Jungkook (chapter 6)
(Author **** POV)
(Flashback **** ON)
"Hyung.... aku takut..."
"Kookie... Kookie percaya Hyung kan?"
Namja kecil dengan gigi kelincinya mengangguk tak lupa air matanya yang jatuh, memeluk erat tubuh kakaknya. Meski ia panik dengan situasi sekarang mengingat bus yang mereka tumpangi mengalami gangguan. Tapi... ketakutan Jungkook kecil hilang seketika ketika Taehyung memeluknya. Namun pelukan yang ia rasakan tidak lama, kala sang kakak melepaskan pelukannya. Kini kedua bola mata kakaknya menatap Jungkook kecil.
Setetes air mata keluar dari sudut mata Taehyung mengulas senyum tipisnya memegang pundak Jungkook kecil yang ketakutan. Taehyung menutup matanya mencoba menegarkan hatinya menyakinkan dirinya kalau pilihanya adalah benar hingga akhirnya namja tampan yang dipanggil 'Tae' itu.
Brukkk...
Jungkook terhempas tubuhnya membentur rerumputan yang cukup tebal, namun sayang kepalanya membentur sebuah batu hingga membuat kesadarannya hilang. Samar-samar kedua bola matanya melihat bus yang ia tumpangi dengan kakaknya berguncang, berjalan dengan kecepatan cukup tinggi. Hingga...
BRUUUKKKKK....
Bus itu sudah tidak nampak lagi saat benda besi besar itu masuk ke dalam jurang menimbulkan suara yang cukup keras.
"Tae... Tae... hyung...." ucap Jungkook kecil lirih memanggil nama sang kakak yang masih berada di dalam bus tersebut.
Kelopak namja kecil dengan wajah manisnya itu menutup hingga tanpa sadar ia menitikan air matanya, sampai akhirnya dia kehilangan kesadarannya.
.......
Tiga hari kemudian...
"Tae... Tae... Hyung... Tae.. Hyung..."
Suara gumaman seorang bocah cilik itu terdengar lirih memanggil seorang namja yang ia sayangi, kakaknya Kim Taehyung.
"Aigoo, nak kau sudah sadar rupanya.."
Kelopak itu bergerak, Jungkook kecil mengedipkan beberapa kali kelopak kecilnya mencoba mengumpulkan kesadaran, hingga akhirnya ia melihat wajah seorang namja dengan kacamatanya, tak lupa disisinya ada seorang wanita cantik. Dan oh jangan lupa ada seorang namja remaja yang kini menatap Jungkook dengan tatapan dingin dan tidak suka.
"Kalian siapa?" Jungkook kecil bertanya, ia sungguh tidak mengenal orang-orang di depannya.
Seulas senyum muncul di pasangan suami istri dengan marga 'Jeon' itu.
"Tenang nak kami orang baik, oh ya Sehun tolong panggilkan dokter untuk memeriksa adik yang manis ini..." ucap nyonya Jeon tak lupa dengan senyumnya. Membuat wajahnya semakin cantik.
"Aku tidak mau ibu, ibu saja yang memanggil.." ucap namja remaja tampan dengan wajah dingin tak lupa wajah sebal yang ia tunjukan.
"Nak, janga n begitu kau-"
"Ah, sudahlah ayah.... aku mau pergi.."
Sehun memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang perawatan itu, ia memang tidak suka dengan kehadiran bocah kecil berwajah manis itu. entah kenapa namja dengan sifat dinginnya, itu kesal saat ia melihat wajah Jungkook kecil.
"Tae Hyung??! Hyung kau dimana?" Jungkook kecil berteriak memanggil nama kakaknya sat ia sadar ia tidak melihat keberadaan kakaknya.
Sepintas memori tentang bus yang jatuh terngiang di kepalanya, bus yang dimana di dalamnya terdapat kakak yang ia sayangi.
"Tae Hyung???!!" dengan segera Jungkook kecil bangun dari ranjang rumah sakit dan berjalan cepat mencari keberadaan sang kakak. Ya... meski ia baru sadar dari pingsannya selama tiga hari namun luka di kepalanya tidaklah parah sehingga bocah manis itu pulih dengan cepat.
"Nak kau mau kemana?" nyonya Yoo Min berteriak khawatir memanggil Jungkook kecil yang sudah lari keluar mencari kakaknya. Disusul sang suami yang dari belakang mengejar Jungkook kecil.
"Tae Hyung.... Hyung dimana??! Hyung??!!" Jungkook berlari melewati lorong rumah sakit, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang kakak yang entah kemana.
Hati kecilnya sangat khawatir, ia khawatir dengan keadaan kakaknya..
"Hikss... Hyung... Tae Hyung hikksss..." Jungkook kecil menangis, mengubah posisinya berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lutut.
Ia tidak tahu dia berada dimana sekarang ini, Jungkook kecil sangat takut, benar-benar takut. Air mata dengan deras keluar dari pelupuknya, bahkan di sela-sela sesenggukannya dia memanggil nama kakanya.
Hingga...
Sebuah pelukan hangat ia rasakan...
"Aigoo, manis jangan menangis..." suara lembut dari nyonya Yoo Min terdengar di telinga namja kecil yang tengah terisak itu.
"Tae Hyung... hiksss.... hikksss..." Jungkook menangis masih berada di dalam pelukan wanita cantik itu. dirasakannya sebuah usapan seorang ibu, ya... ternyata nyonya Yoo Min terlanjur sayang dengan namja berwajah manis yang kini ia peluk. Bukan hanya nyonya Yoo Min suaminya tuan Jeon pun juga terlanjur menyayangi Jungkook kecil ketika menemukan Jungkook kecil saat pertama kali tak sadarkan diri.
"Tenanglah, manis... jangan menangis..." nyonya Jeon berucap lembut mengecup kepala Jungkook kecil dengan penuh sayang.
Jungkook kecil hanya bisa mengangguk ia tidak tahu harus apa, ia bingung, ia takut dan ia tidak tahu apa-apa dengan tempat ia sekarang ini. dalam hatinya ia begitu khawatir dengan kakaknya.
Skip...
Seminggu sudah terlewati kini kehidupan Jungkook kecil membaik, bukan hanya baik. Kehidupannya kini begitu beruntung karena kini namja kecil berwajah manis itu tinggal dengan ayah dan ibu barunya. Ya... tuan Jeon adalah seorang pengusaha sukses di Korea bahkan sahamnya mencapai puluhan juta, bukan hanya itu kesuksesannya sudah terkenal di Amsterdam karena ia memang mendirikan perusahaannya di sana.
Segala hidup kemewahan dan germilang harta di rasakan Jungkook kecil, apapun yang dibutuhkan Jungkook sudah di sediakan oleh tuan dan nyonya Jeon. Namun... meski begitu Jungkook kecil tetap merasa murung, ia sangat rindu dengan kakaknya yang entah kemana keberadaannya. Ia merasa sepi, biasanya setiap hari kakaknya akan selalu mengajak dia bermain, berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama. tapi.... sekarang? Dia sendirian, dengan berbagai banyak mainan yang sudah di belikan oleh ayah dan ibu barunya.
Kini Jungkook tidak lagi menyandang marga 'Kim' namun berganti menjadi marga 'Jeon'. Seperti marga yang dimiliki kakak tirinya Sehun.
Jungkook rindu akan sosok kakaknya Taehyung, bahkan ia sulit tidur karena biasanya kakaknya akan berdongena ataupun menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya.
Ayah dan ibu tiri Jungkook juga sudah berusaha mencari kakak Jungkook kecil yang hilang mereka tidak tega dengan melihat namja berwajah manis itu bersedih. Namun... apa daya semua sudah dilakukan tuan Jeon untuk mencari kakak dari anak angkatnya, tapi takdir tidak mengijinkannya. Sehingga mereka tidak menemukan keberadaan namja yang bernama 'Tae' itu...
.....
Sore menjelang Jungkook kecil kini duduk di ayunan melihat matahari yang mulai tenggelam, ia sangat merindukan Taehyung kakaknya. Sudah seminggu lebih Jungkook tidak mengetahui keberadaan kakaknya. Jungkook kecil memeluk boneka beruanya, ia menutup matanya membayangkan kalau kini ia memeluk kakaknya.
Tes..
Tes...
Setetes air mata jatuh tepat di kepala boneka beruang yang ia peluk.
"Tae Hyung, kau dimana?" Jungkook kecil memanggil nama kakaknya, ia sangat rindu. Ia rindu dengan pelukan kakaknya dan juga kasih sayang kakaknya, Taehyung.
Namun...
BUGH....
BUGHHH...
Jungkook kecil membuka kelopaknya kala telinganya mendengar suara pukulan yang keras. Bukan hanya suara pukulan rintihan orang kesakitan juga ia dengar. Karena penasaran Jungkook kecil turun dari ayunananya sambil memeluk boneka beruangnya. Jungkook kecil terus melangkahkan kakinya hingga kini ia berhenti dan melihat sosok yang tak asing dimatanya, sosok yang kini menjadi keluarga barunya, kakak tirinya.
"Sehun Hyung??!"
Jungkook terkejut kedua bola matanya membulat saat melihat, kakak tirinya Sehun tengah dikeroyok oleh beberapa remaja. Bukan hanya itu Jungkook ketakutan saat melihat kakak tirinya di tendang dan dipukul hingga menimbulkan luka lebam di wajah Sehun. Jungkook kecil bingung, ia tidak tahu harus apa, ia sendiri bergetar ketakutan sambil memeluk boneka beruangnya.
"RASAKAN, MAKANYA JANGAN SONGONG!!!"
BRUKKK...
"uhukk... uhukkk..."
Seketika tumbuh Sehun ambruk dengan luka babak belur, apalagi kini ia batuk dan dari sudut bibirnya mengeluarkan darah. Kini gerombolan remaja yang mengeroyok Sehun pun melangkah pergi meninggalkan namja tampan yang tengah terkapar babak belur, tak lupa dengan senyum kemenangan mereka.
Kedua bola mata Jungkook kecil, mengikuti arah diaman gerombolan remaja itu pergi. Setelah dirasa aman dengan ragu, kaki kecil Jungkook melangkah mendekati kakak tirinya yang kini tengah mencoba berdiri.
"Kenapa kau disini?! Sana pergi!!"
Sehun berkata dingin dan menatap tajam Jungkook kecil, saat tangan kecil Jungkook mencoba membantunya berdiri.
"Sehun hyung, kau tak apa?" tanya Jungkook kecil dengan raut khawatirnya.
"Jangan khawatirkan aku, kau bukan siapa-siapaku... lebih baik kau pergi!!"
Sehun sebenarnya tidak suka dengan keberadaan Jungkook, apalagi menjadi adik tirinya. Dalam hatinya ia menolak keberadaan namja berwajah manis itu, tapi apa daya dia hanya bisa menurut saat kedua orang tuanya berniat mengadopsi Jungkook.
"Akhh..."
Sehun meringis kesakitan, melihat hal itu Jungkook kecil menjatuhkan bonekanya dan segera memegang lengan kakaknya. Meski Sehun bukan kakaknya tapi Jungkook kecil sudah menganggap Sehun layaknya saudara kandung sendiri. bahkan ia mulai sayang dengan kakaknya, berbeda dengan Sehun yang membencinya.
"Lepas!! Jangan sentuh aku... aku tidak butuh bantuanmu..." Sehun menepis tangan Jungkook yang telah memegang lengannya, terlihat di wajah tampannya wajah kesal dan tidak suka.
Jungkook kecil hanya diam, ia memang tidak berani dengan kakak tirinya.
Dengan segera Sehun mengambil tas hitamnya dan menggunakannya di bahu kanannya, melangkahkan kakinya setelah memberikan tatapan tajam ke arah Jungkook... seakan tatapan tajamnya mengisyaratkan untuk 'jangan mendekatiku, bocah!'
Jungkook kecil hanya menundukan kepalanya, namja manis ini takut melihat tatapan dingin kakak tirinya Sehun. Dengan langkah terseok-seok Sehun melangkahkan kakinya, hendak menyebrang jalan. Meninggalkan Jungkook kecil yang masih terdiam dengan posisinya.
Jungkook kecil segera mengambil boneka beruang yang sempat ia jatuhkan di bawah kakinya, namun baru saja ia hendak mengambil kedua bola matanya kini teralihkan pada sebuah benda besi yang bergerak cepat menuju ke arah kakak tirinya.
Jungkook kecil membulatkan matanya kala melihat Sehun yang jalannya pincang, dan berada di tengah jalan yang tidak menyadari sebuah truk yang datang dengan kecepatan penuh.
"Sehun Hyung??!!!" Jungkook berteriak, berharap suaranya mampu di dengar namja tampan yang berusaha melangkahkan kakinya yang kesakitan menyebrang jalan. Truk itu semakin dekat, membuat Jungkook kecil melangkahkan kakinya berlari cepat mengambil tindakan....
"SEHUN HYUNG!!!"
Sehun menoleh ketika suara Jungkook terdengar di gendang telinganya, matanya membelalak kala melihat sebuah Truk dengan kecepatan penuh datang menghampirinya. Seketika Sehun merasakan tubuhnya kaku, kakinya enggan bergerak sekedar untuk berlari ketika melihat mobil besar di depannya mendekatinya.
Hingga...
BRUKKKK....
"JUNGKOOKK!!!!"
Sehun berteriak keras memanggil adik tirinya, yang baru saja terpental jauh membentur aspal setelah Jungkook kecil mendorongnya, menyelamatkannya dari tabrakan maut yang seharusnya terjadi pada dirinya.
"JUNGKOOK??!!" Sehun berdiri, namja tampan dengan kaos hitamnya itu berteriak memanggil nama adik tirinya yang tak sadarkan diri dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah.
"Hikss... Jungkook, Jungkook hikksss..."
Namja tampan itu menangis keras memanggil nama Jungkook, bahkan kini kepala Jungkook ia tidurkan di pahanya sehingga celana jeans yang ia pakai kotor karena darah namja kecil yang tak sadarkan diri itu. terlihat beberapa orang mengerumuni tempat kejadian, tatapan syok dan juga khawatir mereka tujukan ke arah Jungkook yang tak sadarkan diri.
"Jungkook, hikksss... kumohon bangun..." Sehun menangis entah kenapa hatinya yang semula dingin terhadap Jungkook, kini menjadi luluh dan sakit kala melihat Jungkook seperti sekarang. Apalagi Jungkook terluka karena menyelamatkan dirinya dari tabrakan maut itu.
Dengan segera Sehun menyeka air matanya, mengambil ponsel di sakunya menekan digit nomor yang sudah ia hafal betul. Dengan tangan bergetar yang penuh darah, juga air mata yang masih mengalir Sehun menelpon ayahnya.
"Hikss... ayah, Jungkook hikksss..."
Sehun menjelaskan dengan bibir bergetar, ia sangat takut dengan keadaan adik tirinya, ia sangat takut. Apalagi darah terus keluar dari kepala Jungkook.
Hingga..
Suara sirine ambulance menggema di jalanan, membuat semua orang membuka jalan bagi mobil putih itu untuk menghampiri dua namja itu. dengan segera salah seorang berpakaian putihnya membuka mobil bagian belakang ambulance, mengeluarkan ranjang lipat dan keluar beberapa suster dan petugas kesehatan lainnya yang sudah siap dengan peralatan mereka.
Sehun menyeka air matanya kasar, meminta pada petugas kesehatan untuk segera membawa adiknya ke rumah sakit.
Dengan segera tubuh Jungkook yang tak sadarkan diri dengan luka di kepalanya berpindah di atas ranjang lipat itu. Hingga ketiga petugas kesehatan itu, mendorong masuk ranjang dengan Jungkook yang terbaring, diikuti Sehun yang tengah menangis khawatir dari belakang dan ikut masuk menemani Jungkook kecil yang tak sadarkan diri.
Hingga akhirnya mobil ambulance itu melaju kencang menuju rumah sakit terdekat.
.............
.............
"Apa dok? Anak saya me...mengalami amnesia?"
Nyonya Yoo Min membulatkan matanya, saat baru saja kedua gendang telinganya mendengar perkataan dokter Shin mengenai keadaan Jungkook yang telah sadar dari masa kritisnya. Bukan hanya nyonya Yoo Min yang terkejut mendengar penuturan pria dengan jas putih itu, tuan Jeon dan putra remaja yang kini memeluknya juga sama terkejut. Mereka bertiga tidak akan menyangka jika semua ini terjadi pada Jungkook.
"Sebaiknya kalian bersabar, mungkin ia tidak akan ingat akan masa lalunya, dan ia akan lupa siapa namanya. Tapi yang terpenting kini ia baik-baik saja.... oh ya usahakan jangan sampai kalian memaksakan ingatannya. Karena takutnya ia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa, dan itu bisa membahayakannya.... secara medis ingatannya akan kembali seiring waktu, tapi...mungkin sedikit sulit mengingat benturan di kepalanya cukup kuat membuat bagian otaknya mengalami kerusakan..." dokter Shin menjelaskan secara rinci dan jelas.
Kedua pasutri itu hanya mengangguk, melihat namja kecil dengan wajah manisnya yang kini duduk terdiam di atas ranjangnya.
Kini pria berjas putih itu meninggalkan ketiganya, setelah ia selesai melakukan pemeriksaannya.
Seketika air mata jatuh dari pelupuk wanita cantik itu, dan memeluk Jungkook kecil yang terdiam kebingungan. Apalagi dengan kedatangan tiga orang di depannya.
"Kalian siapa?" Jungkook kecil mengajukan pertanyaan pada wanita yang kini memeluknya.
"Hiksss... ini ibu nak, ini ibu..." nyonya Yoo Min memeluk Jungkook tak lupa air mata yang menetes dari pelupuknya.
"Ibu?" Jungkook kebingungan, sungguh ia tidak ingat apa-apa.
Kini tuan Jeon mendekati istrinya menyentuh bahu istrinya yang tengah terisak memeluk Jungkook kecil yang masih kebingungan.
Tak lama wanita cantik itu melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya.
"Kau siapa?"
Tes..
Tes..
Tiba-tiba dada Sehun menjadi sesak saat jungkook menanyakan dirinya. Membuat namja tampan yang terkenal dengan sifat dinginnya itu meneteskan air matanya, hingga...
Greppp...
"Jungkook, syukurlah kau baik-baik saja dik... hikkssss..."
Sehun memeluk erat tubuh Jungkook yang masih kebingungan dengan reaksitiba-tiba namja tampan di depannya.
"Jungkook, maafkan hyung, hyung janji tidak akan dingin padamu, hyung akan menyayangimu, hyung akan melindungimu hikksss.... maafkan hyung, hyung menyayangimu hikksss..." Sehun mempeerat pelukannya ditubuh namja manis yang masih bertanya-tanya dalam pikirannya.
Sehun sangat menyesal, ia sangat menyesal ia bertekad dalam hatinya ia akan menganggap Jungkook sebagai adik kandungnya, membuang rasa dingin dan benci itu. ia akan menjadi kakak yang baik untuk adik barunya.....
............
Satu hari...
Satu minggu...
Satu bulan...
Satu tahun...
Hingga...
Seterusnya...
Hari-hari Jungkook terlewati seperti biasa, kehidupannya sungguh membahagiakan. Dengan orang tua yang selalu memberikan fasilitas pada Jungkook, mencurahkan kasih sayang padanya, Sehun yang kini menjadi kakak yang paling protektif dan menyayangi Jungkook. serta kehadiran keluarga baru dengan lahirnya seorang bayi perempuan, yang diberi nama Jeon Hana. Lengkap sudah kebahagiaan Jungkook dengan keluarga barunya, senyum bahagia tercetak di wajah tampannya. Lembaran baru dan menyenangkan ia tulis di setiap harinya.
Ya Jeon Jungkook makin hari tumbuh menjadi namja yang tampan, bukan hanya itu sejak SMP ia menjadi idola di sekolahnya karena ketampanannya, ia terkenal sebagai anak pengusaha terkenal 'Jeon Corp'.
Dewi Fortuna sepertinya memihak pada namja berwajah tampan dan manis itu, hingga kini kehidupannya berubah 180 derajat. Ia tidak tahu akan masa lalunya, ia lupa semua kenangan masa kecilnya, kenangan seseorang yang pernah bersamanya. Bahkan ia lupa dan tak pernah menyebut nama yang pernah berarti dalam hidupnya. Nama seseorang yang kini sedang memikirkan keadaan dan keberadaan Jungkook, hanya saja Jungkook tidak sadar dan lupa akan hal itu.
(Flashback **** OFF)
......................
"Seokjin hyung? Kau mau kemana?"
Suara seorang namja tampan dengan rambut coklatnya yang baru saja menonton acara paginya di televisi memanggil nama kakaknya yang sudah siap dengan jas coklat, celana jeans dan juga tas hitamnya.
"Hyung, mau berangkat ke kampus..."
Taehyung mengerutkan kedua kelasnya, memastikan apa yang dikatakan hyungnya salah atau tidak, atau memang pendengarannya yang salah.
"Hyung..."
Ceklek..
Baru saja Taehyung mau melanjutkan ucapannya, kini Seokjin sudah pergi meninggalkannya. Bersamaan dengan suara kenop pintu yang ditutup.
Taehyung bingung, dan menoleh ke arah kalender.
"Benar kok..." gumam namja tampan dengan rambut coklatnya, itu bahkan ia mengucek-ucek kelopaknya berkali-kali.
Hingga akhirnya, namja tampan bermabut coklat itu mengedikan bahunya, melanjutkan aktivitas menonton televisinya di minggu pagi yang cerah ini.
.............
.............
"Hei kelinci besar, ayo bangun..." suara seorang namja tampan dengan kaos hitamnya membangunkan seorang namja tampan dengan kaos putihnya yang sedang bergemulung di dalam semut tak lupa kelopaknya yang menutup mengarungi alam mimpinya.
"Aishh... nih anak sulit banget bangunnya..." decak kesal muncul dari mulut namja tampan dengan wajah tegas dan dinginnya, siapa lagi kalau bukan Jeon Sehun.
"Jungkook, ayo bangun dik... ini sudah pagi. Mau sampai kapan kau bangun??!!" Sehun menaikan suaranya berharap kalau adiknya yang tidur seperti orang mati ini bangun.
"Eungghhh... hyung sebentar lagi, lima menit..." ucap Jungkook, yang kini malah menaikan selimutnya menutupi wajah tampannya yang terlelap.
Sehun menggelengkan kepalanya.
"Jungkook, kau sudah bilang lima menit sebanyak tiga kali, itu tandanya kau punya tambahan waktu tidur lima belas menit. Ayo bangun... ini dudah pukul 07.00..."
Sehun tak pantang menyerah membangunkan kelinci besar pemalas itu.
"Eunggghhh.... hyung, aku masih ngantuk..."
"Siapa suruh kau bergadang semalaman hanya untuk main game, ayo bangun..."
Sehun menarik tangan Jungkook, hingga Jungkook duduk dengan mata yang masih menutup,
"Ya ampun Jungkook, kau ini sudah duduk di bangku kuliah kenapa kelakuanmu seperti bocah, ayo cepat bangun hyung akan menunggumu di bawah, ibu dan ayah sudah menunggu untuk sarapan..."
"Eunghh...ya hyung..." ucap Jungkook dengan nada malas.
Dan baru saja Jungkook meletakan kepalanya di atas ranjang sebuah tangan menariknya kembali membuat ia kembali dengan posisi duduknya.
"Ehhh... Jungkook, ayo bangun jangan tidur. Dasar bayi besar..." ledek Sehun, tanpa sadar ia tersenyum geli melihat tingkah konyol adiknya.
"Ah... iya hyung, Jungkook akan bangun.."
Jungkook menggaruk tengkuknya, menundukan kepalanya namun masih dengan mata terpejam. Sementara Sehun masih setia menunggu adiknya memastikan kalau Jungkook akan benar-benar bangun.
"Ah.. dasar bocah, sini cepat masuk ke kamar mandi dan mandi sekalian..."
Dengan segera Jungkook, berdiri dengan bantuan Sehun tentunya.
"Hyung... jangan dorong aku..."
"Cepat masuk kau mandi sendiri atau hyung mandikan, pemalas..."
"Aishh... hyung, iya... iya aku akan mandi.." ucap Jungkook kesal yang mulai sadar dari tidurnya, bahkan ia mengerucutkan bibirnya gemas.
"Cepat mandi, katanya kau akan bertemu dengan Sohyun..." ucap Sehun yang sedikit berteriak.
"Iya... iya hyung, Aishhh hyung tidak sabaran.." decak Jungkook kesal pada kakaknya yang entah kenapa menjadi sangat bawel dari dalam kamar mandi.
Sehun tersenyum dengan posisi melipat lengan di dadanya ia tak akan menyangka ternyata tingkah Jungkook masih sama saja, seperti bocah meski usianya sudah dewasa.
Hingga akhirnya terdengar suara shower dari dalam kamar mandi, akhirnya namja tampan dengan kaos hitamnya itu turun setelah memastikan bahwa adik manjanya tengah membersihkan dirinya.
............
"Taehyung!!!"
"Iya ada apa Jin Hyung?"
"Kau tidak memberitahuku?"
"Memberitahu apa?"
Seokjin memasang wajah kesalnya tak lupa ia mempoutkan bibirnya.
"Kenapa kau tidak bilang kalau hari ini hari minggu???!!!" Seokjin berucap kesal memandang adiknya dengan wajah sebal.
Sementara Taehyung dia hanya tersenyum geli melihat kakaknya yang ternyata sedang mengalami kekeliruan dalam menentukan hari.
"Salah sendiri kenapa hyung dengan pedenya berangkat kuliah, padahal tadi aku mau memberitahumu, tapi sayang kau sudah pergi..." kekeh Taehyung, sungguh ia merasa geli melihat wajah hyungnya yang kesal.
Seokjin mempoutkan bibirnya ia sungguh kesal, dan bernasib sial. Bukan hanya itu saja ia merasa malu lantaran, ia mendapatkan teguran dari penjaga kampus kalau sekarang hari libur ketika ia sampai di gerbang kampusnya.
"Nah, hyung bagaimana... apakah ada yang berangkat??" tanya Taehyung dengan senyum jahilnya menggoda hyung kesayangannya.
"Yakkk Kim Taehyung kau ini..."
Seokjin sangat kesal, dan dengan cepat ia duduk di sofa melepaskan jas almamater coklat yang ia pakai dan melemparnya asal. Taehyung hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol kakaknya.
.................
Pukul 09.00 pagi...
(Jungkook **** POV)
Hari ini aku akan ke cafe paradise, tempat dimana aku akan bertemu dengannya gadis cantik yang telah membuat hatiku terisi akan dirinya. Sahabat semenjak aku sekolah dasar hingga sekarang, walaupun saat SMA dia pindah ke Belanda dan tinggal di sana. Hari ini aku merasa sangat senang, karena aku akan bertemu dengannya kembali.
Sembari berjalan santai menuju ke tempat tujuan aku berjalan menggunakan earphone putihku, tak lupa aku membenarkan penampilanku dari kaos yang kupakai, hingga topi merah yang kukenakan. Ya... aku harus terlihat tampan di depannya.
Drttt... drtttr...
Sebuah pesan masuk saat kurasakan getaran di sakuku, aku mengulas senyumku saat aku membaca pesan darinya, sahabat cantikku.
'Aku sudah sampai di cafe, kuharap kau tidak lama. Karena kau tahu aku tidak suka menunggu lama. Jadi cepatlah kesini atau kutinggal...'
Aku mengulas senyumku, melihat pesannya membuat hatiku berbunga.
"Dia benar-benar belum berubah masih sama, Kim Sohyun yang dulu.."
Akhirnya aku membalas pesannya, dengan lihai jemariku mengetikan di layar ponselku.
Hingga...
Brukkk...
Ponsel hitamku jatuh tak sengaja saat aku menabrak seseorang...
"Ah, maaf... maafkan aku..." kulihat seorang namja hitam dengan rambut coklatnya membungkuk dan meminta maaf padaku, setelah ia mengambil ponselku yang sempat terjatuh.
"Ah iya, tidak apa-apa.."
Namun...
Aku membulatkan mataku, saat aku menyadarinya. Ya... itu dia, tidak salah lagi, dia adalah namja aneh yang memelukku tiba-tiba di sekolah. Namja aneh yang asing yang memanggilku dengan sebutan yang menurutku menjijikan.
"Kookie..." meski lirih namun, aku masih mendengarnya. Karena pendengaranku masih normal.
Kulihat dari manik matanya, ia terkejut melihatku. Bahkan wajahnya sedikit menegang...
"Kau..." ucapku dingin. Jujur aku merasa kesal melihatnya, apalagi dia masih memanggilku dengan sebutan 'Kookie?' hei ini gila... apakah dia sadar? Kenapa dia masih memanggilku dengan nama jelek itu? bukankah dia sudah tahu namaku, karena waktu itu aku memperkenalkan namaku secara sepihak.
Greppp...
"Kookie, hikkksss...."
Aku memberontak saat ia memelukku, yang benar saja? Ia memelukku di tempat seramai ini. bahkan ia menangis, oh... ayolah siapa si aneh ini?
"LEPAS, AKU BILANG LEPAS!!! AKU BUKAN ADIKMU!! APA KAU TIDAK DENGAR AKU!!"
Aku berusaha memberontak, dan mencoba melepaskan pelukannya.
Hingga...
Brukkk...
Dengan terpaksa aku mendorongnya....
"Kookie..."
Kulihat ia menangis, tapi aku tidak peduli...
......................
(Taehyung **** POV)
Apa ini kenapa dia mendorongku lagi? Kenapa di memberontak saat aku memeluknya. Dan kenapa hatiku sakit saat ia menatap tajam ke arahku?
"Kookie..." ucapku dengan tatapan tak percayaku.
"Jangan sentuh aku!! Dasar namja aneh..."
Setelah itu dia pergi meninggalkanku.
Tes..
Tes..
"Kookie..."
Aku menagis, ya air mataku jatuh....
Aku tidak percaya dengan yang kulihat...
Bisakah aku percaya semua ini?
Kalau dia berubah?
Adik kesayanganku...
Apa benar dia melupakanku?
Rasanya dada ini sesak...
Sakit...
Ngilu...
Melebihi saat aku merasakan sakit di kepalaku....
Atau ketika darahku keluar dari hisungku...
Rasanya sesak...
Sesak....
.....
Kemanakah adikku yang dulu...
Dia melupakanku...
...............
Tbc...
Hai semua author kembali dengan chap ini semoga suka ya, oh ya btw jangan lupa vommentnya ya^^ maaf kalau typo masih bertebaran cerita tambah gaje, dan aneh...
Author sudah usaha yang terbaik buat chap ini, dan moga" kalian suka ya... J
Bye, sampai jumpa...
Salam cinta author untuk kalian...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro