirnya author mendapat semangat kembali untuk menulis cerita.

Author mah kalau muncul, curhatnya selalu begitu yak. Gak kreatif. Oke, mungkin lain kali author akan cerita kalau author baru saja membuat cookies lengkuas yang akhirnya laris manis sehingga author sudah kelewat sibuk berkutat dengan cookies lengkuas.

Oke, lupakan sejenak curhatan author yang gak kreatip--

Mungkin chapter ini mengandung adegan ala - ala drama~~?? Yang mungkin membuat para jomblo yang ngenes(kayak temen author--//plak)baper?? Hanya kalian yang tahu. Yah--author gak tahu.

Yosh~~☆☆!! Semoga cerita berikutnya lebih menyenangkan~~☆☆

Jaa na~~☆☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro