Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rain and Cry (Chapter 11)

Shhttt....  Jangan menangis Tae, aku tidak apa..."

Seokjin mengulas senyumnya mengusap punggung adik kesayangannya. Hatinya juga sama sakit saat melihat Taehyung menangis. Apalagi ia merasa bersalah telah membuat Taehyung melihat kejadian buruk ini.

"Hyung bohong.... Hiksss Seokjin hyung bohong..."

"Taehyung..."

"Hiksss, Tae minta maaf hyung... Karena Tae, hyung menderita..."

Seokjin memeluk tubuh Taehyung erat menitikan air matanya, meminta adiknya untuk jangan menangis dan menyalahkan dirinya.

Karena Seokjin tak sanggup...

Melihat Taehyung yang rapuh...

Sakit, dan menangis....

Karena dirinya...

Ia merasa menjadi hyung yang gagal untuk Taehyung adiknya...

Air mata Taehyung jatuh dengan deras membasahi jaketnya...

Dan Seokjin tidak menyukainya....

........

(Author **** POV)

(Flashback*** ON)

"Hikssss.... ampun ayah, hikksss kookie minta maaf..."

Plakkkk....

Plakkkkk....

Suara pukulan tongkat terdengar menggema di dalam ruang tamu yang cukup sepi, terdengar isak tangis dari seoerang bocah dengan gigi kelincinya. Saat punggungnya terkena pukulan bertubi-tubi dari ayahnya yang kejam.

Plakk....

Plakkk...

"Ayah hikksss.... sakit... hikksss... ayah... aku tidak salah hikkss..."

"Dasar pembohong, kau pembohong bocah!! Berani-beraninya kau mengambil uangku. Kecil-kecil jadi pencuri bagaimana dewasanya hah??!"

Plakk....

Plaakkk...

"Ayah kookie tidak bohong hikksss...."

Bukannya iba mendengar tangisan dan isakan sang anak tanpa ampun tuan Kim memukul anak keduanya secara bertubi-tubi. Punggung bocah manis itu membiru dan lebam, bahkan sedikit mengeluarkan darah. Jungkook kecil hanya mampu menangis, menitikan air mata meminta bantuan pada ibu dan kakaknya Taehyung.

"Tae Hyung hikksss.... tolong kookie.. hiksss..."

Dengan bibir bergetar Jungkook memanggil nama kakaknya, berharap sang kakak datang. Atau setidaknya ibunya datang, air mata itu terus mengalir membasahi lantai dan pipi Jungkook kecil. Bahkan kelopaknya sudah sembab, entahlah Jungkook kecil merasakan perih, sakit menjadi satu dipunggungnya. Ia tidak pantas mendapatkan pukulan ini, ia tak pantas, karena ia memang tidak salah.... bukan dia pelaku yang dituduh ayahnya.

Berkali-kali Jungkook kecil mengatakan dengan isakannya, kalau dia bukanlah pencuri uang ayahnya. Namun, apa yang terjadi? Bukan kepercayaan yang ia dapatkan justru yang dia dapatkan adalah pukulan dengan tongkat kayu berukuran kecil, namun begitu menyakitkan di punggungnya saat ayahnya dengan biadab dan teganya memukul anak keduanya yang tak bersalah.

"Hiksss... ayah ampun hikkss..."

Seakan pendengarannya tuli Tuan Kim terus memukul punggung anak keduanya, tak mempedulikan rintihan rasa sakit dan juga ampunan anaknya, ia berpikir kalau anak keduanya yang telah mengambil uangnya. Karena sejak pagi Jungkooklah yang ada di sini di dalam rumah ini.

Jungkook semakin menangis, tubuhnya seakan mati rasa. Rasa sakit itu semakin menjadi dipunggungnya apalagi usianya masih bocah. Ia tak pantas mendapatkan perlakuan buruk ini, ia tak pantas....

Plakk....

Plakkk...

Brukkk....

Tubuh Jungkook kecil ambruk, ia tak sanggup lagi menopang kedua kakinya untuk berdiri tegak. Sakit dipunggungnya mendominasi tubuhnya, nyeri tak tertahankan di punggungnya. Dan secara tak langsung Jungkook mengalami trauma baik fisik maupun mental.

Jungkook terisak memanggil ibu dan kakaknya agar segera pulang dan menolongnya, menolongnya dari ayahnya yang sudah kalap layaknya seorang iblis.

Dengan raut amarah, pria bertubuh besar dengan kemeja kotaknya. Menarik tangan Jungkook dengan kasar memaksa tubuh namja kecil itu untuk berdiri.

"Bangun pencuri!!! Kau belum selesai aku hukum..."

Jungkook menggeleng saat ayahnya menarik tangannya paksa dan mencengkram lengannya kuat. Rasa nyeri dan perih di lengan kanannya akibat cengkraman ayahnya membuat Jungkook mengernyit dalam tangisnya.

"Rasakan pencuri, mengakulah.... kalau kau yang mengambilnya.." tuan Kim sudah mulai geram, bahkan ia sudah siap dengan tongkatnya yang hendak menjalankan tugasnya, tugas memukul punggung anak keduanya....

Tuan Kim sudah kalap, emosi telah menguasai otaknya, saat tongkat itu melayang dan hendak memukul namja kecil dengan gigi kelincinya, tiba-tiba...

Grepppp....

PLAKKKKKKK.....

Pukulan lebih kencang mengenainya, Jungkook yang menutup mata. Membuka kedua kelopaknya saat punggungnya tidak merasakan sakit apapun. Namun, yang ia rasakan adalah pelukan hangat dari belakang, pelukan yang sangat ia kenal. Jungkook menolehkan kepalanya, hingga ia melihat wajah seorang namja tampan yang bertopang dagu dengan tubuh mungiknya.

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh saat melihat wajah dan senyum kotak kakaknya yang kini menatap wajahnya, seakan-akan tatapan itu berkata. 'Kau tak apa dik...'

"Tae... Hyung..."

Air mata itu jatuh, saat melihat wajah kakaknya yang menahan sakit, sakit dipunggungnya. Pantas saja Jungkook tidak merasakan sakit apapun, sakit akibat pukulan ayahnya.seharusnya sakit itu ia terima, namun... ternyata sang kakaklah yang mendapatkannya. Lantaran dengan sigap Taehyung melindungi tubuh mungil adiknya dalam dekapannya, hingga ia yang harus menerima rasa sakit itu.

"Hiksss... Tae... Tae... Hyung..."

Isak Jungkook kecil yang kini menundukan kepalanya, ia tak akan menyangka kalau sang kakak yang harus menerima pukulan tersebut. Dalam hatinya ia tahu kalau pukulan tadi sangatlah kuat, karena ia dapat mendengar dengan jelas pukulan ayahnya.

"Taehyung menyingkir kau, apa kau mau menggantikan adikmu, iya!!!" dengan lantang tuan Kim berteriak membentak anak pertamanya yang tiba-tiba datang dan mengganggu kegiatannya memukul putra keduanya.

Taehyung menggigit bibirnya, memeluk adiknya erat. Seakan ia ingin melindungi tubuh namja kecil dalam pelukannya, tubuh adik kesayangannya yang telah terluka karena perbuatan ayahnya yang sangat kejam.

"Ayah... bukan Kookie yang mengambil.."

"Heh!! Tau apa kau? Kau hanya seorang remaja lemah Taehyung..."

Tak lama pelukan dari Taehyung terlepas, Jungkook menolehkan kepalanya melihat wajah kakaknya yang kini menatap ayahnya menahan emosi. Bahkan kedua bola mata namja bergigi kelincinya itu melihat kedua tangan kakaknya yang mengepal hingga telapaknya berwarna putih memucat.

Taehyung menatap tajam ke ayahnya, sebenarnya ia tidak mau menatap ayahnya penuh kebencian dan kemarahan. Tapi, ketika melihat adiknya seperti tadi, dan menadapatkan tuduhan yang tidaklah benar. Taehyung tidak bisa mentolerir lagi, hingga...

"AYAH, ADALAH AYAH TERBURUK DI DUNIA!!!"

PLAAKKKKKK....

Tamparan keras mengenai pipi mulus namja dengan senyum kotaknya itu. tamparan yang sukses diberikan oleh ayahnya untuknya. Tamparan itu membuat Taehyung jatuh membentur dinginnya lantai berbahan kayu itu, bahkan pipinya memerah bagaikan kepiting rebus.

"Tae Hyuungggg..."

Jungkook kecil melangkahkan kakinya menghampiri tubuh sang kakak yang jatuh karena tamparan keras ayahnya. Air matanya jatuh dengan deras, kedua tangannya membantu sang kakak untuk berdiri.

"Kookie, kau jangan menangis... hyung baik saja..."

Taehyung mengulas senyumnya menyembunyikan rasa sakitnya, ia tidak mau melihat adiknya menangis karena dirinya. BahkanTaehyung menyeka air mata adiknya yang jatuh. Dalam benaknya ia berkata, 'kumohon jangan menangis adikku, kakak tidak sanggup melihat wajah manismu penuh duka dan kesedihan...'

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA, JAGA BICARAMU KIM TAEHYUNG!!"

Taehyung kini mengalihkan pandangannya menatap dingin ke arahnya, dan mengulas senyum tipisnya.

"Harusnya ayah yang menjaga bicara, juga sikap!! Kenapa ayah menuduh Kookie mencuri, padahal aku tahu, kalau ayah yang menghabiskan uang ayah.. karena ayah pemabuk, brengsek dan-"

PLAKKKKK....

BRUKKKK....

"Tae... Tae hyungg..."

Jungkook kecil makin terisak bahkan ia menutup mulutnya menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin melihat kakaknya terkena tamparan ayahnya. Sudah cukup.... cukup untuk Jungkook melihat pipi memerah kakaknya. Hingga akhirnya namja tampan dengan gigi kelincinya itu duduk berjongkok dan menutup kedua telinganya.

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA..."

BRAKKKK....

Dengan kasar Tuan Kim menutup pintu rumahnya kasar meninggalkan Taehyung yang kini memegang pipinya menahan sakit dan masih setia dengan posisinya yang jatuh di atas lantai rumahnya. Hingga...

"Hikkss.... hikksss..."

Taehyung memeluk erat tubuh adiknya dengan cepat menenangkan adiknya yang menangis, mengatakan kata-kata penenang yang menjadi mantra penenang untuk adiknya. hingga tanpa sadar Taehyung juga ikut menangis saat mendengar isakan adiknya yang memanggil namanya.

"Tae... hyung hikksss... hikkss...."

"Shhttt..... Kookie tenanglah, hyung tidak apa.... jangan menangis ya... nanti kau jelek kalau menangis..." ucap Taehyung yang menggoda adiknya, berharap adiknya berhenti menangis. meski ia juga ikut menangis.

"Tae... Tae... Hyung, hikksss..."

Taehyung memeluk erat tubuh mungil adiknya,ia merutuki dirinya sebagai kakak yang bodoh. Kakak yang tidak bisa menjaga adiknya, ia menyesal telah meninggalkan Jungkook adiknya sendiri di rumah dengan ayahnya yang bertindak kejam terhadap adiknya. ia menyesal... sangat menyesal...

"Kookie, hikkss.... maafkan hyung... hyung bodoh, hyung hikkss... maaf... hyung janji akan bersamamu, dan tidak meninggalkanmu..."

Taehyung memeluk erat tubuh adiknya menenggelamkan tubuh adiknya dalam dekapanya. Air mata jatuh dari pelupuk kedua namja tampan yang masih berpelukan, menguatkan satu sama lain. Ya... terdengar suara gemericik hujan di pagi hari, hujan yang menjadi saksi dimana Jungkook kecil mendapatkan perlakuan kejam ayahnya, dan saksi....

Dimana seorang kakak yang melindungi adiknya, merutuki dan menyesali dirinya karena telah meninggalkan Jungkook sendirian. Bahkan sejak saat itu Taehyung berjanji, akan semakin menjaga adiknya dan tak akan meninggalkan Jungkook adiknya, dia berjanji akan membuat Jungkook adiknya bahagia. meski....

Dirinyalah yang menangis, ia rela... dan sangat rela. Karena Taehyung adalah kakaknya, dan akan menjadi yang terbaik untuk adiknya....

Kini keduanya menangis, menjatuhkan air matanya membasahi wajah tampan mereka hingga kelopak mata itu sembab. Dan air mata itu jatuh bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur rumah mereka....

(Flashback **** OFF)

...................

2017

Sinar mentari memasuki ventilasi jendela, membuat dua namja yang tengah terlelap. Ya, dua namja yang kini saling posisi saling memunggungi, sebelah kanan terdapat namja tampan berambut hitam dengan gigi kelincinya, Jeon Jungkook san adik. Dan di sebelahnya ada sang kakak,namja tampan dengan wajah tegas dan penuh kharisma, Jeon Sehun.

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi, waktu yang cukup pagi di hari libur. Hingga mereka tak pusing-pusing untuk bangun. Tak lama keduanya merubah posisi tidur mereka saling berhadapan dengan mata yang masih menutup hingga mereka tak menyadari posisi mereka. Tak lama nampak raut wajah gelisah dari namja tampan dengan gigi kelincinya yang masih setiap menutup matanya, menikmati mimpinya.

1 menit....

2 menit...

3 menit....

"AAAAAAAAA...."

BRUUUKKKKK....

"Aduhh...."

Seorang namja tampan dengan wajah tegasnya, mengaduh kesakitan saat pantatnya dengan sukses membentur lantai putih kamar adiknya, Jeon Jungkook.

"Yaakkk Jeon Jungkook, apa yang kau lakukan... teganya kau menendang hyungmu..."

Protes namja tampan yang kini memegang punggung dan pantatnya yang sakit.

"Ha...harusnya aku yang bertanya, kenapa hyu... hyung, tidur disini..." potes Jungkook yang kini berteriak dengan mata membulat, bahkan menutupi tubuhnya dengan selimut seperti anak perawan.

Sehun menatap bingung adiknya, dalam pikirannya ia berkata... 'apa bocah itu tidak ingat tentang semalam...'

"Hyung! Aku bertanya padamu... apa yang kau lakukan di kamarku, jangan-jangan-" Jungkook menggantungkan kalimatnya, dan membuka selimutnya melirik tubuhnya. Nafas penuh kelegaan terlihat di wajah tampan dan manisnya, dalam benaknya ia berkata 'Syukurlah...'

Setelah itu kini Jungkook menatap tajam ke arah Sehun kakaknya, namun justru menunjukan ekspresi lucu di wajah manisnya.

Sehun yang melihat tingkah adik kesayangannya yang manja, membuat otak cerdasnya berjalan, bahkan ide usil muncul dalam pikirannya...

"Dasar bocah kelinci..." batin Sehun.

Kini namja tampan dengan wajah tegasnya itu berdiri dan menampilkan smirknya. Kini Sehun memulai actingnya... tak lama Sehun berdiri, dan mendekati adiknya dengan senyum tipis namun menggoda...

"Apa kau tidak ingat dengan kejadian semalam, Jungkook..."

Jungkook menelan ludahnya, tiba-tiba ia gugup...

"Hyung... hyung apa yang kau lakukan, jangan bilang kalau kau..."

"Memangnya kenapa? Tadi malam kau yang meminta..."

"Apa??? tidak mungkin hyung, mana mungkin aku yang meminta..." protes Jungkook, bahkan kini ia memundurkan tubuhnya dan menutup tubunya dengan selimut. Dan jangan lupakan guling yang melekat di tangannya, yang siap memukul siapapun yang mendekatinya termasuk kakaknya.

Sehun mendekatkan wajahnya, menatap intens Jungkook. Jungkook makin gugup, bahkan dalam otaknya ia berpikiran aneh tentang kakaknya... bahkan susah payah Jungkook menelan ludahnya, dan jangan lupa kedua tangannya yang sudah menyilang menutupi selimut yang menempel ditubuhnya.

"Hyung apa kau gay?"

Pletakk....

"Aduh.... Sehun hyung... sakit..."

"Rasakan, dasar adik durhaka..!!' ucap Sehun, tak lama memundurkan wajahnya menatap adiknya dengan kesal dan melipat kedua tangan di dadanya.

Jungkook meringis kesakitan saat mendapatkan sentilan di keningnya oleh kakaknya.

"Hyung ini sakit..." protes Jungkook yang kini mengusap keningnya.

"Rasakan itu kelinci, lagi pula kenapa kau tega mengataiku gay, aku normal Jungkook. bahkan aku masih menyukai wanita, dasar adik nakal..." protes Sehun kepada adiknya.

Jungkook menatap kesal ke arah kakaknya dan mempoutkan bibirnya.

"Salah sendiri Hyung bersikap seperti tadi, makanya aku berpikir negative..."

"Jauhkan pikiran negativemu itu Jungkook..." nasihat Sehun.

"Aku tanya kenapa hyung ada di kamarku?" tanya Jungkook sekali lagi tak lupa tatapan menyelidik.

"Dasar pikun... bukankah tadi malam waktu hujan badai, dan petir besar. Kau memintaku untuk tidur menemanimu? Ahh.... apa aku harus menceritakan bagian dimana kau memohon padaku, meminta padaku untuk menemanimu tidur, tak lupa dengan wajah memelas dan rengekanmu yang manjanya minta ampun. Karena kau takut mendengar petir..." jelas Sehun panjang lebar, tak lupa berkacak pinggang di depan adiknya.

Seketika ingatan Jungkook mengenai kejadian tadi malam, tak membutuhkan waktu lama ia mengulas senyumnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sehun menggelengkan kepalanya, entah apa yang dimakan Jungkook kemarin, hingga membuat otak adiknya sempit.

"Aissshhh... kau ini kelinci..."

"Jangan panggil aku kelinci, hyung... aku kan punya nama..." protes Jungkook.

"Baiklah, aku panggil kau bunny..." balas Sehun dengan senyum kemenangannya.

"Hyung.... itu sama saja...!!??" protes Jungkook yang tak kalah keras.

"Masa bodoh, lagi pula kau pantas di panggil kelinci. Lihatlah gigimu Jungkook..." ucap Sehun yang kini membalas protes sang adik.

"Apa yang salah dengan gigiku, gigiku utuh-utuh saja..." kini Jungkook mengeluarkan protesnya kembali dengan sikap 'ayo mengambek' terhadap kakaknya.

"Sebaiknya kau mengaca dan tersenyumlah..." tunjuk Sehun ke arah kaca yang terletak di sudut kamar adiknya.

Jungkook menolehkan kepalanya menatap cermin tersebut, dan mencoba tersenyum hingga nampak gigi kelincinya.

"Tuh benar kan? Kau seperti kelinci..."

Tiba-tiba Sehun datang merangkul adiknya juga menatap cermin tak lupa menunjukan senyumnya. Sekilas Jungkook menatap wajahnya dengan wajah sang kakak. Tiba-tiba....

"Sehun hyung, kok kita tidak ada kemiripan?"

Deg...

Tiba-tiba Sehun membulatkan matanya saat mendengar apa yang dikatakan Jungkook adiknya, entahlah ia tiba-tiba merasa takut untuk menjawab pertanyaan adiknya.

"Hyung.... kenapa aku tidak ada kemiripannya denganmu? Adik kita saja, ada kemiripan denganmu, juga mirip dengan ayah... ibu... baik itu hidung, mata ataupun bentuk muka... sementara aku? Kenapa aku merasa tidak ada kemiripan dengan kalian?"

Seketika bibir Sehun kelu, kini ia hanya bisa menatap wajah Jungkook yang ada disampingnya, seketika Sehun mengeratkan rangkulannya takut jika Jungkook menjauhinya. Ingatan di masa lalu dimana Jungkookm kecelakaan dan mengalami amnesia terpintas dipikirannya.

"Jungkook..." batin Sehun, tak lama.

Sehun mengulas senyumnya menangkup pipi adiknya menghadap pada dirinya.

"Jungkook kenapa kau berpikiran seperti itu, hem? Kau adikku dan selamanya akan begitu, memang apa salahnya kalau kau tidak ada kemiripan denganku? Bukankah kita sudah bersama sejak kecil... kau tahu, kau adalah namja manis dalam keluarga ini. harusnya kau beruntung, karena tidak ada yang menyaingi wajah manismu..." jelas Sehun panjang lebar, mengulas senyumnya di depan Jungkook, tak lupa tangannya memegang kedua pundak adiknya.

Sejenak Jungkook terdiam... hingga seulas senyum muncul diwajah tampannya.

"Ya, kau benar hyung... tidak mungkin kan aku orang lain dalam keluarga ini? aku kan adik dari hyung terhebat di dunia, seperti Sehun hyung. hahaha maaf hyung aku mengeluarkan pertanyaan bodoh padamu. Padahal sudah jelas kan aku mempunyai marga Jeon pemberian ayah dan ibu..."

Sehun mengangguk, mengulas senyumnya. Namun, terdapat makna tersembunyi dan juga rasa takut dalam dirinya.

Tak lama Jungkook menatap jam dinding kamarnya.

"Hyung.... aku mau mandi dulu ya, awas lho hyung jangan lupa janji semalam menemaniku membeli video game baru.." ucap Jungkook memanyunkan bibirnya.

"Hahaha, ne... hyung tak akan lupa. Hei Jungkook kondisikan bibirmu itu, aishhh... kau ini membuatku gemas..." canda Sehun.

"Hahahah aku memang menggemaskan hyung..."

Dengan segera Jungkook turun dari ranjangnya meninggalkan kakaknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Ceklek...

Terdengar suara kenop pintu kamar mandi yang tertutup dan suara air shower yang menggema dalam kamar mandi.

Sepeninggal Jungkook, Sehun terdiam menundukan kepalanya. Merenungi apa yang dikatakan adiknya Jungkook. hingga tanpa sadar, air matanya jatuh. Dadanya sesak dan sakit, saat ia harus terpaksa berbohong dengan adiknya sendiri.

Sehun sangat menyayangi Jungkook, ia tidak rela jika Jungkook jauh darinya. Bahkan ia tidak pernah sekalipun menguungkit masa lalu Jungkook saat kedua orangtuanya menemukan Jungkook tak sadarkan diri di sekitar jalan yang sepi, Sehun juga tidak pernah menceritakan kejadian dimana Jungkook kecil selalu menanti dan menunggu seseorang, yang ia tahu adalah keluarga Jungkook, yaitu kakaknya. Sehun tidak ingin adiknya ingat kembali akan masa lalunya.

Terdengar jahat memang, namun... Sehun juga tidak ingin kehilangan adiknya. Apalagi ia terlanjur menyayangi Jungkook, dan selamanya akan begitu... meski Jungkook bukanlah adik kandungnya.

"Jungkook maafkan hyung... maafkan hyung karena membohongimu..."

Seketika air mata itu jatuh dari kelopak matanya.....

..........................

...........................

Rumah sakit...

"TAEHYUNG!! KUMOHON BUKA MATAMU, KIM TAEHYUNG!!!"

Terdengar suara namja tampan yang berlari menggendong tubuh adiknya, yang tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidungnya. Kakinya terus berlari berteriak meminta tolong pada perawat ataupun dokter yang ada disana, beban berat dipunggungnya tidak terasa. Bahkan berkali-kali Seokjin memanggil nama adiknya, Taehyung.

"KIM TAEHYUNG, KUMOHON SADARLAH HIKKSSS..."

Air mata Seokjin terus keluar, bahkan isak keluar dari mulutnya kakinya terus melangkah hingga beberapa perawat kini sudah siap dengan ranjang rumah sakit.

"Suster hikkssss... tolong adik saya sus..."

Beberapa perawat dan suster disana membantu Seokjin membawa tubuh Taehyung yang tak sadarkan diri dari pingsannya.

Dengan segera para perawat tersebut membawa tubuh Tehyung yang tak sadarkan diri. Bahkan darah terus keluar dari dalam hidungnya.

Brukkkk....

Seketika tubuh Seokjin jatuh lemas, menatap ranjang adiknya yang memasuki ruang ICU. Air mata terus keluar dari kelopaknya.

"ARRRRRGGHHHHH... KAU BODOH JIN, KAU BODOH!!! KAU MEMBIARKAN ADIKMU SAKIT LAGI, KAU BODOH!!!"

Bahkan Seokjin menarik rambutnya frustasi, ia menyalahkan dirinya sendiri. karena tidak memperhatikan kesehatan Taehyung yang kian menurun. Bahkan ia merutuki kebodohannya karena tidak bisa menjaga adiknya, harusnya ia bisa lebih mengawasi adiknya. Tapi apa? karena dia Taehyung jatuh sakit, lagi....

"Taehyung hikkssss.... maafkan hyungmu yang bodoh ini..."

Seokjin menangis memegang lantai dingin rumah sakit, menjatuhkan air matanya. ia mengingat bagaimana Taehyung malah merawatnya ketika sakit, sehingga dia sendiri tidak memperhatikan kesehatannya, hingga berujung penyakitnya yang kambuh.

"Taehyung hikssss.... Taehyung...."

Seokjin menenggelamkan wajahnya menangis meneteskan air matanya, sakit dan ngilu di hatinya melihat adiknya tak sadarkan diri. Jika bisa, Seokjin ingin menggantikan posisin adiknya. ia tidak kuat melihat Taehyung yang menderita dengan sakitnya.

"Tuhan, kenapa bukan aku saja yang mengalami sakitnya.... kumohon Tuhan. Jangan ambil Taehyung dariku, sudah cukup Jimin yang pergi.... kumohon Tuhan, beri kesembuhan untuknya... bahkan ada impian yang belum ia capai, kumohon Tuhan... kumohon, jangan ambil dia.... jangan hikksss....hiksss...."

Seokjin terisak, dan semakin terisak. Hingga dirasakan sebuah pelukan dari seseorang, dapat dengan jelas wajahnya yang berlinang air mata tenggelam dalam jas berwarna putih milik seseorang.

"Seokjin tenanglah adikmu baik-baik saja, kau berhasil membawanya..."

"Hiksss.... Yoongi..."

Seokjin menangis, menangis dalam pelukan dokter tampan yang kini memberikan pelukan menenangkan baginya. Ia tahu bagaimana perasaan Seokjin terhadap Taehyung adiknya, ia sangat tahu, bagaimana rasa sakit seorang kakak ketika melihat adiknya menangis...

................

...............

"Jungkook, kau kenapa? Jungkook?"

Sehun berteriak memanggil adiknya memegang kedua pundak adiknya. yang tiba-tiba berteriak kesakitan....

"Sehun hyung kepala Jungkook sakit, arrgghhhh..."

Entah kenapa Jungkook merasakan sakit luar biasa. Bahkan terngiang di otaknya gambaran mengenai dua orang bocah yang saling tertawa bersama, bahkan menghabiskan waktu bersama, tapi Jungkook tidak tahu siapa mereka.

"Sehun hyung.... kepalaku sakittt...." Jungkook memejamkan matanya, kepalanya terasa pening dan berat. Bahkan air mata keluar dari pelupuknya, ringisan dan kesakitan keluar dari bibrinya.

"Jungkook.... Jungkook, kau kenapa? Mana yang sakit?"

Sehun sangat panik bahkan ia meneteskan air matanya, bahkan ia memeluk Jungkook. memeberi kekuatan dalam dekapannya, sembari dalam hatinya ia berdoa semoga adiknya baik-baik saja.

"Sehun hyung, sakit hyung.... sakit..."

"Jungkook, tenanglah hyung disini... tenanglah..."

Jungkook memegang kepalanya, bayangan akan dua bocah asing dalam pikirannya terngiang dalam kepalanya hingga sebuah kata yang ia dengar dalam memori otaknya.

'Hyung... kookie sayang hyung...'

'Hyung juga Kookie, hyung malah sangat menyayangimu...'

.......

"JUNGKOOK??!!!"

Sehun berteriak panik saat melihat adiknya, Jungkook tak sadarkan diri dalam pelukannya.

............

TBC

Hai semua.... author kembali dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dengan kedatangan author...

Disini author udah usaha yang terbaik buat bikin chap ini. dan author gak mau bikin kalian kecewa. Oh ya btw nih chap udah panjang lhoo... dan kuharap kalian suka. Maaf ya jika updete lama, karena banyak sekali kesbukan author

Jangan lupa vommentnya ya, agar author tetap semangat...

Maaf kalau typo masih bertebaran, cerita tambah gaje atau apalah. Karena author hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan....

Semoga hasilnya memuaskan ya^^

Sekian dari saya, bye semua... sampai jumpa di next chap...

Salam cinta dan sayang untuk kalian semua....
#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro