Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hang Out(Ceritanya Baru Ajakan Doang)

(Name POV)

.

Pagi yang mendung menyambut diriku yang baru saja keluar rumah.

Tak seperti biasanya, awan mendung menggelayut keberatan bawaan diatas sana.

"(Name)!!! Jangan lupa bawa payung!! Perkiraannya hari ini hujan 100%!!" Teriak Ayah dari dalam rumah. Aku tak menjawab. Tanganku terjulur keluar.

Err.... sepertinya aku kebanyakan baca novel semalam.

Sebelum aku sempat berbalik lagi untuk mengambil payung, satu sosok di depan sana telah menyurutkan langkahku.

Di depan sana itu maksudnya di seberang jalan depan rumahku.

Sosok itu menatap rumahku sambil menelan ludahnya berkali - kali. Karena kasihan, kuputuskan untuk melambaikan tanganku padanya.

"Makoto-kun!!" Seruku, berharap dia mendengarnya. Makoto-kun tampak kaget. Meski akhirnya dengan langkah kaku dihampirinya diriku di depan pintu rumah.

"Pagi (Name)-san." Sapa Makoto-kun. "Pagi." Jawabku. Makoto-kun melirik jam tangannya sebentar, kemudian melirik payung hitam besarnya.

"Mau berangkat bersamaku??"

Itu, tawaran paling menarik yang pernah kudengar dari seorang Yuuki Makoto.

~~~

Kami sampai sekolah dengan selamat meski diterjang hujan deras. Berkat payung hitam Makoto-kun, badanku tidak terkena setetes air pun.

"Arigatou Makoto-kun. Maaf telah merepotkanmu." Kataku sambil menggaruk tengkukku. Makoto-kun hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Tak apa (Name)-san. Setidaknya kita berdua tidak kehujanan." Jawabnya sambil meletakkan payungnya di tempat penitipan.

"Pagi Ukki~!!" Sapa seseorang. Orang itu langsung melompat dan memeluk Makoto-kun.

"A-Akehoshi-kun!! Lepaskan aku!! Kita masih di depan loker sepatu!!" Seru Makoto-kun. Subaru-kun hanya tertawa. Tapi kemudian dia menuruti Makoto-kun.

"Aku curiga kau yaoi Subaru-kun." Kataku. Sontak keduanya menoleh padaku. "Er..... apa yang baru saja (Name)-san katakan??" Tanya Makoto-kun ragu. Mungkin dia berharap dia cuma salah dengar.

"Aku curiga Subaru-kun yaoi.... jarang ada cowok yang memeluk temannya sesering itu." Lanjutku benar - benar serius. Keduanya saling pandang.

"Ukki...." panggil Subaru-kun tiba - tiba. Makoto-kun berjengit. Menoleh ke Subaru-kun dengan hati - hati. Wajahnya merah. "Y-y-y-yaa..??"

"Yaoi itu apa??" Tanya Subaru-kun dengan polosnya. Makoto-kun membeku sesaat di tempatnya. Aku mengerjapkan mata beberapa kali.

Mari berpikir positif--mungkin Subaru-kun terlalu mencintai dunia kira kiranya sehingga jarang memperhatikan hal - hal yang abnormal seperti yaoi dan semacamnya.

Yaah.... itu berarti Subaru-kun dipastikan normal 100% sih.

"Ohayou (Name)-dono, Yuuki-dono, Akehoshi-dono." Sapa seseorang. Kami semua serentak menoleh.

Souma-kun menghampiri kami. Dandanannya(?)hari ini pun tak kalah keren. Rambut panjangnya selalu terikat dengan rapi dan selalu terlihat silky. Katana-nya selalu terpasang dengan rapi di pinggangnya. Tinggi dan tubuhnya pun tidak berubah sesenti pun.

Oke--sepertinya berkat percakapan yaoi ini ku jadi salah fokus.

"Ohayou Souma-kun. Hari ini pun kau terlihat keren ya." Kataku. Subaru-kun langsung menoleh ke aku. Sementara itu Souma-kun hanya terkekeh malu.

"Be-benarkah?? Terima kasih (Name)-dono..." katanya. Aku ikut tertawa. "Sama - sama Souma-kun. Kau selalu terlihat keren kok." Kataku benar - benar jujur. Souma-kun lagi - lagi terkekeh malu.

"Oh iya. (Name)-dono mau ikut ke ruang klub?? Aku mau memberi makan kura - kura dulu." Tawar Souma-kun. Aku langsung mengangguk semangat. "Boleeeeh!!!" Seruku semangat. Tanpa menunggu tahun 45, aku langsung menarik tangan Souma-kun dengan semangat.

"Katakan kura - kura!!!" Seruku keras. Sepertinya aku kerasukan cewek beransel ungu itu. Beberapa orang melihat kami dengan tatapan aneh. Souma-kun menoleh ke mereka sambil tersenyum malu.

"Souma-kun??? Mana suaranyaaaa??!! Katakan kura - kuraaa!!!" Kali ini bukan seruan lagi, tapi udah teriakan. Seisi koridor sontak menatap kami. Wajah Souma-kun mendadak merah padam.

Tiba - tiba langkahku tertahan oleh sebuah dada bidang.

Aku mengusap jidatku yang menabrak dada itu. Setelah merapal sumpah serapah sebentar, aku langsung mendongak untuk melihat si empunya dada dan seketika langsung menyesal.

Tatapan tajam Hasumi-senpai telah menyambutku diatas sana. Rambut hijau dan kacamata abu - abunya seolah tak kuasa menyembunyikan tatapan itu. Aku langsung nyengir.

"Ah!! Pagi tuan wakil ketua!! Ada apa gerangan yang membuat anda berdiri di sini??" Bukan hanya cewek berransel ungu itu saja sepertinya, tetapi tanpa disadari jiwa seorang Fushimi Yuzuru sudah merasukiku juga. Souma-kun di belakangku langsung memasang wajah darurat. Aku?? Kuharap wajah polosku di umurku yang 16 tahun ini masih berfungsi.

Tatapan Hasumi-senpai semakin tajam.

"Pagi - pagi sudah membuat keributan saja. Apakah anda punya penjelasannya?? Hmm?? (LAST NAME)-SAN....." Seketika Hasumi-senpai tersenyum. Cengiranku rasanya makin lebar saja melihat senyuman mengerikannya itu.

Sebelum kena semprot Hasumi-senpai yang tumben - tumbennya mengulur waktu, tiba - tiba tanganku sudah ditarik seseorang.

"Maaf senpai, biar aku yang membawa mereka." Kata Hokuto-kun. Aku menelan ludah. Souma-kun menatap kami dengan was was.

Sebelum mata Hasumi-senpai semakin sipit, Hokuto-kun sudah menarik kami menjauh dari tempat itu.

Begitu sudah jauh, aku langsung menarik tanganku.

"Hokuto-kun!! Lepaskan!! Sakit tahu!!" Seruku sama sekali nggak nyantai. Hokuto-kun menatapku dan Souma-kun bergantian, sebelum akhirnya menghela nafas.

"Kau tahu sekarang jam berapa??" Tanya Hokuto-kun tiba - tiba. Aku mengernyit, melihat keluar jendela. "Err.... jam kulit kurang bulu??" Jawabku coba - coba. Hokuto-kun sekali lagi menghela nafas.

"Sekarang jam 8 lewat 15 menit. Dan kalian berdua telat masuk kelas." Kata Hokuto-kun. Mendadak rasanya aku ingin melompat keluar jendela saja.

Selamat tinggal pagiku yang damai~~

~~~

"Jangan lupa kerjakan pr kalian." Tutup Sagami-sensei menyudahi kelas hari ini. Aku merapikan alat tulisku sembari menatap langit yang masih kelabu. Mengikuti teladan Hokuto-kun, aku menghela nafas.

"Yo, (Name)-san." Panggil Makoto-kun. Aku menoleh. "Mau ikut kami ke restoran fast food??" Tawar Makoto-kun. Mataku seketika melebar.

"H-haah..??!!" Seruku. Aku menatap wajah Makoto-kun dan jendela ganti - gantian. Lantas menatap Makoto-kun tak percaya.

"Hari gini??!! Saat awan sudah bersiap menebarkan negative seeds??!! Are you kidding me??!!" Teriakku sekali lagi nggak nyantai. Makoto-kun mengernyit mendengar kalimatku yang dicampur bahasa Inggris, sebelum akhirnya mengangguk.

"Iya. Kau mau ikut?? Kita sekalian mengerjakan pr." Kata Makoto-kun. Aku buru - buru memperbaiki wajah. Otakku langsung memutar kembali adegan saat belajar tadi.

Oh. Sagami-sensei memang memberikan kami pr bahasa Inggris.

"Aku ikut." Kataku tanpa ragu. Gantian Makoto-kun yang menatapku tak percaya. "Kau yakin?? Gak takut tercemar negative seeds dari awan??" Tanya Makoto-kun yang entah kenapa jadi ikut - ikutan gaya bicaraku. Aku mengangguk.

"Sekali - kali lah. Lagipula, aku juga gak ada kerjaan di rumah." Kataku. Makoto-kun ngangguk - ngangguk.

"Siapa saja yang ikut??" Tanyaku lagi. Di luar, awan mulai menumpahkan air dengan tenang, nggak kayak aku tadi.

"Aku, kamu, dia." Kata Makoto-kun. Mataku mengerjap sebentar.

"Oke.... itu sebenarnya agak receh..... jadi... siapa??" Tanyaku sekali lagi. Mungkin Makoto-kun semalem juga kebanyakan baca novel - novel baper jaman now jadinya sampe sekarang masih baper. Makoto-kun cuma ketawa kelewat getir karena candaannya gagal.

"Aku, (Name)-san, Akehoshi-kun, Hidaka-kun, dan Isara-kun." Jawab Makoto-kun akhirnya. Aku manggut - manggut. "Kalian mau belajar apa mau latihan??"

"Ah!! Kamu belajar kok!!" Seru Makoto-kun. "Semalem, Isara-kun baru saja baca manga kesukaannya. Salah satu adegan di manga itu adalah belajar bersama di restoran. Pagi ini, tiba - tiba dia mengajak Trickstar untuk belajar di restoran..." jelas Makoto-kun sambil membenarkan letak kacamata birunya.

Oh, ternyata bukan hanya kami yang kebanyakan baper semalem, ternyata Mao-kun juga mendapat inspirasi kayak Senpai nyentrik itu semalem.

"Ukki~~!! Ayo kita berangkat!!" Seru Subaru-kun di ambang jendela. Kami sama - sama menoleh. Hokuto-kun dan Mao-kun sama - sama berdiri di depan pintu kelas sambil mengobrol serius.

"Err... Subaru-kun... kita keluar lewat pintu saja. Kalau lewat jendela kita di lantai 2...." kataku. Subaru-kun mendadak ikutan baper, tapi akhirnya dia menuruti permintaanku.

"Ayo kita ke restoran!!" Seru Mao-kun semangat. Aku mengangguk.

"Yuk!!"

~~~

Yahooo~~☆☆!!

Author is back!!

Setelah mendekam di rumah untuk beberapa lama, selagi berhasil meracuni teman dengan enstars(lagi), selagi menunggu vote yang terkumpul, akhirnya author kembali~~☆☆

Di hari hujan ini, setelah berbaper ria, akankah acara belajar mengajar(?) Itu berjalan lancar~~??

Tunggu di episode selan-///udh thor

Teheee~~☆☆

Author baru menyadari, main game kartu di komputer itu sangat menyenangkan. Author sempet ketagihan main di sekolah//slap

Karena author lagi pengen berbaper ria, maaf jika nanti terdapat konteks romance yang bikin baper sampe bikini bottom. Author gak tahu napa, kangen doi. Padahal gak punya doi//yah

Oh iya, untuk pemberitahuan, vote hanya akan diterima sampai hari Ahad MINGGU INI. Sesuai kesepakatan(?), yang dibikin hanyalah yang mendapat vote terbanyak. Tapi, jangan kecewa jika chara kalian tidak terpilih~~☆☆ Karena masih banyak momen yang menunggu di penpik ini~~☆☆ Fufu~~☆☆

Yossh~~☆☆ Sampai ketemu di chapter selanjutnya~~☆☆

Jaa ne~~☆☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro