Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ikat Rambut

(Mao POV)

.

Sejak kapan yah.... sosokmu selalu mencuri perhatianku??

"Subaru-kun!! Bangun!! Tinggal satu sesi lagi kalian boleh pulang kok!!"

"GAK MAUU!! (NAME)-CHAN JAHAT!! KITA UDAH NARI 300 SESI DAN KITA MASIH HARUS NARI LAGI?!?!"

"HEH NGELONJAK YA KAMU?!?! MULAI BERANI SAMA AKU GITU??!!"

Yah.... meski karena sebagian besar emang mustahil rasanya untuk tidak tercuri perhatiannya sih...

Kini aku dan anggota Trickstar lainnya sedang latihan seperti biasa. Dan beruntung sekali kita hari ini, (Name)-chan yang katanya tidak bisa datang karena ada acara keluarga, ternyata acara tersebut batal, dan jadilah ia kembali ke sekolah lagi padahal tadinya sudah sampai di rumahnya. Mungkin baginya itu hal sepele dan sudah pekerjannya untuk datang kembali. Tapi bagiku yang tahu betapa sibuknya pekerjaan seorang produser, gimana bisa gak terharu?? Duh, ini nih yang bikin aku suka sama kamu tahu. Hhh...

"Hayo, Sari ngapain senyum - senyum sendiri?? Lagi bayangin yang enggak - enggak yah??" Tahu - tahu Subaru nongol di sampingku, entah sejak kapan sesi diomelinya sudah berakhir. Tersadar kalau sedari tadi aku sibuk berkhayal sendiri, buru - buru aku menoleh ke sekitar, dan ternyata yang lain juga sudah memperhatikanku.

"Err..... Isara, aku mengerti kalau kau juga laki - laki, tapi disini ada (Name)...."

"Isara-kun, saite..."

"Bentar, bentar!! Emangnya siapa yang bilang kalau aku mikir yang enggak - enggak hey!!" Seruku protes sambil bangkit dari dudukku. Dengan cepat kurasakan wajahku memanas. Sial!! Kalau gini kan jadi susah ngebantahnya. Yang lain malah semakin meledekku. Aku diam saja, malas menanggapi. Yasudahlah, mungkin mereka bosan latihan dan butuh semacam penghiburan. Kalau dengan begini aku bisa menghibur mereka, kurasa gak masalah deh.

Tanpa sengaja, tatapanku pun bertemu dengan (Name)-chan yang ternyata tidak ikut meledekku dan hanya menatap kami dari jauh. Sepertinya ia terpikirkan sesuatu karena ia langsung tertawa begitu melihat wajahku.

"Mao-kun mukanya merah banget!!"

Deg.

Lagi - lagi jantungku berulah. Duh jantung, kerja sama dong!!

"Eh iya bener!! Tuh kan!! Udah Sari ngaku aja!!"

"Oh iya bener. Wuih, udah merah banget. Kayak kepiting rebus."

"Udah ah hey balik latihan lagi!!" Seruku pasrah akhirnya berusaha mengalihkan perhatian mereka. Tentu saja mereka tidak teralihkan dan malah semakin tertawa. (Name)-chan yang sepertinya sudah kasihan padaku akhirnya turun tangan, menyeret Subaru dan Hokuto dari hadapanku.

"Mao-kun bener. Terutama kamu Subaru-kun. Aku gak peduli seberapa talentanya kamu tapi kalau kamu tidak latihan sama banyaknya seperti yang lain aku tidak akan meluluskanmu dari kelasku."

"Iiishh!! (Name)-chan jahat!! Minta dicium!! Sini kucium biar kapok!!"

"Kamu jangan ikut - ikutan Isara, Akehoshi." Samber Hokuto kalem sambil menahan Subaru yang sudah siap nyosor (Name)-chan. (Name)-chan sendiri hanya menyeringai pasrah, membiarkan keduanya kembali bertengkar dan bukannya malah lanjut latihan.

"Sejak kapan aku pernah mau nyium (Name)-chan...." gumamku pelan, membantah kalimat Hokuto tadi. Tentunya tidak terdengar oleh siapa - siapa. Makoto yang setelah meninggalkan komentar paling jahat tadi dan belum muncul - muncul lagi, tahu - tahu mendekatiku dan menarik jaketku. Aku menoleh, menatapnya bingung.

"Isara-kun, Isara-kun, aku tahu apa yang tadi kau pikirkan." Bisiknya berspekulasi. Aku menaikkan alisku, tak menyangka Makoto bakal sekurang kerjaan ini untuk berusaha menyelami pikiranku.

"Emangnya apa??" Balasku, entah kenapa ikutan berbisik. Makoto tanpa banyak omong langsung menunjuk (Name)-chan, yang sepertinya sudah menyerah akan gagasan menyuruh Subaru untuk latihan lagi dan mulai membereskan barang - barang kami.

"Pasti (Name)-chan kan?? Daritadi soalnya Isara-kun ngeliatin (Name)-chan terus.... aku juga penasaran sih, soalnya hari ini ikat rambut (Name)-chan agak lebih beda dari biasanya." Jawabnya pelan yang lagi - lagi membuat jantungku berulah. Aku melirik (Name)-chan lagi. Benar juga, hari ini ia memakai ikat rambut yang sangat fashionable dan penuh renda, tidak seperti dirinya yang biasa. Apa mungkin hadiah dari Arashi kali yak??

Tanpa sadar tanganku menyentuh ikat rambutku sendiri. Ya, hari ini kebetulan jepit rambutku menghilang, sepertinya sih adikku yang mengambilnya tanpa bilang - bilang. Padahal dia sendiri sudah punya lebih banyak jepit rambut dibanding punyaku. Jadilah hari ini terpaksa aku pakai karet gelang biasa, yang untungnya tidak ada yang menyadarinya sampai sekarang.

Hal itu terus berlanjut sampai akhirnya kami selesai latihan, dan berniat untuk pulang ke rumah masing - masing. Rupanya Subaru, Hokuto, dan Makoto sudah janjian mau ke toko buku bareng untuk beli buku pelajaran, jadilah tinggal aku dan (Name)-chan berdua. Menyadari kalau setelah sekian lama akhirnya aku bisa berduaan dengan (Name)-chan, mau tak mau rasa gugup perlahan mulai merayapiku.

"W-waaah!! Tinggal kita berdua yaah~~!! Udah sore juga sih, (Name)-chan mau langsung pulang kah??" Seruku berusaha mencairkan suasana. Tapi sepertinya cuma aku doang yang gelagapan sama situasi ini karena ternyata (Name)-chan malah santai membuka ponselnya dan menoleh ringan padaku.

"Hmm?? Ah iya sih. Malem ini katanya Darli--maksudku, Maeda mau main. Jadi abis ini aku mau ketemuan sama dia di halte bus."

Asem. Hilang sudah kesempatanku.

Eh----bukan!! Seharusnya aku tidak protes!! Memangnya aku siapa coba?? Aku itu cuma temannya!! Mana beda kelas pula!! Sadar diri Isara Mao, cewek di sebelahmu ini udah jadi calon istri orang. Tahan dirimu Mao---

"Jaa, gimana kalau kita jalan berdua ke halte bus?? Kebetulan adikku minta dibelikan camilan, dan tidak jauh dari halte kan ada minimarket." Kilahku akhirnya. Tanpa sengaja malah secara kasual mengajaknya pulang bareng(berhentilah halukuuu). (Name)-chan yang tentu saja tidak tahu apapun isi kepala dan hatiku dengan ringan mengangguk dan tersenyum lebar.

"Tentu saja!! Yuk!!"

Dengan naturalnya ia meraih tanganku---yang lagi - lagi membuat jantungku berulah tapi kali ini 50 kali lipat yabainya. Disiram matahari sore, kami pun bergandengan berjalan keluar dari sekolah. Meski pemandangan dua murid SMA bergandengan berdua sudah normal, tetap saja aku merasa suuuuper duper gugup dan merasa seolah seluruh dunia menatap kami. Padahal kalau di sekolah kita udah sering kontak fisik, tapi tetap saja mau sesering apapun itu hatiku tetep gak bakal kuat!!

Aku melirik (Name)-chan di sampingku, yang sepertinya berkat suatu alasan tertentu hari ini terlihat ceria sekali. Ikat rambut barunya itu juga menambah keimutannya, jadi sepertinya filter kecantikannya di mataku sekarang menaik drastis. Mati - matian aku berusaha menahan degup jantungku yang semakin menggila. Duh, kenapa sih jantung manusia harus berdetak sendiri, kan enak gitu kalau kita bisa kontrol sekali - kali, jadi (Name)-chan tak perlu mendengarnya dan tidak jadi menyadari betapa tidak tenangnya diriku saat ini. Ah tapi---kalau gitu aku juga bisa mati sih. Dan kalau aku mati (Name)-chan pasti sedih.....

Melupakan fakta kalau (Name)-chan yang mati aku bakal sangat sangat sangat depresi---panjang umur, (Name)-chan sepertinya juga tidak fokus karena ia mendadak tersandung di sampingku. Panik aku langsung meraih pinggangnya, menahannya untuk tidak jatuh ke jalan raya. (Name)-chan yang juga terkejut memekik pelan, tak menyangka aku akan menangkapnya seperti itu. Untuk sesaat kami sama - sama terdiam, dan aku tentu saja masih sibuk mati - matian menahan segala pikiran burukku, membeku menatap mata (Name)-chan yang jaraknya sekarang hanya terpisah beberapa senti.

Untuk alasan yang tidak aku ketahui, (Name)-chan juga hanya terdiam, tidak mampu berkata apa - apa. Gawat. Kalau terus seperti ini situasi malah akan semakin canggung. Apalagi sekarang kita sudah dekat halte bus. Kalau sampai Maeda menemukan kita dalam keadaan seperti ini bisa - bisa aku dikira sedang menikungnya. Tarik napaas... buang. Ayo Mao, tetap kalem dan bantu (Name)-chan untuk berdiri kembali dengan baik.

"Ah, maaf, tadi aku kaget (Name)-chan tiba - tiba jatoh. Kau tidak apa - apa---"

PTAS!!

Suara karet putuslah yang akhirnya memecah keheningan canggung ini. Ikat rambut daruratku itu sepertinya sudah tidak tahan menahan volume rambutku dan pintar sekali ia memilih putus di saat ini. Poniku dengan naturalnya tentu saja langsung jatuh menutupi wajahku---ujung - ujungnya pelan menyentuh wajah (Name)-chan. (Name)-chan akhirnya mengerjapkan matanya, sepertinya tidak menduga kejadian tadi.

"Mao-kun....."

"I-i-iya??"

"Kamu make iket rambut toh---" komentarnya santai sambil menarik salah satu cabang poniku. Aku akhirnya bisa menghela napas lega. Tertawa pelan.

"Yaaa, gitu deh. Tadi pagi pas berangkat sekolah aku gak nemu jepitanku. Kayaknya sih diambil adekku."

"Yah, sepertinya hal itu sering terjadi yah antara saudara. Meski aku anak tunggal sih..... dan Mao-kun?? Bisa kau bangun?? Kakiku udah pegel nih nahan posisi berdiriku."

"Tentu saja, maafkan aku---" kataku sambil menariknya berdiri normal kembali. (Name)-chan menepuk - nepuk bajunya. Aku merapihkan poniku yang masih menutupi wajahku. Padahal sudah tahu kalau poni panjang itu merepotkan, tapi tetap saja aku tidak pernah mau memotongnya. Kurasa itu karena aku sudah terbiasa menjepitnya sih. Aku menoleh ke (Name)-chan lagi, yang sedang memegang kepalanya.

"Tapi kamu gak apa - apa kan?? Kaget banget tadi aku pas kamu kesandung. Yah, maaf untuk soal yang tadi, ma-maksudku soal memegang pinggangmu dan sebagainya---"

"Nih."

Kata - kataku langsung terputus. Rambut (Name)-chan sudah tergerai sekarang, pelan dimainkan oleh angin sore. Tangannya santai menjulurkan ikat rambutnya. Aku yang terpesona oleh penampilan barunya buru - buru menguasai diri, menatap tangannya bingung.

"Hmm---h-h-hrrm???"

"Ini, pake aja. Sepertinya kau lebih membutuhkannya dibandingku." Katanya sambil menyuruhku menunduk. Patah - patah aku menurut. (Name)-chan dengan terampil langsung meraih poniku yang masih terjuntai, mengikatnya menjadi satu di atas kepalaku. Aku tidak tahu bagaimana penampilanku sekarang---apalagi dengan ikat rambut girly tadi yang sangat besar---tapi wajah (Name)-chan yang mendadak menjadi semakin ceria membuatku yakin kalau aku terlihat baik - baik saja.

"Dah, sekarang kan jadi lebih nyaman." Katanya pelan sambil menepuk rambutku. Wajahku memanas. Pelan tanganku menyentuh ikat rambut tadi. Renda - rendanya yang lembut menyentuh jemariku, dan kenyataan bahwa benda itu semenit lalu masihlah dipakai (Name)-chan lagi - lagi membuatku kegirangan tanpa alasan valid.

"Eh tapi, (Name)-chan gak apa - apa?? Soalnya bagus begini.... siapa tahu ini iket rambut kesayangan (Name)-chan..." kataku mendadak menyadari sesuatu. (Name)-chan malah langsung tertawa, melambaikan tangannya padaku.

"Santai ajaa!! Lagian itu aku dapet di UFO catcher di game center. Aku masih punya satu lagi di rumah, jadi Mao-kun santai aja." Serunya riang sambil menepuk bahuku. Kata - kata 'aku masih punya satu lagi di rumah' langsung terngiang - ngiang di kepalaku. Di luar kesadaranku aku langsung tersenyum senang. Punya satu lagi.... berarti aku punya barang yang sama dengan (Name)-chan...

"Ah!! Itu dia. Darling!!! Ooyy!!" Tiba - tiba (Name)-chan berseru keras sambil melambai tinggi - tinggi. Mau tak mau aku pun ikutan mendongak. Rupanya Maeda sudah sampai di halte bus. Ia juga melambai pada kami. Aku membungkuk padanya, yang dibalas anggukan singkatnya.

"Baiklah, aku pulang duluan ya Mao-kun!! Makasih udah nemenin sampai sini. Jangan lupa beli titipan adekmu." Pamit (Name)-chan sambil menepuk lenganku. Aku menyeringai mendengar kalimatnya. Padahal yang tadi kukatan itu cuma alasan saja---supaya aku bisa berduaan dengannya lebih lama. (Name)-chan sudah riang, berlari kecil menjemput Maeda. Aku melambai padanya, membiarkan jantungku untuk akhirnya bisa beristirahat.

Begitu keduanya sudah naik bus dan pergi, tanganku pun naik dan memegang kepalaku.

Ikat rambut yah....

Pelan aku melepasnya. Sebuah ikat rambut yang manis. Pola kotak - kotak warna merahnya membuatnya terlihat sangat manis, tapi disaat bersamaan juga terlihat keren. Rendanya berwarna hitam pekat, berpola bunga - bunga. Begitu kusadari ternyata ada hiasan permata imitasi berwarna magenta, berbentuk bintang yang disemat di tengah ikat rambutnya.

Entah kenapa, mirip sekali dengan seragam trickstar....

Pelan aku memakaikannya di pergelangan tanganku. Dan tanpa memedulikan tatapan orang lain di sekitarku, aku pun bersenandung pulang meski dengan poni tergerai yang biasanya amat sangat menggangguku.

Siapa peduli?? Aku bahagia sekarang. Rasakan itu Subaru, sekarang aku punya barang kembaran dengan (Name)-chan~

Haaah, memang benar aku menyukainyaaa....

.

Omake:

Di atas bus yang padat....

"Maaf yah, kamu jadi harus jemput aku di halte---eh, napa mukamu merah gitu Honey??"

"Hmm?? Eh, ah, gak, gak apa - apa...."

"Yakin?? Mukamu udah kayak kepiting rebus begitu---"

"Udah kalau gak mau cari gara - gara diem aja."

"Ohok---Honey---sebaiknya kamu hentikan kebiasaanmu memukul orang sembarangan...."

Dan di suatu rumah keluarga yang biasa...

"Aku pulang~

"Ah, Okaeri--tte eh??"

"Hmm?? Kenapa??"

"......."

".......??"

"MAAAAAK!! ABANG JADI BANCIII!! ABANG PULANG MAKE BAJU CEWEEEEK!!"

"Hey!! Aku cuma make satu gelang---dan kamu kan yang ambil jepit rambutku??!! Sini balikin--"

"IH SUUDZON!! ORANG ABANG TINGGALIN DI KAMAR MANDI!! MAAK!! CEPET SINII!! ABANG MAKE ROK - ROK SEGALA!!"

"HEH ENGGAK!! MAAK!! ADEK FITNAH MAAK!! GAK USAH DIKASIH MAKAN MALEM!!"

"Udah udah kalian berdua tiap hari kerjaannya bikin ribut tetangga aja. Mao, nanti malem tolong anterin lauk ini yah ke rumah Sakuma, Okaa-san masak kebanyakan nih."

~~~~~

HELLO HELLOOO!!! AUTHOR DISINI YEEYYY!!

Minggu ini libur dulu yak fanficnya ehe~ Sebagai gantinya selamat menikmati cerita pendek ini~~!! Entah kenapa author kepikiran terus sejak ngeliat fanart MaoAn yang bertebaran di gallery author--ekhem--dan jadilah sebuah cerita pendek yang berfokus pada Mao seorang!! Iyeeyy!!!

Seru juga yak nulis dari POV Mao, ngeliat seorang Isara Mao yang ngebucin tapi tidak ingin ngebucin padahal sebenarnya dia sangat ngebucin--//apa thor//yah, pokoknya, ngeliatin orang bucin itu emang seru--//heh.

Apalagi kalo kalian udah main dari era "!" pasti tahu betapa bucinnya Mao sejak dini bahkan di gamenya haha 😭😭😭 Jadi karena officialnya aja udah segitunya, kita para penghalu kenapa gak to the max juga ya gak ya gak uwuuu

Oh iya!! Kalau kalian notis, di fanfic ini juga udah ada beberapa cerita pendek yang terselip - selip(??), yang biasanya berfokus hanya pada satu karakter aja. Misalnya "Special Parfait(Tsukasa)", "Koin Subaru(Subaru)", sama "Chu~(Izumi)". Lalu mengikuti sekarang "Ikat Rambut(Mao)", sepertinya mungkin Author bakal bikin beberapa lagi sebelum fanfic ini tamat ehe☆☆

Author akan kembali lagi mungkin minggu ke-2 Desember, berhubung UAS di sekolah author baru selesai minggu pertama, dan setelah itu masih ada beberapa kerjaan yang menunggu, jadi author putuskan untuk memundurkan update seminggu lagi(MAAFKAN AUTHOR HIKS--), tapi apapun itu---Author bakal seneng banget kalau kalian mau menunggu chapter selanjutnya~~☆☆

Dan untuk yang udah mau UAS atau bahkan sedang menjalani UAS, Semangat yaaah!!! Tips dari author tempel foto oshi kesayangan kalian di meja belajar atau tempat kalian belajar, trus tambahin tulisan - tulisan seolah mereka nyemangatin kalian, dijamin---UAS anda akan 100 semua!!!//PLAK

(Caution: nilai author gak ada yang bagus jdi jan mudah percaya sama author oke----)

Terima kasih telah membaca chapter kali ini, dan sampai jumpa di chapter berikutnyaa~~☆☆

SAMPAI BABAAYYY 💕💕💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro