White Chocolate
Iwaizumi x Famous!Reader
[][][]
"Setiap kali memberi, adil rasanya jika ada balasan, kan?
...oleh karena itu balaslah pemberian seseorang...
...walaupun dia adalah seorang siswi super populer."
[][][]
Kau menghela napas panjang, lalu berjalan menuju loker sepatu dengan bosan.
"Kau menyebalkan, Tooru."
Sementara Oikawa yang berjalan di sebelahmu memegang dadanya dengan dramatis.
"Jahat sekali, (Name)-chan," sahut Oikawa, "aku kan menolongmu, seharusnya kau berterima kasih padaku."
Kau mengangkat sebelah alismu, kemudian tertawa hambar.
"Tidak mungkin Hajime mau membalas coklatku, Tooru. Lagipula hari ini hampir berakhir, sekolah sudah selesai," sahutmu memainkan rambutmu.
"Aku sudah memberitahunya hari ini adalah White Day, dia pasti akan memberimu coklat."
"Sudahlah, Hajime bahkan mungkin baru mengenalku bulan lalu."
Oikawa mendengus lucu, membuatmu mengangkat sebelah alismu lalu menatap aneh Oikawa.
"Apa ada yang lucu?"
"(Name) (Surname)," Oikawa menyentil dahimu—membuat dirimu mengaduh kesakitan, "gadis populer karena ramah ke siapa saja dan memiliki nilai akademis nyaris sempurna—"
"Aku tidak suka olahraga dan sejarah," potongmu mengerutkan alis, dengan tanganmu masih mengusap keningmu yang disentil.
Oikawa memutar bola matanya, "oleh karena itu kukatakan nyaris, nona," ucap Oikawa, "kau tidak mahir hanya di dua mata pelajaran itu—namun itu tidak menjadi kekurangan yang berarti bagimu."
"Langsung saja katakan apa maksudmu, aku tidak senang dipuji—terutama olehmu," ucapmu.
"Intinya, gadis populer sepertimu tidak mungkin dianggap tidak ada oleh murid SMA Seijoh, termasuk Iwa-chan sendiri."
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Jangan tanyakan pertanyaan itu setelah kejadian sebulan yang lalu, (Name)-chan," ucap Oikawa.
Kau kembali memandang heran Oikawa, kemudian teringat apa yang terjadi sebulan yang lalu.
___
"Apa Iwaizumi-kun ada?" tanyamu mengintip ke kelas 3-4, dan perhatian semua orang langsung tertuju padamu.
"Ah, halo (Surname)-san."
"Selamat siang, (Name)-san."
"Wah, (Surname) berkunjung kemari."
Kau tersenyum lalu membalas satu per satu teman-teman yang menyapamu. Setelah itu, kau kembali mengulang pertanyaan yang tidak terjawab tadi.
"Apa Iwaizumi-kun ada?" tanyamu.
Kini sema perhatian berpindah ke meja Iwaizumi, dimana laki-laki yang dicari itu sedang duduk dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya. Kau yang menemukan laki-laki yang kau caripun tanpa sadar tersenyum, dan pipimu sedikit memerah. Kau berjalan memasuki kelas 3-4 dan berdiri di depan bangku Iwaizumi.
"Hajime."
Sadar ada seseorang yang berdiri di depan bangkunya, Iwaizumi pun melepas earphone-nya dan menatapmu heran.
"Hajime," panggilmu kemudian meletakkan sebungkus coklat buatanmu, "jika tidak keberatan, terimalah coklat dariku."
Semua orang yang ada di kelas menganga kaget, sementara Iwaizumi hanya mengangkat alisnya dengan heran.
"Apa ini coklat pertemanan?"
Senyummu melebar.
"Itu coklat penyataan perasaan."
___
"Seisi sekolah heboh kau tahu," komentar Oikawa menggelengkan kepalanya, "teman sekelas Iwa-chan bahkan mengintrogasinya, menanyakan sejak kapan kalian dekat."
Kau hanya tertawa kecil.
"Kami bahkan baru berbicara satu sama lain saat itu."
"Ah, (Name)."
Kau langsung terlonjak kaget saat mendengar suara yang familiar memanggilmu, dan saat kau menoleh ke sumber suara, kau meihat Iwaizumi sedang bersandar di loker yang bersebelahan dengan loker sepatumu.
"Hajime?" pekikmu kemudian menutup mulutmu dengan kedua tanganmu karena volume suaramu, serta untuk menyembunyikan pipi merahmu.
"Apa kau ada waktu? Ada yang ingin kubicarakan denganmu," ucap Iwaizumi berdiri tegak lalu mengusap tekuk lehernya dengan canggung.
Saat kau hendak membuka mulutmu, tiba-tiba ada yang mendorong punggungmu. Kau yang tidak siap akan dorongan itu pun tersandung dan langsung ditangkap oleh Iwaizumi.
Wajahmu jadi semakin merah sekarang.
"Apa kau baik-baik saja, (Name)?" tanya Iwaizumi memegang kedua bahumu.
Kau hanya mengangguk berkali-kali, mundur beberapa langkah kemudian menatap tajam orang yang mendorongmu, yang tak lain dan tak bukan adalah Oikawa.
"Karena hari ini adalah hari Senin, klub voli tidak ada—nikmati waktu sepuas kalian~" ucap Oikawa melambai sambil menyeringai.
Oikawa meninggalkan kalian berdua, dan suasana kini menjadi canggung. Beruntung sekarang sudah jam pulang sekolah jadi tidak banyak murid yang ada disana.
"Em, aku hanya ingin memberimu ini," ucap Iwaizumi memberimu bungkusan berwarna putih dengan pita berwarna (f/c).
Kau mengedipkan matamu beberapa kali, sebelum akhirnya menatap Iwaizumi dengan heran.
"Apa aku boleh membukanya sekarang?"
Diluar dugaan, pipi Iwaizumi memerah, dan dia hanya mengangguk singkat. Kau kembali menoleh ke arah bungkusan yang kini berada di tanganmu, kemudian membukanya dengan menarik pitanya. Saat terbuka, irismu melebar saat melihat coklat putih dengan berbagai bentuk.
"Maaf, aku tidak bisa membuat coklat seperti buatanmu bulan lalu, jadi aku membelinya," ungkap Iwaizumi menarik perhatianmu, "dan mengenai coklat pernyataan perasaanmu—"
Wajahmu memerah dan kau dengan panik menggelengkan kepalamu.
"Ah, maaf membuatmu kesulitan saat itu," ucapmu, "aku hanya ingin menyatakan perasaanku saja."
"Dengarkan aku sampai selesai," ucap Iwaizumi.
Kau terdiam, kini jantungmu berdetak tidak tenang—kau tidak siap menerima jawabannya hari ini. Kau menatap Iwaizumi yang menarik napasnya.
"Sebenarnya," Iwaizumi memulai, "aku tidak menyangka kau menaruh perasaan padaku."
Kau berkedip beberapa kali, kemudian tertawa canggung.
"Tentu saja," ucapmu, "kau mungkin baru mengenalku bulan lalu—saat aku memberimu coklat."
"Apa kau mendengarkanku dengan benar, (Name)?"
Kau berhenti tertawa, kemudian menatap Iwaizumi yang kini tampak gemas dan malu.
"Aku tidak menyangka, bukan tidak tahu," ucap Iwaizumi.
Kau terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengerti maksud Iwaizumi dan wajahmu jadi semakin merah.
"J-jadi selama ini kau mengenalku!?"
"Justru aneh kalau aku tidak mengenalmu," sahut Iwaizumi, "walaupun kita tidak berbicara satu sama lain selama tiga tahun ini, mana mungkin aku tidak mengenalmu."
Kini kau heran dan berkedip beberapa kali.
"Apa maksudmu, Hajime?"
Tiba-tiba Iwaizumi mengulurkan tangannya padamu.
"M-maksudku, mana mungkin aku tidak mengenal perempuan yang kusukai dari dulu," gumam Iwaizumi lalu menatapmu dengan serius, "jadi (Name), maukah kau menjadi pacarku?"
[][][]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro