My Dongsaeng (Chapter 1)
(Author **** POV)
(Flashback *** ON)
13 tahun yang lalu...
"Hyung??"
"Iya... Kookie..."
"Hahahaha ayo terus hyung dorong kebih kencang..."
"Oke kookie..."
"Tae Hyung, ayo lebih kencang, hyung...hahahaha..."
"Baik kookie, tapi kau harus pegangan yang erat nanti jatuhh..."
"Ne... Hyung..."
Terdengar gelak tawa dan juga keceriaan dari dua namja tampan yang menghabiskan sore mereka dengan bermain di ayunan. Terlihat di sebuah lapangan hijau yang luas dekat pohon besar, seorang anak kecil dengan wajah imutnya.
Tertawa duduk di atas ayunan, gelak tawa terdengar di bibir mungilnya. Menyuruh sang kakak untuk terus mendorong ayunan agar bergerak lebih kencang.
"Tae Hyung, ayo dorong lebih kuat...hyung..." rengek namja berwajah imut itu. Siapa lagi kalau bukan Kim Jungkook. Adik kandung dari seorang namja yang masih remaja dengan wajah tampannya Kim Taehyung.
"Kookie pegangan yang kuat nanti jatuhhh...."
"Iya Hyung ini Kookie dah pegangan yang kuat..."
Dua kakak adik itu bermain dengan asyiknya, bahkan tanpa sadar mereka bermain bersama selama tiga jam lamanya.
Matahari mulai tenggelam tak terasa waktu menunjukan pukul 04.00 sore, menyadari hal itu namja tampan yang dipanggil Tae itu menyudahi aktifitasnya mendorong ayunan.
"Hyung? Kenapa berhenti Kookie masih ingin main Hyung..."
"Kooie sayang, waktu sudah sore... Ayo kita pulang. Lagi pula kau belum mandi kan?"
"Hyung, Kookie gak mau pulang... Kookie masih ingin main..."
Namja tampan berwajah manis itu mempourkan bibirnya tak lupa dengan gaya merajuknya dengan cara melipat tangan di dadanya.
Taehyung hanya terkekeh melihat tingkah sang adik, di matanya sang adik yang amat menggemaskan ketika sedang merajuk.
Numan bukan Taehyung namanya jika ia tidak bisa berhasil membujuk sang adik. Tak lama Taehyung menampakan senyumnya. Dan...
"Ahhh.... Kalau begitu Hyung akan mencari adik baru yang lebih menuruti apa yang Hyung katakan." ucap Tae dengan senyum usilnya lalu melangkahkan kakinya pelan, seolah-olah ia akan meninggalkan Jungkook kecil.
Menyadari hal itu kelopak mata Jungkook membulat dan membalikan badannya menoleh ke arah Hyungnya yang berpura-pura pergi meninggalkannya.
"Hyung...?"
Taehyung berhenti dan mengulas senyum jahilnya. Lalu membalikan badannya menatap sang adik yang memelas wajahnya.
"Siapa kau? Apa aku mengenalmu?" tanya Taehyung ke arah Jungkook dengan ekspresi datarnya. Ya... Taehyung berpura-pura tak mengenal sang adik, apa lagi kalau bukan untuk membujuk Jungkook. Meski sedikit jahat tapi, inilah cara satu-satunya cara Taehyung membuat sang adik agar mau diajak pulang.
Tak lama....
Greepppp....
"Hiksss.... Tae Hyung kumohon jangan cari adik baru... Hikssss...."
Kini Jungkook kecil memeluk kakaknya bahkan menangis di pinggangnya.
Taehyung mengulas senyumnya, dalam hatinya ia bersorak bahwa senentar lagi ia dapat membujuk sang adik.
Jungkook kecil menangis, bahkan ia terisak. Ia tidak suka kalau Hyung kesayangannya mempunyai adik baru. Bagi Jungkook Tahyung adalah Hyungnya, dan selamanya akan begitu. Tubuh Jungkook bergetar karena menangis, bahkan ia mempererat pelukannya di pinggang sang kakak.
Makin lama Taehyung tidak tega. Tak lama, namja tampan itu melepaskan pelukan sang adik dengan lembut. Lalu, berjongkok menyamakan tingginya sang adik.
"Aigoo... Jangan menangis adikku sayang..." ucap Taehyung lembut tak lupa dengan senyumnya.
Tangan putihnya mengusap lembut pipi sang adik karena basag oleh air matanya. Sesekali Jungkook sesenggukan.
"Bagaimana Kookie tak menangis? Hikss... Hyung kan mau mencari adik baru Hiksss... Dan Kookie tidak suka."
Taehyung terkekeh, ia tak menyangka ternyata sang adik begitu mempercayai kebohongannya. Tak lama Taehyung mengusap lembut kepala sang adik.
"Kookie, jangan menangis ne... Hyung tidak akan mencari adik baru. Adik Hyung kan ada di depan Hyung... Dan kenapa Hyung harus mencari adik baru? Kalau Hyung sudah punya adik manis seperti ini..." Taehyung mencubit gemas pipi Jungkook kecil. Hingga membuat si pemilik pipi itu mengeluarkan protes.
"Aa...a..a Hyung, pipi Kookie jangan ditarik... Nanti tambah tembem." Jungkook mempoutkan bibirnya.
Taehyung tersenyum gemas, dan menarik kedua pipi gembul Jungkook. Mendapat perlakuan itu Jungkook hanya berteriak protes.
"Hahaha biarin, biar kelinci manja ini semakin menggemaskan." ucap Taehyung dan tetap mencubit kedua pipi Jungkook.
"Hahaha...." Taehyung tertawa gemas melihat adiknya yang menggemaskan. Baginya adiknya adalah penyemangatnya, satu-satunya yang ia miliki. Dan juga hanya Jungkook yang ia miliki dan selamanya akan seperti itu.
Tak lama Taehyung membalikan badannya dan berjongkok.
Seketika Jungkook kecil mengembangkan senyumnya, tahu akan maksud Hyungnya tercinta.
Dengan semangat Jungkook jatuh memeluk punggung kakaknya dan...
"Aigoo.... Ternyata Kookie tambah besar ya..." ucap Tae dengan senyimnya melirik ke belakang melihat adiknya yang sudah naik ke gendongannya di punggungnya.
Jungkook kecil tersenyum manis membuat gigi kelincinya terlihat. Sungguh menggemaskan bagi siapa yang melihatnya.
Dengan semangat Taehyung melangkahkan kakinya, kedua kakak adik itu melangkah pulang. Melewati ilalang dan rumput-rumput hijau yang terbentang luas.
Semilir angin berhembus menerpa ilalang itu. membuat ilalang itu bergerak menari-nari bersamaan tawa dan canda antara dua saudara namja tampan. Kim Taehyung dan Kim Jungkook.
(Flashback ***** OFF)
........
"Kim Taehyung, disini rupanya..."
"Ah.... Seokjin Hyung..."
Di sebuah jembatan kecil dekat dengan sungai terlihat seorang namja tampan yang sedang berdiri menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.
Namun, kegiatan menikmati angin itu harus berhenti saat ia mendengar suara merdu dari seorang namja tampan yang ia panggil dengan sebutan Hyung.
"Kenapa kau tidak memberitahuku, kemana kau pergi hah? Apa kau mau membuatku jantungan karena khawatir mencarimu, bocah nakal!!!" Kim Seokjin berteriak keras ditelinga, adiknya Kim Taehyung.
"Aishhhh... Hyung jangan berteriak. Apa kau tau telingaku sakit saat kau berteriak...!!!" ucap Taehyung dengan kesal.
"Dasar bocah nakal, apa kau tahu? Aku khawatir padamu bocah bodoh! Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu, hah?!"
"Iya, Hyung... Tenang saja. Aku baik-baik saja." ucap Taehyung tak lupa ia menunjukan senyumnya mengedarkan pandangannya kembali ke arah Sungai kecil di depannya.
Tak lama Seokjin melangkah maju dan berdiri di samping Taehyung adiknya. Bahkan namja tampan itu mengedarkan pandangannya di depan sungai.
"Apa kau merindukannya,Taehyung?" tanya Seokjin tetap menatap ke arah sungai.
"Iya, Hyung aku sangat merindukannya..." ucap Taehyung dengan senyum tipisnya.
Seokjin menoleh dapat ia lihat dengan jelas, wajah dengan raut kesedihan di sana.
"Hyung?"
"Ya...?"
Taehyung menoleh ke arah Seokjin dan menatap sayu ke arah kakaknya.
"Apakah aku masih punya umur panjang?"
"Yaakkk... Kim Taehyung, jangan berkata seperti itu!!"
Taehyung mengulas senyumnya, ketika melihat kakaknya dengan raut marah dan seperti biasa suara toanya.
"Aiu hanya takut Hyung, kalau aku belum bisa bertemu dengannya menghabiskan waktu bersamanya di akhir waktuku di dunia ini.."
"Tae...."
Taehyung menghembuskan nafasnya pasrah, dia sudah pasrah dengan takdirnya. Takdir akan kematiannya, dan ia tidak tahu kapan itu akan datang menghampirinya.
"Jungkook, dimana kau? Hyung rindu padamu..."
Taehyung mengedarkan pandangannya ke depan, merasakan hembusan angin yang menerpanya. Tak lama ia menutup matanya, namun....
Tanpa sadar air mata itu keluar dari pelupuknya, air mata penuh kerinduan terhadap adiknya yang hilang, Kim Jungkook.
.......
Tbc...
Hai semua author kembali dengan chap ini. Semoga suka oh ya moga* di chap ini kalian dapat feelnya ya.... Dan semoga ceritanya gak gaje.
Oh ya maaf kalau ada yang typo, dan aneh....
Mohon beri vote dan komentar kalian agar author dapat updete lebih baik lagi.
Gomawo ;)
Bye, sampai jumpa ^_^
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro