Tommorow (Chapter 12)
"Adikku... Ini aku, apa kau bisa mengingatku? Aku tak tahu apa yang terjadi denganmu... Aku juga tidak tahu kenapa kau bisa tidak mengenalku... Padahal, dulu kau begitu dekat denganku. Enggan jauh dariku, kau selalu tersenyum menampilkan senyum manismu. Seakan menjadi sihir yang membuatku semangat untuk terus melanjutkan hidup. Hidup yang entah kapan berakhirnya waktu yang kupunya... Karena apa? Aku menyadari kalau aku sekarat, dan suatu hari waktu dimana aku meninggalkan dunia akan tiba... Jadi kumohon, ingatlah aku, ingatlah kakakmu yang sekarat ini meski hanya sedetikpun. Karena bagiku waktu adalah segalanya... Begitu juga denganmu, karena kakak menyayangimu, dan selamanya akan begitu..."
-Kim Taehyung-
............
(Author **** POV)
(Flashback **** ON)
"Taehyung, kau sedang apa?"
Seokjin bertanya pada adiknya setelah ia selesai membersihkan dirinya, terlihat ia sibuk mengeringkan rambut coklatnya menghampiri namja tampan dengan senyum kotaknya yang sibuk memasuka kue kering dan beberapa kue basah dalam toples dan kotak.
Taehyung mengulas senyumnya, melihat kakaknya yang jauh lebih segar. Dalam benaknya Taehyung berpikir pasti kakaknya sudah sembuh, ada perasaan lega dalam hatinya. mengingat dia begitu khawatir dengan keadaan kakaknya yang sempat nge-drop karena demamnya naik kembali.
"Oh, ini? aku sengaja menjual kue ini kak.... lagi pula sayang kalau sisa-sisa bahan tidak digunakan..."
Seokjin tersenyum, ia begitu bangga dengan Taehyung yang begitu mandiri.
"Aigoo, kalau dilihat kau seperti ibu ya... apa kau ingat ketika kita SMP ibu selalu membuat kue seperti ini.." ucap Seokjin mengingat masa lalunya bersama ibunya saat ibunya belum berkarir.
Taehyung tersenyum, ia juga merindukan ibu keduanya. Ibu dari kakaknya.
"Oh ya, aku juga tak menyangka ku kira kau pandai membuat masakan non kue, ternyata kau pintar membuat beberapa kue ya.."
Seokjin mengambil sebuah biskuit coklat dengan taburan kacang almond yang masih hangat, karena baru saja di keluarkan dari oven. Lalu tak lama namja tampan itu memasukan kue kedalam mulutnya, saat kue itu menempel di lidahnya. Kedua bola matanya membulat dengan binar di kedua bolamatanya.
"Waahhh... enak, tak kusangka... kue buatanmu. Tak kalah dengan koki profesional.."
Taehyung terkekeh, ia senang melihat kakaknya menyukai kue buatannya. Ya, kue yang ia buat berdasarkan resep mendiang ibunya, saat ia masih bersama dengan adik dan kedua orang tuanya. Dulu ketika masih kecil Taehyung selalu membantu ibunya membuat kue untuk di jual ataupun untuk perayaan besar. Bukan hanya itu Taehyung juga sering membuatkan kue kering rasa coklat khusus untuk adiknya, Jungkook. karena adik kesayangannya selalu menyukai apa yang ia buat. Termasuk biskuitnya...
Seketika air mata Taehyung jatuh saat tangan kanannya memasukan beberapa biskuit tersebuta dalam toples. Ya... bayang-bayang akan wajah adiknya terngiang dalam otaknya, bayang-bayang mengenai kebersamaannya, saat ia menggendong adiknya, menina bobokan adiknya, bermain, mengajari dia berhitung, dan banyak kenangan indah yang ia buat bersama sang adik saat ia berusia bocah.
Hingga...
Bayang-bayang dimana, ia bertemu Jungkook adiknya. adik yang ia rindukan dan selalu ia cari keberadaannya kembali terngiang dalam otaknya. Tatapan dan juga perkataan pedas dari adiknya. bahkan yang lebih menyakitkan lagi, saat Jungkook adiknya mendorongnya dan mengatakan 'Siapa kau, aku tak mengenalmu..' atau 'Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, sangat menjijikan...'
Hanya itu, sikap itu yang membuat seorang Kim Taehyung rapuh seketika. Di saat tubuhnya sekarat berjuang melawan penyakitnya yang kian lama kian ganas. Penyakit yang makin lama mempersempit waktu di dunianya.
"Tae... kau tak apa?"
Seokjin menghampiri adiknya yang kini menitikan air mata, meski berkali-kali ia mengusap cairan bening yang jatuh dari kelopaknya itu.
"Tae... apa ada yang mengganggu pikiranmu, apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?"
Taehyung terdiam, menaruh kembali biskuit yang hendak ia masukan dalam toples kembali ke dalam nampan. Mengulas senyum ke arah kakaknya, ia tidak ingin kakaknya mengkhawatirkannya. Namun, Seokjin tahu kalau adiknya menyembunyikan sesuatu padanya tapi apa?
"Tae, apa kau tidak mau menceritakan pada kakakmu?"
"Jin Hyung... aku, tidak menyembunyikan apapun.."
"Tae, aku tahu kalau kau berbohong, katakan padaku... apa kau-"
"Jin hyung..." potong Taehyung.
Seokjin menghembuskan nafasnya, biar bagaimanapun ia harus tahu. karena dia kakaknya... katakanlah jika Seokjin keras kepala, ataupun egois. Namun sikapnya mempunyai dasar, dan hanya satu 'ia khawatir dengan adiknya, Taehyung..'
Taehyung menundukan kepalanya saat melihat raut kekecewaan dari kakaknya. Dalam hati kecilnya ia bertanya 'apakah ia harus menceritakan tentang Jungkook adiknya?'
Taehyung ragu dan bingung, ingin sekali ia bercerita. Tapi... ia takut akan menjadi beban pikiran kakaknya, hingga....
"Baiklah kalau begitu Hyung akan keluar sebentar membeli bahan makanan..." ucap Seokjin tersirat nada kekecewaannya pada adiknya karena tidak mau terbuka dengannya. Padahal jika adiknya mau menceritakan masalahnya ia pasti akan membantunya, karena itulah tugasnya sebagai seorang kakak.
Deg..
"Hyung...."
Taehyung tahu kalau kini kakaknya sedang kesal dengannya, kecewa dan marah... ia tahu. bahkan ia merutuki kebodohannya karena tidak mau terbuka dengan kakaknya termasuk adiknya. dan sekarang, kini ia mendapatkan sikap kekesalan yang tak nampak dari kakaknya.
Ceklek...
Terdengar kenop pintu yang ditutup dari luar oleh namja tampan dengan rambut coklatnya. Seketika...
Tes...
Tes...
Air mata itu lolos dengan cepat, keluar dari pelupuk namja dengan senyum kotaknya. Ia merasa sedih dan sakit saat kakak yang ia sayangi marah padanya. Dalam hatinya ia mengucapkan beribu maaf pada kakaknya karena tidak bisa terbuka dengan kakaknya mengenai adiknya.
"Jin Hyung... hiksss... maafkan aku, aku..." Taehyung menangis menundukan kepalanya. Mengepalkan tangannya mebiarkan air mata itu jatuh sepuasnya, membanjiri lantai yang ia pijak.
Tanpa sepengetahuan Taehyung, dari balik pintu keluar. Ada juga air mata yang jatuh, air mata dari sang kakak... ya, Kim Seokjin ia menangis bersandar pada pintu di belakangnya menatap ke atas langit. Membiarkan cairan bening itu keluar dari pelupuknya. Ia sebenarnya tak tega bersikap seperti itu pada Taehyung adiknya. tapi...
"Tae, kau anggap kakak ini apa? kenapa kau tak membiarkan aku membantu menyelesaikan masalahmu? apa yang terjadi denganmu Tae? Kau tahu kakak mengkhawatirkanmu..." monolog namja tampan tersebut.
Akhir-akhir ini ia sangat mengkhawatirkan adiknya, Taehyung... ia sangat khawatir. Karena sering kali ia melihat Taehyung melamun memikirkan sesuatu, sesuatu yang tak ia tahu. karena Taehyung tak mau memberitahukan apa masalahnya.
Kini keduanya menangis, di tempat yang berbeda yang hanya dibatasi pintu rumah berwarna coklat. Keduanya sedang berkelut dengan pemikiran masing-masing.
.....................
....................
"Hei, Jungkook... kenapa lama sekali eoh... apa kau mau membuat kakakmu yang tampan ini lumutan?"
Sehun berteriak sesekali menengok jam hitam kesayangan yang melekat di pergelangan tangannya. Menunggu kedatangan sang adik, menggerakan kakinya. Bahkan terlihat wajah bete dan juga kesal di wajah tampan dan tegasnya.
"IYA, HYUNG... AKU PAKAI SEPETU DULU!!!"
Jungkook berteriak dari dalam kamarnya, menanggapi panggilan kakaknya yang menurutnya tidak sabaran.
Karena mendengar suara kedua anaknya nyonya Jeon menghampiri putra pertamanya tak lupa dengan seulas senyum di wajah cantiknya.
"Ibu..." ucap Sehun terkejut dengan kedatangan ibunya yang menurutnya tiba-tiba.
"Kau akan kemana nak, rapi sekali..."
"Aku akan mengajak Jungkook ke game center ibu..."
Nyonya Jeon mengulas senyumnya menganggukan kepalanya, ia sangat bangga karena putra pertamanya begitu dekat dengan adiknya.
"Ibu..."
"Ya, sehun?"
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan..."
Seketika suasana menjadi serius, entah kenapa nyonya Jeon menjadi sedikit penasaran saat melihat tatapan anak pertamanya yang tersirat akan keseriusan.
"Tentang Jungkook..."
Seketika nyonya Jeon bungkam, mendengar penuturan putra pertamanya. Apalagi melihat raut kekhawatiran Sehun.
"Ada apa nak?"
................................
................................
"Bibi Min Ah, ini dia kuenya..."
Taehyung mengulas senyumnya, dan memberikan beberapa toples pada penjual kue yang tak jauh dari sana. Sementara wanita cantik itu mengulas senyumnya.
"Wah, nak kau sudah lama tidak menjual kue disini... hem, kau pasti sibuk dengan tugas kuliahmu... padahal waktu kau SMA kau sering menjual kue di tempat bibi. Apa kau tahu semenjak kau tidak menjual kue disini, pelanggan bibi seakan-akan berkurang..." canda bibi Min Ah yang mengulas senyumnya.
"Hahaha, maaf bibi... aku memang sibuk akhir-akhir ini." ucap Taehyung mengulas senyum ramahnya, dan memasukan sekotak kue kering dalam kotaknya.
"Baiklah, nah ini uangnya..."
Dengan segera Taehyung menerima uang tersebut.
"Bibi, ini kelebihan..." Taehyung memberikan beberapa won pada bibi Min Ah.
"Sudahlah, itu bonus untukmu, untuk namja pembuat kue terenak..."
Taehyung mengulas senyumnya, ia tak menyangka akan mendapat keberuntungan hari ini.
"Terima kasih bi... terima kasih..." Taehyung membungkuk hormat pada wanita di depannya. begitu juga dengan bibi Min Ah yang mengulas senyumnya ke arah namja muda di depannya.
Dengan segera Taehyung melangkahkan kakinya, meneruskan perjalanannya.
............
"Hyung... aku mau membeli camilan.."
"Aishh... Jungkook, kita kan baru sampai.. apa kita tidak mencari benda yang kau inginkan dulu?"
Kini dua namja tampan itu menghentikan mobil hitam mereka. Di sebuah tempat parkir dekat dengan penjual yang menjajakan makanan mereka.
"Bentar Sehun hyung aku lapar, perutku sudah meminta jatah..."
"Kau ini, padahal sebelum berankat kau sempat makan kimbab.."
"Itu kan dua jam yang lalu, Hyung... dan sekarang perutku ingin camilan..."
Sehun menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka kalau adiknya begitu.. ah, sudahlah kalian pasti tahu bagaimana dia.
"Hyung.."
"iya.."
Jungkook mengulas senyum manisnya, menyodorkan tangan kanannya ke arah Sehun. Namja tampan berwajah tegas itu tahu, apa yang diinginkan adik manjanya. Seakan mengerti Sehun mengeluarkan dompetnya dan...
"Ini, hyung harap jangan jajan sembarangan... atau perutmu akan sakit."
"Hyung, aku bukan anak kecil lagi.." protes Jungkook dengan wajah kesal yang ia buat-buat.
"Iya-iya, aku tahu kau bukan anak kecil... hanya saja jiwamu seperti bocah yang terjebak dalam tubuh orang dewasa..." ucap Sehun santai yang kini melepaskan sabuk pengaman.
Jungkook hanya terkekeh mendengar ucapan kakaknya, ya... kakak yang ia sayangi dan akan selamanya begitu. Karena bagi Jungkook kakaknya Sehun adalah kakak yang sudah menjaganya sejak ia kecil... tapi, benarkah begitu? Tidak... karena Jungkook mempunyai satu kakak lagi, bahkan kakak yang tak ia sadari dan ia lupakan. Karena ketidaksengajaan, seakan Tuhan memberikan ujian pada dua bersaudara ini.
Jungkook yang sedang dalam amnesianya, melupakan Taehyung yang notabene adalah kakak kandungnya. Menganggap kedua orang tuanya dan kakaknya Sehun, juga adik perempuannya adalah keluarga baginya. Bahkan Jungkook berpikir kalau nama marga 'Jeon' adalah nama yang ia sandang sejak ia dilahirkan di dunia ini.
Tapi, Jungkook tidak tahu...
Kalau sebenarnya, ia bukanlah namja bermarga 'Jeon' tapi lebih tepatnya bermarga 'Kim'. Dan itu dudah ada sejak ia dilahirkan. ya... Jungkook seperti berada di dalam sebuah lingkaran, yang akan terjebak di dalamnya menikmati kemewahan yang ia dapat dari sebuah keberuntungan yang memihak padanya.
Tanpa, ia tahu...
Kalau seseorang merindukan dirinya, menyebut namanya dalam setiap mimpi. Dan bertahan untuknya...
Dan Jungkook tidak tahu akan hal itu....
.............................................
.............................................
Jungkook melangkahkan kakinya melihat makanan yang dijajakan di sekitarnya, tangannya sibuk menunjuk-nunjuk makanaan yang sudah menggiurkan nafsu makannya. Kakinya terus melangkah kedua bolamatanya masih jeli untuk memilih. Hingga...
"Wah kue... "
"Mau beli nak?"
Jungkook menganggukan kepalanya, melihat beberapa kue yang dijajakan di depannya. kedua bolamatanya sibuk memilih kue yang menurutnya cocok dengan lidahnya, hingga ia melihat satu toples biskuit coklat dengan kacang almond yang terlihat menggiurkan seleranya.
"Bibi, aku mau ini..."
Jungkook menunjuk pada biskuit yang entah kenapa begitu menarik perhatiannya, dengan segera penjual cantik dan ramah itu memasukan satu toples biskuit yang tersisa dalam kantong plastik, dan menerima uang dari namja tampan di depannya.
"Terima kasih bibi..." ucap Jungkook menunduk hormat, bahkan ia memasangkan earphone putih di telinga kanannya.
"Tunggu, nak..."
"Ada apa bibi?" Jungkook menghentikan langkah kakinya, saat penjual itu memanggilnya.
"Sepertinya kau mirip dengan seseorang..."
Jungkook mengangkat sebelah alisnya, ia bingung dengan yang dimaksud penjual di depannya.
"Maksud bibi..."
Bibi Min Ah mengulas senyumnya, dan menggelengkan kepalanya.
"Ah, tidak jadi..."
Seketika Jungkook mengangguk, namun dalam hatinya ia agak kesal dengan sikap bibi yang memanggilnya tiba-tiba, dan bilang 'tidak jadi..' tapi namja tampan itu memakluminya, hingga ia hanya bisa protes dalam hati. Ia masih menaruh hormat pada yang lebih tua.
Kaki namja tampan itu melangkah,kini tangannya sibuk mengutak-atik ponselnya hingga...
BRUKKKKK.....
.................
"Ah.. maafkan saya, saya tidak sengaja..."
Taehyung menunduk meminta maaf pada seseorang di depannya, dan berjongkok memungut beberapa buku yang terjatuh. Hingga tanpa sadar tangannya tak sengaja menyentuh punggung tangan seseorang. Punggung tangan dengan kulit putihnya dan juga tangan halusnya. Seketika Taehyung menoleh melihat siapa pemilik tangan yang juga membantunya memungut buku itu.
Hingga...
Tatapan mereka bertemu...
......................
"Ahh... maafkan aku, aku tidak sengaja, sungguh..."
Jungkook membungkuk hormat membantu mengambil beberapa belanjaan yang jatuh dari seseorang yang tak sengaja ia tabrak. Dengan segera Jungkook mengambil dua kantung belanjaan yang cukup besar ukurannya.
"Ya, tidak apa-apa terima kasih ya..." ucap namja tampan itu dengan rambut coklatnya.
Jungkook mengulas senyumnya, dan menganggukan kepalanya. Pada seorang namja yang tak sengaja ia tabrak.
Dan Seokijin menganggukan kepalanya mengulas senyum tipisnya.
"Sekali lagi maafkan aku.."
"Iya, aku juga minta maaf..."
Seokjin kini memeprhatikan namja yang ada di depannya, namja yang kembali sibuk dengan ponselnya, dengan tangan yang menenteng sebuah kantung plastik berwarna putihnya.
'Kenapa dia seperti Tae...'
Seokjin bermonolog dalam dirinya, entah kenapa melihat namja tampan bermbut hitam di depannya tadi. Mengingatkan dia dengan Taehyung adiknya.
'Siapa dia...?'
.........................
"Maafkan saya, saya tidak melihat anda..." Taehyung membungkuk meminta maaf pada seorang gadis cantik di depanya. Gadis cantik dengan rambut panjang dan juga poninya, gadis cantik yang menjadi pujaan hati seorang namja dengan gigi kelincinya.
Gadis cantik itu mengulas senyumnya menerima buku yang sengaja di tata oleh namja yang telah membantunya memungut buku itu.
"Iya, tidak apa-apa... terima kasih karena telah membantuku mengambil buku ini.."
Taehyung mengulas senyumnya, lebih tepatnya senyum canggungnya karena baru saja ia melihat gadis cantik di depannya. gadis yang tak ia kenal, namun memliki senyum manis di matanya. bahkan saat tatapannya bertemu dengan gadis itu, Taehyung merasa debaran aneh di dadanya, rasa yang belum pernah Taehyung rasakan.
Saat gadis cantik itu hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba Taehyung...
"Maaf, siapa nama anda?" tanya Taehyung, yang entah kenapa bibirnya mengeluarkan kalimat yang tak ia hendaki.
Gadis cantik itu menoleh mengulas senyumnya, dan menatap namja tampan dengan rambut coklat dan terkenal dengan senyum kotaknya.
"Kim Sohyun... namaku Kim Sohyun..."
........................................
........................................
"Huaaaa.... lelahnya.."
Brukkk....
Jungkook menjatuhkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk melihat langit-langit kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah setelah berjalan-jalan bersama kakaknya mencari barang yang ia inginkan. Tak lama...
"Aku lapar..."
Jungkook terbangun saat perutnya berbunyi meminta asupan gizi, dengan segera Jungkook turun dari ranjangnya dan mengambil makanan yang sempat ia beli tadi. Dari beberapa macam camilan kedua bola matanya tertuju pada sebuah biskuit yang sudah tertata di dalam toples, tanpa aba-aba Jungkook membuka tutup toples itu dan mengambil sebuah biskuit coklat yang ia beli.
Karena perutnya sudah semakin meronta dengan segera Jungkook memasukan biskuit itu dalam mulutnya. Jungkook mengunyah biskuit itu...
"Enak juga..."
Tak lama, ia mengambil lagi satu buah biskuit itu dalam toples dan menghabiskannya. Dan baru saja, tangannya mengambil biskuit yang ketiga, tiba-tiba....
'Hyung.... janji jangan tinggalkan Kookie...'
'Ne... Hyung tidak akan meninggalkanmu...'
'Hyung, Kookie sayang... Hyung...'
"Ne, Kookie... hyung malah lebih sayang padamu...'
Jungkook menjatuhkan biskuit itu dari tangannya, dan tiba-tiba kepalanya merasakan sakit dan nyeri...
"Akhhhh.... Kepalaku sakit...." Jungkook menyandarkan tubuhnya di dinding merasakan kepalanya berdenyut-denyut. Bukan hanya itu, tiba-tiba di otaknya muncul bayang-bayang dua orang bocah yang tak ia kenal bermain bersama... Jungkook tidak begitu melihat jelas wajahnya namun, suara dan perilaku kedua bocah itu terus berputar dalam otaknya.
"Akhhh..... sakit... Hyungg... to...tolong aku..."
Jungkook meringis kesakitan, menarik rambut hitamnya. Air matanya jatuh dan juga bibir bergetarnya memanggil kakaknya. Hingga...
BRAKKK....
"Jungkook, kau kenapa? Jungkook?"
Sehun berteriak memanggil adiknya memegang kedua pundak adiknya. yang tiba-tiba berteriak kesakitan....
"Sehun hyung kepala Jungkook sakit, arrgghhhh..."
Entah kenapa Jungkook merasakan sakit luar biasa. Bahkan terngiang di otaknya gambaran mengenai dua orang bocah yang saling tertawa bersama, bahkan menghabiskan waktu bersama, tapi Jungkook tidak tahu siapa mereka.
"Sehun hyung.... kepalaku sakittt...." Jungkook memejamkan matanya, kepalanya terasa pening dan berat. Bahkan air mata keluar dari pelupuknya, ringisan dan kesakitan keluar dari bibrinya.
"Jungkook.... Jungkook, kau kenapa? Mana yang sakit?"
Sehun sangat panik bahkan ia meneteskan air matanya, bahkan ia memeluk Jungkook. memeberi kekuatan dalam dekapannya, sembari dalam hatinya ia berdoa semoga adiknya baik-baik saja.
"Sehun hyung, sakit hyung.... sakit..."
"Jungkook, tenanglah hyung disini... tenanglah..."
Jungkook memegang kepalanya, bayangan akan dua bocah asing dalam pikirannya terngiang dalam kepalanya hingga sebuah kata yang ia dengar dalam memori otaknya. Dan itu terus berputar berulang-ulang dalam ingatannya...
'Hyung... kookie sayang hyung...'
'Hyung juga Kookie, hyung malah sangat menyayangimu...'
"JUNGKOOK??!!!"
Sehun berteriak panik saat melihat adiknya, Jungkook tak sadarkan diri dalam pelukannya.
............
...........
"Seokjin Hyung.... hikkssss.... ini sakit.. hyung...."
Taehyung memegang kepalanya menarik rambutnya, bahkan kepalanya serasa mau pecah saat penyakitnya kambuh. Sementara Seokjin dengan rasa panik dan khawatir dia meminta pada sang supir taksi untuk mempercepat laju mobilnya membawa ia kerumah sakit untuk menolong adiknya yang kini sedang kesakitan.
"Taehyung.... tenanglah sebentar lagi kita akan sampai..."
"Jin Hyung arghhhhh.... ini sakit hyung... hyung, kepalaku sakit hikksss..." Taehyung semakin menangis, kepalanya sangat sakit dan terasa terbakar. Bahkan ia menarik rambutnya hingga beberapa helai rontok.
Seokjin memgusap air matanya kasar, saat ia menangis... menangis melihat adiknya seperti ini.
Hingga...
"TAEHYUNG.... TAE... BANGUN!!!"
Seokjin berteriak, melihat adiknya tak sadarkan diri. Dengan darah yang keluar dari lubang hidungnya.
(Flashback **** OFF)
...........................
07.00 malam...
"Sehun hyung..."
"Jungkook, kau sudah sadar rupanya..."
Sehun terbangun dari tidurnya setelah ia mendengar suara dan jemari adiknya yang bergerak.
"Dimana ini?" tanya Jungkook yang kini mengedarkan pandangannya yang menurutnya sangat asing.
Sehun mengulas senyumnya, dan mengusap puncak kepala rambut hitam sang adik.
"Kau di rumah sakit..."
Jungkook terdiam, ia melihat sekeliling sekali lagi memastikan apa yang dikatakan kakaknya benar atau tidak. Dan apa yang dikatakan kakaknya memang benar.
"Nah, apa ada yang masih sakit? Apa aku memanggil dokter untuk memeriksamu?" tawar Sehun yang kini melangkahkan kakinya, memanggil dokter untuk memeriksa keadaan adiknya. namun, baru saja namja tampan itu melangkah lengan kanannya sudah di tahan oleh seseorang. Sehun membalikan badannya dan melihat lengannya yang sudah ditahan oleh tangan kanan adiknya.
"Hyung...."
..............................
...............................
"Seokjin Hyung..."
Taehyung membuka matanya, mengulas senyumnya saat melihat namja tampan yang sudah setia menemaninya, menunggu ia sadar sedari tadi.
"Kau sudah baik? Apakah masih ada yang sakit?" tanya Seokjin.
Taehyung menggelengkan kepalanya, menatap wajah sang kakak. Dan tersirat sebuah makna 'aku baik saja...'
Digenggamnya tangan Taehyung seakan memberikan kekuatan untuk adiknya, masih melekat selang infus dan juga masker okseigen di tangan dan hidung adiknya.
tes...
tes...
air mata itu jatuh, Seokjin menangis? tentu, kakak mana yang tega melihat adiknya seperti itu. Seokjin benar-benar rapuh, bahkan ia hampir gila melihat Taehyung yang tak sadarkan diri karena sakitnya.
"Maafkan aku hyung..."
Seokjin mendongak menatap wajah pucat Taehyung. Seokjin menyeka air matanya dengan punggung tangannya dan mengusap rambut coklat adiknya.
"Kau tidak salah Tae, hyung yang salah... maafkan hyung..."
Tes....
Tes...
Air mata itu jatuh dari pelupuk namja yang dipanggil 'Tae' itu.
"Hei kenapa kau menangis, hem? Apa ada yang sakit..."
Taehyung menggelengkan kepalanya, dan mengulas senyum tipis namun tersimpan tatapan sendu di matanya.
"Karena Seokjin hyung menangis, makanya aku menangis..."
Mendengar apa yang dikatakan adik kesayangannya, Kim Taehyung. Seketika air mata namja bernama Kim Seokjin itu tumpah membasahi punggung tangan adiknya....
"Taehyung...."
..........................................
TBC
Hai semua.... author kembali dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dengan kedatangan author...
Disini author udah usaha yang terbaik buat bikin chap ini. dan author gak mau bikin kalian kecewa. Maaf kalau updete lama, karena author dah mulai sibuk hehehe...
Jangan lupa vommentnya ya, agar author tetap semangat...
Maaf kalau typo masih bertebaran, cerita tambah gaje atau apalah. Karena author hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan....
Semoga hasilnya memuaskan ya^^
Sekian dari saya, bye semua... sampai jumpa di next chap...
Salam cinta dan sayang untuk kalian semua....
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro