Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Please (Chapter 8)

Aku menutup mataku membentangkan tanganku kala aku merasakan angin menerpa wajah dan rambutku. Baru pertama kali ini aku merasakan hembusan angin yang sangat segar, hatiku serasa damai dan nyaman...

"Taehyung?"

Aku membuka kelopak mataku saat aku dengar suara wanita yang sangat aku rindukan, wanita yang aku sayangi, wanita yang melahirkan aku dan adikku, Kim Jungkook.

Aku menoleh ke belakang, mataku membulat tak percaya. Rasanya air mataku mau jatuh kala kulihat wanita dengan rambut panjangnya dan juga memakai gaun putih panjang bak bidadari.

"Taehyung?"

Aku mengulas senyumku, tanpa terasa air mataku jatuh.

"Ibuuuu...."

Grepp...

Aku melangkahkan kakiku, berlari menjatuhkan diriku dalam pelukannya. Wanita cantik dan yang kusayang, ibuku.

Kurasakan pelukan hangatnya ditubuhku. Ku cium bau ibu, seperti biasa, wangi.

"Ibu... Tae rindu ibu..." aku menitikan air mataku, dalam pelukannya, dalam dekapannya.

"Ibu juga Tae, ibu juga..."

Kurasakan kecupan hangat bibir ibu di keningku. Kututup mataku menikmati kecupannya, kecupan penuh kasih sayangnya.

Sudah lama sekali aku tidak merasakan pelukannya, kecupan di kening, belaian sayang dari ibuku. Sudah sangat lama... Lama sekali... Entah kapan terakhir kali aku merasakannya, bahkan aku lupa..

"Taehyung, kau sudah dewasa nak... Kau juga semakin dewasa..." kurasakan usapan lembut di rambutku dari tangan halus wanita cantik di depanku.

Aku mengulas senyumku, aku sangat bahagia, sangat... Apakah ini mimpi? Kalau iya tolong jangan bangunkan aku.. Biarkan aku bersama ibu...

"Ibu... Kau sama seperti dulu, tetap cantik... Bahkan lebih cantik.." pujiku pada wanita yang kusayang di depanku.

"Hahaha Tae sayang kau ini pintar memuji..."

Aku tersenyum melihat tawa lepasnya... Bukan kesedihan dan tangis seperti dulu, melihat ibuku bahagia seperti sekarang membuat hatiku merasa senang.

Aku menjatuhkan diriku dalam pelukan ibuku. Kurasakan belaian lembut ibuku, hangat dan nyaman... Apakah aku boleh meminta? Jika iya aku ingin seperti ini...

Tak lama...

"Taehyung sayang..."

Aku melepaskan pelukanku saat aku mendengar suara wanita yang kusayang berbicara lembut padaku.

"Iya ibu..." aku mengulas senyumku menatap manik mata wanita yang telah melahirkanku.

"Tae sayang.. Apa kau mau ikut ibu?"

Aku hanya diam, aku bingung harus menjawab apa... Sehingga aku menundukan kepalaku.

Tak lama...

Kurasakan belaian lembut di pipiku, kurasakan daguku diangkat dengan lembut oleh tangan halusnya. Seketika kulihat manik matanya.

"Ibu... Aku..."

"Pulanglah nak, tempatmu bukan disini..."

Entah kenapa air mataku jatuh tanpa seizinku. Hingga kurasakan penglihatanku sedikit mengabur
Karena air mataku yang hendak keluar.

"Ibu... Tae..." jujur sebenarnya aku ingin bersama ibu, aku sudah lama ingin bersamanya. Namun... Disisi lain aku berpikir bagaimana dengan adikku, Kookie.

"Taehyung sayang... Ibu tahu kau bingung dan ragu...tapi ikuti hatimu."

"Ibu..." aku berucap lirih dengan air mata yang menetes.

Kulihat ia menyunggingkan senyumnya. Tak lama ia berdiri...

"Ibu...? Ibu mau kemana?" aku terkejut lantaran tiba-tiba jarak ibuku dengan aku perlahan menjauh.

"Ibu hikksss.. Ibu..." aku menangis, memanggilnya..  Berlari ke arahnya. Namun...

"Tae sayang pulanglah... Mereka menunggumu..."

"Hiksss.... Ibuu hikksss... Jangan tinggalkan aku hiksss..."

Aku berlari mengusap air mataku kasar, aku mencoba mengejarnya namun....

Brukkkk...

"Akhh..." aku mengaduh kesakitan saat tubuhku jatuh, entah kenapa aku merasa lemas tiba-tiba.

"Hiksss... Ibu...jangan tinggalkan Tae..." aku memohon, tak kupedulikan air mataku jatuh yang ku ingin ibu berada disisiku, tapi... Kenapa ibu jauh dariku?

"Tae sayang jaga adikmu nak... Dia membutuhkanmu..." kudengar suara ibuku samar-samar menjauh. Tapi masih aku dengar...

"Hikkss... Ibu...ibu..."

"Suatu hari nanti kita akan bertemu sayang, bersabarlah..."

Aku ingin berlari, tapi....

Brukkkk...

Badanku lemas, aku merasa lemas tiba-tiba kepalaku pening. Tanpa sadar aku sudah berbaring di atas rumput.

Hingga...

'Kim Taehyung ayo bangun! Jangan menyerah...Kim Taehyung!!'

" Yoongi hyung..." ucapku lirih. Ya.... Tidak salah ini suara dokter Yoongi. Ku dengar ada kepanikan dalam ucapannya.

'Kim Taehyung, jangan membuatku gila!!!'

Suaranya kembali terdengar, kepalaku semakin pusing. Makin lama makin buram, hingga...

"Ibu..."

Semuanya hanya gelap....

..........

(Author***POV)

"Kim Taehyung!!! Ayo bangun... Bangun!!"

"Dokter... Dia..."

"Diam!! Hikksss dia belum mati, aku yakin dia belum mati..."

"Dokter..."

Terlihat raut wajah sang suster sedih bercampur bingung menjadi satu saat melihat dokter tampan tersebut berteriak frustasi bahkan air matanya terus keluar.

Saat salah satu suster ingin menutupi wajah namja tampan dengan rambut coklatnya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan selimut, tiba-tiba...

"Apa yang kau lakukan, hah??!"

dokter tampan tersebut berteriak bahkan membentak salah satu suster tersebut. Kedua tangannya tak berhenti menekan-nekan dada Taehyung yang menutup matanya.

"Dokter..."

"Diam!! Dia belum mati hikksss, dia belum mati...!!" Yoongi berteriak bahkan air matanya jatuh dengan deras dari balik kaca matanya.

Tak henti-hentinya Yoongi menekan dada Taehyung beharap jantung itu kembali berdetak. Semua suster disana ketakutan, mereka hanya diam. Bingung apa yang harus mereka lakukan saat dokter tampan tersebut enggan mrnghentikan aktifitasnya.

"Taehyung hiksss kenapa kau membuatku gila hah? Ayo bangun, kau bilang kau tidak kalah dengan penyakitmu kan? Ayo bangun Taehyung!!?"

Yoongi terus berteriak, ia tidak rela jika namja tampan yang kini ia tolong harus pergi, baginya Taehyung adalah adiknya, ya... Dia sudah menganggap Taehyung sebagai adiknya. Seperti adik kandungnya sendiri.

"Hiksss bodoh bangun!! Bangun... Kim Taehyung!!?"

Teriakan dan air mata terdengar dan terlihat dalam ruangan perawatan tersebut.

Bug..

Bug...

Bug...

"Hiksss namja bodoh.. Bodoh!! Bangun hiksss..."  Yoongi duduk terlemas tubuhnya sangat lemah. Bahkan tangannya memukul pelan dada namja tampan yang masih menutup kelopaknya.

"Dokter, tolong mengertilah..." salah satu suster mendekati namja tampan tersebut. Tapi....

"Dia belum mati, dia hanya tidur... Aku yakin bisa menyelamatkannya... Aku dokter... Dokter!!"

Suster tersebut tersentak mundur saat dokter tampan tersebut berteriak.

"Hiksss, kenapa? Kenapa kau tidak bangun??!"

Entah kenapa semua suster disana iba melihat dokter mereka menangis seperti itu. Mereka tahu bagaimana kedekatan antara dokter tampan tersebut dengan pasiennya. Mereka juga tahu kalau mereka sudah saling menganggap satu sama lain.

Yoongi semakin terisak, ia menyalahkan dirinya sebagai seorang dokter yang gagal.

Semua suster hanya bisa menangis mereka merasakan kesediahan yang dirasakan dokter tampan tersebut.

Namun...

Semua menoleh ke arah monitor detak jantung saat, terdapat garis bergelombang, dengan angka yang meningkat juga suara monitor yang berbunyi beraturan.

"Dokter jantungnya..." salah satu suster berteriak tak percaya.

Yoongi segera berdiru mengusap air matanya cepat, menyentuh denyut nadi Taehyung. Tak lama...

Senyum mengembang di wajah tipisnya, ia merasa Tuhan memberikan keajaibannya.

"Suster siapkan alat medis, berikan dia infus padanya..."

Dengan segera suster yang ada di dalam menganggukan kepalanya, menuruti apa yang dikatakan namja tampan tersebut.

"Terima kasih Tae... Terima kasih..." dokter tersebut memegang tangan Taehyung, senyum tipis mengembang di wajah tampannya, juga air matanya. Lebih tepatnya air mata kebahagiaan dan kelegaan.

.......

"Jungkook???"

"Ohhh..... Sehun hyung?"

Dengan segera namja tampan dengan gigi kelincinya menghampiri namja tampan dengan wajah tegas dan tersenyumnya.

"Bagaimana dengan obrolanmu di cafe? Apakah Sohyun masih ingat dengan kelinci manja ini?"

"Aishh... Sehun hyung selalu memanggil akh manja, hyung selalu membuatku bete..." Jungkook mempoutkan bibirnya, melihat hal itu membuat Sehun terkekeh.

"Hei lihatlah dirimu kau seperti bocah dengan ekspresi seperti itu, apa menurutmu kau tidak manja, dasar...."

Mendengar hal itu Jungkook melipat tangannya dan malah memasang wajah super kesal.

"Hyung jelek weekkk..." ledek Jungkook sambil menjulurkan lidahnya meledek kakaknya.

"Dan kau kelinci jelek..." ucap Sehun dengan senyum meledek.

"Aishhhh... Hyung.. " Jungkook menghentakan kakinya di atas aspal tak peduli tatapan aneh para pengunjung yang melewatinya.

Sehun terkekeh, jujur dia merasa geli melihat adik kesayangannya seperti itu.

"Nah, Jungkook ayo kita pulang..."

Sehun pun merangkul namja tampan dengan wajah manisnya itu. Tapi, apa yang terjadi? Jungkook masih setia dengan posisinya. Posisi mengambeknya.

Sehun mengulas senyumnya, di dalam otak cerdasnya sudah banyak rencana untuk membujuk namja manja di sampingnya.

"Hei apa kau mau psp baru...?"

Jungkook hanya diam memandang ke arah lain tak menghiraukan apa yang dikatakan kakaknya.

"Hyung jangan membujukku, itu tidak akan mempan..." ucap Jungkook dengan nada kesalnya.

Oh... Ternyata namja tampan dengan wajah manisnya benar-benar merajuk. Namun, bukan Sehun namanya jika ia tidak bisa membujuk adiknya yang manja minta ampun.

"Hem sayang sekali. Padahal aku juga mau mengajakmu ke pameran robot, kau tahu ada robot dan gundam pengeluaran terbaru lho... Apalagi ada ironman..." ucap Sehun menyentuh dagunya dengan telunjuknya melihat ke atas seperti orang berpikir.

"Apa iron man??" Jungkook membulatkan matanya saat mendengar iron man, ya dia adalah salah satu penggemar tokoh super hero tersebut.

"Ya sudah, aku akan mengajak orang lain saja... Ah, aku ajak Suho saja." tak lama Sehun melangkahkan kakinya namun sengaja ia pelankan langkahnya. Ia inging lihat bagimana reaksi adiknya itu.

"Yaakkk hyung, kenapa kau ajak Suho hyung... Aku tidak terima masa kau jahat begitu..." protes Jungkook dengan kesal.

Tanpa diketahuk Jungkook, sehun mengulas senyum tipisnya. Lebih tepatnya senyum jahilnya.

"Kena kau..."

Tak lama Sehun membalikan badannya menghampiri Jungkook adiknya. Dan memasang wajah datarnya.

"Katanya kau tidak mau ikut... Dasar labil..."

Sehun menyentil kening namja tampan di depannya. Sementara yang disentil meringis kesakitan dan mengusap keningnya.

"Hyung... Ini sakit tahu..." Jungkook hendak mengeluarkan protesnya, namun karena melihat tatapan dingin kakaknya membuat nyalinya menciut. Sementara Sehun tersenyum kemenangan.

"Hahaha...." seketika Sehun tertawa lepas karena melihat wajah adiknya yang terlihat lucu di depan matanya.

Kini keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar, sementara keduanya tidak mempedulikan tatapan ke arah mereka.

............

Rumah sakit....

Terlihat kelopak namja tampan dengan rambut coklatnya bergerak-gerak menandakan namja tampan itu telah sadar.

"Kim Taehyung?"

"Hyung??"

Seokjin yang melihat adiknya sadar langsung berdiri menanyakan adiknya. Dengan tatapan lemah Taehyung mengulas senyumnya melihat hyungnya Seokjin di depannya.

Tak lama terdengar suara namja lain yang mengalihkan perhatian keduanya, siapa lagi kalau bukan dokter tampan dengan rambut hitamnya dan juga kacamatanya. Dan jangan lupakan senyum manisnya yang dapat membuat siapapun luluh jika melihatnya.

"Yoongi hyung???" ucap Taehyung lemah tak lupa dengan senyum kotaknya.

"Hei boy, bagaimana keadaanmu? Hem?" ucap dokter tampan itu dengan senyum lembutnya. Bahkan kini tangan namja tampan itu mengusap sayang rambut coklat Taehyung.

"Aku baik saja, hyung..."

Yoongi mengulas senyumnya saat pasien kesayangan sekaligus namja yang sudah ia anggap sebagai adik baik-baik saja.

Tak lama Yoongi memeriksa detak jantung, denyut nadi dan yang lainnya.

"Syukurlah keadaanmu mulai pulih..."

Taehyung hanya mengulas senyumnya dan mengangguk.

"Nah Taehyung jangan lupa minum obatmu dan banyaklah istirahat, kau paham?" jelas Yoongi memberikan saran.

Taehyung mengangguk lemah, tak lama rasa kantuk menderanya dan Taehyung kembali terlelap dalam tidurnya.

Setelah diarasa Taehyung mengarungi alam mimpinya tak lama, dokter tampan itu menyentuh pundak namja tampan yang sudah sedari tadi menunggu Kim Taehyung disisinya. Siapa lagi kalau bukan Kim Seokjin.

"Jin... Ada yang ingin aku bicarakan padamu..."

"Oh... Baiklah..."

Dengan segera keduanya berjalan keluar dari ruang perawatan Taehyung.

Skip...

"Apa? Kau bilang apa??!"

Tatapan terkejut dari seorang namja tampan yang diarahkan ke arah dokter tampan di depannya.

"Yoongi kau tidak bohong kan?" lanjut Seokjin, bahkan ia memegang kerah jas Yoongi dengan erat mencari kebenaran dengan apa yang dikatakan dokter tampan di depannya.

"Aku tidak bohong Jin, beginilah adanya... Sebaiknya kau paksa Tae, aku tahu kalau peluangnya kecil tapi... Setidaknya kita harus mencoba..."

Tak lama pergelangan Seokjin melemah dan terlepas dari jas namja berwajah tampan itu. Terlihat sekali gurat kekhawatiran dalam raut wajahnya.

Sementara Yoongi hanya bisa mengusap namja tampan yang lebih tua darinya tersebut. Ia tahu apa yang dirasakan oleh Seokjin, ia sangat tahu...

"Aku sudah pernah memaksanya... Tapi dia tidak mau.." ucap Seokjin kemudian dengan raut kesedihan dan pasrah.

"Seokjin...." ucap Yoongi dengan raut iba.

"Aku kakak yang tidak berguna..."

Greepp...

Dirasakan sebuah pelukan hangat dari dokter tampan yang kini memeluknya. Tak lama air mata dari kelopak namja tampan itu jatuh, menandakan kesedihan dari seorang Kim Seokjin.

Yoongi menepuk punggung Seokjin memberikan kekuatan pada namja yang lebih tua darinya.

"Hiksss... Hiksss..." isak tangis lolos dari mulutnya. Yoongi semakin mempeerat pelukan di tubuh Seokjin. Begitu terasa rasa saling menyayangi diantara keduanya meski... Mereka tidak punya hubungan atau ikatan saudara kandung. Ya... Semua itu bisa terjadi karena hanya seorang namja periang yang baik hati, dan juga mampu membuat kebahagian orang-orang disekitarnya. Dan mempunyai kesabaran dalam menghadapi penyakit mematikannya yang bisa saja merenggutnya dari dunia ini kapan saja....

.......

"Hiksss... kookie..."

Isak tangis lolos dari mulut namja tampan dengan rambut coklatnya yang tengah terlelap. Dan tidak ada yang tahu akan isakannya karena dia hanya sendirian dalam ruang perawatan itu. Dan hanya isak tangis yang menemaninya, isak tangis dalam tidurnya.

"Hiksss... Kookie...kookie..."

...........

Tbc....

Hai semua author kembali dengan chap ini, hayo siapa yang masih setia dengan ff ini???

Btw typo masih bertebaran, harap dimaklum karena saya ngetik di hape biasanya di laptop tapi, sayangnya lagi dipakai.

Jangan lupa vomment nya ya guys, makin banyak vomment kalian makin saya semangat buat updete cepat^^

Sekian celoteh dari saya...

Gomawo 😘😘😘😘😘😘

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro