Jangan lupa baca bab private - khusus karyakarsa - Edisi SERANJANG...

---------------------------------------

Pertama dan terakhir. Kalimat itu yang gue ulang-ulang dalam pikiran waktu bibir gue masih merintih kesakitan setelah si Kendi dengan kurang ajarnya menyerang gue bertubi-tubi. Badan gue bukan cuma dipukul berulang kali sama dia, tapi juga kena tendang, diinjek berkali-kali, kayak lagi bikin tahu dari kacang kedelai. Sumpah si Kendi nih habis makan apa? Kenapa kuat banget dia? Bahkan gue yang cowok aja tenaganya kalah sama si Kendi.

Mungkin untuk yang satu ini, gue acungin jempol ke dia. Jika kebanyakan cewek enggak punya tenaga sebesar itu, atau mungkin malu menunjukkan tenaga sebesar itu kepada semua orang, berbeda banget sama si Kendi. Dia bisa dengan mudah menunjukkannya, seolah dia ingin semua orang tahu seberapa hebat dia kalau sudah mengeluarkan semua kemampuan.

Makanya, untuk kedepannya gue wajib berhati-hati sama si Kendi. Kalau sembarangan bertindak bisa-bisa batok kepala gue yang lepas ditendang sama dia.

"Maafkan saya, Pak. Saya enggak ada maksud sakitin bapak. Habis tadi bapak gerakannya mulai kurang ajar! Saya cuma lagi melindungi diri saja, Pak."

.

.

.

.

.

.

------------------------------------------------------

PENASARAN?

MAMPIR DI KARYAKARSA