Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

You and Me, Jungkook (Chapter 20)

https://youtu.be/NMdTd9e-LEI

Hai author hanya mau bilang kalau nih chap muncul gara-gara aku denger lagu [MV] BTS(방탄소년단) _ I NEED U, jadi aku sesuain judulnya... ya, biar isi ama judulnya gak nyambung wkwkwk... author bingung nentuin judul chap soalnya. Hehehe tapi yang penting lanjutannya nyambung ama chap sebelumnya ya....

Baca chap ini sambil denger lagu di atas juga asik kok menurutku.... karena ini ide author juga berasal lagu ini....

I Need You (Chapter 20)

" Kututup mataku, kurentangkan tanganku mengadahkan kepalaku ke atas langit mengulas senyumku. dan berkata 'Terima kasih', apakah ini adalah segala penantianku? Jawaban atas doaku? Saat takdir telah menjawabnya, dimana aku dapat bertemu dengannya, dia... orang yang aku rindukan dan kunantikan kedatangannya. Seseorang yang selalu aku pikirkan bahkan sampai dalam mimpiku, dia bukanlah kekasih atau teman. Tapi lebih, dari apapun di dunia ini, dan dia adalah adikku... ya, adik yang mempunyai nama marga sama denganku, dengan nama 'Kim' di depannya. menandakan bahwa aku dengannya adalah sama...."

-Kim Taehyung-

....................................

angin berhembus menerpa rambut ketiga namja yang kini berada di atas gedung, ketiganya menatap dengan tatapan tak percaya dan juga penuh tanya. Manik hitam milik Jungkook kini jatuh tepat ke arahnya, namja yang duduk di atas kursi rodanya dengan wajah pucat juga tubuh yang bisa dikatakan lemah. Namja yang menggunakan jaket tebalnya, juga topi musim dingin dengan syal yang melingkar di lehernya. Meski matahari perlahan naik dan terus naik....

Seokjin memegang erat pegangan kursi roda sang adik, dan juga manik matanya menatap ke arah namja dengan rambut hitam juga dengan gigi kelincinya. Suasana begitu canggung, hingga.....

"Siapa kau?"

Seokjin menatap namja di depannya, namja dengan gigi kelincinya. Dengan kemeja kotak yang ia pakai, menatap ke arah Taehyung yang kini membulatkan matanya saat melihat adiknya, ya... adiknya Kim Jungkook.

"...."

Jungkook hanya diam, ia terlalu fokus dengan namja berambut coklat di depannya. saat kedua manik netranya melihat Taehyung, namja yang beberapa kali ia lihat kini duduk di kursi rodanya. Dengan tubuh yang berbalut jaket hangat dan wajah pucatnya....

Seokjin mengalihkan pandangannya menatap wajah terkejut Taehyung, ia heran... dan bertanya apakah Taehyung mengenal namja di depannya. sekilas Seokjin menatap lekat namja di depannya dan...

"Dia..."

Seokjin ingat, siapa namja di depannya. namja yang pernah ia lihat saat ia tak sengaja bersenggolan dengannya....

"Kookie..." Taehyung berucap lirih, dengan mulut sedikit membuka. Dan juga kelopak mata yang siap meloloskan air matanya.

Dan tanpa aba-aba, Jungkook menitikan air matanya. menatap wajah pucat seorang Kim Taehyung... yang kini berbeda, berbeda saat terakhir ia melihatnya...

"Tae.. Tae hyung..."........................................

(Flashback **** ON)

2017

"Ayo cepat lari...."

Hosh... hosh... hosh...., langkah lari terdengar di pinggir jalan raya yang mulai padat di siang hari. Bahkan panasnya terik membuat keringat semakin bercucuran kala. Seseorang... ah, bukan lebih tepatnya dua namja tampan. Namja dengan rambut coklat yang kini berlari melangkahkan kakinya dengan cepat. Bahkan tangannya menggandeng tangan seorang namja tampan dengan rambut hitamnya, juga namja yang terkenal dengan gigi kelincinya.

Deru nafas terdengar dari mereka berdua, sesekali Taehyung menoleh ke belakang memastikan bahwa segerombolan namja tidak lagi mengejar, tapi apa? bukannya lelah mengejar mereka. Tapi, yang ada.... kini mereka semakin mengejar mereka. Dan kini keduanya berusaha melepaskan diri dari mereka... dan terus berlari, berlari dan berlari.....

Jungkook mengeratkan genggaman di tas hitamnya, mengikuti langkah namja di depannya, namja yang lebih tua darinya, namja yang beberapa kali menolongnya, saat terakhir kali ia bertemu di toilet karena keributannya dengan teman seangkatnya. Dan namja yang mengajak ia menjadi temannya, siapa lagi kalau bukan kakak kelasnya Kim Taehyung. Dan kini tangan kanannya di genggam erat, sangat erat olehnya... oleh kakaknya. dan Taehyung....

Ia senang, dalam hatinya ia senang... bahkan diam-diam ia mengulas senyumnya. Saat akhirnya ia berhasil merasakan genggaman itu, tangan halus adiknya. ya, milik adiknya Jungkook. namja yang amat ia rindukan, dan ia sayangi sejak kedatangannya di dunia. Bahkan namja yang di beri nama berdasarkan mimpi saat ia dapat. Mimpi dimana.....

'seorang bocah mengatakan pada seorang pria dengan sebutan ayah, bocah itu akan memberikan nama ... dan akan memanggilnya dengan sebutan Kookie, dan bocah itu akan selalu menunggu kelahiran namja yang akan menjadi adiknya.. ya, bocah itu adalah.....'

"Ayo cepat Kookie... kita harus lari..."

Taehyung mempercepat larinya, menggemgam semakin erat dan menarik tangan adiknya. untuk terus berlari dan berlari....

Menghindari kejaran dari beberapa namja yang ternyata seorang gangster atau para berandal itu, dan kini Taehyung harus bersusah payah membawa kabur adiknya dari kepungan mereka. Dan Taehyung akan berusaha sekuat tenaga, ya... sekuat tenaga.

"Aisshh... apa mereka tidak lelah mengejar... makan apa mereka?" celetuk Jungkook menatap ke belakang sebentar, dan memasang muka sebalnya saat melihat segerombolan orang yang mengejar mereka masih saja mengejar mereka tanpa rasa capek. Sementara Taehyung dan Jungkook?

Jangan dikata, sebenarnya mereka, lelah... sangat lelah. Apalagi mereka sudah berlari cukup lama, hingga keringat keluar dari pelipis mereka. Apalagi Jungkook ia sudah merasa pegal di bagian kakinya, ingin sekali ia berhenti dan mengistirahatkan kakinya, tapi...

Sepertinya tak mungkin, mengingat namja di depannya terus menariknya untuk menyuruhnya agar terus berlari... dan berlari....

Sebenarnya bisa saja Jungkook menghadapi segerombolan gangster yang hanya berjumlah tujuh orang, ehem... gangster dengan tubuh yang lebih tinggi dan besar dari pada mereka berdua yang kini sedang dikejar. Membuat Taehyung berpikir ulang ketika melihat mereka mengepung adiknya Jungkook. ya, mengepung Jungkook tepat di sebuah lapangan sepi, dan Taehyung dapat melihat dengan jelas bahwa adiknya dalam bahaya...

Dan insting seorang kakak tidak pernah salah, saat kaki Taehyung dan hatinya mengajak dia pergi ke suatu tempat, dan pada saat itulah manik netranya melihat adiknya yang menatap nyalang ke arah gerombolan gangster tersebut, membuat Taehyung....

Berlari, dan membawa adiknya lari....

"Hei, berhenti kalian!!!"

"Kookie ayo cepat lari, mereka semakin dekat..." Taehyung berujar, dengan nafas tersenggal-senggal menatap ke arah belakang, memastikan bahwa mereka masih jauh. Hingga, dilihatnya wajah Jungkook sang adik yang kelelahan dengan peluh yang keluar dari tubuhnya dan juga rambut yang sedikit basah karena keringatnya.

Membuat Taehyung merasa kasihan dengan sang adik, tapi... mau bagaimana lagi? Tidak mungkin baginya melawan mereka, apalagi mereka adalah gangster yang cukup berbahaya dan juga dengan jumlah mereka yang banyak.

Jungkook mendengarkan apa yang dikatakan Taehyung tanpa sengaja manik netranya melihat bola mata itu, saat ia... namja yang menariknya menolehkan kepalanya ke belakang. Dan membuat Jeon Jungkook...

'Tatapan itu...'

"Hyung..."

"ya, dongsaengku..."

Suara bisikan itu terdengar, di telinga Jungkook saat tak sengaja melihat bola mata kakak kelasnya. Dan Jungkook? ia tidak tahu dari mana asal suara bisikan di telinganya, baginya sangat misterius....

Tap... tap... tap... tap...

Greeppp..

Taehyung semakin erat, menggenggam tangan Jungkook. digenggamnya erat namja dengan jaket hitamnya, itu dan Taehyung terus membawa Jungkook menuju ke tempat aman. Berharap para gangster itu lelah dan berhenti mengejarnya... juga adiknya.

"Hei, kalian... kubilang berhenti brengsek!!"

Suara makian lolos dari bibir mereka meyuruh keduanya untuk berhenti, tapi... tidak untuk Taehyung. Ia akan terus berlari dan berlari membawa sang adik jauh dari orang yang hendak menyakitinya. Karena seorang Kim Taehyung sangat menyayangi namja di belakangnya, namja dengan gigi kelincinya... Kim Jungkook.

"Hei, bi... bisakah kita ber hoshh... henti, aku lelah... senior..."

Jungkook menahan sakit di kakinya, tapi tetap saja kaki itu terus melangkah untuk berlari. Membiarkan kakinya mengikuti namja yang mengesalkan baginya, ya mengesalkan... tapi sayang padanya. Hanya saja Jungkook tidak tahu akan hal itu...

"Kalau.. kita berhenti mereka bisa mengejar kita Kookie..." dengan susah payah Taehyung mengeluarkan suaranya, diantara nafasnya yang tersenggal-senggal saat oksigen yang ia hirup makin tipis, bahkan tenaga yang ia keluarkan mulai terkuras habis. Terlihat almamater coklat yang ia kenakan di balik bajunya basah dengan sedikit keringat. Apalagi cuaca panas mendukung aksi kejar-kejaran ini.

"Tapi aku capek... hosh... hosh..."

Jungkook mengerutu, tanpa sadar mengerucutkan bibirnya membuat wajah tampannya terlihat manis bagi siapapun yang melihatnya. Dan masih sempat-sempatnya Taehyung terkekeh di saat keadaan genting yang mendera diri mereka. Ya, melihat wajah Jungkook yang cemberut, membuat Taehyung gemas dengan 'Kookienya...'

Taehyung kembali menolehkan kepalanya, merasa kasihan dengan wajah kelelahan sang adik. Kini namja yang terkenal dengan senyum kotaknya ini mengedarkan pandangannya, mencari ide untuk keluar dari masalah yang mereka hadapi saat ini.

Tak membutuhkan waktu lama, untuk seorang Kim Taehyung berpikir. Otak cerdasnya mendapatkan sebuah lampudi otaknya, atau katakanlah ide briliant yang membuat ia berhasil... bebas dari aksi 'ayo main kejar-kejaran.'

"Ayo ikut aku, kita lari ke arah ini..." Taehyung mempercepat langkah larinya menarik tangan Jungkook, memasuki gang sempit.

Membuat...

"Hei...hei apa kau gila, kenapa ka...kau mengajakku lari lewat i..ini. bagaiama kalau kita akan ter, huaaaa..."

Tanpa mempedulikan protes dari sang adik Taehyung menarik tangan Jungkook dan mengulas senyum kotaknya. Senyum penuh keyakinan bahwa apa yang ia pilih tidak salah, dan Jungkook tidak perlu khawatir. Karena Taehyung sudah memikirkannya....

...................

Tap... tap... tap... tap....

"Kemana mereka pergi!!!"

"Sialan, kita kehilangan mereka..."

"Ayo cepat kita periksa sekitar, aku yakin mereka tak pergi jauh..."
tap...tap...tap...tap...

Langkah kaki terdengar, dan sangat jelas di salah satu telinga seorang namja yang kini sedang menyembunyikan dirinya. Dengan almamater coklat yang ia pakai, namja itu menundukan kepalanya, menyembunyikan dirinya di balik tembok di salah satu gang. Memastikan bahwa gerombolan para berandal itu tak menemukannya. Dan dia.... berucap lirih memegang erat almamater coklatnya, berharap ia selamat kali ini.

"Cepat cek sebelah sana, aku yakin mereka bersembunyi ke arah sana..."

Namja tampan itu membulatkan matanya, saat langkah kaki terdengar di telinganya. Nafasnya yang masih tersenggal masih belum normal kembali, dan kini jantungnya berdetak cepat, saat ia merasakan seseorang mendekatinya...

Tap...

Tap...

Tap...

Glekk...

Menelan air liurnya dengan susah payah, dia memejamkan matanya menyentuh tembok itu dengan rasa takut dan juga...

Krekk...

"HEI, LIHAT... ITU DIA NAMJA YANG KITA CARI!!!"

Salah satu dari gerombol berandal itu berteriak membuat teman gengnya menoleh ke arahnya dan tak lama tatapan mereka teralihkan ke arah telunjuk dimana berandal itu, melihat seorang namja dengan jaket hitam yang menutupi tubuh dan kepalanya berlari dan melompati beberapa tembok dengan ukuran sedang....

Tap...tap...tap...tap....

Para gerombolan itu melangkahkan kaki mereka, mengejarnya. Namja dengan jaket hitamnya... namja yang sudah menjadi target mereka. Namja yang dibawa lari oleh seseorang dengan almamater coklatnya....

, Beberapa detik kemudian tak terdengar suara langkah derap lari dari mereka. Membuat namja dengan almamater coklatnya menyentuh dadanya dapat menghembuskan nafasnya lega... dan di saat itulah kakinya melangkah pelan, dengan kepala yang sembulkan di balik dinding. perlahan kelopak mata hitamnya menatap kesekitar memastikan semuanya aman. Hingga....

Sebuah ponsel hitam kini berada di tangan kanannya mengetikan beberapa digit nomor yang ia hafal di luar kepala...

Ditaruhnya benda hitam persegi itu di telinganya, menunggu jawaban panggilan di sana. Membenarkan almamater coklat yang ia pakai, almamater dengan name tag 'Kim Taehyung'.

Dan kemudian...

"Halo Jungkook, ada apa..."

"Hyung, bawa aku pergi dari sini..."

...........................................

Namja yang bersembunyi dalam jaket hitamnya itu terus berlari dan berlari melewati beberapa gang sempit hingga ia kini berada di jalan raya....

"Hei, berhenti kau bocah... jangan kabur kau sialan!!!"

Salah satu berandal itu berteriak, namun...

Hanya seulas senyum yang ia dapatkan dari orang yang mereka kejar, senyum tipis yang bersembunyi di balik tudung jaket hitamnya, membiarkan dirinya berlari... membiarkan dirinya di kejar oleh mereka... namja itu mengulas senyum kotaknya. Dan terus melangkahkan kakinya...

"Kookie... akhirnya kau selamat dik..."

Taehyung tersenyum dan semakin mempercepat langkahnya. Menunggu bantuan datang....

Bantuan dari seseorang yang amat ia kenal, ya... sangat ia kenal bahkan orang itu adalah seseorang yang amat dekat dengannya.

Taehyung mengulas senyumnya, dengan semangat ia berlari... ya, rencana yang ia lakukan berhasil. Membuat adiknya aman dan selamat... meskipun dirinya dalam bahaya dan mendapatkan resiko yang besar. Karena telah membodohi para berandalan itu dengan taktik pintarnya.

"1.... 2..... 3...."

Tap...tap...tap.....

"4....5....6....'"

Tap...tap...tap...

"Hei berhenti bocah sialan!!!"

"7...8...9..."

Taehyung berhitung dan terus melangkahkan kakinya hingga dirinya berada di lapangan, lapangan sebuah universitas yang sudah sepi....

Tap...

Taehyung menghentikan langkahnya, menundukan kepalanya. Dan membenarkan tudung jaket hitamnya menyembunyikan wajah dan juga rambut coklatnya dengan jaket hitam yang ia pakai, jaket hitam milik adiknya Jungkook. untuk melakukan rencana ini....

"Brengsek!!! Akhirnya kau berhenti..."

Taehyung hanya diam, menunggu... dan tersenyum...

"10..." angka terakhir yang diucapkan olehnya, Kim Taehyung.

Bremm.... bremmm....

"Taehyung..."

Hap....

Tubuh Taehyung kini berpindah di atas mobil hitam, mobil yang dipinjam oleh seseorang yang ia kenal dan sayangi.... Kim Seokjin kakaknya.

Dan Taehyung dengan gerakan cepatnya duduk dengan manisnya, menutup pintu mobil itu menatap ke arah para berandal yang kini menatapnya tidak percaya.

Ya, tidak percaya.... karena baru pertama kali ini. mereka dibodohi oleh namja lain... membuat mereka terlihat bodoh dan tolol....

"Sialann!!!" umpatan mereka bersamaan dengan wajah dan juga melepaskan kekesalan mereka.

"Hahaha weeeekkk..." Taehyung tertawa keras dan menjulurkan lidahnya mengejek ke arah mereka, para gerombolan yang diliputi rasa kekesalan mereka....

Taehyung pun sempat memberikan lambaian tangan dengan senyum cerianya sebagai tanda selamat tinggal....

Brem... bremmmm....

"Hahaha dadaaaa...." tawa riang Taehyung terdengar sebentar di telinga mereka, bersamaan dengan mobil yang menyala dan melaju kencang.

"Taehyung kau gila dik..." Seokjin memfokuskan tangannya menyetir begitu juga dengan kedua matanya.

Taehyung menyandarkan kepalanya mengulas senyumnya mencari kenyamanan di posisi duduknya, menoleh ke arah kakaknya...

"Hahaha memang..."

Seokjin mengangkat sebelah alisnya saat, mendengar apa yang dikatakan adiknya, Kim Taehyung.

"Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini Tae, kenapa mereka mengejarmu... dan jaket siapa yang kau pakai, mana almamatermu... apa kau tidak ingin sekolah besok, Kim Taehyung jawab kakakmu...."

Taehyung hanya mengulas senyum lebarnya menampilkan deretan gigi putihnya, menampilkan senyum gajenya...

"Hehehe..."

Seokjin semakin heran, sangat heran... dalam pikirannya 'apa yang dilakukan adiknya hingga, berurusan dengan para berandal itu...'

"Kau membuatku jantungan Tae, kau tahu saat kau menelponku dan meminta bantuanku? Aku langsung melupakan makan siangku dan berlari meminjam mobil paman, melanggar lalu lintas hanya untuk menyusul adikku yang nakal dan cerewet ini..."

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa tidak enak juga.... apalagi mendengar penuturan panjang sang kakak untuknya. Taehyung tak menyangka kakaknya akan segalak dan secerewet seperti....

"Hyung..." Taehyung mengedipkan matanya tersenyum manis, memberikan sebuah gummy smile ke arah kakaknya.

Yang dibalas tatapan datar dengan muka di tekuk sang kakak....

"uang jajanmu aku kurangi Kim Taehyung..."

"Yaaakkkk.... Seokjin hyunggggg!!!!"

........................................................

"Jungkook kau kenapa, apa yang kau pikirkan dik?"

Sehun mengutarakan pertanyaannya dengan tatapan fokus ke jalan.

"A... anu tidak hyung... Jungkook hanya capek..." Jungkook memandang ke arah kakaknya dengan senyum tipisnya.

"kalau begitu kau harus langsung tidur, jangan lupa kau mandi dan makan siang.... hyung tidak mau kelinci gendut hyung yang manja ini sakit dan kurus kering, apalagi jika kau-"

"Hyung... aku bukan anak kecil..." Jungkook mempoutkan bibirnya menghentikan ucapan kakaknya dengan tiba-tiba.

"Hahaha..." tawa menggema saat Sehun melihat wajah kesal Jungkook.

(Flashback **** OFF)

..............................................

"Hikksss.... Tae... Tae hyung..."

"Kookie..."

Tes...

Tes...

Jungkook menitikan air matanya di depan kakaknya menjongkokan dirinya di depan sang kakak yang kini duduk di atas kursi rodanya, memegang erat tangan kakaknya. kakak yang ia rindukan dan ia ingat nama juga kenangannya....

"Kookie jangan menangis..." tangan pucat Taehyung menyeka air mata Jungkook mengulas senyumnya dan juga tatapan sayang ke arah adiknya....

"Hiksss...hyung... maafkan aku... hikksss...."

Jungkook menundukan kepalanya, menjatuhkan air matanya... menggenggam erat tangan pucat Taehyung. Hatinya sakit dan juga sesak... saat melihat wajah kakaknya yang pucat apalagi, dengan keadaan sang kakak yang kini....

Duduk di atas kusri roda dengan segala penderitaan dan rasa sakit yang tak ia ketahui....

Dan Jungkook, ia merasa adik yang bodoh menyalahkan dirinya sendiri.

"Hikkssss... Tae... Tae... Hyung... hikksss..."

"Kookie..."

Grepp...

Taehyung memeluk tubuh bergetar sang adik, menjatuhkan air matanya di kemeja yang dipakai adiknya...

"Kookie, hikksss... jangan menangis..."

"Tae... Tae... hyung..."

Jungkook memeluk erat tubuh kakaknya, menangis dengan isakan dan tubuh yang bergetar... bahkan kini suara tangisnya terdengar keras... dan Jungkook merasa hancur melihat kakaknya Taehyung seperti ini...

Dimana kakaknya yang kuat? Dimana senyum kakaknya ketika mereka masih bocah? Dimana canda sang kakak yang selalu menghibur dirinya saat ia merasa sedih dan dimana Taehyung yang dulu? Dan apakah Jungkook begitu jahat telah melupakan kakaknya.... melupakan kakaknya hingga ia mengingat semuanya? Apakah Jungkook jahat? Adakah yang bisa menjawabnya?

"Hikksss.. aku adik jahat hyung... adik jahat hikksss..." Jungkook menangis dalam pelukan sang kakak memeluk semakin erat tubuh Taehyung.

"Kookie..." ucap Taehyung lirih menitikan air matanya, menutupkan kelopak matanya, memeluk erat tubuh adiknya...

Hingga seulas senyum muncul di wajah tampannya, senyum dengan air mata yang jatuh... merasakan pelukan hangat adiknya, dan Taehyung? Akhirnya...

Ia merasakannya, dapat memeluknya, mendengar suaranya... dan juga dapat menyebut nama adiknya dengan panggilan kecilnya, Kookie....

Angin berhembus membuat beberapa ilalang di sekitar bergerak, dan juga daun berguguran. Bersamaan dengan air mata yang jatuh dari dua saudara... suadara yang dipertemukan oleh takdir dengan cara dan juga tak terduga....

"Hikksss... hyung..."

,,,,

"Taehyung..."

Seokjin mengulas senyumnya saat melihat adiknya Kim Taehyung menemukannya, sang adik... adik yang dirindukan olehnya, dan dinantikan kedatangannya oleh adiknya. melihat hal itu Seokjin menitikan air mata bahagianya. karena kebahagiaan Taehyung adalah kebahagiaan untuknya juga.

hingga...

"Jimin, apa kau senang? lihatlah akhirnya mereka bertemu... dan kapan kita akan bertemu lagi...." Seokjin menatap ke langit, mengajak bicara sang adik. yang ia yakini melihatnya dari atas mengulas senyumnya....

"Jimin, tunggulah hyung... dan kita akan bertemu seperti..." Seokjin mengalihkan pandangannya ke arah Taehyung dan Jungkook.

"Mereka..."

...................................................................

"Suster cepat siapkan alat medis..."

"HYUNG, HIKKSSS... KUMOHON JANGAN TINGGALKAN AKU, MAAFKAN AKU HYUNG HIKSSS..."

Tap...tap...tap...tap....

"HYUNG HIKKSSS... MAAFKAN JUNGKOOK... HIKKSSS... AKU MENYAYNGIMU HYUNG..."

Namja tampan itu mengangkat tangannya menggapai-gapai ke arah Jungkook, adiknya.... saat melihat adiknya yang menangis.... sudut bibirnya yang mengeluarkan darah dengan wajah pucatnya itu mengulas senyumnya...

Senyum ke arah Jungkook yang kini menangis dengan rasa paniknya berlari mengikuti ranjang dorong yang bergerak cepat dengan beberapa dorongan suster dan seorang dokter dengan mata sipitnya,

"Jung... Jungkook, ja...jangan men...menangis..."

"Hikksss....hyung bertahanlah demi adikmu, hikksss..."

Namja tampan itu mengulas senyumnya, senyum tipis ke arah adiknya... menitikan air matanya. merasa sakit di bagian tubuhnya, dan juga....

"Hikksss.... hyung jangan tutup kelopak matamu..." Jungkook menangis dan berucap panik, saat melihat kakaknya menutup kelopaknya....

"Jungkook, hyung menyayangimu..."

......................................

TBC.....

Hai semua author kembali dengan chap ini, semoga kalian suka ya... oh ya maaf jika nih chap banyak typo, atau malah tambah gaje.

Oh ya makasih buat dukungan kalian selama ini, dan disini author mau minta kemurahan hati kalian untuk memberi bintang dan juga coment kalian. Karena dua hal itu adalah semnangat buat saya....

Dan kuharap kalian gak bosan ne, sama saya juga ff abal" ini....

Maaf juga kalau para pemain tambah ternista dan juga bikin banjir air mata...

Oh ya jangan jadi silent readers ya, nanti author sedih T-T

Sekian dari saya, untuk kalian semua...

Gomawo and saranghae... ^^

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro