Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kim Taehyung (Chapter 26)

"Waktu.... waktu dan waktu.... setiap detik, menit waktu terus berjalan. Seperti langkah kaki, kaki yang akan selalu melangkah dan tak akan mundur saat kaki ini tidak dibelokan ke arah lain. Seperti masa depan, masa depan akan selalu di depan dan bukan di belakang..... karena di belakang adanya masa lalu. Terkadang harapan tidak seperti yang diinginkan, dan hal itu memang ada kenyataannya. Dan dimana ada waktu pasti takdir akan menyertainya, karena aku percaya... mereka sama-sama berhubungan. dan ada sesuatu yang ingin kusampaikan pada kalian, percayalah.... karena tidak ada kata lelah untuk percaya. Seperti aku, yang selalu percaya akan waktu... karena waktu mengajarkanku apa yang namanya kesabara, hingga aku menemukan sebuah arti... arti yang namanya kebahagiaan...."

-Kim Taehyung-

...................................

(Flashback **** ON)

(Taehyung **** POV)

Aku Kim Taehyung, ya... Taehyung itulah namaku. Nama yang diberikan kedua orang tuaku. Nama yang berisi doa dan harapan orang tuaku, untuk anak mereka. Sejak kecil aku sudah membawa nama marga Kim dalam diriku, dan mungkin marga ini akan aku wariskan kepada anak-anakku di masa mendatang.

Aku hanyalah seorang namja berusia 19 tahun, usia yang sudah termasuk dewasa menurutku. Ya... meskipun aku masih bertingkah kekanakan, dan itu yang sering dikatakan hyungku, Kim Seokjin. Dan hanya dia yang mengetahui bagaiman sifat dan jati diriku, karena kalian tahu? aku mempunyai dua kepribadian, jika aku bersama dengan teman, masyarakat atau pun orang yang tak kukenal sekalipun.

Aku akan bersikap manja layaknya anak kecil jika ada Seokjin hyung disampingku, bahkan dia menyukai sifatku, itulah yang ia katakan.

Hyung, kau tahu hari ini sungguh indah... cuaca hari ini cukup cerah, dan musim semi sepertinya akan datang karena salju sudah berhenti sejak kemarin. Seokjin hyung... apa kau tahu, aku sekarang ada dimana. Aku duduk disini di atas kursi roda, kursi roda baruku hyung, karena kursi roda lamaku sudah tenggelam terbawa hanyutnya sungai. Dan kau tahu? siapa yang memberikan kursi roda ini hyung...

Kuulas senyumku, menatap namja yang berdiri di sana. Yang sibuk mengantri hanya untuk membeli sesuatu, sesuatu yang amat aku sukai dan hanya Kookie yang tahu. Ya, Kookie adikku, atau namja tampan yang manis dengan gigi kelincinya, Kim Jungkook.

Seokjin hyung, kau benar... sangat benar, bahwa memiliki seorang adik adalah dambaan setiap kakak di dunia, dan kau juga benar lagi hyung.... bahkan aku ingat kata-katamu. Kalau seorang kakak tak akan menyadari perkembangan sang adik yang begitu pesat, entah itu wajah, fisik atau sifat. Dan aku merasakannya... ternyata kau benar, aku melihat adikku sudah dewasa sekarang...

Kuhela nafasku, mengadahkan kepalaku ke atas langit merasakan hangatnya cahaya matahari. Kubiarkan angin segar meberpa tubuhku, tubuh yang berbalut akan syal berwarna putih dan bukannya jaket tebal yang biasa kupakai. Entahlah, hanya saja aku tidak ingin memakai jaket saat ini, aku hanya ingin merasakan kalau tubuhku sehat dan baik-baik saja. Meski pada kenyataannya tidak mungkin....

Kututup kelopakku, membiarkan rambut panjang yang menutupi keningku menutup kelopak atasku. Aku juga tidak ingat kapan terakhir aku memotong rambutku... sepertinya rambutku sudah agak panjang saat ini, ya meski aku masih terlihat tampan dan menurutku begitu. Tampan, tapi apakah bisa di sebut begitu saat aku meyadari bahwa pipiku mulai kurus dan juga wajah pucat yang tak pernah pergi, dan bahkan wajahku semakin pucat.

Yang kuingat, adalah terakhir saat kau memotongnya hyung. Dimana aku keluar dari rumah sakit dan kita duduk berdua di atas atap rumah sakit menatap langit dengan awan putih yang menggumpal membentuk berbagai bentuk indah dan kita sering bermain dengan awan tersebut.

Kuulas senyumku, saat kuingat kenangan kita berdua. dan pada saat itulah kau sudah membantuku hyung, bukan hanya sekali... tapi saat kau menghembuskan nafasmu dan masih memijak bumi bersamaku.

Ku buka kelopak mataku, namun aku masih mengulas senyum di bibir pucat dan keringku. Tak lama kuedarkan pandanganku menghadap ke arahnya lagi, seorang namja dengan kaus hitamnya yang masih sibuk mengantri, dan....

Aku mengulas senyumku, melambaikan tanganku yang masih memegang pena dengan tinta biru di tanganku. Saat Kookie melambaikan tangan ke arahku, ya... hyung dia benar-benar manis, apalagi dia mirip dengan ibu. Tak kusangka, Kookie ku yang suka menangis dan manja denganku kini sudah dewasa, bahkan sifatnya terbilang lebih dewasa dari pada aku... Kookieku sudah dewasa, bukan bocah penakut dan juga bukan bocah yang jahil....

Seokjin hyung, apa benar aku masih belum dewasa.... kau lihat hyung Kookie bahkan lebih dewasa dari pada aku, hem sejujurnya aku tidak terima tapi apa memang sifatku seperti ini. hahaha ya sudahlah, kalau aku tidak mempunyai sifat kekanakan dan juga usil bukan Kim Taehyung namanya. iya kan, Seokjin hyung...

Seokjin hyung, apa kabarmu... apakah kau bahagia disana, apakah disana nyaman, apakah disana ada rumah besar dan bagus untukmu, dan apakah disana kau bertemu dengannya.

Seokjin hyung kau tahu, aku sedang menulis saat ini... menulis apa yang kulihat dan kudengar juga apa yang aku pikirkan saat ini. dan kau tahu hyung, aku sekarang dimana? Disebuah taman, taman yang pernah aku kunjungi bersamamu ketika aku duduk di bangku kelas dua SMP. Ah, aku bahkan masih ingat... saat pertama kali kau membawaku kesini, di taman ini. taman yang entah kapan menjadi tempat favoritku.

Saat kau membawaku ke sebuah negeri dongeng, negeri yang kau yakini. Dan apa yang kau yakini aku juga menyakininya jika itu benar.

Kutatap daun ini, daun yang penuh dengan harapan dan juga keajaiban dan itu yang dikatakan setiap orang yang mempercayainya termasuk aku.katakanlah aku seorang bocah yang terjebak dalam tubuh manusia dewasa karena aku masih mempercayai yang namanya sebuah tahayul...

Aku mempercayainya, dan akan mempercayainya... biarlah aku dianggap kekanakan atau apa, setidaknya aku mempunyai harapan dan juga mempercayai sebuah keajaiban dan mukjizat.

Cukup lama kutatap daun ini, daun dengan kelopak empatnya. Ingin sekali aku menyebut daun ini, tapi sayang aku lupa... hahaha ya, beginilah aku... Kim Taehyung yang pelupa dan ceroboh. Sangat berbeda dengan aku yang ada di luar sana.....

Ku tutup kelopak mataku, dan mendekatkan daun ini. mebawanya naik untuk menyentuh bibir pucatku, dengan sebuah harapan dan doa yang tersebesit dalam benakku. Apa yang kuharapkan dan kuinginkan hanya aku dan tuhan yang tahu... karena Seokjin hyung bilang aku harus membuat harapan dalam hati jika keinginanku terkabul.

Dan aku akan melakukannya...

Chup..

Akhirnya aku dapat mencium daun ini, aku membayangkan harapan akan terjadi jika aku percaya. Percaya tidak percaya aku hanya mencoba, karena aku sepenuhnya percaya pada Tuhan. Dan aku tidak berani untuk mengelak takdir dan juga keputusan Tuhan apapun yang terjadi. Karena aku hanyalah manusia biasa yang harus berusaha jika ingin hidup seperti yang kuharapkan.

Kuulas senyum kembali, menatap daun ini... daun tanpa nama karena aku memang lupa namanya.

Ah, sudah cukup... sepertinya Kookie akan kembali karena kulihat dia sudah berada di barisan depan di depan penjual makanan favoritnya juga favoritku Ice Cream. Ya, aku dan Kookie mempunyai kesukaan yang sama, meski wajah kita tidak mirip tapi kepribadian kita sama dan tidak ada kata berlainan. Dan aku, mensyukurinya... sangat mensyukurinya....

Kulipat segera kertas ini, coretan-coretan isi hatiku... dan aku menaruhnya di dalam sebuah lubang dari pohon besar di sampingku. Tanpa sengaja aku melihat sebuah kertas usam dengan kertas yang sudah memudar warna di dalamnya, dan juga sepertinya kertas itu sudah lama. Tapi, aku tidak berani menyentuh ataupun mengambilnya. Karena itu bukan hak ku, ya... bukan hak ku.. tidak sopan jika membaca atau membuka tulisan orang lain tanpa izin.

"Permisi, aku menitip surat ini ne..." entah kepada siapa, aku meminta izin untuk menaruh kertas berwarna coklat milikku. Di sebelah kertas yang entah kenapa masih saja awet meski sudah berubah warna dan terdapat lumut. Mungkin pohon ini yang menjaga surat tersebut... dan semoga pohon ini juga menjaga suratku...

Kini kuedarkan pandanganku, melihat taman yang kini sudah banyak yang berubah saat terakhir kali aku mengunjunginya. Ah, iya waktu memang berubah lebih baik, bahkan lebih baik tidak seperti...

Diriku, yang makin lama... digerogoti penyakit....

Dan aku hanya bisa mengulas senyum pasrah dan senduku, mungkin ini memang takdirku. Dan setidaknya aku masih bisa melihat dan berinteraksi bahkan mendapatkan kasih sayang dari Kookie adikku, meski sebentar dan mungkin tak akan bertahan lama...

Tapi, apakah aku masih bisa berharap?

Apakah aku masih mempunyai harapan....

Setidaknya aku ingin bersama Kookie sampai tahun depan...

(Flashback **** OFF)

.....................................

......................................

......................................

(Taehyung **** POV)

'apa ini, kenapa aku mendengar suara?'

Ku buka kelopak mataku pelan, saat aku mendengar sesuatu. Sesuatu di indra pendengaranku, sangat jelas dan akh, basah...

Tunggu...

Basah?

Karena sadar, aku segera membangunkan tubuhku dengan perlahan. Saat sesuatu yang basah namun hanya sedikit mengenai wajahku. Dan aku, baru menyadarinya...

"Pantai..." gumamku, saat kedua bola mataku menatap ke depan. Dapat kurasakan semilir angin yang berhembus, menerpa wajahku dan rambutku. Dan...

Entah kenapa aku menyukainya, sangat menyukainya... dan justru rasa sejuk yang aku dapatkan.....

"Cantik..." tanpa aku sadar aku kembali bergumam, saat dengan jelas manik netraku melihat deburan ombak di depanku. Deburan ombak yang tidak terlalu besar dengan air yang bergulung indah berjalan hingga menuju ke tepian.

Dapat kurasakan kedua telapak tanganku yang menyentuh sesuatu, sesuatu yang sangat lembut dan halus.... kuremas dan kuangkat telapak tanganku, dan kini yang kulihat adalah...

Pasir....

Kuulas senyumku, saat kini aku menggenggam pasir pantai yang terasa lembut di telapak tanganku. Butiran-butiran kecil bagaikan debu menyentuh halus di telapak tanganku, membuat aku merasakan yang namanya....

Kenyamanan mungkin....

Kini kuedarkan pandanganku, menatap ke depan untuk kedua kalinya... dan yang kulihat adalah luasnya lautan biru dengan angin laut dan juga....

Tunggu...

Aku merasa berbeda, ya... berbeda...

"Be... benarkah ini, apakah aku bermimpi?" aku menyentuh kedua kakiku, saat aku menyadari jika aku...

Dapat merasakan kakiku lagi, oh... Tuhan apakah ini keajaiban?

Kuulas senyum bahagiaku, tak lupa aku menyentuh dan memastikan bahwa ini benar-benar kakiku... ya, benar ini memang kakiku... dan aku bisa menggerakannya lagi.....

"Hahaha... aku tidak percaya... Tuhan benarkah ini?" aku tertawa senang, bahkan aku meneteskan air mata bahagiaku.

"Kookie... Kookie... hyung bisa merasakan kaki hyung...Kook..."

Seketika aku melunturkan senyumku dan menghentikan ucapanku, saat aku menyadari... sesuatu yang seharusnya aku sadari...

Kuedarkan pandanganku, saat aku menyadari bahwa aku...

Disini sendirian....

"Kookie..." panggilku, berharap kalau adikku disini bersamaku....

Namun, nihil... aku disini sendirian... dan hanya deburan ombak yang aku dengar yang menabrak karang hingga sampai ke tepian...

...................

Aku berjalan, terus berjalan... namun pandanganku masih aku edarkan... kaki telanjangku kubiarkan menyentuh pasir yang basah karena ombak pantai. Bahkan semilir angin aku rasakan di tubuhku yang terbungkus baju putih dengan celana hitam panjangku. Dan aku juga tidak ingat kalau aku punya baju seperti ini....

Semakin jauh aku berjalan, hingga aku meninggalkan jejak kaki di atas pasir yang basah tersebut. sesekali kuulas senyum bahagiaku, menikmati betapa cantiknya ciptaan Tuhan di depan mataku. Bahkan dunia aneh yang entah aku tidak tahu dimana ini...

"Kau dimana Kookie?"

Aku memikirkan adikku saat ini, dimakah dia... dan aku sekarang ada dimana? Sungguh aku tidak tahu tempat apa ini, dan sangat asing bagiku....

Tak lama....

Kuhentikan langkahku, dan kuedarkan pandanganku kembali menatap luasnya lautan biru di depanku. Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan menghela nafasku....

"Kim Taehyung..."

Ku edarkan pandanganku, saat aku mendengar suara seseorang. Dan kini yang kulihat adalah seseorang, seseorang dengan senyum manis dan juga pipi chubbynya...

"kau siapa?"

Dia hanya mengulas senyumnya, aku benar-benar tidak tahu siapa dia.... bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali...

"Kau tidak mengenalku?" dia bertanya dan masih mengulas senyumnya...

Hingga...

Aku membulatkan mataku, saat aku melihat dua bola mata dan juga...

"Kau, ap...apa kau..."

Jujur apa ini sungguhan, apakah aku bermimpi? Aku bertemu dengannya... seseorang yang hanya aku ketahui dari album foto saat usianya masih bocah.

Dan dia mengulas senyum ramahnya, bahkan ia menggaruk tengkuknya. Rambut hitam yang bergerak, dan juga senyum manisnya... benar tidak salah lagi...

"Kim Jimin..." gumamku...

Apakah ini mimpi?

..............................

(Author *** POV)

"Kim Jimin...."

Taehyung bergumam, manik matanya menatap namja di depannya. namja dengan rambut hitamnya, juga baju berwarna coklat kedodoran dengan celana panjang berwarna putih bersihnya.

Dilihat sosoknya yang begitu nyata di depan Taehyung. Bahkan ia tak menyangka jika ia bertemu dengan sosoknya...

Dan kulihat dia mengulas senyumnya... senyum manisnya....

"Kim Taehyung kau kenapa?" ucapan polos keluar dari namja dengan nama Kim Jimin.

Mendengar apa yang dikatakan Jimin membuat Taehyung sadar akan lamunannnya.

"Akh,... i...iya.." entah kenapa Taehyung berujar dengan bibir bergetar karena gugup. Bagaimana tidak ini adalah pertama kalinya Taehyung bertemu dengan adik dari kakaknya, dan Taehyung tak menyangka jika dirinya bisa berbincang dengannya meski sebentar.

Taehyung merasa... entahlah dia bingung dan bimbang.. sebenarnya ia dimana? Apakah ia...

"Tung.... tunggu... apakah aku..." Taehyung menggantungkan ucapannya, dan kini manik matanya menatap Jimin yang berdiri di depannya. dan Jimin, mengubah ekspresinya... dari senyum manis menjadi tatapan datar namun terlihat kesedihan yang tersembunyi di dalamnya....

"Kim Taehyung...." Jimin membuka suaranya, kedua manik matanya kini berbinar dengan tatapan yang berkaca-kaca. Dan Taehyung dia, sedang sibuk dengan pikirannya...

Bahkan ia tidak tahu apa yang terjadi dengannya....

"Dimana Kookie..." Dan Taehyung bertanya menatap wajah Jimin yang tersenyum sendu ke arahnya.

Melihat wajah kebingungan Taehyung, membuat Jimin melangkahkan kakinya mendekati namja yang ia kenal sebagai adik dari kakaknya, yaitu Seokjin. Jimin tahu jika namja di depannya pastilah kebingungan, apalagi dia...

"Ikutlah denganku, dan kau akan tahu..."

Jimin menyentuh pundak Taehyung, menatap namja tersebut dengan seulas senyum yang ia ulas setelah mengeluarkan ujarannya. Dan Taehyung, kini menatap manik hitam dari namja yang baru saja ia temui, meski ia tahu namanya sejak lama....

Entah kenapa Taehyung merasa tenang, sangat tenang saat ia melihat senyuman dari adik kandung Seokjin kakaknya. melihat senyum yang penuh akan ketenangan tersebut, membuat Taehyung menganggukan kepalanya dengan tatapan yang penuh dengan keyakinan, terhadap namja di depannya... Kim Jimin.

"Kim Taehyung, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu..." tak lama Taehyung menatap manik mata itu dengan tatapan penuh tanya darinya. Saat indra pendengarannya mendengar jika ada seseorang yang ingin menemuinya, tapi siapa?

"Ayo, kuantar kau kepadanya..." dengan nada penuh semangat juga senyum manisnya, namja tampan yang tak lain adalah Jimin itu, menarik tangan Taehyung berjalan... membawa Taehyung menuju tempat lain. Pergi meninggalkan pasir pantai dan segala pesonannya, membawa Taehyung untuk menemui seseorang. Seseorang yang begitu merindukan namja dengan nama Kim Taehyung, bahkan sampai nafas terakhirnya.

Dan kini Taehyung melangkahkan kakinya, mengikuti tarikan tangan Jimin yang melembut. Mengikutinya ke suatu tempat....

.................................

Seoul, 2017

(Jungkook **** POV)

"Hyung..."

Aku menatap ke depan, membiarkan angin menyibakan rambut hitam yang menutupi kelopak mata atasku. Biarlah... biarlah angin menemaniku kali ini. duduk disini, sendiri.... bersama....

Ah, aku tidak boleh terlalu berharap, aku tahu... takdir memilih yang terbaik, begitu juga dengan Tuhan yang sudah pada keputusannya. Tapi, apakah aku mampu... kenapa taksir tidak seperti yang aku harapkan, masih adakah kejaiban untukku... mungkin, walau secuil.

"Hyung..." lagi-lagi hatiku berbicara, entahlah aku...

Merasa bibirku enggan membuka suara lagi, dan hanya diam yang ingin aku lakukan saat ini melepaskan segala perasaan yang sudah menumpuk dalam diriku dengan cara diriku sendiri. dan mungkin akan berhasil, meski presentasinya kecil...

Aku menundukan kepalaku, menghela nafasku... dan menautkan dua jemari tanganku dengan pandangan menatap ke tanah. Sudah cukup, aku menangis... sudah cukup air mata ini keluar, aku tidak mau menjadi langganan air mata. Apakah dulu sebelum dilahirkan ditakdirkan mempunyai banyak air mata? Hingga sampai sekarang kelopakku sembab hanya karena mengeluarkan cairan bening ini.

Tapi, kenapa... kenapa air mata ini enggan berhenti, apakah karena aku masih memikirkannya? Tapi...

Ah, sudahlah... mungkin air mata ini mampu melampiaskan perasaanku. Perasaan yang campur aduk dan aku tidak menyukainya, karena ketidaknyamanan yang aku dapatkan...

Jujur aku butuh sandaran, aku membutuhkan kekuatan dan aku butuhkan pelukan... tapi siapa? Adakah yang akan memelukku... bahkan aku hanya disini sendirian....

"Hyung..." dan lagi, hatiku yang berbicara padahal bibirku diam sedari tadi....

...............

(Author **** POV)

Namja tampan dengan kaca matanya, menatap ke sosok namja dengan kaus hitamnya yang duduk sendirian, di bangku yang sudah disediakan taman. Namja dengan kelopak sipit juga rambut yang di sisir rapi tak lupa jas kebanggaan berwarna putih yang melekat di tubuhnya.

Berdiri dari kejauhan, menatap ke sosoknya... sosok yang ia ketahui bernama Jungkook. adik dari pasiennya Kim Taehyung... ya, Kim Taehyung namja yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. layaknya Seokjin sahabatnya yang juga menganggap Taehyung sebagai adik.

"Jungkook..." gumaman lirih keluar dari bibirnya, seulas senyum tak tersirat terlukis di wajah tampannya. Saat melihat sosok yang mirip dengan Taehyung meski bukan secara fisik. Karena Yoongi hanya mengikuti instingnya, dimana hatinya berbicara...

Berbicara bahwa Kim Taehyung dan adiknya Kim Jungkook adalah sama....

Kedua lengannya ia lipatkan, dan tatapannya masih setia. Hingga senyum manis namun bercampur sendu ia ulas, dilihatnya dari jauh saat manik netranya menangkap... dimana adegan di depannya terlihat dengan jelas, saat seorang namja yang kini memeluk Jungkook dan air mata yang ia yakini keluar dari mereka, meski Yoongi tak nampak melihat buliran bening itu, karena jarak yang begitu jauh... ya jauh...

"Kim Taehyung..." Yoongi menutup kelopaknya saat bibirnya bergumam, menggumamkan nama pasiennya, Kim Taehyung.

..................

"Hyung..."

"Jungkook..."

"Hikkss... hiksss.... Sehun hyung..."

Sehun memeluk tubuh namja dengan wajah manisnya, mengusap sayang rambut hitam kecoklatan milik adiknya. kelopaknya memejam bersamaan dengan air mata yang mengalir. Mengalir dengan deras, meski hanya gelap yang ia lihat, tapi Sehun ia tidak buta hatinya...

Justru ia menangis saat mendengar suara adiknya yang terisak. Dan tangisan tersebut sangat menyayat hatinya, membuat sebuah lubang menancap tepat di ulu hatinya...

"Jungkook, jangan menangis..." Sehun mengulas senyumnya. Menangkup kedua pipi adiknya dengan senyum menenangkan, tak lupa dengan air mata yang keluar. menatap wajah Jungkook yang tak mampu ia lihat dalam yang namanya kegelapan. Seolah-olah ia bisa melihat wajah sang adik....

"Sehun hyung hikksss... hikksss..." Jungkook terisak, bahkan kedua tangannya menyentuh kedua tangan Sehun yang terasa bergetar saat menyentuh pipinya. Hingga tanpa sadar Jungkook menundukan kepalanya, ia tidak ingin menunjukan air matanya. meski ia tahu kalau kakaknya Sehun tak mampu melihat.

"Jungkook jangan tundukan kepalamu, apa kau lupa hyung kan buta..." ucapan lirih terdengar jelas di indera pendengaran Jungkook, dan Jungkook mendongakan kepalanya menatap wajah namja tampan yang seolah-olah menatap ke arahnya dengan wajah sendunya.

"Sehun hyung..." Jungkook menatap wajah sang kakak dengan tatapan yang tersirat akan kesedihan. Dalam benak Jungkook....

Apakah ini Sehun kakaknya, Sehun yang selalu menjaga dirinya, menemaninya saat ia bermain, mengisi masa bocahnya dengan kenangan indah, bahkan kakak yang menyembunyikan rahasia kecil darinya, meskipun sedikit menyakitinya....

Dan Sehun sang kakak yang memberikan kasih sayang yang begitu tulus untuknya, meski Jungkook tahu kalau dirinya bukanlah adik kandung dari namja tampan di depannya...

Dan senyuman Sehun masih setia melekat di wajahnya, meski ia buta... meski ia tidak melihat... tapi hatinya mampu merasakan. Merasakan akan kesedihan Jungkook adiknya, dan Sehun tidak menyukainya... sangat tidak menyukainya...

"Maafkan aku Sehun hyung..." Jungkook menatap sendu sang kakak, menggigit bibir bawahnya menahan isakan dengan air mata yang semakin deras dari pelupuknya...

Membiarkan kelopaknya sembab akan air matanya....

Greepp....

"Sehun... hyung, Tae Tae... hyung dia...hikksss... dia..."

"Jungkook...."

Sehun bergumam, memeluk adiknya erat. Mengusap punggung sang adik mengikuti naluri hatinya yang tidak buta...

Dan Sehun ia tidak ingin mendengar isak tangis sang adik, ingin sekali ia mengusap air mata Jungkook atau setidaknya menenangkan Jungkook adiknya. meski ia tidak tahu bagaimana caranya karena ia hanya melihat gelap....

Dan Jungkook, menjatuhkan dirinya menangis... meraung keras, hingga samar-samar suara akan kentara dengan isaknya terdengar di dalam pelukan erat sang kakak Jeon Sehun....

Jungkook menumpahkan seluruh air matanya, tak peduli jika air matanya kering, tak peduli jika suaranya habis karena raungan kesedihannya....

Dan semua itu karena sang kakak, rasa sayang Jungkook pada kakaknya... kakak yang baru ia sadari dan ia temani belum lama ini, membuat Jungkook menangis hanya karena namanya... nama yang begitu ia hormati dan ia sayangi...

Dan namja beruntung yang membuat Jungkook menangis seperti ini adalah....

Kim Taehyung....

............................

TBC....

hai semua author kembali dengan chap ini, siapa yang udah rindu dengan kelanjutan chap ini wkwkwk.... maafkan saya karena up lama, karena kesibukan dan juga waktu buat ngetik tersita....


oh ya nih chap masih berlanjut ya, dan mungkin akan sampai chap 30 tergantung jalan ceritanya. tapi author gak mau nih jalannya muter-muter dan terbelit-belit nanti pusing lagi, hehehe....

oh ya mau nanya nih, nih chap dah dapat belum ya feelnya... author agak kurang yakin nih....

dan maaf kalau masih ada yang namanya typo, dan cerita makin lama... makin gaje, kaya yang nulis wkwkwk...

jangan lupa vomment cantik kalian, vomment kalian akan author tunggu ^^

oke sekian ocehan tak berfaedah dari saya, semoga kalian suka nih chap dan gak kecewa dengan hasil saya....

gomawo and Saranghae...

salam cinta dari saya :)

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro