Cerita 27 :: Tempat Bersejarah
Januari bisa melihat Tabinda dari kejauhan. Gadis itu selalu nampak cantik dengan pakaian model apa pun yang membalut tubuhnya. Rambutnya kali ini dibiarkan terurai panjang. Dress yang ia kenakan hampir sama seperti terakhir kali mereka bertemu. Namun bedanya, gadis itu kini memakai sebuah cardigan crop top yang menutupi sebagian dari dress yang ia pakai. Melihat Tabinda tampil secantik ini saja sudah membuat Januari sangat ingin memilikinya.
Tabinda yang ia kenal dulu jelas berbeda dengan Tabinda yang sekarang. Gadis itu terlihat jauh lebih feminim yang dari yang dulu. Terlihat lebih anggun dan lemah lembut dari luar, namun dalamnya juga sama. Dari dulu Tabinda memang seperti itu, tapi sekarang auranya jelas tumpah ruah membuat Januari tak bisa tahan untuk tidak melihatnya dengan senyuman lebar.
Saat mobil Januari mendekat, Tabinda melangkah perlahan. Cara gadis itu berjalan, membuka pintu mobil, sampai duduk di sebelahnya selalu Januari perhatikan lebih dalam. Ia ingin mengabadikan momen ini dengan seluruh panca inderanya. Karena bisa jadi, setelah ini Januari tidak lagi bisa bertemu Tabinda. Atau bisa jadi selamanya Januari tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. Jadi Januari sudah menyiapkan hati, jikalau hari ini bisa jadi merupakan hari terakhir mereka bertemu. Ia juga sudah menyiapkan hati jika jawaban Tabinda tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan selama ini.
"Udah siap? Ini kita mau ke mana?"
Jujur, Januari tidak tahu mau ke mana Tabinda membawanya pergi kali ini. Semalam, gadis itu mengubah tujuan awalnya. Dari yang awalnya di cafe, sekarang entah ke mana. Katanya gadis itu tidak ingin mereka pergi ke tempat yang biasa-biasa aja, tidak akan mengesankan bagi memori mereka berdua. Jadi Januari menuruti apapun permintaannya.
"Jalan aja, nanti aku kasih tau arahnya. Tenang, aku bisa baca maps kok. Biasanya juga ke mana-mana sendirian, jadi kita nggak akan tersesat."
"Oke, siap."
Di sepanjang perjalanan, Januari dan Tabinda membicarakan banyak hal. Seperti apa saja yang mereka lalui selama waktu jeda mereka tidak bertemu. Apa saja yang menjadi kesukaan keduanya, membahas film, lagu, sampai drama Korea yang mereka sukai. Sama sekali tidak ada pembahasan ke arah sana. Selain Januari takut menyinggungnya, Tabinda juga sepertinya tidak mau membahasnya. Terakhir kali gadis itu mengatakan bahwa jawabannya kali ini adalah rahasia dan ia akan berikan jawaban itu di saat yang tepat. Tidak ada spoiler bagi Januari.
Maka dari itu ia merasa jauh lebih gugup dari pada pertemuan pertama mereka di reuni. Sampai detik ini pun ia tidak tahu sama sekali akan dibawa ke mana perasaan mereka berdua oleh Tabinda. Berlanjut seperti yang Januari inginkan atau justru sebaliknya.
Setengah jam berlalu, tidak ada tanda-tanda mereka akan sampai di tempat tujuan. Saat mencoba bertanya, Tabinda hanya mengatakan bahwa mereka sebentar lagi sampai. Januari bahkan tidak menyadari di mana keberadaan mereka sekarang. Hal tersebut bisa jadi karena memang Januari sudah tidak tinggal di sini. Ada banyak sekali hal yang sudah berubah di kota tempatnya dilahirkan dan dibesarkan. Januari tidak tahu tempat-tempat nge-hits di daerah ini. Bisa jadi bahkan mereka sudah sampai di perbatasan kota. Tempat yang bahkan tidak pernah Januari jamah sejak ia lahir sampai sekarang.
"Di depan ada pertigaan, itu belok kiri, ya." Tabinda kembali mengarahkan.
Dan mereka menuju tempat yang semakin terpencil. Jalanannya juga ikut mengecil. Awalnya yang bisa dengan mudah dilalui oleh dua truk besar sekaligus, kini hanya bisa dilewati oleh dua mobil, itupun sudah sangat mepet. Jadi Januari harus kembali berhati-hati. Januari sendiri tidak mungkin bertanya lagi ke mana mereka akan pergi, karena jawaban Tabinda selalu sama. Kita akan sampai sebentar lagi, atau sebentar lagi juga kamu pasti tahu.
Benar, lima belas menit kemudian akhirnya mereka sampai. Setelah melewati jalan yang lebih mengecil, daerah yang juga menjadi semakin jarang penduduk atau rumah-rumah terlihat, akhirnya sampai. Januari bahkan tidak mengerti di mana mereka sekarang. Yang terlihat adalah sebuah rumah makan berkonsep natural yang terletak benar-benar seperti di tengah hutan. Sekeliling dari rumah makan ini penuh dengan berbagai macam pohon besar. Bahkan sebelum sampai, Januari dan Tabinda tadi harus melewati hutan jati sejauh satu kilometer lamanya.
Tempatnya sejuk, asri, dan anehnya ada banyak mobil terparkir di sini yang menandakan kalau rumah makan ini ramai sekali dikunjungi orang. Mungkin termasuk salah satu hidden gem terbaik di kota Tabinda tinggal sekarang.
"Tahu nggak kenapa aku bawa kamu ke sini?" Tabinda bertanya pada Januari setelah mereka mendapatkan tempat duduk dan memesan berbagai jenis makanan.
Januari menggeleng. Ia tidak punya ide apapun untuk menjawab pertanyaan Tabinda.
"Tempat ini adalah tempat yang berhasil buat Ayah sama Ibu aku nggak jadi cerai."
"Hah?"
🌸🌸🌸
8 Februari 2025
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro