Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2 | Bagian Dua

Karen sampai di sekolah dengan selamat. Kendati di jalan sempat merasakan gejolak emosi yang meningkat. Siapa lagi kalau bukan karena Fajar? Selama dijalan, yang Karen pikirkan hanya cowok itu saja. Bukan yang tidak-tidak. Namun tentang keberadaan cowok itu di sana, di rumahnya.

Hari ini hari pertama sekolah. Kemungkinan tidak ada guru yang mengajar, hanya perkenalan dan pembekalan kontrak belajar saja. Namun situasi yang akan berbeda bagi Karen. Karena sesaat setelahnya Fajar pasti akan datang mengganggunya lagi dan lagi.

Tentang siapa Fajar dan mengapa seorang Karennino sangat membencinya. Sebenarnya bukan perkara yang mudah untuk menerima Fajar beserta keluarganya di rumahnya. Mengingat Karen baru saja kehilangan ibunya dan tiba-tiba dihadapkan pada pernikahan kedua sang ayah yang hanya terpaut empat bulan dari sepeninggal ibunya.

Siapa yang tidak terkejut mendengar kabar tersebut?

Dan yang lebih gilanya lagi, Karen baru mengetahui satu fakta yang begitu mengejutkan. Siapa yang menyangka jika ayah yang selama ini ia bangga-banggakan, melakukan hal sekeji itu selama bertahun-tahun lamanya. Sungguh gila.

Bisa kalian tebak sendiri apa yang tengah terjadi. Perselingkuhan. Ayahnya selingkuh dengan ibu Fajar selama lima tahun lamanya. Bahkan di saat ibunya masih ada dan sehat. Hingga kematiannya pun penghianatan ayahnya belum berakhir.

Itulah mengapa Karen sangat membenci Fajar dan ibunya. Menurutnya wanita itu lah yang secara tidak langsung perlahan-lahan membunuh ibunya. Dan ia jelas tidak rela wanita itu berkuasa di rumahnya. Di rumah yang menjadi saksi tumbuh dan kembangnya. Di rumah yang menjadi saksi kematian ibunya. Jelas Karen sangat tidak rela.

"Oi, Ren." Langkah kaki Karen yang semula terburu-buru mendadak terhenti. Membalikkan badan dan tersenyum kecil mendapati seorang gadis berlari ke arahnya.

"Tumben nggak bareng si Fajar? Kalian berantem lagi?" Senyum yang semula hadir, mendadak lenyap hanya karena mendengar satu nama itu.

Mengapa seolah-olah semua orang menganggap dirinya dan Fajar adalah dua saudara yang begitu dekat? Memikirkannya saja Karen enggan.

"Nggak mood bareng." Gadis itu hanya menganggukkan kepala. Mengerti kalau ia salah bertanya dan berbasa-basi.

Dan akhirnya inilah yang terjadi jika ia membuat suasana hati Karen tidak nyaman. Mereka berdua akan terdiam sepanjang jalan hingga di hari selanjutnya. Gadis itu menepuk dahinya. Menyesal mengungkapkan nama Fajar di awal percakapan mereka tadi.

***

Berbeda dengan Fajar yang saat ini tengah berada di meja makan. Makan bertiga seperti ini sudah sangat sering mereka lakukan. Makan bersama tanpa kehadiran Karen. Cowok itu sangat sangat anti makan bersama keluarganya. Terlebih sejak ia dan mamanya pindah ke sini. Karen seolah-olah tidak menganggap mereka ada.

Fajar mengerti apa yang Karen rasakan. Apa yang membuat saudara tirinya itu sangat membencinya dan sang mama. Perselingkuhan mamanya menjadi alasan utama mengapa Karen bersikap demikian. Fajar tidak bisa menyalahkan sikap Karen, karena memang mamanya yang salah. Dan Fajar paham akan hal itu.

Untuk itu mengapa Fajar berusaha mati-matian untuk menarik perhatian Karen. Berusaha mengganggunya sedemikian rupa, tidak lain hanyalah untuk menebus kesalahan ibunya. Fajar mengerti, usahanya akan sia-sia. Namun setidaknya Fajar sudah berusaha daripada hanya diam saja.

"Karen ninggalin kamu lagi, ya? Nanti Ayah anter kamu sekolah. Emang kebiasaan anak itu, nggak pernah mau diatur." Prabu, ayah Karen mulai berbicara.

Bukan karena nggak mau diatur, Om. Anak Om itu sudah terlalu benci.

Fajar hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Angkat bicara hanya akan membuat hubungannya dan Karen semakin merenggang. Syukur-syukur cowok itu masih menerimanya untuk tidur bersama di kamar. Daripada akhirnya tidur di ruang tamu seperti awal ia di sini, itu sudah lebih dari cukup.

Fajar berusaha untuk tidak semakin membuat kacau hubungan mereka. Setidaknya sebelum akhirnya ia pergi dari sini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro