Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 장 : 민윤기는 나의 주인

"Kadang aku sendiri tidak percaya dengan mitos. Legenda masyarakat telah menjamur dengan khayalan kuno."

-Min Yoongi-

(Author **** POV)

Pernahkan kalian mendengar cerita dongeng rakyat seperti Malin Kundang, batu belah atau ikan mas danau Toba? Semua itu merupakan cerita rakyat dari masa ke masa. Dari orang tua ke anak cucu kita, bahkan sampai sekarang dongeng seperti itu masuk dalam dunia pendidikan Sekolah Dasar.

Katanya, cerita seperti itu akan membuat tumbuh kembang anak-anak bangsa menjadi baik. Bisa mempelajari dari sisi positif setiap cerita yang dibuat. Cerita tanpa kesan dan moral sama saja dengan cerita ampas. Itulah yang dipelajari oleh Yoongi saat dia tahu kalau dongeng masyarakat sekitar ternyata secara kebetulan nyata.

Yoongi pernah mendengar kisah rubah ekor sembilan yang suka memakan jantung manusia. Kabarnya, dulu banyak sekali korban dan membuat siapapun akan bergidik ngeri karena takut.

"Huh, mimpiku aneh sekali. Padahal aku sudah tiga hari melewati masa dimana aku harus- tidak! Tidak, seharusnya aku tidak boleh ingat akan hal itu lagi." Seseorang bicara sendiri bak seorang gila tanpa kawan, sangat beruntung karena warga sekitar masih menutup pintunya di pagi hari pukul enam pagi.

Yoongi menenteng kantung kresek putih berisi ramen, telur dan satu toples kimchi dari supermarket. Makanan yang murah dan bisa dibuat cepat oleh pemalas sepertinya. Pemuda ini sudah biasa hidup sendiri dengan uang dari pamannya yang kebetulan atau memang sebuah kesempatan bagi pamannya untuk tetap menikmati uang hasil pensiun ayah Yoongi seperti biasanya.

Ah, Yoongi tidak ingin membahas munafik nya seseorang dalam waktu yang lama. Mata sipitnya masih ngantuk dengan beberapa kali mulutnya menguap mengeluarkan gas lelah. Ini adalah kesekian kalinya dia tidak bisa tidur, terima kasih mimpi buruk. Kau sudah membuat pemuda tampan sepertinya merasakan kekalahan dalam kesenangannya.

Yoongi masih berada separuh perjalanan menuju rumahnya, dia akan sampai di rumah kediaman begitu gerbang hijau yang baru saja dia cat seminggu sudah nampak di depan matanya.

Di desanya, di daerah Sangju. Tempat tinggal di seberang pusat kota dan tidak terlalu tertinggal jaman juga teknologi seperti kebanyakan lainnya. Tempat yang dihuni oleh sebagian besar mahasiswa semester yang tengah berjuang menempuh masa depan mereka di jenjang pendidikan sekarang.

"Ngomong-ngomong, kapan aku bisa sampai ke rumah sakit? Aisshhh... Kepalaku jadi sakit kalau ingat akan hal ini," ucapannya masih mengambang, dia masih berusaha menepuk kepalanya bak seorang pengangguran yang kehabisan ide dan cara.

Yoongi tak ada bedanya dengan manusia gembel yang luntang-luntung tidak ada kejelasan sama sekali. Ini hanya penampilan saja dan tidak ada sangkut pautnya dengan dilema akan pemikirannya mengenai seekor rubah yang menjadi legenda.

Semburat bayangan di bawah kakinya tampak di sisi tembok setiap perjalanannya. Di belakang sana seseorang datang mengendap, sebenarnya dia ingin melakukan teriakan kejutan dengan sangat keras. Bukan masalah baginya karena telah biasa melakukannya, Yoongi berhenti sejenak dan membuang nafas lelah. Apalagi saat dia melirik ke belakang dan memastikan bahwa seseorang mungkin saja akan mendekati punggungnya.

1

2

3

"Apa yang kau inginkan Jungkook?" Kali ini tanpa menoleh penuh saja tebakannya terlalu benar. Membuat pria di belakang sana menjadi diam dengan pandangan lucunya, lebih tepatnya senyum bodoh itu masih bertahan di wajah tampan dan manis seorang pemuda dengan gigi kelincinya.

"Hehehe... Kau tahu ya, aku kira kau akan terkejut seperti biasanya. Emm... Tidak, aku yang selalu gagal dalam adegan mengejutkanmu." Jungkook bicara semakin ngawur saja, dia sudah kehabisan ide sekaligus agak takut saat dia melihat tatapan mata melotot kawannya yang terkenal galak dan judes. 'Bagaimana ini? Sepertinya aku salah tanggap pada Yoongi Hyung.' kalimatnya dalam hati.

Jungkook jadi was-was sendiri, dia lebih memilih mendapatkan tingkah cuek seorang Yoongi daripada harus bertahan dalam titik emosi seseorang di depannya.

Jungkook sampai tersenyum kikuk dengan nada yang mengatakan ingin minta maaf. Baru saja dia inginkan itu, bilang sampai suaranya saja ada di ujung kerongkongan. Yoongi kini menjadi melunak, untuk saat ini dia lebih memilih berbaik hati dibandingkan harus meladeni orang bodoh seperti Jungkook.

"Mau apa Jungkook, kalau kau mau sarapan. Maaf saja aku ingin jadi pelit sekarang, karena kebutuhan ekonomi ku semakin menipis untuk sekarang."

Yoongi tidak ingin menyakiti hati Jungkook, tapi dia memang seperti ini. Sudah terbiasa berkata pedas dan menyakitkan seperti semut yang menggigit kulit manusia.

"Tenang saja, aku tidak melakukan kebiasaan ku sekarang. Aku hanya ingin mengerjai dirimu sebenarnya hehehe..." Di akhir kalimatnya saja mengandung unsur tidak enak hati. Meskipun di dalam hati dia merasa sangat menyesal sekarang. Menyesal karena dia mendapatkan fakta kalau dia juga tidak bisa sarapan pagi ini.

Yoongi merasa waktunya sangat singkat jika dia harus berdiam diri di tempat seperti ini. Lagi pula dia juga punya kehidupan sendiri setiap paginya, berharap kalau tidak ada orang lain menumpang makan. Sementara dia sendiri jarang mendapatkan traktiran. Kadang dia tidak pelit saat dia punya uang, memang tak mudah mengawasi kebutuhan yang meningkat dibandingkan pemasukan begitu minim.

Jungkook juga merasa tidak enak hati. Seharusnya dia bisa memahami lebih baik dan memutuskan untuk bekerja parah waktu di sebuah mall atau tempat yang bisa menerima dirinya.

'Aku kasihan dengan Yoongi Hyung, bukannya aku ingin mengemis makanan. Hanya saja, aku tahu kalau sarapan sendiri itu tidak menyenangkan.' Jungkook harap keputusan dirinya saat datang setiap pagi di rumah sahabatnya ini adalah cara terbaik untuk dia bisa mendapatkan kesempatan.

Langkah Yoongi menjadi tenang, terus terang dia merasa kalau makan sendiri juga tidak menyenangkan. Mungkin saja dia sangat egois, bahkan tidak ada kata lain selain aku butuh waktu sendiri. Hingga akhirnya petaka itu ada kala dia mendengar suara tong sampah jatuh dari tempatnya. Yoongi menoleh secara spontan dan dia baru saja melihat ada bayangan bergerak di sisinya.

"Apa itu? Apa yang terjadi? Apakah tadi seseorang tengah melakukan adegan pertarungan?" Hatinya berdebat sendiri, di tempat ini saja terasa hawa berbeda. Seperti ada seseorang terluka begitu parah dengan dengungan di bibirnya bak minta tolong.

"Siapa itu?" Yoongi menduga kalau ada pengemis yang jatuh pingsan karena kelaparan, atau boneka manusia yang tergeletak karena di buang. "Kau manusia atau bukan?" Pertanyaan cukup bodoh memang, saat dia sendiri sadar kalau dia juga pernah terluka. Tapi tidak parah.

Pria itu mendongak dengan kepala yang bocor disana. Anehnya wajahnya sedikit berbeda dari manusia biasa. Dia lihat nafas itu tampak tidak teratur dengan detak jantung tak karuan. Kalau saja dia buat keputusan dengan tepat untuk tidak mendekati dirinya ini, maka Yoongi bisa saja terhindar dari masalah.

Hanya saja, jiwa seorang pemuda di depannya begitu rancu dan ingin tahu dalam skala besar.

"Anda kenapa? Siapa yang melakukan hal jahat ini pada anda?" Kalau Yoongi lihat dengan teliti, wajah pria itu tak ada bedanya dengan seseorang di dalam mimpinya. Mimpi aneh saat dia jatuh dari tebing dan melihat binatang buas. Tangan itu mulai mendekat tanpa dia tahu kalau seseorang mengulas senyuman cukup mengerikan di wajahnya. Yoongi bisa saja jadi bidikan pertama bagi dirinya yang datang dalam kawasan ini.

Pria tanpa harta dan keluarga adalah salah satu mangsa terlezat baginya. Entah kenapa, kedua bola mata itu saja berubah menjadi merah seiring waktu. Hal ini membuat dia harus bisa memahami semua kalau dia memang sangat lapar. Sudah cukup dia makan tubuh macan kumbang dan hewan predator lainnya.

"T-tuan, anda tidak apa?"

Grep!

Yoongi berteriak keras tak sadar, tangannya mendapatkan cekalan begitu kuat sampai bibirnya bergetar tak sadar. Dia bisa melihat ada dua taring panjang keluar dari bibir pria di depannya. Kuku yang pendek perlahan memanjang sampai menembus kulit lengan tangan itu.

"Sakit, apa yang kau lakukan! Lepaskan aku!" Yoongi spontan menarik tangannya dan membuat goresan itu semakin parah saja. Sayangnya dia membuat pria di depannya mengamuk tidak jelas dengan suara semakin serak karena teriak. "Siapa kau? Beraninya kau datang kesini dan- assshhh... Sial, seharusnya aku lari saja dan bukannya berbelit!" Pada akhirnya Yoongi anggap dirinya sendiri sebagai kebodohan.

Pria tua di depannya tanpa nama berdiri dengan sangat mengerikan. Bau busuk di badannya membuat Yoongi menutup hidungnya cepat.

'Bau busuk apa ini? Apakah mungkin pria gila itu ah- tidak mungkin. Kenapa dia sangat mirip dengan pria yang ada dalam mimpiku?' pertanyaan dalam hati. Dia sendiri tak bisa bicara dengan benar, ketika melihat kapak ada di sebelah tangannya sekarang. Nyalinya menjadi ciut dan kata mati seolah terngiang di kepalanya. "Bagaimana mungkin mimpi buruk ini jadi nyata? Apakah disini ada toko sihir? Ah, tidak akan mungkin!" Cara bicaranya sangat keras dengan suara yang bisa dikatakan gelagapan.

Pria itu menatap dirinya dengan sangat lapar, bahkan bibirnya saja bisa keluar seperti monster sungai yang siap menjerat mangsanya dalam keadaan apapun. Darah Yoongi mendadak berdesir menjadi tak karuan, di kepalanya terisi ide untuk meloloskan diri tapi susah mencernanya. Niat awalnya ingin berlari, dia tidak punya belati untuk bisa melawan makhluk di depannya dengan pasti.

Kedua kakinya menjadi kaku dan membeku di tempat. Dia juga tidak ingin membuat keputusan mati di tempat dengan pasrah. Saking takutnya, dia melempar kantung kresek belanjaannya dan mengenai makhluk mengerikan itu tepat di wajahnya.

Alih-alih kabur, makhluk itu justru berseru keras dengan mengatakan ingin memakan dirinya. Tak lain dan tak bukan adalah Yoongi sendiri.

Yoongi berteriak keras seperti anak kecil dikejar perampok. Bahkan untuk membuat kata minta tolong rasanya sangat menyulitkan baginya.

"TOLONG! TOLONG AKU, ADA MONSTER DISINI! TOLONG AKU!" Teriaknya dengan keras. Sementara dia tidak bisa mengatakan bahwa setiap orang harus masuk rumah dan tutup pintu, sementara dia ada di luar dalam keadaan panik.

Makhluk itu sangat menjijikan dengan lendir di sekitar tubuhnya, tak ada bedanya dengan zombie yang pernah dia tonton dalam film kingdom atau anime mengerikan yang bertemakan monster raksasa Shingeki no Kyojin. Yoongi seperti pemeran di dalam tokoh cerita kedua tersebut dan dia tidak mau.

Yoongi mendadak menjadi pelari cepat saat rasa takut memacu adrenalin. Dia seperti pembalap senior yang mampu bergerak sesuai jantungnya. Bukan hanya itu saja, di tempat ini cukup sepi dan membuat dia harus ekstra berjuang sendiri demi mempertahankan hidupnya.

"YAAAAKKK! SIAPAPUN TOLONG AKU, KENAPA TIDAK ADA SATUPUN MANUSIA KELUAR DARI RUMAH HUH?!" Mungkin suaranya akan habis. Bisa jadi orang-orang tahu saat Yoongi telah menjadi santapan yang sangat lezat bagi makhluk mitos di belakangnya.

Entah karena suatu virus atau memang Yoongi melakukan kesalahan sampai membuat karma, pada akhirnya dia harus menanggungnya. Berlari tanpa tujuan bukanlah kesalahan, yang menjadi sulit ialah saat kau berupaya lari tanpa hati-hati. Yoongi terjerembab jatuh ke depan, kecerobohan nomor dua karena sebuah batu ukuran sedang sukses membuat dia sakit sekarang.

"Aw." Begitu singkat dan padat, begitu jelas keadaan dirinya dengan muka berada di atas tanah lapang seluas ini.

Getaran di bawah tubuhnya enjadi alsan dimana tanah itu bergetar akibat tapak kaki di belakangnya.

"Auh, aku pasti akan mati."

Yoongi sangat pasrah sekarang, dia saja tidak berani hanya untuk menoleh ke belakang. Dia hanya berdoa semoga Tuhan ampuni dosanya, hutangnya bisa dianggap lunas agar bisa masuk surga, berdoa agar dia masih punya kesempatan panjang untuk bisa merasakan dunia ini lebih lama.

"Aku siap untuk menangis di akhirat, aku akan mati." Yoongi semakin pasrah, dia juga menggunakan dedaunan kering di sekitar untuk menutup bagian kanan dan kiri wajahnya. Anggap saja ini candaan lucu sebelum dia mati. Pemuda dengan mata sipitnya itu akan tertawa dan mengatakan pada dunia tentang, 'selamat datang ke akhirat Min Yoongi.'

Diharapkan ucapan dalam hati itu tidak terkabul menjadi doa.

Kedua mata terpejam...

Siluet pasrah akan lahir dalam dirinya...

Meski begitu, pemuda ini tidak siap untuk mati. Tidak akan siap, bahkan beberapa menit kemudian,

"Kumohon, aku ingin hidup," lirih dalam ucapan. Hanya dia saja yang tahu dan tidak lainnya.

1 detik, Yoongi mengeratkan kedua tangannya diatas tumpukan daun kering.

2 detik, sosok pria itu sudah menghampiri dengan tangan mulai mencapai kepala Yoongi.

3 detik, taring itu muncul kembali dengan wajah terlihat brutal seolah siap memakan isi perut.

4 detik, Yoongi ingat akan kesalahan dan orang tuanya.

"KEMBALIKAN BARANG MILIKKU!"

5 detik, Yoongi tidak paham dengan apa yang dikatakan padanya. Dia akhirnya memejamkan mata lebih erat dan menahan nafas.

"ROAAAAARRRR!"

Ini menyedihkan, karena seorang anak manusia akan pergi sebagai makanan yang siap disajikan untuknya.

Mungkin saja akan ada keajaiban, mungkin saja kalau Tuhan memutuskan agar Yoongi tidak-

,

BRAK!

DRUAAAKK!

'Suara apa itu? Apakah mungkin suara itu, suara hatiku saat ajal menjemput? Tapi, bagaimana bisa seperti itu. Rasanya tidak wajar kalau suaranya seperti ini.' Yoongi tertegun dengan apa yang dia dengar tanpa bisa dia lihat sekarang. Awalnya dia menduga kalau dia sudah mati dan terlempar pada suatu tempat, menyadari bahwa dia masih bisa bernafas dengan benar membuatnya ragu kalau dia sudah meninggal.

Sebelum dia mendengar suara itu, dia bisa merasakan kalau sesuatu atau seseorang baru saja melompati dirinya dari atas.

Padahal....

Dia sama sekali tidak menggubris dan sekarang ingin tahu sekali. 'Oh tidak, apakah mungkin kalau aku ada di dunia lain? Sebentar... Ini saja daun kering tempatku tadi. Bodoh, mana mungkin aku bisa melakukan perjalanan ruang dan waktu!' ucapannya tampak sangat kacau. Dia menyadari hal ganjil tengah terjadi, untuk itulah dia memberanikan diri dan bertekad menoleh.

Melihat apa dan siapa yang kini menjadi sosok misterius yang penuh tanya dalam benaknya.

"Lepaskan aku! AAARGHHHHH! LEPASKAN AKU, KAU RUBAH SIALAN!"

'Rubah? Aku dengar kalau dia mengatakan rubah. Apa maksudnya? Ini bukan kebun binatang dan bagaimana mungkin kalau- eh... Tunggu, apakah yang aku lihat waktu itu bukan mimpi? Apakah aku memang benar berada pada posisi nyata?' suara hatinya kini semakin menjadi dalam rasa penasaran.

Kedua mata Yoongi makin terbaca dan tenggelam dalam pikirannya. Saat dia mampu melihat semua dari sisi berbeda, maka dia bisa mendapatkan hal lain dalam hidupnya. Kesempatan dan kebetulan tidak datang secara urut dalam dua kali.

"AAARGHHHHH SAKIT! LEPASKAN AKU, AKU AKAN MEMBUNUHMU SIALAN! AKU AKAN MEMBUNUHMU!"

Sadis memang!

Tapi apa daya, saat tangan kanan penuh dengan kuku panjang dan bulu putih di lengannya membuat semerbak bau siluman makin nyata. Disini sepi, hanya ada saksi manusia yang sendiri. Melihat kedua makhluk beda jenis ini seolah saling ingin membunuh satu sama lain.

Mendadak tubuh Yoongi terasa lemas dengan kaki tak kuat untuk berdiri. Dia seperti kehilangan kuasa untuk bisa kabur dari tempat, matanya menjadi berkabut karena merinding dan takut. Dia jarang seperti ini, apalagi dia terkenal savage di lingkungan sekolahnya.

"Mati, kau harus mati. Kau sudah berani mengganggu tuanku, mati! Kau harus mati!"

Dengan jelas Yoongi mendengar kalau siluman di depannya bicara demikian. Dia tidak paham dengan maksud kata tuan. Wajah bingungnya dengan segera mengedarkan pandangan sekitar, dia tidak menemukan siapapun selain angin yang bergerak mengitarinya juga beberapa pepohonan sekitar.

Ekor yang banyak dan punggung seorang pemuda dengan tampilan dua telinga runcing disana. Apalagi ada kumis seperti kucing yang panjang dengan kuku cakar di kedua tangannya. Kaki telanjang itu bahkan tidak takut kalau terluka akan sesuatu benda tajam. Di tambah lagi baju kuno bak kerajaan masa lampau masih ada di tubuhnya.

Tak lupa dengan rambut panjang tergerai seperti wanita, padahal Yoongi begitu yakin kalau siluman itu adalah namja sama seperti dirinya.

"Apakah yang aku lihat ini benar? Ini bukan surga kan?" Masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Bicara pada diri sendiri saja rasanya tidak akan cukup. Pada akhirnya dia memilih untuk menelan ludah selama dia masih bisa bernafas.

Pria gila itu juga tampak kesusahan melepaskan diri dari cengkraman, tubuhnya diangkat begitu mudah oleh seseorang di depannya. Padahal dari gestur tubuhnya Yoongi bisa melihat ada perbedaan tinggi badan diantara mereka.

Lengan yang kuat itu bisa jadi senjata berbahaya yang sangat menyeramkan.

"Aku akan membawa ke tempat, dimana seharusnya kau berada. Jangan ganggu tuanku, atau kau akan mendapatkan masalah dariku!" Suaranya tampak sekali rendah. Yoongi bisa menduga kalau suaranya akan bagus jika menjadi penyanyi.

Bodoh!

Mana ada manusia yang akan menjadi fans dan menerima siluman dalam kehidupan musik mereka. Yoongi sudah kehilangan kewarasannya karena efek ketakutan ini.

"Aku harus lari, ya... Aku harus lari dan ini kesempatanku." Yoongi sadar, kalau dia tidak akan mungkin bisa lari. Dia mungkin akan mati dengan jalan berbeda, nasib sama dalam jalur tempuh prestasi lain.

Sungguh gila.

Siluman itu masih mencium baunya, di pendengarannya yang tajam dia bisa menduga kalau manusia di belakangnya akan pergi. Setelah dia selesai dengan urusan membunuh ini, dia akan mulai melanjutkan semuanya lagi. Mencari tuan, mencari rumah dan mencari tumbal baru.

Seseorang harus mengurusnya karena dia hewan peliharaan yang spesial. Setidaknya itu yang dikatakan oleh tuannya dulu.

"Rubah ekor sembilan, aku tak akan bisa memaafkan mu. Lihat saja aku akan membunuhmu, namamu akan aku ingat sebagai musuhku. Kau punya nama yang sangat- akhh!" Semakin banyak dia bicara maka semakin kuat daya cengkeram itu tak main.

"Tata, panggil aku tata. Namaku Tata, tuan suka nama itu dan namaku bagus. Aku bisa membunuhmu dengan mudah, sebelum tuan baruku memberikan nama baru untukku lagi, kau harus ingat ini..." Entah kenapa suasana menjadi sangat menegangkan. Siluman itu kini menurunkan tubuh itu dari ketinggian hingga berada dalam posisi yang sama.

Berhadapan satu sama lain dengan dengusan dan dongkol hati ingin menang satu sama lain.

"Tata tidak akan mengampuni dirimu setelah semua perbuatan ini, kau siluman yang jahat!" Lanjutnya dengan kata yang menekan. Bisa kalian tebak bahwa karakter ini bukan karakter sembarangan.

Andai saja Yoongi tidak pergi sebelum aksinya dimulai. Bisa dijamin manusia biasa sepertinya akan pingsan setelah melihat semua. Tepat tangan kanan itu menembus perut pria gila di depannya, siluman rubah itu mendadak berubah warna matanya.

Dari hitam menjadi kuning keemasan, bahkan perlahan menunjukkan warna merah.

Dia masih dalam kontrol, dia masih mencium darah dan menahannya. Siluman ini sadar, kalau penampakannya akan membuat semua takut. Termasuk tuan barunya, si pemilik garis keturunan penunggu Magwo.

Siapa lagi kalau bukan manusia manis seperti gula, Min Yoongi.

.......

TBC...

Aku sekarang menikmati waktuku walau aku pengangguran. Aku masih berharap bisa bekerja di kantor lama, setelah pandemi berakhir. Aku yakin Allah tidak akan membuat diriku ini lebih lama dalam zona menganggur hehehehe...

Bagaimana menurut kalian soal cerita yang aku tulis ini. Apakah bagus? Tolong berikan masukan dan juga saran kalian.

Author butuh bantuan kalian sebagai pembaca terhormat. Akan lebih menyenangkan kalau lapak ini gak sepi.

Tetap semangat dimanapun berada, gomawo and saranghae ❤️💜

#ell

30/06/2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro