
3
"Biarkan saja kekasihmu pergi, lanjutkan saja mimpi yang kau punya ..." suara Dewi menggema di taman belakang sekolah yang sepi. Dirinya kini berusaha menghibur sahabatnya, Anisa.
"Aku bernyanyiii untuk sahabat, aku berjanji untuk sahabat ... Kitaaa bisaaaaaaa, jika bersamaaaaa ..."
Suaranya yang merdu tampak menggema meskipun di ruang terbuka sekalipun, Alifea yang awalnya merenung tampak sedikit kesal mendengar suara Dewi. Dia tahu Dewi pamer dengan suaranya yang bagus, tapi kenapa di keadaan dimana hatinya barusan berkabung?
"Kita temukann sahabatt--"
"Stop! Stop! Aku sedih gini kamu tambah nyanyi, Dee. Perasaan dikit dong!" sahut Anisa yang membuat Dewi kaget.
"Aku cuma mau ngehibur kamu sih, gada maksud apa-apa."
"Apanya yang ngehibur? Kamu malah bikin aku pusing!" jawabnya seraya mencibir. Dewi tampak kesal sekali, matanya menyipit dengan alis yang bertaut.
"Kamu yah! Udah di hibur, tapi malah marah! Terus aku harus gimana? Kamu mau aku pergi gitu?" protes Dewi terbawa emosi, bayangkan saja jika kamu mencoba membuat sahabatmu terhibur tapi sahabatmu malah berfikir kamu mengolok-oloknya.
"Iya!"
Mata Dewi tampak berkilat, ada kemarahan besar di dalamnya, "Makan tuh bucin! Nggak usah cari-cari Gue lagi! Orang ngehibur niat baik, lo malah nanggepinnya gitu! Bodo amat sama kisah cinta Lo, serah!" Akhirnya tanpa banyak bicara Deya pergi, meninggalkan Alifea yang masih duduk di atas ayunan gantung itu. Tanpa Deya tahu, setelahnya Alifea menangis sejadi-jadinya.
*
"Kalau Safa gimana?" tanya Yuana seraya menaik turunkan alisnya. Kelas saat ini sangat ramai seperti di pasar, banyak sekali celotehan unfaedah yang terdengar bising di telinga cowok super dingin, Ozy, dan cara terakhir dan termutakhir menghilangkan suara itu adalah dengan mendengarkan musik di handphonenya. Kepalanya ia sandarkan pada meja cokelat yang di atasnya tertulis banyak sekali coretan alay, contohnya 'AKU CAYANK KAMUH' atau 'AKU CINTA MATI SAMA KAMUH'. Ozy saja yang akan menindihi tulisan itu ikut merinding, karena baginya di dunia ini tidak ada yang namanya cinta. Ia tidak ingin mempercayai cinta dan jangan pernah mempercayakan dia untuk mencintai, karena dia tidak bisa dan tidak ingin.
"Em ...." Lana tampak berfikir sejenak, matanya melirik kekanan atas, mencoba mengingat-ingat perempuan bernama, "bentar-bentar! Tadi siapa namanya?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling. Yuana tampak melongo mendengar pertanyaan Lana. Dirinya bingung, entah karena saking banyaknya cewek yang mendekati Lana atau memang pelupa, Yuana tidak tahu, namun dirinya bisa spechless dengan isi otak Lana.
"Astaga, ini bukan acara jebakan batman itu kan? Cctv mana?! Cctv! Wicak! Kamu nggak lihat cctv?!" tanya Yuana spontan menggoyangkan lengan Wicaksono yang asik bermain game masak-masakan milik adiknya.
"Hah? Cctv? Ada dimana?" tanyanya kebingungan, matanya langsung menatap Yuana dengan serius. 'DUAR!' suara bom waktu meledak, membuat Wicaksono tersadar dengan permainannya yang lupa ia pause, "ANJIR! Ah, kalah nih! Udah susah-susah ngelewatin pesanan yang banyak gini! Cctv apa sih, Yu? Aish!" geramnya seraya menatap tajam Yuana.
Yuana yang melihat ekspresi Wicaksono, langsung saja meneguk air liurnya sendiri. "Bukan, nggak jadi kok,"
"Aghkk!" Wicaksono yang kesal langsung berpindah tempat duduk di bangku paling belakang, tempat Ozzi berselancar pada mimpinya.
Yuana tampak bernafas lega, sedangkan Lana asik bermain handphone, mungkin sudah lupa dengan pertanyannya tadi, rasanya Yuana ingin sekali mangambil handphone Lana lalu berlari kearah rumah pak Bon--penjaga sekolah-- lalu meminjam palu dan menghancurkan handphonenya dengan tertawa jahat. Uhh, seandainya ia tega sih.
*
"Dee, kenapa sendirian? Tumben?" tanya Manda yang saat ini sedang memakan mie lidi yang rasanya sangat pedas di lidah namun terasa lega di hati. Tubuhnya yang bisa di kategorikan bongsor alias gede dan tinggi membuat matahari yang memantul masuk di bangkunya langsung terhalangi oleh punggungnya.
"Hidupku itu emang selalu sendiri, Man, nggak usah nyindir statusku deh," jawab Dewi dengan nada kesal, padahal dalam hati dirinya hanya bercanda saja sih.
"Hehehe, ya ndak usah baper juga dong!" canda Manda seraya terkikik geli. Dewi menatap Manda dengan serius, sebenarnya Manda ini cantik loh, tapi kok ya, ada banyak jerawat di wajah sebelah kanannya.
"Aku ndak baperan kok, Man, cuma sedikit sedih gitu denger pertanyaanmu tadi," jawabnya sok tegar. Sedangkan Manda jadi tertawa mendengar hal itu. Pada awalnya, jujur saja Manda sangat takut dengan Dewi, ekspresi wajahnya yang terlihat dingin dan jutek membuat kesan tak baik pada awal MOS dulu, namun di pikir-pikir lagi, sebenarnya Dewi cukup lucu, dia juga nggak kaku kaya robot, bahkan Dewi terhitung cerewet, bayangkan saja hampir separuh anak di kelas yang pernah dekat dengannya, dia curhatin masalah kisah percintaannya yang pada awalnya bikin melting lalu lama-lama bikin hati krenyes-krenyes gitu, duh, apalagi Dewi selalu bilang, 'Jangan bilang siapa-siapa, ya!' toh kenyataanya, malah dia yang curhat sendiri kan aneh.
"MANDAA!! Aku mau curhat ..." ucap Dewi dengan nada desperated. Manda tampak kaget karena panggilan Dewi yang mirip TOA masjid sekolahan.
"Kalau manggil wolles aja, Neng! Bikin jantungku mau copot aja," jawab Manda seraya mengelus dadanya. Matanya yang bulat terarah kepada Dewi yang saat ini tengah menelungkupkan wajahnya pada lekukannya.
"Cerita ga yaaa?" jawab Dewi ragu, suaranya terdengar parau.
"Kalau nggak bisa cerita sekarang gapap--"
"BRAKK!" sumber bunyi yang di akibatkan gebrakan tangan Dewi dan meja miliknya membuat ucapan Manda terhenti dengan mata terbelalak. "Cerita aja deh ... Gapapa kok. Tapi rahasia yaa!!" lanjut Dewi yang lagi-lagi membuat Manda geleng-geleng kepala.
"Jadi tuh ini masalahku sama Nisa ..." cerita pun berlanjut hingga sesi istirahat habis dan telinga Manda panas, jangan lupakan mulutnya yang TOA sangat menggangu teman-temannya lainnya.
*
"Haloo ... saat ini kita lagi di kantin sekolah kita lohh!" ucap Lana di hadapan handphonenya, wajahnya yang tampan ia berikan effect kacamata bundar yang terlihat aneh, namun dengan cuek dia malah bergaya menggerak-gerakan kepalanya, berusaha berpose sekeren mungkin.
Saat ini Lana dan sebagian the crocodile club sedang live instagram. Meskipun terhitung nggak full tim, karena hanya Wicaksono, Yuana, dan Bintang yang ada, mereka nggak masalah. Karena memang anggota lain kumpul jika ekspedisi saja, sih.
Irraararara_ cogan mah bebas!
Saza_suke salam kenal kak Lana!
Suep_ganteng525 wajah lo mirip🙈
Yuana_K.Rahmat @suep_ganteng525 wajah lo mirip Babi ngesot!
Cantiqq_sangat kak bales Line kuhh!
Asarah_zZZ ganteng banget qaqaq😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Intania_permata kak Lana, will you be my boyfriend?
Lilili_lililililili Dek! @Intania_permata main tembak aja! Lana punya gue!
Dea_A.Lana @Lilili_lililililili woy! Gue pacarnya!
Safa_Marwah Lana udah punya pacar?!!!😨
Rani_ni Lana! Kamu kan deketin @Safa_Marwah maksudnya apa tiga bulan yang lalu, dong?!
"Lan! Mati! Itu kenapa mereka para penggemar lo ngumpul gitu sih?!" tanya Yuana yang tengah duduk di sebelah Lana dengan handphone yang saat ini juga membuka live Lana.
"Nggak tahu, Yu, tapi perasaan aku masih jombloh deh, kok banyak yang ngaku-ngaku?" klarifikasi Lana tanpa sengaja, karena saat ini fokus Lana adalah menanggapi pertanyaan Yuana. Bahkan kepala Lana bergerak menoleh kesamping kanan. Sepertinya, dia lupa masih melakukan live dan hal itu membuat beberapa gebetannya yang tadinya potek jadi kembali menunjukan kode-kode modusnya.
Irraararara_ sama dedek aja kak Lana! 😍😍😍😍😍
Saza_suke wahhh masih jomblooooo, mau dong ngisi kekosongan hati kak Lana!
Saza_suke ehh ada yang ketinggalan, 😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Syantik_ love kak Lana! 😍😍😍😘😚
Lana tersadar akibat Yuana yang terkikik dan terlihat jelas wajahnya yang melongok kearah kanan dari handphone Yuana. "Eh, iya, masih live sih, hehehe" suaranya yang cempreng membuat komentar bertambah ramai.
Suci_tuhakuhh122 suaranya astagaaaa! 😝😘
Lilili_lililililili eh, ada yang nggak di akuin pacar nih! Hahaha malu! @Dea_A.Lana
Suep_ganteng152 Babi bukannya lo ya, Yu? @Yuana_K.Rahmat
"ANJIR! Suep nantang gaes! Gimana ini?" ucap Yuana dengan nada tinggi. Menurut The Crocodile Club, Suep adalah musuh yang sering cari gara-gara, contohnya diatas.
"Sikat aja!" Akhirnya Bintang berkomentar, sebenarnya Bintang adalah tipe cowok yang bermulut pedas, namun, akhir-akhir ini dunianya teralihkan oleh wanita yang menurutnya sangat cantik dan menarik, dan saat ini mereka dalam tahap PDKT, mari doakan bisa saling bersama, agar sifat aslinya bermulut pedas mirip cabe rawit pada bon cabe level 30 menghilang. Berdoa, di persilahkan!
"Ayo aja, kumpulin anak-anak gimana?" tanya Wicaksono, yang sudah bersiap-siap menelphone The Crocodile Club.
Yuana_K.Rahmat lo nantang?
"Eh, itu, udahlah, kali ini kita ngalah aja deh!" pintah Lana dengan polos, dirinya malah berbicara dihadapan kamera dan bodohnya, live itu dilihat oleh Battles Club--club Suep-- membuat mereka bertiga--Yuana, Bintang dan Wicaksono-- ngamuk-ngamuk, Lana yang baru sadar hanya bisa meringis penuh rasa bersalah.
Gigit_ta kak Lana kok keren sih! Cinta damai gitu deh😘😘😘😘
Suep_ganteng152 PENGECUT!
ini_dinut01 Lana, Suep nggak usah di ladenin, emang setan itu orang!
Mandala_ganteng152 gaes, dia takut wkwkwk
Bintang_Aja gue tunggu di tempat biasa! @mandala_ganteng152 @Suep ganteng152
Setelah itu, sambungan live dimatikan Yuana, Lana tampak cemberut masih ingin bermain dengan para fansnya. Meski cukup kesal, dia tidak bisa membantah, karena saat ini Clubnya akan bertarung, dan semua itu, karena ulahnya.
Bersambung ....
Yo yo yo .... Mari kita doakan semoga mereka tidak jadi berantem 😊 karena bernatem ga baik, yang baik cuma author seorang😍😝
Cerita ini untuk menemani kalian sosial distancing ya gaiss, ya meskipun author nggak ikutan #dirumahaja karena masalah pekerjaan juga sih. semoga kalian tetep sehat dimanapun kalian berada 🤗🤗
St4rgirl❤
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro