Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. (*˘︶˘*).。*♡

__________________________________

"Oh ... Onee-sama! Onee-sama tidak terlambat kok."

"Syukurlah ... " [Name] mulai duduk tepat di samping Tsukasa.

"Onee-sama, kenalkan dia My cousin dan salah satu anggota unit Crazy:B. Oukawa Kohaku."

"Senang bisa bertemu dengan Oukawa-san. Nama saya [Lastname] [Name], produser baru unit Crazy:B. Mohon bantuannya."

Sejenak wajah Kohaku masih terlihat terkejut dengan keberadaan [Name], saat sadar ia langsung mengubah wajah nya menjadi normal kembali.

"Mohon bantuannya juga [Lastname]-han."

Setelah mengatakan hal itu, tiba-tiba keheningan melanda mereka.

Sejujurnya Tsukasa bertanya-tanya ada apa dengan dua orang ini? Mereka berdua saling mengalihkan pandangan.

Padahal niat Tsukasa ingin membuat mereka akrab.

Drrttt... Drrttt...

Terdengar suara getaran hp Tsukasa, dan ternyata Sena Izumi sedang menelfon nya.

"Maaf aku keluar dulu sebentar, ada seseorang yang menelfon ku."

Keduanya mengangguk sebagai jawaban. Tsukasa pergi keluar, dan keheningan melanda lagi.

Sudah beberapa menit berlalu dengan keheningan, sampai [Name] membuka suaranya.

"Maaf kalau Oukawa-san terganggu dengan kehadiran saya." Sambil menunduk.

"Ah .... Tidak kok."

'canggung sekali ... ' batin mereka berdua.

Kohaku sejenak melirik [Name] yang sedang minum jus dan menatap jendela. [Name] menyadari bahwa Kohaku menatap nya langsung berkata.

"Oukawa-san apa ada sesuatu di wajahku? Dari tadi sepertinya Oukawa-san menatap saya,"

Kohaku langsung memalingkan wajahnya ke arah lain sambil berkata, "Tidak ada apa-apa."

"Maaf ... Kohaku."

Kohaku sedikit terkejut mendengar hal itu. 'apa dia tau?' batin Kohaku.

"Maaf karena tidak mengabarimu, maaf karena meninggalkan mu, maaf karena membuatmu menunggu. Maaf untuk semua nya." Kata [Name] sambil menunduk.

Kohaku terdiam mendengar hal itu lalu menatap tubuh [Name] yang bergetar. Ia tahu bahwa [Name] sedang menangis.

Sejujurnya Kohaku sedikit kesal pada [Name] karena tidak memberi kabar apapun. Tapi entah kenapa saat melihat [Name] rasa kesal itu merubah menjadi rasa khawatir dan perasaan rindu yang bertumpuk.

Kohaku memegang tangan sang gadis lalu membawanya keluar dari kafe, dan pergi menuju sebuah taman kota yang sedikit dipenuhi oleh salju.

Saat sampai ditaman Kohaku langsung memeluk [Name] dengan erat, sambil berkata, " ... Washi sangat merindukanmu [Name] ... "

Awalnya [Name] terkejut namun tetap membalas pelukan itu.

Beberapa saat telah berlalu dan akhirnya mereka melepaskan pelukan itu dan sedikit menjauh dengan wajah yang memerah merona karena malu.

"Ternyata Kohaku tidak membenciku ya?" Kata [Name] sambil menatap Kohaku sambil tersenyum kecil.

"Washi tidak akan pernah membenci [Name]-han, tapi washi kesal sama [Name]-han."

'padahal kau bisa saja membenciku.' batin [Name].

"Begitu ... " Sambil tersenyum [Name] mengatakan hal itu.

"Jujur ini sangat canggung, mungkin karena kita mau bertemu. Gimana kalau kita main salju? Kohaku?"

"Tentu, [Name]-han."

________________________________

[Name], bagaimana caranya kalau aku memberitahumu ... kalau aku menyukaimu?
________________________________

Tiga minggu telah berlalu, [Name] juga sudah dekat dengan anggota agensi dan anggota unit nya. Bahkan saat ini [Name] lebih dekat dengan Rinne daripada Kohaku yang selaku teman masa kecilnya.

Apa Kohaku cemburu? Tentu saja dia cemburu. Saking cemburunya dia, hampir seluruh anggota agensi mengetahui kalau Kohaku itu cemburu. Contohnya siang ini.

"Kohaku, ada apa denganmu? Akhir-akhir ini kamu jadi sedikit emosional." Tanya [Name] dengan wajah khawatir.

"Tidak! Tidak usah khawatirkan washi! Khawatirkan saja si Amagi itu!" Jawab Kohaku dengan nada kesal.

"Ya ampun, ada apa denganmu sih? Saat aku menanyakan tentang mu, kamu selalu menyangkut pautkan Rinne."

"Lihat! Kau bahkan memanggilnya dengan nama depannya!"

Untungnya saat ini tidak ada Rinne yang menonton pertunjukan adu mulut mereka. Hanya ada HiMERU dan Niki yang menonton ini sambil tersenyum pasrah.

Dengan melihat pertunjukan ini saja mereka sudah tau jelas bahwa Kohaku itu cemburu.

"Oh ayolah ... Apa kau cemburu Kohaku?" Tanya [Name].

Sebenarnya [Name] sudah tau kalau Kohaku itu cemburu, karena bukan sekali dua kali mereka bertengkar seperti ini. Ini sudah pertengkaran mereka yang ke empat.

Jadi tidak mungkin [Name] tidak menyadari sifat Kohaku ini.

"IYA!! Washi sangat cemburu saat [Name]-han lebih memperhatikan si Amagi itu daripada washi!!"

1 detik ...

.

.

.

30 detik ...

.

.

.

1 menit ...

.

.

Blush!

Setelah Kohaku sadar dengan apa yang diucapkan nya wajahnya sangat memerah, bahkan warna nya sampai melebihi warna rambut Tsukasa.

Untungnya HiMERU dan Niki sudah pergi tadi, jika mereka masih ada. Mungkin mereka pasti menertawakan ekspresi wajah Kohaku yang malu saat ini.

"Pfffttt -"

Apa itu suara tawa [Name]? Bukan, tapi itu ternyata suara tawa leader unit Crazy:B. Amagi Rinne.

Rinne tidak sengaja menguping pembicaraan mereka berdua dan akhirnya tertawa melihat wajah Kohaku.

"Hahaha!!! Kohaku-chan - "

Plak!

"Jangan berisik Rin," kata [Name] sambil memukul kepala Rinne.

"Ah maaf," sambil mengusap kepalanya yang dipukul.

Kohaku hanya bisa bingung dengan melihat interaksi mereka berdua, dan seakan akan dia butuh penjelasan mengenai hal ini.

[Name] yang mengerti tatapan Kohaku pun berkata, "Kohaku, sebenarnya Rinne itu sepupuku. Jadi aku harap kamu tidak salah paham dengan hubungan kami yang dekat."

Syok? Udah pasti Kohaku syok. Apalagi dia sudah salah paham dengan gadis tercintanya. Pada akhirnya dia hanya bisa bernafas lega dan minta maaf pada Rinne, walaupun kurang ikhlas.

Cup!

Ciuman dari Kohaku itu mendarat di bibir [Name] singkat.

"Tolong jangan buat washi cemburu lagi, [Name]."

Cup.

Lalu mengecup pergelangan tangan [Name].

"Karena [Name] adalah milikku."

__________________________________

Pada akhirnya [Name] itu hanyalah milikku.
__________________________________

'kok gue malah jadi nyamuk ya?' ternyata Rinne masih menyaksikan adegan barusan sambil duduk di sudut ruangan.

Fin~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro