Chapter 1. [ Awal ]
_________________________________
Hari itu, seorang gadis kecil duduk di atas kasur rumah sakit.
Dirinya memiliki tubuh yang lemah sejak lahir. Waktu yang seharusnya ia habiskan untuk anak seumuran nya harus terbuang sia-sia karena penyakitnya.
Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah takdir tuhan.
Terkadang gadis kecil itu selalu bertanya tanya kepada Tuhan, mengapa dirinya memiliki tubuh yang lemah? Sedangkan anak yang lain bisa memiliki tubuh yang sehat.
Dia iri.
Iri dengan anak-anak yang lain karena memiliki tubuh yang sehat dan bisa main sepuasnya. Dia juga iri dengan saudara-saudara nya yang terlahir sehat.
Terkadang dia berharap bahwa dia bisa lebih cepat meninggal, daripada harus merasakan sakit yang ada ditubuhnya ini.
Apalagi keluarga bukanlah orang kaya seperti konglomerat atau artis, keluarga nya hanyalah sebuah keluarga yang biasa-biasa saja.
Ayah kandung nya telah meninggal saat dirinya berumur 1 tahun, dan hanya tersisa Ibunya yang merupakan seorang guru. Tapi untungnya dia memiliki saudara yang pintar dan hebat.
Dirinya memiliki satu orang kakak laki-laki dan satu orang kakak perempuan.
Sang kakak lelaki yang tampan serta pandai berbisnis dan bergaul sehingga memiliki banyak teman yang hebat. Lalu sang kakak perempuan yang cantik serta pintar dan pandai berbahasa asing sehingga dia memiliki teman dari berbagai negara.
Sungguh beruntung dirinya bisa lahir di keluarga ini, walaupun tidak kaya, tapi memiliki keluarga yang menyayangi nya serta hebat, hal itu sudah membuat nya merasa bersyukur.
Dirinya berharap saat dia besar, dia bisa hebat seperti saudara-saudara nya.
Tapi sayangnya mimpi itu harus terhapus karena sebuah kejadian, dan itu tepat saat awal musim dingin.
Sebuah kabar yang membuat nya diam tak berkutik hingga ingin membenci musim dingin.
Seluruh keluarganya telah meninggal karena kecelakaan yang tragis.
Kecelakaan ini terjadi secara bersamaan namun berbeda tempat. Seakan-akan ada seseorang yang merencanakan kejadian ini.
Dirinya lelah.
Gadis kecil itu sudah lelah dengan penderitaan yang ada di dunia ini.
Dia ingin segera mati lalu ikut dengan keluarganya.
Dia sudah tidak sanggup menjalankan hidup.
Dia ingin berteriak kepada Tuhan, mengapa hal ini harus terjadi pada dirinya?
'Oh Tuhan, mengapa hal buruk selalu terjadi pada diriku?!' ingin sekali dirinya berteriak seperti itu kepada dunia ini.
Di detik itu juga dia berniat bunuh diri. Dia mengambil sebuah garpu dari alat makan yang dibawa oleh suster.
Sebelum dia menancapkan garpu itu ke leher nya, seseorang menghentikan nya.
Seorang anak lelaki yang memiliki rambut panjang berwarna biru pucat, lalu matanya yang berwarna ungu muda.
'Cantik' itulah yang dipikirkan gadis kecil itu saat melihat anak lelaki itu.
Matanya yang bersinar indah, membuat gadis kecil itu terdiam melihatnya.
"Hei." Ujar anak lelaki itu.
"Ini untuk mu. Jangan bunuh diri, dirimu layak untuk hidup. Dan ... Jangan membenci musim dingin ini ya." Katanya anak lelaki itu sambil memberikan bunga mawar merah, lalu pergi meninggalkan gadis kecil itu lewat jendela rumah sakit dan menghilang.
Sang gadis kecil itu terdiam, tetapi tetap menerima bunga itu. Lalu—
"Terimakasih ... Tuan pesulap. Kuharap kita bertemu lagi." Gumam gadis kecil itu sambil tersenyum.
1 tahun kemudian...
.
.
"Maaf anda siapa?" Ujar sang gadis kecil kepada seseorang yang didepan nya.
"Maaf saya lambat memperkenalkan diri. Nama saya Hidaka Seiya, seorang Idol." Kata Pria itu sambil sedikit menunduk.
"Saya ingin menjadi wali anda."
"Mengapa? Bukankah ada juga sudah berkeluarga?"
Gadis kecil itu mengenal pria yang didepan nya ini. Hidaka Seiya, seorang Idol terkenal, entah itu dari nyanyian nya hingga ketampanan nya. Dan dikabarkan kalau dia sudah menikah beberapa bulan yang lalu.
"Kakak laki-laki anda adalah teman saya. Sebelum kakak anda pergi, kakak anda menyuruh saya untuk merawat anda." Jelas Seiya.
"Hanya itu?" Tanya gadis kecil itu.
" ... " Seiya sedikit terdiam saat mendengar respon gadis kecil yang ada dihadapannya ini.
Gadis kecil itu merespon seakan-akan sudah menduga hal ini akan terjadi.
"Terimakasih ... Karena telah menuruti permintaan kakak laki-laki ku, Hidaka-san." Ujar gadis kecil itu sambil tersenyum lembut kearah Seiya.
"Tentu saja." Seiya ikut membalas senyuman lembut itu dengan sebuah senyuman juga.
"Kalau gitu saya akan memperkenalkan diri–"
"Nama saya [Lastname] [Name], senang dapat bertemu dengan anda, Hidaka-san." [Name] mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Seiya dan diterima baik oleh Seiya.
____________________
"Nee-san ... " Panggil seorang anak lelaki.
"Maaf Hokuto-kun. Tadi nee-san memikirkan hal lain. Jadi, apa yang mau adik manis ku katakan, hm?" Goda [Name].
Hidaka Hokuto, anak kandung dari Hidaka Seiya. Dan juga seorang adik laki-laki bagi [Name].
Hokuto saat ini sudah berada di kelas 2 SMA. Dia Bersekolah di sekolah Idol, Yumenosaki Gakuen. Sepertinya Hokuto akan mengikuti jejak ayahnya.
Hokuto memalingkan wajahnya karena di goda oleh sang kakak tercinta. Dirinya malu.
Tapi, beberapa detik kemudian dia kembali menatap kakak angkat nya ini.
"Apa nee-san masih tidak menyukai musim dingin?"
"Dulu ... Tapi sekarang sudah tidak."
"Apa Nee-san sudah menemukan anak laki-laki yang Nee-san ceritakan?" Tanya Hokuto sambil memegang tangan sang kakak yang dipasangi selang infus.
"Belum. Lagipula ... Aku tidak yakin dia akan mengenaliku. Oh iya, gimana sekolah mu?"
"Baik. Kapan nee-san akan pulang ke rumah?"
"Sepertinya Minggu depan. Tunggu saja dulu ... " Ujar [Name] sambil mengusap rambut hitam Hokuto.
Hokuto menatap [Name] dalam dalam. Dia ingin mengajak kakak nya ini berjalan bersama, tapi karena kakak nya ini sakit, terpaksa ia urungkan niatnya itu.
"Baiklah sepertinya aku harus pergi dulu nee-san. Aku harus pergi latihan." Pamit Hokuto.
"Hati-hati dan semangat ya!" Kata [Name] dengan wajah yang tersenyum manis.
Hokuto mengangguk saat mendengar perkataan [Name], lalu dia keluar dari ruangan itu dan pergi meninggalkan [Name] disana.
[Name] yang sedang duduk diatas kasur hanya bisa menatap jendela kamar nya, melihat salju yang turun di luar.
_________________________________
Tbc....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro