Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Return (Chapter 17)

(Author POV)

(Flashback **** ON)

2017

Tik...

Tik...

Tik...

Detakan jam berbunyi menggema di dalam sebuah kamar yang cukup luas, kamar dengan dinding putih dan juga terlihat berantakan....

Berantakan? Memang begitu keadaannya....

Bagaimana tidak terlihat selimut tebal berwarna putih itu tergeletak tak berdaya di atas lantai dengan penampilan yang kusut dan juga ada beberapa bantal yang berserakan, hingga terdapat bulu-bulu yang keluar dari bantal itu. bukan hanya itu saja ada juga beberapa pecahan kaca yang berserakan di lantai dengan sebuah vas dari kayu yang tergelat di bawah kaki cermin yang sudah tak berwujud itu.

"Hiksss..... hikksss...." isakan keluar dari seseorang, seseorang yang sedang meringkuk. Tidur dengan punggung membelakangi dan memeluk dirinya. Seakan-akan tubuhnya membutuhkan kehangatan dari dinginnya badai. Air mata itu jatuh diatas kasur putih yang sudah tak beraturan.

"Hiksss... maafkan aku Tae, hyung... tak bisa hikksss..." suara memilukan lolos dari bibir tebal namja dengan marga Kim nya. Terlihat sekali wajah pucat dan tubuh yang makin kurus, bibirnya bergetar dengan derai air mata yang terus keluar. Membuat suasana pilu dan juga kesedihan terasa jika kita berada di dalam sana.

Kim Seokjin itulah dia, seorang kakak yang menyayangi adiknya Kim Taehyung melebihi nyawanya meski mereka bukanlah saudara kandung. Dan kini Seokjin sedang menangisi, menangisi keberadaan sang adik. Menangisi bagaimana keadaan Taehyung yang tiba-tiba saja hilang dari rumah sakit. Dan juga pesan yang membuat ia semakin gila.....

Saat dia tengah kebingungan mencari sang adik, hingga seperti orang gila. Ia mendapatkan sebuah pesan yang begitu menohok hatinya, dan juga membuat ia sesak dan perih.... pesan dari seorang wanita yang ia hormati ibu dari ayahnya... siapa lagi kalau bukan Kim Jae Son, neneknya.

Satu pesan saja membuat Seokjin bungkam dan menitikan air matanya, satu pesan yang terdengar biasa bagi sipapun yang membacanya. Tapi, tidak dengan Seokjin justru satu pesan itu membuat dia seakan-akan ingin mati. Bagiamana tidak? Dengan teganya sang nenek membawa Taehyung, membawa pergi diam-diam memisahkan seorang kakak dengan adiknya.

Bukan hanya itu saja ancaman yang ditujukan pada sang nenek membuat Seokjin terpukul, dan ancaman itu menyangkut tentang kedua orang tuanya. Dan Seokjin tidak menyukainya.... sangat tidak menyukainya. Sudah cukup baginya berpisah dengan sang adik adik Jimin, sudah cukup baginya mengalami masa berpisah dengan orang lain... sudah cukup...

Seokjin...

Ia tidak ingin perpisahan terjadi pada orang tuanya, Seokjin tahu bagaimana kerasnya sang nenek. Bagaimana sikap sang nenek pada kedua orang tuanya, karena Seokjin tahu... bahwa dulu pernikahan kedua orang tuanya di tentang oleh neneknya, dan seketika pertentangan itu terlupakan sejenak saat kelahiran Jimin, adiknya.

Kesalahan kecil di masa lalu membuat seseorang terkena dampaknya, dan itulah yang di dapatkan Seokjin saat ini....

Kreeetttt...

Pintu terbuka, nampak dua orang yang menganga melihat semuanya di depan mata mereka...

Dan semua terdiam, saat melihat kamar si sulung yang bagaikan kapal pecah....

"Hikksss... Hikksss..."

Seokjin terisak membuat kedua orang tuanya merasa sesak dan sakit saat isakan itu terdengar di telinga mereka. Tiba-tiba saja aliran darah mereka seakan berhenti dan Seokjin... dia benar-benar seperti orang yang paling terpuruk di dunia. Dan juga... terlihat seperti seseorang yang tertekan.

"Hiksss... Jin anakku..." suara lembut seorang wanita terisak memanggil putra pertamanya, menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Dengan langkah cepat wanita cantik itu mendekati putranya menyentuh pundak namja tampan yang kini tidur membelakanginya dengan air mata yang terus jatuh....

"Hikksss... Taehyung, hyung merindukanmu... hikkksss... hikksss...."

Betapa hancurnya hati wanita cantik itu saat mendengar isakan Seokjin yang begitu memilukan di telinganya, memanggil namja dengan senyum kotaknya yang mereka tahu kalau....

"Hikksss... suamiku, bagaimana ini Seokjin dia hikkksss...." nyonya Kim terisak di pelukan sang suami, bahkan ia tak sanggup mengucapkan kalimat selanjutnya. Bibirnya terasa kelu melihat putra pertamanya seperti ini.

Mereka tahu bagaimana perasaan Seokjin saat ini, mereka tahu betapa rapuhnya anak pertama mereka. Apalagi jika hal itu menyangkut Taehyung adiknya. mereka tahu betapa anak pertamanya menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri, begitu jelas di pikiran mereka saat Taehyung di diagnosis mendapatkan penyakit mematikan itu. membuat namja tampan dengan panggilan Jin itu, merasa terpukul hingga membuat ia frustasi dan berujung... mengenaskan.

Dan kini....

Semua terulang seakan kejadian di masa lalu yang sudah terjadi beberapa tahun terulang bahkan lebih parah dari kematian anak mereka Kim Jimin, dan mengetahui tentang penyakit Taehyung anak yang sudah mereka sayangi.

"Hiikkksss... anakku..." nyonya Kim semakin terisak dalam pelukan sang suami. Kelopaknya terus mengeluarkan air matanya saat melihat tubuh bergetar Seokjin. Hati ibu mana yang tidak hancur saat melihat anaknya mengalami depresi, dan mereka tahu semua itu tidak baik bagi anak mereka.

Tapi, apa yang bisa mereka lakukan. Melawan wanita tua yang mereka hormati, berstatus sebagai orang tua mereka, membuat keadaan semakin buruk. Dan kini mereka merasa sebagai orang tua yang bodoh, telah meninggalkan kedua anak mereka hanya untuk bekerja mencari penghasilan untuk masa depan anak mereka. Meski mereka tahu kalau kerja keras mereka hanya untuk anak mereka di masa mendatang, tapi...

Kini mereka menyesal...

Sangat menyesal mengetahui akhirnya...

Dan kini di depan, mata mereka... mereka melihat Kim Seokjin yang rapuh, Seokjin yang lemah, yang menangis, frustasi dan gila....

Benar-benar miris...

Dan siapapun yang melihat keadaan namja tampan itu akan langsung merasa iba atau paling tidak menitikan air mata kesedihan mereka....

........................................

Kelopak mata namja tampan itu bergerak, saat kesadaran mulai muncul. Saat ia merasakan hangatnya mentari yang menerpa telapak tangannya. Dan saat kedua kelopak matanya membuka dengan sempurna, begitu pula dengan penglihatannya yang mulai jelas, ada satu kata yang muncul dalam benak namja itu.

'dimana ini?'

Taehyung merasa asing dengan tempat ini, seingatnya dia berada jatuh pingsan, dan mendengar suara kakaknya yang memanggil namanya...

Tapi...

Taehyung mencoba bangun mendudukan dirinya di atas ranjang putih nan besar, juga terlihat mewah. Mengedarkan pandangannya menatap kamar yang luas dengan berbagai fasilitas yang sudah lengkap, yang telah di sediakan.

Diarasakan kepalanya yang sedikit berdenyut dengan tubuhnya yang masih drop membuat Taehyung terduduk lemas.

'Dimana aku, dan kamar siapa ini?'

Diedarkan pandangannya melihat sekitar, tapi....

Taehyung tidak tahu dan benar-benar tidak tahu....

"Sudah baikan cucuku sayang..." Taehyung menengok mengarahkan pandangannya menuju suara yang telah mengalihkan lamunannya. Dan kini kedua manik matanya melihat dia. Wanita dengan wajah keriputnya namun masih terdapat sedikit kecantikan yang terpancar. Memasang senyum manis dan ramah ke arah Taehyung cucunya. Ingat... cucu dan bagi nenek Kim selamanya akan begitu, karena rasa sayang tertanam pada dirinya terhadap Taehyung. Sama dengan rasa sayangnya pada Kim Jimin cucunya yang telah berbahagia dan meninggalkan dunia ini terlebih dahulu.

"Nenek..." Taehyung berucap lirih menatap wajah neneknya yang mengulas senyum.

Hingga kini langkah kaki itu terus terdengar, dan sang nenek mendekat ke arah cucunya. Duduk di pinggir ranjang tempat Taehyung beristirahat dan mengusap penuh sayang rambut coklat cucu yang ia sayangi. Dan Taehyung... menatap neneknya dengan raut dan juga perasaan yang masih bingung.

......................

"Seokjin makan nak.... kau bisa sakit..."

Suara lembut seorang wanita kini menampakan senyum di wajah cantiknya, menyodorkan sesendok nasi dengan lauknya. Memberikan ke arah putra pertamanya...

Tapi, apa.... suara lembut itu tak mendapatkan respon dari namja tampan itu. dan hal itu membuat hati seorang ibu gelisah dan cemas.... semakin hancur hati nyonya Kim melihat anak pertamanya yang menatap kosong ke depan.

Kosong....

Dan kosong....

Hanya diam....

Dan diam....

Helaan nafas pasrah terhembus dari wanita cantik itu, hingga akhirnya ia meletakan sesendok nasinya beserta nampan yang ia letakan di atas meja di samping ranjang tempat tidur anak pertamanya. Dan kini nyonya Kim menangis menutup mulutnya, dengan kedua tangannya menahan suara isakan pilu yang mencoba lolos dari mulutnya.

"Hiikkksss... Seokjin, jangan membuat ibumu khawatir nak..."

Wanita cantik itu menjatuhkan air matanya dengan deras, hingga kini ia memeluk putra pertamanya yang masih duduk terdiam dengan tatapan kosongnya. Bahkan tanpa bergerak ataupun mengubah posisinya. Dirasakan tubuh putranya yang makin kurus... sangat kurus...

Tak jauh di sana ada seorang ayah yang kini menangis, menitikan air matanya melihat kedaan putra pertamanya. Yang seperti orang gila, meski keadaan kamar namja tampan itu sudah bersih dan rapi, kembali seperti sedia kala, tapi...

Seokjin...

Dia tidak baik, baik jiwa maupun raganya... dan sepertinya mentalnya mengalami tekanan yang amat dahsyat membuat ia kini terdiam, seperti orang gila... gila... dan sangat gila...

Dan itu semua berkat sang nenek yang dengan teganya menculik Taehyung, membuat namja tampan yang kini duduk terdiam merasa frustasi dan menganggap dirinya sebagai kakak yang paling gagal di dunia. Dan inilah yang ditakutkan Seokjin... berpisah dengan Taehyung membuat hatinya sesak dan seketika hancur bagaikan debu...

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh dan terus jatuh dari pelupuk Seokjin, tubuhnya merasa membeku bahkan pelukan hangatnya tak mampu membuat pikiran, jiwa dan raganya membaik. Ia sudah terlanjur frustasi dan gila memikirkan ini semua... setidaknya melihat wajah adik kesayangannya membuat dirinya baik... tapi apakah mungkin?

Mengingat keadaanya seperti sekarang ini....

"Taehyung..." nama itulah yang muncul di bibirnya membuat wanita cantik yang menyandang status sebagai ibunya mendongakan kepalanya menatap wajah putra pertamanya. Mengusap lembut rambut coklat Seokjin...

Hingga...

Tatapan itu berpindah ke arah pria yang sudah sedari tadi berdiri di depan pintu putranya, menatap dengan mata dengan buliran cairan bening dari kelopaknya. Tatapan seorang istri yang mengarah ke arah suaminya...

Lalu sang ayah menatap ke arah wajah anaknya... tatapan kosong anaknya yang begitu memilukan di matanya. hingga... kini sebuah keputusan muncul, dan itu untuk kebaikan jiwa anaknya. Meski resiko yang akan diterima pasangan ini akan besar, tapi demi...

Kebahagiaan sang anak apapun mereka akan lakukan.....

Tak lama, pria dengan jasnya itu mengambil ponsel hitamnya, mengetikan sebuah digit nomor yang sangat ia hafal, dan mendekatkan telinganya berharap panggilannya... tersambung...

Tak lama....

Suara seorang wanita yang berstatus sebagai ibunya terdengar....

..........................................

Kediaman keluarga Jeon...

Sehun berjalan lemas, menuruni tangga dengan sebuah kunci kamar yang ia pegang di tangan kanannya. Jari yang masih lemas ia paksa untuk menggenggam kunci tersebut. Tatapan kosong dan juga kelopak yang sembab sangat terlihat di wajah tampannya.

Hingga membuat tatapan iba, sekaligus sendu dari adik perempuannya... yang kini hanya bisa berdiri, dengan sebuah buku pelajaran di tangannya. Kedua manik mata gadis cantik yang berstatus sebagai bungsu di keluraganya, kini berpindah menatap pintu kamar kakaknya yang terkunci rapat, dan itu semua karena Sehun sang kakak. Yang terpaksa mengunci kamar namja manis dengan gigi kelincinya...

Gadis cantik yang masih remaja itu akhirnya menitikan air matanya, ia sedih dengan situasi kedua kakaknya. dan dia tidak menerimanya... dalam benaknya ingin sekali ia membantu Jungkook kakaknya, tapi apa daya? Dia hanya seorang gadis yang tidak tahu apapun tentang masalah kedua kakaknya... ia tidak tahu.... dan seandainya ia mencari tahu. tidak akan ada yang akan memberitahukannya....

"Oppa..." satu kata terdengar lirih dari bibir gadis cantik itu bersamaan dengan tetesan air mata yang keluar.

..............................................

.....................................

Deru mesin mobil tak terdengar kala sebuah mobil hitam itu berhenti di sebuah rumah mewah dan besar. Rumah dari seorang wanita terkaya dengan berbagai perusahaan besar yang ia miliki bahkan sudah terkenal di mancanegara. Membuat ia terkenal sebagai seorang wanita milyader di mata para pengusaha maupun kerabat terdekatnya. Hartanya yang melimpah ruah membuat ia di segani, tapin juga di benci oleh beberapa orang karena kesombongan yang ia tujukan.

Tapi, dia tidak peduli... baginya harta yang ia miliki adalah miliknya. Hasil kerja kerasnya, dan hanya dia yang berhak memberikan warisan atau hartanya pada seseorang yang telah ia tetapkan dalam hatinya. dan wanita itu adalah Kim Jae Son, seorang nenek yang begitu menyayangi cucu keduanya Kim Taehyung.

Terlihat dua orang pasutri yang kini berdiri di samping seorang namja tampan dengan pakaian santainya. Seorang ibu yang kini memegang lengan kanan putranya dan seorang ayah yang kini berdiri di samping kiri putranya. Dan namja yang kini di apit oleh pasutri tersebut adalah Kim Seokjin.

Tatapan kosong masih melekat pada namja tampan itu, ia tidak mempedulikan dimana dia sekarang. Yang dia inginkan dalam pikirannya adalah bertemu dengan Taehyung adiknya... dan itu yang membuat Seokjin sadar dari rasa frustasinya.

Wanita cantik itu mengulas senyum tipis namun tersirat menenangkan ke arah sang suami yang langsung mendapatkan anggukan darp pria dengan jasnya itu. hingga kini sang ibu menggandeng lengan putranya melangkahkan kakinya membantu suaminya membantu Seokjin yang masih terdiam dengan tatapan kosongnya.

Tap...

Tap...

Langkah pelan dari ketiganya, membuat lantai yang mengkilap bersih itu berbunyi. Lantai yang berbahan dasar dari keramik terkenal dan juga tahan lama. Membuat sang pemilik rumah mengulas senyum tipisya. Seorang wanita yang sedari tadi telah menunggu kedatangan mereka di sofa empuknya mengesap kopinya.

Hingga...

Sang pemilik membuka suara membuat ketiganya berhenti...

"Akhirnya kalian datang..."

Tegas dan singkat itulah yang terdengar....

"Ibu, kumohon jangan bawa Taehyung, Seokjin dia-"

"Apa kau bisa diam anakku, apa kau pikir ibumu ini kejam?" sang nenek membuka suara. Membuat pria yang berstatus sebagai anaknya sekaligus ayah dari anaknya terdiam.

Nenek Jae Son membuka suaranya menatap wajah anaknya yang kini berada di samping cucunya, lebih tepatnya cucu yang ia benci setelah kematian Jimin cucu keduanya.

"Sepertinya Seokjin benar-benar gila..."

Satu ucapan pedas, keluar membuat kedua pasutri itu bungkam dan menahan emosi tentunya...

..........................................

Jungkook terdiam, duduk di samping ranjangnya menundukan kepalanya. Kepalanya benar-benar pusing kini ia menatap ponsel hitamnya. Menunggu seseorang yang akan membantunya, setidak bebas dari kamar yang sudah ia cap sialan ini karena sikap kakaknya yang menurutnya jahat.

"Kau tunggulah, aku akan bertemu dengan kakakmu dan mencoba membujuknya..."

...................

"Gomawo Sohyun, aku akan menunggu.."

....................

Jungkook menghela nafasnya, memnjatuhkan tubuhnya di tasa ranjang setelah ia meletakan ponsel hitamnya. Menatap langit-langit kamarnya dan...

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh dari pelupuknya, menangis dalam diam... hanya itu yang bisa Jungkook lakukan. Berharap sang pujaan hati mampu membujuk sikap kakaknya Sehun.

Pikiran mengenai siapa dua bocah itu masih terngiang, bahkan kini gambaran itu bertambah saat Jungkook bermimpi sebuah busa yang jatuh walau samar, dan gambaran mengenai pelukan seorang remaja yang menatap sayang ke arahnya, dan memberikan senyuman khasnya.

"Siapa mereka... dan apa hubungannya denganku..."

Jungkook benar-benar pusing, baru pertama kali ini ia merasa pusing dengan mimpinya. Jungkook merasa ada masa lalu yang pernah ia alami, tapi apa? yang ia tahu masa kecilnya adalah bersama keluarganya, kakaknya dan teman-temannya. Dan Jungkook benar-benar tidak tahu....

Hingga...

Satu keputusan terlintas dalam otaknya...

"Aku akan mencari tahu... "

Hingga akhirnya Jungkook menutupkan kelopak matanya dan mengarungi mimpinya....

................................

"Hyung... ayo lari... kita harus pergi dari pengawal nenek..."

Taehyung menarik tangan kakaknya, meski kedua nafas mereka tersenggal. Dengan kaki yang mulai pegal dan lelah Taehyung terus berlari, begitu pula dengan Seokjin yang kini juga ikut berlari di belakang adiknya. sesekali keduanya menoleh ke arah beberapa pria dengan jas hitamnya, pria yang kini mengejar mereka.

"Taehyung jangan paksakan dirimu... lebih baik-"

"Tidak! Aku tidak mau berpisah dengan hyungku... bahkan nenek tak akan bisa, kita harus lari, aku tidak mau..." Taehyung kini menatap wajah penuh peluh kakaknya, saat mereka merasa aman dari pengawal sang nenek.

"Hei berhenti kalian!!!"

Taehyung dan Seokjin menolehkan pandangan mereka ke belakang, dan kini keduanya melngkahkan kaki cepat mereka. Seakan lupa dengan keadaannya Taehyung berlari memaksakan fisiknya yang tadinya lemah, untuk berlari. Tekad kuat dalam dirinya membuat Taehyung kuat, ia ingin bersama kakaknya. ia tidak mau ikut dengan neneknya. Taehyung begitu menyayangi Seokjin, begitu pula dengan Seokjin yang menyayangi Taehyung. Bagi mereka tidak ada yang bisa memisahkan persaudaraan antara mereka.

Sekalipun ada yang mencoba, mereka akan tetap mempertahankannya....

Keduanya terus berlari menghindar dari orang di belakangnya, mencari tempat aman. Hingga kini mereka berada di pusat kota yang penuh akan keramaian. Keduanya tak tahu jika ayah dan ibu mereka khawatir terhasdap keduanya yang nekat melarikan diri. Begitu juga dengan sang nenek yang geram bingung dengan keadaan Taehyung cucunya yang kini lari bersama namja yang amat ia benci meski berstatus sebagai cucunya.

"Taehyung..." Seokjin berujar lirih, memandang wajah Taehyung yang kini penuh dengan keringat dan nafas yang tersenggal. Kini keduanya berdiri, membungkukan badan mereka, memegang lutut mereka. Setelah beberapa menit mereka berlari jauh dari rumah mewah nan megah itu.

Tak lama seulas senyum muncul di wajah Taehyung, senyum kotaknya menatap wajah kakaknya yang kini juga mengulas senyumnya. Mereka berhasil lolos dan kini mereka masih bersama... Taehyung lega dan senang, begitu juga dengan Seokjin yang melihat adiknya baik-baik saja...

Ya.... untuk saat ini....

Tanpa mereka ketahui, jauh di sana ada seorang pria dengan kacama hitamnya, juga jaket serta topi yang ia gunakan. Menatap ke arah namja dengan senyum kotaknya, melihat senyum dan wajah namja itu membuat senyum tipis terulas senyum yang tak dapat diartikan. Hingga digunakan masker untuk menutupi wajahnya, juga pisau lipat yang ia genggam di tangan kanannya.

.......................................

Di sebuah riumah sakit terkenal, nampak raut gusar dari seseorang. Seorang namja tampan dengan wajah sipitnya. Saat melihat sebuah scan yang ia pegang, menatap gambar sebuah benjolan besar di otak seseorang. Membuat Yoongi meletakan kasar benda itu...

Disandarkan lehernya di kursi kerjanya, menatap ke langit-langit... hingga...

"Kim Taehyung, kuharap Tuhan memberikan mukjizat padamu..." namja tampan itu membuka suaranya. Dan menutupkan kelopak matanya, sekedar menenangkan pikirannya mengenai keadaan Taehyung pasiennya.

.................................

Taehyung berdiri menunggu seseorang, dengan sesekali ia melihat-lihat sekitar. Berdiri di samping kursi panjang yang terpampang nyata di pinggir jalan, menunggu kedatangan kakkanya yang berada di seberang jalan, keluar dari toko membeli sesuatu.

Tak lama...

Dilihatnya Seokjin yang kini membawa dua botol minuman di tangannya, senyum manis ia tunjukan ke arah adiknya yang telah melambaikan tangan dengan raut bahagia. Seokjin melangkahkan kakinya, di jalanan yang cukup sepi, namun...

Tunggu...

Seokjin menghentikan langkah kakinya sejenak, saat melihat pria asing dengan penampilan anehnya berjalan ke arah...

"Taehyung..."

Namja tampan itu membulatkan matanya, menjatuhkan dua botolnya melangkah cepat. Berharap ia tidak terlambat...

Merasa aneh Taehyung membalikan badannya, hingga manik matanya melihat pria asing dengan maskernya, yang kini siap dengan teman kecil yang ia genggam...

Jleb...

Taehyung mmebulatkan matanya, tubuhnya serasa lemas. Darah keluar dari tubuh seseorang...

"SEOKJIN HYUNG!!!" Teriakan keras muncul bersamaan dengan sebuah pisau yang mengenai perut kakaknya yang berdiri di depannya. menjadi benteng di depannya dengan darah yang kini keluar di sela bibirnya.

Semua orang menatap panik ketika melihat kejadian penikaman, di depan mereka. Beberapa orang mengejar si tersangka, tapi sayang... ia lolos....

Brukkkkk...............

Tubuh Seokjin terjatuh, dengan darah yang terus keluar dari tubuhnya, bahkan darah juga keluar dari mulutnya. Kedua bola matanya buram seketika, hingga...

"Hikkss... hikkksss...hyung... hyung bertahanlah..." Taehyung menangis menopang kepala sang kakak. Air mata jatuh bahkan beberapa orang mendekat mencoba menolong dua namja yang terkena musibah yang tak mereka duga.

Taehyung menangis, menopang kepala kakaknya di atas pahanya, menjatuhkan air matanya tepat di wajah sang kakak. Dan Seokjin mengulas senyumnya, merasa bahagia adiknya baik-baik saja... hingga tangan yang penuh darah menggapai wajah Taehyung dan mengusap air mata adiknya.

Taehyung hancur, remuk melihat kakak kesayangannya seperti ini karena dirinya. Melindungi namja sekarat seperti dirinya...

"Hyung rela mati demi adik hyung yang cerewet ini..."

"Hiikksss.... hikkkss..." Taehyung menangis, menggelengkan kepalanya menolak perkataan 'mati' sang kakak...

"Ja... jangan menangis Tae... Hyu...hyung.."

"Hikkss.... jangan banyak bicara, nanti hyung tambah kesakitan..."

Taehyung menangis menatap wajah kakaknya yang makin pucat.

"APA KALIAN TIDAK LIHAT HAH, HYUNGKU TERLUKA.... ADAKAH YANG BISA MEMANGGIL BANTUAN!!!' Teriakan tegas keluar di bibir Taehyung membuat beberapa sadar akan kebodohan mereka dan segera memanggil bantuan.

Taehyung menatap wajah pucat kakaknya, tanpa sadar penglihatan Seokjin makin buram. Tubuhnya terasa lemas, sakit dan perih ia rasakan di tubuhnya. Darah terus keluar dari tubuhnya... dan Taehyung semakin meraung-raung dalam tangisnya, memohon pada sang kakak untuk tetap membuka matanya. tidak boleh membiarkan kelopak mata itu tertutup...

"Seokjin hyung, jangan tutup matamu... aku melarangmu..."

"Tae... aku..."

"HIIKKSSS.... HIIKKSSS... SIALAN, APAKAH BANTUAN DATANG.. HYUNGKU TERLUKA...!!!" Taehyung menangis, berteriak kepada semua orang yang ada disana.

Tak lama ia mengguncang-guncangkan tubuh kakaknya, kakaknya yang tak sadarkan diri....

(Flashback *** OFF)

........................................

"Aku benci Sehun hyung..."

"Jungkook... hyung sa-"

"Diam, aku muak.... kau telah, ak... aku kecewa..."

"Jungkoook..."

"Jangan panggil aku... aku benci, benar-benar benci..."

BRAKKKK......

Suara pintu dibanting dengan keras, langkah kaki keluar terdengar saat Jungkook pergi dari rumahnya dengan raut kesal dan juga amarah kepada kakaknya Sehun. Yang terdiam membeku dengan posisi menatap nanar pintu tak berdosa itu....

Tes...

Tes...

"Maafkan hyung Jungkook..." tetesan air mata itu jatuh bersamaan dengan permintaan maaf yang terucap di bibirnya.

..............................................

"Suster cepat sediakan alat kejut jantung...!!" dokter tampan dengan mata sipitnya itu berucap tegas, menyuruh sang suster untuk segera menyiapkan alat yang ia minta.

Dengan segera sang dokter membuka pakaian pasienya, dan menampakan dadanya yang bidang.

"1... 2... 3... ready..."

Kejut jantung itu menempel di dada bidang namja yang sedang kritis itu, membuat tubuhnya bergerak.

Yoongi memberi aba-aba dan menempelkannya beberapa kali, sungguh ia merasakan yang namnaya ketegangan menolong naywa seseorang. Setelah Taehyung beberapa waktu yang lalu...

Tubuh Seokjin bergerak karena kejut jantung, suara alat monitor pendeteksi jantung terdengar memekakan telinga. Membuat suasana semakin ricuh...

"Ayolah, buka matamu... kau pasti kuat, ingat Taehyung, dia masih membutuhkanmu!!" Yoongi berucap emosional memohon pada Seokjin untuk tidak menyerah, dengan tangan yang masih bergerak dengan tugasnya.

Sementara di sana...

Di ruang yang berbeda...

Taehyung berjuang, melawan sakitnya...

"Arrgghhhh.... sakit... hikksss... sakit sek... sekali..."

Teriakan kesakitan semakin keras terdengar di atas ranjang rumah sakit, Taehyung menitikan air matanya. rasanya kepalanya semakin terbakar. Air mata terus jatuh bahkan kini ia bergerak tak karuan dengan teriakan dan air mata...

"Hikkksss... sakitttt... tolong akuu..."

"Suster bersihkan darah dari hidungnya, aku akan menyuntikan dia obat pengurang rasa sakitnya..."

Dengan segera sang suster mengangguk dan membersihkan darah yang masih keluar dari hidung Taehyung....

Kedua pasutri itu menatap sendu ke arah Taehyung yang berjuang melawan sakit yang makin menggerogoti dirinya dan juga waktunya...

"Hikksss.... Kookie, tolong hyung..."

...............................................

Jungkook mengusap kasar air matanya kasar, berjalan cepat dengan tas yang ia tenteng. Tatapan kesal dan teriakan frustasi keluar dari bibirnya membuat beberapa orang menatap heran padanya, hingga...

"Hikksss.... Kookie, tolong hyung..."

Jungkook terdiam, menyentuh kepalanya...

Brukkk...

Tas yang sedari ia bawa jatuh...

"Arghhh... kepalaku..." Jungkook berjongkook memegang kepalanya yang kembali pening. Bahkan....

"Hyung, jangan tinggalkan aku..."

"Hyung sayang kau dik, hyung tak akan meninggalkanmu..."

"Hyung aku menyayangimu dan selamanya akan menyayangimu..."

"Hyung juga..."

"Arrgghhhhh.... apa ini?"

Jungkook memejamkan matanya, berteriak kesakitan, air mata jatuh....

"Tae... Tae hyung..."

"Kookie hyung disini..."

BRUKKKK.....

"JUNGKOOK...!!!"

...........................................

TBC

Hai semua.... author kembali dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dengan kedatangan author...

Oh ya nih chap udah author usahain panjang jadi maaf kalau baca jadi cepat ngantuk wkwkwk :v

Soalnya rencanya nih ff mau sampai 25 chap biar sama kaya ff sebelumnya, dan biar gak pada bosen ama ceritanya...

Jangan lupa vommentnya ya, makin banyak vomment author makin cepat upnya ^^ dan harap bertobatlah kalian para silent readers... hargai usaha author ya ^^

Maaf kalau typo masih bertebaran, cerita tambah gaje atau apalah. Karena author hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan....

Sekian dari saya, bye semua... sampai jumpa di next chap...

Salam cinta dan sayang untuk kalian semua....
#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro