Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. 함정에 추측

"Percayalah- hidup itu biasa saja ketika kau anggap demikian. Tapi akan luar biasa kalau kalian merangkainya,"

.

Matahari terbit menyapa wajah putih dan manis seseorang yang kini tak ter-gubris. Si pangeran tidur kekenyangan minum segelas air putih semalam, hidup dalam rumah sederhana mengontrak. Sungguh ironi kemudian ketika dia berusaha untuk menerima takdir jika ia-

Tinggal bersama saudara Kurama dalam Ras dan Keluarga berbeda.

"Uhmmm..."

Lenguhan lirih keluar dari bibirnya. Yoongi tergesa dari tidurnya, harus bangun saat tubuhnya merespon sebuah suara. Suara dari dapur, terdengar ricuh dan seseorang memberontak di dalamnya. Efeknya dia duduk mengumpulkan nyawa di atas tempat tidur dan membiarkan rambut hitamnya berdiri bagai pohon beringin.

Dua bola mata enggan mengintip sebenarnya. Rasa kantuk sudah mengalahkan segalanya, dia hendak bermalasan juga mulai tidur berbaring memeluk pacar kesayangannya (guling) dalam pelukan sayang dan siap menjangkau harta dalam mimpi.

Jika saja, suara panci tidak mengakibatkan dia terjungkal ke belakang mendadak hingga dia terguling ke kanan.

"Ya ampun apa itu? Kenapa pagi sudah ada kebisingan?!" Serunya pada diri sendiri, dia sadar kalau safari mimpinya telah berakhir secara paksa. Yoongi bangun terduduk di atas lantai, keadaan mata sedikit terpejam dan beberapa kali bibirnya ngedumel sendiri. Rusak sudah mimpi indahnya, dia hanya liburan dalam bunga mimpi saja. Tidak bisa pergi ke pantai atau wisata elit sedikit dikarenakan biaya.

Hidup boleh miskin akan tetapi cita-cita Yoongi sebagai seorang produser masih ada.

Yoongi yang malas mengusap kepala belakangnya. Aneh memang, dia baru saja jatuh dan beberapa detik kemudian dia merasa sakit di kepalanya. Desahan kesal menahan segalanya, sudah cukup sudah. Cerita menyedihkan Min Yoongi tidak akan berakhir kalau dia hanya diam sejenak di dalam kamar tanpa lakukan suatu hal berguna. "Kurasa aku akan kehilangan seluruh daging ku kalau aku mendengar suara itu lagi," ucapnya secara tak sabar.

Yoongi bukan manusia baik hati dan sabar. Dia harus segera ke dapur, melihat keadaan. Keadaan setelah dia yakini jika di dalamnya bagai kapal pecah.

"Tata! Kau ada disana? Apa yang kau lakukan anak nakal?!"

Yoongi yakin dan sangat yakin, disana tidak ada maling atau perampok. Miskin iya, tanpa uang juga iya! Hanya Tata yang ada di dalam rumah ini serta bergerak bebas melakukan hal yang menurutnya suka.

Tata mendengarnya dan itu suara tuannya. Mie di dalam wajan mengepul di atas kompor dengan api yang cukup besar. Menoleh ke arah pintu saat suara langkah kaki dia dengar mendekat. Mie instan dia masak itu hendak menjadi sarapan enak kalau Tata mampu mengeksekusinya.

"Tuan?" Ucapnya senang. Mendengar suara Yoongi saja bagai mendengar angin surga. Apakah ini berlebihan? Ah, Tata tidak mengenal apa itu berlebihan. Dia hanya ingin tuannya sayang padanya.

"Tata, apa yang kau la-" Yoongi sudah sampai, "kukan...." Penyelesaian yang manis, saat Yoongi membeku di tempat dan Tata tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan bahagia. Berjumpa dengan Yoongi juga mengatakan hai pada si tuan. Terangguk-angguk dan Tata berlari mendekat ke Yoongi sembari menatap matanya senang. Tata tidak mengikat rambut panjangnya, membiarkan rambut cokelat rubah nya terurai. Dia tidak suka penampilan diikat dia senang menjadi dirinya.

Yoongi merutuk dalam hati dan menangis saat jiwa pemalasnya melihat demikian.

Dapurnya bagai diterjang badai Ester. Wajan juga bergelimpangan serta panci dia beli di supermarket dengan harga diskon telah pecah. Semua ini berkat si kurang ajar Tata. Datang sembarangan, bangun sesukanya dan menciptakan tatanan hidup baru bagi Yoongi kemudian.

"Pagi tuan- Tata senang tuan bangun dan menemui Tata," manisnya dia. Tersenyum kotak penuh percaya diri tanpa tahu kalau dia di nista dalam hati.

"Ehh- tuan, kenapa aku digeser? Aku bukan kaca jendela tuan," celoteh Tata bingung. Dia hanya menurut saja walau pandangan matanya memperhatikan lantai rumah yang sebenarnya telah berantakan. Makanan dan sisa bumbu berserakan tanpa ada kata selamat. Yoongi membeli semuanya saat operasi bazar sehingga dia harus rela ribut dengan kaum hawa yang sudah berpengalaman.

Yoongi menggeser tubuh Tata dari pandangan matanya. Pemuda itu sangat syok sampai tak bisa mengeluarkan suara juga. Dia ingin keadaan ini hanyalah sebuah mimpi saja. Kalau iya, dia akan sangat bersyukur pada Tuhan.

"Tata, kau lakukan apa?"

Sebenarnya Yoongi tidak ingin melakukan ini, tapi-

Mata Yoongi tidak bisa menyembunyikan kemarahan yang jelas sudah tidak bisa dipahami oleh pemuda serigala itu. Tata itu bukan perempuan, Yoongi bisa melakukan keributan panjang antar lelaki memang. Tata si rubah manis yang polos, tidak tahu jika hidupnya demikian rumit. Perkara dapur berantakan akan membuat keduanya renggang.

Yoongi tidak peduli, dia butuh waktu untuk membereskan semua kekacauan ini. Beberapa barang juga sudah pecah dan tak bisa digunakan lagi.

Sayang beribu sayang, Yoongi menundukkan kepalanya sejenak memperhatikan semua. Semua keadaan yang faktanya dia apes. Tata makin semangat, dia rasa tuannya tengah menyiapkan kata manis untuknya. Kedua kakinya berlari mendekat ke arah mie instan yang tengah dimasak itu.

"Tuan... Lihatlah bagaimana aku membuat sarapan untuk tuan, aku sangat ingin tuan bangun dengan sendirinya dan melihat ada makanan di atas meja tuan."

Yoongi mendengarnya, maksud baik dari seekor rubah dengan tabiat sulit ditebak dan kebenarannya masih jauh dalam pengharapan. Kelu terdiam diantara pola pikirnya. Melihat Tata bagai anak anjing penurut dengan dia menggerakkan ekor kanan ke kiri secara cepat. Menunjukkan jika dirinya sangat senang, memeluk Yoongi tanpa persetujuan. Sesekali menenggelamkan wajah tampan juga manisnya ke punggung Yoongi sayang. Tata lebih tinggi dari tuannya, maka dia rela merendah ukuran tubuhnya.

"Tuan, makanlah sarapannya. Tata memasak makanan yang tuan suka," cicit riang polah tingkahnya.

Yoongi mulai menyadari. Hidup siluman juga manusia yang sudah diajarkan etika sejak lahir memang beda.

"Ayo sarapan, sarapan?"

Ajak si rubah itu. Tangan Yoongi sesekali ditarik pelan dan dirangkul manja. Tata lupa diri, dia adalah bangsawan siluman begitu sadis. Mudah luluh karena Yoongi atau karena hal lain yang membuat dia tidak bisa jauh dari pemuda itu.

Yoongi memperhatikan sikap Tata yang mulai dia pahami. Kadang anteng, kadang menyebalkan. Tata mengusap pipinya pada punggung tangan kanan Yoongi. Meski sedikit risih, bagaimana lagi? Yoongi menahan nafas beberapa kali saja agar dia tidak kelepasan.

Tega?

Begitu besar naluri Yoongi sebagai seorang manusia. Begitu baiknya dia, kemungkinan dia hanya bisa mengabaikan kerusakan dan memaklumi semuanya.

"Kau melakukannya karena apa?"

Pada akhirnya, rasa marah itu luluh. Yoongi akhirnya mengalah dan duduk di atas kursi yang memang ada sisa tepung, tidak masalah selama bisa dibersihkan. Tapi, dia benci jika makan bersama dengan rubah. Alasan simpel yang membuat dia muak ialah, secara pribadi dia tidak suka mendengar seseorang makan dengan suara mengecap. Itu alasan pribadi, mana mungkin dia bisa mengesampingkan ego. Mengharap dan menghargai satu sama lain menjadi alasan dia menahannya juga.

"Ini, ini untuk Tuan. Aku sangat sayang sama tuan, makanya aku buat ini, ini namanya apa ya? Tata tidak tahu, tapi bentuknya seperti cacing rebusan."

Tata tak pernah mengenyam bangku sekolah, kelihatannya bego sekali.

Yoongi tak ingin menjawab karena dia tahu, satu jawaban akan meningkatkan pertanyaan lebih banyak darinya. Sangat malas rasanya kalau dia menjadi guru kehidupan secara dadakan. Bisa dibilang ini tidak oke, memakan mie di depannya saja dia harus telan tanpa mengunyah. Sebenarnya, mie di dalam panci ini saja belum matang dan masih butuh waktu beberapa menit lagi agar bentuknya kenyal.

Tata mengambilnya lagi untuk Yoongi, menggunakan sendok tanpa dia tahu kalau akan ada hal panas yang dia rasa jika tidak sadar atau hati-hati.

"Sudah cukup ini sangat banyak, kau juga ikut makan."

Saran Yoongi yang lebih masuk akal dibandingkan dia akui kalau dia malas menghabiskan makanan tidak enak dengan pengorbanan besar dari seperangkat alat dapur.

"Baik, aku akan makan ini. Kelihatannya enak karena mengepul - epul," bilangnya manis.

Tata tidak bisa menjadi manusia normal kalau dia memakan makanan panas di depan matanya. Yoongi terkejut di kursi dan memperhatikan bagaimana lidah Tata seolah mati rasa tanpa tahu jika makanan atau minuman dia rasakan itu panas penuh kepulan asap dari hidangan yang telah matang sempurna. Decak kagum dalam hati saat melihat rakus luar biasa dari bintang rubah di depan matanya ini.

Satu menit sudah dan Yoongi kenyang juga melihat si rubah makan dengan lahap. Telur juga sayur yang sebenarnya cocok dengan salad sudah habis dari piringnya. Mie instan di dalam mangkuk masih menunggu bagian mereka untuk dikunyah segera, tidak tahu kalau siluman akan menjadi sosok paling beruntung lantaran telah membuat mereka menjadi santapan.

"Kau makan pelan saja," ingat Yoongi yang memberikan perhatian di balik wajah sok tidak pedulinya.

Tata sangat senang dan mengangguk. Sudut bibir juga sekitaran mulut penuh bumbu.

"Kau belepotan, ih!"

"Apa?"

Yoongi mulai resah memperhatikannya. Diam seperti cupu bergerak layaknya suhu. Tata diam kala tangan Yoongi mengusap tisu dan membersihkan sisa makanan di mulutnya. Rasa sayang sangat besar dan Tata baru tahu ini.

Selama ini para tuan terdahulunya hanya sebatas mengusap kepala, mengatakan dongeng indah dan anggap dia sebagai anak atau saudara.

Entah dengan Yoongi. Tata, dia masih merasakan kekacauan dalam hati Yoongi yang begitu random juga.

"Sini, jangan bergerak aku akan bersihkan. Bagaimana bisa kau makan dalam keadaan begini? Lihat? Kau sangat belepotan," layaknya seorang ibu penuh sayang. Yoongi wajar marah dan membuat Tata terdiam dengan polosnya. Dia memperhatikan tangan seseorang peduli padanya dan mengeluarkan kertas ajaib untuk noda bekas di sekitar bibirnya.

"Tuan sayang aku hehehe...."

Bangga memang, apalagi andaikata ada rubah lain. Tata bisa pamer dan mengatakan dia sangat bangga dengan majikan baiknya.

"Lupakan, kau lanjutkan makananmu. Aku yakin kau belum makan hal itu selama ratusan tahun," ucap Yoongi memandang ke arah lain selain wajah si rubah tentunya.

Bau masakan dan aroma itu tidak bisa mengundang Yoongi dalam laparnya. Tata sangat menikmati dan sesekali mengulas senyum ke arah tuannya. Yoongi tidak peduli dan pasrah saja, paling tidak dia bisa minta bantuan pada Tata untuk bersihkan semuanya.

Dia sendiri melakukan tindakan karena bisa jadi Tata malah membuat masalah baru.

Sepenuhnya Yoongi sendiri tidak terlalu percaya dengan Tata. Meski Tata sudah percaya dengan Yoongi sepenuhnya tanpa dia minta.

,

Rose dia memakai pakaian mahal di depan toko. Seorang karyawan memberikan rasa hormat kepadanya dengan pandangan kosong. Bukan hanya itu saja, dia bisa berjalan sombong melewati beberapa orang juga gadis. Kecantikan yang dia punya bisa dikatakan lebih baik daripada yang melihat dan memandangnya. Dimana rambut cokelat kepanjangan miliknya terbang kena angin sejuk hingga dia merasa kalau dunia memujanya.

Rose memang sombong, dia punya tipu daya dan pesona sendiri. Selain memangsa para pria demi kepentingan awet mudanya dia juga tidak akan tergiur dengan cinta.

Cinta pada seorang manusia, pria tampan? Hal itu tidak akan dia lakukan karena tak mau melanggar sumpah.

"Kau bisa menyerupai manusia secara sempurna. Tapi aku masih melihat kau sebagai anjing liar," ejeknya.

Seseorang yang menatap matanya secara langsung dan memberikan kesombongan tak kalah di depan Rose tentunya.

"Kau tiba-tiba datang tuan. Kenapa kau menungguku dan wow... Kau bisa menipu manusia atau gadis lain dengan pakaian begini," jelas Rose melihat seseorang menggunakan jas hitam juga kemeja putihnya, bukan hanya itu saja. Mata tajam bak elang bisa membuat siapapun akan terpesona dan memikat. Keadaan Rose juga jauh lebih beruntung dibandingkan siluman lain lantaran dia sendiri bersama dengannya.

Tuan kaya dan baik hati.

"Berisik, selesaikan urusan kita disini. Hidup menjadi manusia itu menjengkelkan!"

Chan membuang muka. Rubah itu menjadi prioritas utamanya untuk bisa dia dapatkan dalam beberapa waktu. Ketika dia sukses mendapatkannya maka dia bisa hidup lebih lama.

"Baiklah, kau menyeret aku sampai sejauh ini. Kau juga tidak mengatakan bahwa aku ini cantik. Jahat sekali kau, padahal... Aku akan membantu mu menangkap rubah itu lalu kau bisa membayarkan dengan 500 tahun lagi nyawa tambahan tuan Chan," ujarnya hendak merangkul lengan kanan si pria yang punya kekuatan lebih darinya.

Sekali hentak saja lengan itu lepas, tanpa menyentuh saja Rose terlepas tanpa dia duga. Kenapa juga Chan harus menggunakan auranya, dia bisa melakukan lebih lembut. Begitu pun pemikiran Rose.

"Kau tidak suka?"

"Iya, aku tidak suka. Aku cantik dan kau juga tampan. Bukankah kita sangat cocok tuanku, sayang?"

Mencoba memeluk seseorang. Tubuh itu menolak dan enggan, nafas si pria juga tidak nyaman. Dia tidak pandai pura-pura sehingga Rose menyebut jika tuannya keras kepala.

Gadis cantik itu juga memberikan senyuman cantiknya. Dia hanya ingin menunjukkan pada paduka, kalau dia bukan anjing liar sembarangan. Wajah cantik itu bukan hanya biasan semata, begitu dekat dia dengan sang budak. Chan memalingkan wajah kala Rose mulai menunjukkan pesonanya. Kedua kakinya bertingkah tidak sopan dengan mengangkang, Chan tersadar lalu membuat gerakan merapatkan kaki secara sepihak.

"Budaya manusia dengan budaya anjing sangat berbeda. Kau tidak bisa pipis secara sembarangan atau melakukan tingkah paling memalukan, CK! Sial sekali kau menjadi budak ku," acuhnya. Di dalam hatinya dia inginkan rubah itu menjadi budaknya, siluman yang sangat kuat. Begitu mampu untuk menaklukkan siluman manapun dan kapanpun dia inginkan.

"Bisakah kau berikan aku satu alasan? Kenapa kau lakukan ini? Kalau kau tidak mau menjadikan aku budak mu, lantas? Kau memilihku hanya untuk sebagai apa?"

"Diam, aku tidak ingin melakukan debat. Kau dibutuhkan karena kabarnya kau punya penciuman kuat. Kau bisa mendikte siluman manapun, kau bisa menemukan jejak rubah," ujar pemuda itu. Memberikan siluet di mata tajam pada para gadis yang memperhatikannya. Tidak tahu mana lagi yang akan dia lakukan sekarang, dia melihat matahari menunjukkan panasnya.

Dia benci panas dan juga benci dingin. Masalah baginya karena dia memakai jas hitam. Dia memang kurang pengalaman soal baju manusia, Rose melihat hal itu sebagai sebuah kesempatan untuk mendapatkan pujian. Siluman cantik itu sangat haus pujian, ide cemerlang datang dari sana dan dia melihat satu payung berada di pojok toko.

"Aku tahu apa yang sangat kau butuhkan tuan Chan." Balasnya semangat diantara kedua kaki riangnya. Berlari mendekat ke toko lalu meminta pada sang pedagang memberikannya secara gadis. Meski butuh waktu beberapa menit karena Rose tidak suka penolakan diantara sikapnya yang memaksa.

Sikap memaksa sebagai sosok rubah pemakan manusia. Rose senang mendapatkan payung merah muda, ya merah muda. Warna kesukaannya dan cara berjalan dia sangat menggemaskan karena diselingi gerakan balet. Gerakan yang menggambarkan suasana hatinya sedang sangat baik.

Mungkin ini terdengar gila, tapi siluman budak tengah jatuh cinta dengan tuannya. Ini merupakan hal paling langka yang terjadi.

Rose berharap secara berlebihan kali ini, inginkan dia bisa membawa kebahagiaan dan kenyamanan untuk seorang pria seperti Chan. Niatnya dan bayangannya dia akan dihadiahkan pujian. Kenyataannya adalah semua itu dihempaskan oleh fakta. Chan mendapatkan payung dari kekuatan dia punya. Angin membawa awan di atas puncak kepalanya. Membawa dia dalam kesejukan berarti hingga berakhir dalam gambaran di mata Rose yang merujuk pada sia-sia belaka.

Cengkraman kuat pada gagang payung di tangannya. Gemetar juga akhirnya sehingga guratan emosi itu ada pada pandangan mata jengkel. Rose menggigit bibir bawahnya keras hingga keluar darah dari sela giginya.

'kau membuat aku muak dan sedih secara bersamaan. Kalau kau bukan tuanku aku bisa membunuhmu, tapi... Karena kau sudah menolongku. Aku bisa apa? Aku juga tidak bisa membiarkan kau terluka, apakah ini balas Budi? Entah... Rasanya tidak mungkin,' batin dalam hati mulai bicara bingung penuh gejolak dan pertanyaan besar.

Kadang ini membuat Rose bimbang. Pada mulanya dia ingin bebas dan menjadi manusia sempurna layak lainnya. Bisa bebas dan menjalin hubungan lain sama seperti pasangan bahagia diantara lainnya. Cerita dalam negeri dongeng yang selalu dia baca saat dia menjadi gelandangan dan tinggal di bak sampah.

"Sial! Aku tidak ingin lakukan ini, tapi hatiku menjadi sakit!"

Rose tidak sekuat bicaranya rupanya. Dia hendak melangkah sebelum dia menyadari kalau sesuatu tengah dia rasakan.

Seorang pemuda berjalan santai membawa belanjaan di sampingnya.

"Bau rubah...."

Rose menduga dia menemukan rubah itu diantara semak yang bergerak. Sesekali dia mengendus baunya hanya untuk memastikannya, anehnya dia merasa ragu tapi beberapa kali dia mencium baunya. Bisa dikatakan kalau bau ini bau rubah asli yang tengah di incar. Semak masih bergerak dan Rose dia menggenggam payung di tangannya lebih kuat lagi. Kucing keluar dari sana dan membuat pandangannya salah, bau itu masih meninggalkan sisa jejak baginya.

Entah kenapa dia kehilangan fokus karena bau parfum seorang wanita menyengat. Merusak semua sampai dia menutup hidungnya cepat lalu lari meninggalkan lingkungan yang dia rasa sangat menjengkelkan.

Yoongi dia memang disini, membawa dirinya keluar ruangan untuk mencari angin. Di setiap detik hidupnya dia berpikir apa yang harus dia lakukan dan tidak dia lakukan. Hidup penuh kemiskinan tapi makna akan kehidupan. Yoongi membuang separuh uangnya untuk membeli sosis. Tata memintanya dan sulit rasanya untuk menolak itu.

Rose, dia berhenti sejenak dalam langkah kaki jumawa. Dia melihat seorang anak manusia yang punya aura aneh juga dekat dengannya. Rubah itu salah kaprah meninggalkan jejak pada seorang manusia lemah, pikirnya. Tersenyum lebar di belakang sana, saat dia tahu kalau rubah itu dekat dengan anak laki-laki miskin.

"Tidak salah lagi, bau itu bau rubah. Aku bisa mencium dengan sangat jelas, kalau aku bawa sosok rubah itu di depan tuan. Mungkin Tuan Chan akan memahami ku dan dia bisa memberiku hadiah, waktunya juga hal penting yang aku butuhkan."

Rose ingin egois. Maka dari itu, segala egois itu dia dapatkan dari ini. Dia harus bisa menangkap Yoongi yang sibuk dengan dunianya. Sial sekali earphone hadiah dari Jungkook itu. Dipakai saat tidak tepat, Yoongi bisa lebih peka jika tanpa alat itu. Karena dia hanya bisa menerima bahaya kalau sudah ada di depan mata.

Jelasnya, Rose melihat lengahnya manusia itu. Yoongi mungkin bisa menjadi tumbal nya juga mengingat kalau darah manusia yang dia bidik tidak kalah segar dengan mangsa lain.

"Bagus juga, aku akan dapat hadiah dobel. Rubah itu akan aku bawa dan manusia itu, tidak akan aku buang untuk makanan ku," ucapnya penuh percaya diri. Mengatakan pada semua, kalau dia mampu mengalahkan Rubah ekor sembilan. Mungkin dia akan tahu kesempatan menang atau kalah kalau dia nekat.

Rose itu siluman nekat juga bodoh saja. Lantaran dia sukses menipu Yoongi, dengan adegan jatuh akibat tersandung. Semua itu terjadi di samping Yoongi yang hanya berjarak beberapa meter saja. Membuat Yoongi melepaskan earphone dari telinganya setelah dia memperhatikan beberapa detik gadis itu jatuh.

"Tolong aku pria tampan, aku akhhh...."

Yoongi rasanya bimbang untuk menolong gadis itu atau tidak. Sementara dia sendiri juga tidak ingin menghabiskan waktu secara percuma. Apakah mungkin membantu orang lain itu membuang waktu, memang. Begitu kata hati merasa ragu Yoongi merasa yakin kalau cara jatuh gadis itu dilakukan secara sengaja. Hanya saja, semua itu untuk apa?

"Maaf, haruskah aku menolong mu? Tampaknya kakimu baik saja," ucap Yoongi santai dan membuat Rose merasa ditolak di muka umum.

Awalnya dia menduga ini mudah, pria itu sangat dingin seperti es batu. Perihal dimana dia ingin menunjukkan kelemahan si rubah makin lama kian menyusahkan. Kenapa dia harus menyerah? Akting yang dia lakukan juga masih belum mempan untuk saat ini.

Mungkin nanti, kalau dia membuka pesonanya lebih tinggi. Di balik mata biru bagai air laut, maka dia akan membuat pria di depan matanya ini tenggelam dalam rayuan mautnya.

"Kau akan terpesona padaku, lihat aku, lihat mataku ini tampan." Cara bicara yang genit dan halus. Lembut tangannya hendak menyentuh pipi Yoongi yang juga menatap matanya secara intens. Bukan hanya itu saja, dia juga mengeluarkan nafas mempesona yang dia harapkan akan jatuh membuat Yoongi masuk dalam pengaruhnya.

Si cantik Rose tersenyum puas saat Yoongi diam di depan matanya. Dia mungkin sukses memasuki alam sadar Yoongi, yang dia sendiri juga belum mengenal namanya.

"Bantu aku, oke?"

Mendekat ke sisi telinga kanan. Kedua mata itu sangat centil dengan ludah dia telan pelan. Rose hendak memeluk tubuh Yoongi, tangannya mulai nakal dan mulai melakukan aksi yang sebenarnya tidak pantas. Dirayu begini siapapun akan masuk ke dalam jebakannya, merasa menang boleh saja. Saat ini dia mencoba mengajak Yoongi pergi dengan segala manisnya.

Ikut dengannya, begitu caranya dalam rencana Rose.

"Kau sangat mengganggu nona, tingkah mu seperti jalang dibandingkan seorang gadis yang meminta tolong padaku."

Sial!

Yoongi malah menghina dirinya dibandingkan menanggapi kata manis juga mau digoda. Rose merasa kalau ini aneh, pemuda di depannya sama sekali tidak menggubris godaannya.

Rose ingin memastikan sekali lagi hingga dia mengulurkan tangan yang nyatanya tidak ditanggapi oleh Yoongi seorang.

"Hei, kenapa kau malah- ah, mana mungkin aku sudah-"

Yoongi bangun dan hendak pergi, tidak mau peduli anggapan orang. Faktor dicampakkan membuat tangan Rose langsung menahan gerakan langkah kaki Yoongi dalam cengkraman manja. Lengan Yoongi disentuh kulit halus bagai kelopak bunga mawar, harusnya dia suka. Dia sendiri malah merasa risih tanpa tahu alasannya.

"Kau membuat aku tak nyaman, jujur." Bicara secara gamblang dan serba salah juga karena dia merasa perhatian manusia sekitar melihat dirinya.

Pemuda seperti Yoongi mana mungkin mau menyakiti seorang gadis, kalau menyingkirkan lengan itu secara paksa dalam nada tidak suka, dia lakukan juga.

"Jangan sentuh aku, kau seorang wanita dan kita bukan satu kandung." Jelasnya sembari menampik tangan itu dengan tas belanjaannya. Bagi Yoongi selama dia tidak menyentuh tangan gadis di depannya maka dia tidak salah.

"Sebaiknya kau bangun sendiri, kau jatuh dekat tiang lampu," ucap Yoongi acuh.

Rose diintimidasi oleh kebodohannya sendiri. Berharap jatuh dalam pelukan Yoongi, justru dia diacuhkan dengan pria yang mementingkan kantung belanjaannya.

"Awwwww... Kau bicara apa? Aku jatuh begini dan kau tidak mau menolongku?" Suaranya juga keras, dia sengaja agar Yoongi malu. Mengabaikan seorang gadis di jalan bukan sesuatu yang baik kalau anggapan sosial manusia.

"YAAAAAKKK! SIALAN BERANINYA KAU MENGABAIKAN AKU, AKU JATUH HUH! AKU JATUH!"

Sayangnya, gadis cantik itu tidak tahu jika Yoongi anti sosial.

Meski ia berteriak, sampai suaranya habis. Bukan Yoongi namanya kalau pemuda itu menoleh. Yoongi sama sekali tidak menoleh, baginya sudah cukup urusannya dengan gadis di belakang sana. Dia masih ada dua kaki tanpa lecet. Toh, bukan dia pelaku yang membuat gadis itu jatuh. Hidup tidak selalu menggantungkan pada pertolongan orang lain melainkan berdiri dengan tangan sendiri.

"Sialan, kenapa bisa dia tidak menanggapi godaan ku, aku yakin kalau dia baru saja melihat mataku. Jika begitu, mau tidak mau aku harus...." Entah kenapa jiwa membunuh dalam dirinya muncul. Semerbak kemarahan dan emosi di dalam pikirannya akan meledak jika dia menahannya lebih lama lagi.

"Dia akan mati, lihat saja. Rubah itu tidak akan mendapatkan tuan lagi," ucap Rose percaya diri.

Mungkin dia terlalu baik tadi. Membiarkan manusia masih bisa bernafas dan berencana menjadikan Yoongi sebagai tawanan. Padahal, dia bisa mencekik pemuda itu menggunakan jari penuh kuku panjangnya. Disini sangat mencolok, makin jauh si pemilik punggung itu menjauh dari sini. Semakin besar peluang Rose untuk menghabisi pria itu, dia akan menggunakan andalannya. Siapa lagi kalau bukan wajah cantiknya yang nakal juga berbahaya.

,

Tata, dia tidak suka gadis di depan matanya. Yoongi hendak dibunuh dan dia tidak terima. Melesat maju dan menghalau si gadis di depan matanya. Mata yang begitu nyalang dengan tatapan rubah paling mematikan. Kedua manik hitam bersungut pada keabadian yang tak akan bisa digenggam Rose saat dia berhadapan langsung dengannya.

Tata.

Rubah yang menunjukkan baru separuh kekuatan dan separuh jati dirinya. Belum sepenuhnya dia demikian mengeluarkan tenaganya untuk membunuh sosok di depannya. Sosok yang mulai menerjang tuan kesayangannya dari belakang dengan kuku tajam menancap pada punggung Yoongi. Tapi semua tidak akan terjadi saat lengan kanan Rose di tahan dan tenaga dalam Rose tidak bisa melawan Tata yang begitu mudah menahannya sehingga Yoongi masih tidak sadar bahkan tidak akan tahu kalau sebenarnya nyawanya terancam pula.

Yoongi tidak menyadari kalau dia dilindungi oleh Tata sepenuh hati dan bisa dikatakan jika Tata siap mati untuk melindunginya.

Tata menoleh ke belakang. Dia merasa aman untuk bisa melakukan adegan kejahatan selanjutnya. Di samping dia merasa kalau tuannya tidak akan melihat aksinya, Tata melihat bagaimana Rose tampak kesusahan dan badan gadis cantik itu tidak bisa bergerak. Tata semakin bersemangat untuk bisa memusnahkan sosok yang hendak menyerang tuannya.

"Kau, kesalahan yang kau lakukan sudah membuat aku marah. Meski kau mengincar tuanku, kau salah! Aku tidak akan membiarkan mu, melakukan tragedi mengerikan di dalam otakmu itu!" Pelan suara Tata mengatakannya.

Sorot mata tidak bersahabat, makin kuat Rose melawan maka semakin kesakitan lengan yang mulai di cengkram Tata juga. Ini bukan salahnya tapi ini memang takdir, kalau dia harus berhadapan dengan si rubah buruannya.

"Apa maksudmu dan kenapa kau bisa melakukan itu pada tuanku, siapa kau? Apa motif mu, siluman anjing?"

Tata bisa menebak dari bau juga aura tubuh sosok di depannya. Rose tidak kaget, dia menduga kalau insting seekor rubah itu sangat besar.

"Rubah! Kau memang kuat, tapi... Kau pikir aku akan menyerah? Huh, tidak mungkin! Aku bisa mengalahkan mu dengan mudah!" Sentak Rose tapi tidak bisa membuat Tata mundur ataupun melepaskan cengkraman itu. Aura dari tubuhnya keluar dan membuat sosok Tata tersenyum tipis juga.

"Kekuatan mu belum seimbang. Jika kau ingin membunuh seseorang, kau harus lihat kemampuanmu. Begitu mudahnya kau ingin menyakiti tuanku, maka aku akan mudah untuk membunuhmu!"

Tata mendorong tubuh Rose kuat. Siluman anjing itu terpental ke belakang hingga kedua kaki Rose terjungkal ke belakang, ada pohon yang besar dan sukses untuk menahan tubuh itu agar tidak ambruk. Hanya rasa sakit di punggung nya dan itu belum seberapa. Nafas mendengus kasar, Tata tidak bisa menahan amarahnya sekarang.

Apalagi ini menyangkut nyawa Yoongi.

Rose selalu meremehkan lawannya. Tak tahu kalau semua itu adalah kesalahan, ketika dia mulai melawan dan hendak melakukannya. Tata mulai menunjukkan kedua mata merah menyalanya. Dia tidak akan menahan diri lagi.

"Kau akan mati," begitu mengatakan hal itu maka kesungguhan akan berjalan.

Rose menantang dan malah tersenyum. Dia siap bertarung sehingga dia mengeluarkan ekor anjingnya, kedua tangan itu mengeluarkan kuku tajam juga panjang miliknya. Sosok paling cantik dan menyeramkan menjadi satu. Rose sangat bersemangat, tapi terlalu bersemangat juga tidak baik. Dia bisa kalah dan terlalu menggampangkan segala sesuatu secara mudah.

"Bersiaplah untuk mati."

Rose, dia memang siluman tidak tahu diri.

.......

TBC....

Siapa yang udah nunggu chapter ini? Semoga kalian tidak kapok mampir ya. Aku akan berusaha untuk menjadi penulis sejati yang menyelesaikan kisah tulisanku sampai akhir.

Gomawo sudah mampir, jangan lupa like juga komentar kalian. Semangat selalu dan jaga kesehatan.

Saranghae ♥️

#ell

15/05/2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro