Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Innocence (Chapter 19)

Hai semua aku sengaja kasih lagunya avril lavigne - innocence... Waktu ngetik nih lagu nyess di hati.... Kalau berkenan kalian bisa denger nih lagu, enggak juga gak apa
Saya gak maksa kok...

Gomawo 😘😘😘😘😘😘

https://youtu.be/vgiMPokGDKQ

baca chap ini dengan lagu kesukaan kalian juga boleh kok ^^

" Ku berharap, aku masih bisa melihat hari esok... kuharap aku masih bisa bernafas, dan bangun dari tidurku di esoknya. Kuharap aku masih bisa melihat dunia ini, merasakan bahagia, rasa sayang, tawa dan canda. Dari pada aku harus merasakan yang namanya kegelapaan saat kedua mata ini enggan membuka kelopaknya karena takdir. Dan kuharap, aku masih bisa memberikan kasih sayang padanya... karena, aku ingin memberikan kenangan kecil dalam hidupnya. Sebelum... aku mengucapkan selamat tinggal pada dunia."

-Kim Taehyung-

...................................

(Author *** POV)

"Seokjin hyung..."

"Ya, Jimin?"

"Apa kau mau ikut aku di dunia ini? kita akan tinggal bersama disini hyung..."

Seokjin terdiam, menatap wajah adiknya yang kini mengulas senyumnya. Memanjakan dirinya dalam pelukan sang kakak yang amat ia sayangi dan rindukan, Kim Seokjin...

"Hyung, tinggalah bersamaku..." ucap Jimin dengan senyum dan mata dengan binar penuh harapan....

Kedua manik netra sang kakak melihat kedua bola mata sang adik, mencari makna dalam dua bola mata Jimin. Yang berisikan harapan untuknya....

"Aku merindukanmu hyung... aku selalu menunggu kedatanganmu disini..." Jimin menjatuhkan kepalanya dalam pundak sang kakak. Menatap ke depan, melihat pemandangan yang indah dari atas. Namja dengan rambut hitam juga pipi tembamnya itu mengulas senyum kebahagiaan, saat....

Ia merasakan nyamannya pundak sang kakak, dan dapat berinteraksi kepada sang kakak yang ia rindukan. Hatinya yang dulunya merasakan kesepian dalam penantian panjangnya, kini berbuah manis dengan kehadiran sang kakak. Dan sekarang mereka berdua duduk bersama menatap ke depan, melihat tempat ajaib yang belum pernah ada di dunia. Karena Tuhan khsusu menciptakannya....

Tidak ada jawaban dari Seokjin hanya seulas senyum tipis dan bola mata yang menatap ke depan. Meski telinganya mendengar apa yang dikatakan Jimin sang adik, tapi.... Seokjin belum bisa menjawabnya. Bagaikan sebuah soal yang sulit untuk dijawab, kini pikirannya di selimuti rasa bingung dan penuh kebimbangan....

Jimin merasa, sang kakak hanya diam. Seulas senyum tipis dan sendu muncul di wajahnya. Pandangannya tidak berubah, dapat ia rasakan apa yang dirasakan Seokjin kakaknya. dalam pikirannya... 'Seokjin kakaknya sudah berubah semenjak kepergiannya, dari dunia dan juga orang tuanya'. Jimin tahu akan hal itu, sangat tahu....

Bahkan ia tahu kalau masih ada orang yang membutuhkan kakaknya disana, dan Jimin selalu melihat bagaimana rasa sayang sang kakak yang begitu besar pada seseorang yang disana. Dan Jimin adalah adik yang baik, ia tidak mau bersikap egois... meski dalam hati kecilnya ia menaruh harapan besar pada sang kakak untuk memilih tinggal bersamanya. Di tempat Tuhan menciptakan dunia penuh keabadian ini. sebelum mereka dilahirkan kembali di masa mendatang, mungkin saja bukan?

Hening, dan diam... hanya hembusan angin yang terasa dan daun ilalang yang terdengar lembut saat daun-daun panjangnya saling bergesekan. Juga kupu-kupu dengan sayap indah berterbangan di sekitar bunga yang ada di hamparan luas rerumputan hijau. Kedua manik netra mereka menatap ke depan, melihat hamparan indahnya alam yang diciptakan Tuhan. Keduanya masih terdiam dengan perasaan dan pikiran masing-masing.

"Hyung... ikuti kata hatimu..." Jimin membuka suaranya, memecahkan keheningan diantara mereka. Membuat namja tampan yang sibuk dengan pikirannya menoleh pada adik kesayangannya, menatap senyum tipis sang adik.

"Jimin..."

Jimin merubah posisinya bangun dari pundak sang kakak dan duduk dengan tegap melipat lututnya dan menumpukan kedua tangannya yang saling mengepal di atas lututnya. Mengulas senyum tipis di wajah tampannya saat ia kini bertatapan langsung dengan kakaknya, Seokjin.

"masih ada dia yang membutuhkanmu..."

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh di kelopak Seokjin saat mendengar ucapan tulus sang adik, yang meminta ia kembali, dan berpisah dengan namja yang kini mengulas senyum di depannya.

"Aku tidak akan memaksa hyung... aku akan menunggumu hyung... dan..."

Jimin kini menyentuh pundak sang kakak, mengulas senyum dengan air mata yang jatuh. Mencoba mengikhlaskan hati kecilnya, mencoba menguatkan dirinya. Untuk bisa melakukan yang namanya penantian, bukankah selama ini Jimin selalu menantikan kedatangan sang kakak disini. Dan Jimin yakin dia masih bisa menunggu, menunggu sampai Tuhan mentakdirkan dirinya dengan kakaknya.....

"Jimin, hyung..." Seokjin menitikan air matanya, entahlah tiba-tiba saja air mata itu jatuh. Saat melihat wajah ceria sang adik, wajah yang selalu ia rindukan semenjak kepergiannya, dan wajah itulah yang membuat Seokjin melafalkan doa setiap harinya. Agar Jimin adiknya bahagia di tempat barunya, dan Seokjin bahagia... sangat bahagia melihat adiknya tinggal di dunia aneh ini. dunia penuh dengan keindahan dan kebaikan, dan tidak ada yang namanya kejahatan dan rasa sakit yang sering ia rasakan di dunianya....

"Kau hyung terhebat..." tak lama tangan kanan Jimin terangkat mengusap lembut kelopak sang kakak. Menyeka air mata sang kakak....

Hingga...

Greeeppp...

Jimin memeluk tubuh kakaknya, memberikan hangatan dan kasih sayang seorang adik pada kakaknya. rasa sayang dan peduli itu masih ada, bahkan ketika ia hidup sebagai bocah yang manja terhadap kakaknya saat ia masih bisa bernafas dan detak jantung berdetak.

Seokjin membalas pelukan erat sang adik, rasa senang dam haru menjadi satu. Merasakan tubuh mungil adiknya, tubuh yang selalu ia peluk dan lindungi kala mereka masih bocah. Sepintas ingatan kejadian manis dan indah antara kedua kakak beradik ini muncul. Membuat memori yang tersimpan dengan rapi, berputar bagaikan sebuah film dokumenter. Dan memori itu membuat mereka selalu mengenang kebersamaan yang telah mereka ciptakan beberapa tahun silam....

"Jika Tuhan mentakdirkan, kita akan bertemu hyung... dan kau jangan khawatir aku akan menunggumu, dan juga kedatangannya... kita bisa memulai dari awal disini... dan..."

Jimin mengulas senyumnya, saat ia mendengar detak jantung sang kakak yang berdetak. Dan Jimin tahu apa artinya...

"kenalkan diriku dengannya, agar aku juga bisa menjadi seorang hyung untuknya, Seokjin hyung..."

Seokjin menitikan air matanya, saat mendengar penuturan akhir adiknya. ia menangis, menjatuhkan cairan bening yang keluar dari pelupuknya. Saat indra pendengarannya mendengar kata-kata panggilan yang ia rindukan, panggilan yang berasal darinya. Adik kandung kesayangannya, seakan mimpi Seokjin tersenyum dalam tangisnya.

"Tunggul Jim, waktu dimana itu akan tiba... dan kau tidak akan sendiri, hyung akan datang... ya akan datang, dan kita akan memulai awal disini... bersamanya jika Tuhan telah mentakdirkan semuanya.." Seokjin membuka suaranya, memeluk erat adiknya.

Dan jimin memejamkan matanya, merasakan detak jantung sang kakak yang makin kuat, membuat Jimin mengulas senyum dalam tangisnya. Menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak...

Dan Jimin merasakan, sangat merasakan tubuh kakaknya yang kian menghangat bersamaan dengan detakan jantung yang mulai teratur.

"Aku menyayangimu, hyung..." Jimin mengucapkan kalimat itu dengan tulus dan juga perasaan sayang.

Sampai akhirnya....

Tetesan air mata itu jatuh, di atas rerumputan hijau... dan Jimin tidak merasakan pelukan hangat di tubuhnya. Karena sang pemilik pelukan hangat itu, telah kembali... kembali ke dunianya. Untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang kakak bagi orang lain, dan bukan dirinya.

"Hikksss... Seokjin hyung..." isak tangis muncul, bersamaan hembusan angin yang menerpa rambut hitamnya. Saat namja tampan ini memejamkan matanya dan memegang dadanya yang merasa sakit.

Sendirian lagi... dan menanti lagi.....

.........................................................

..........................................................

(Flashback *** ON)

"Suster cepat sediakan alat kejut jantung...!!" dokter tampan dengan mata sipitnya itu berucap tegas, menyuruh sang suster untuk segera menyiapkan alat yang ia minta.

Dengan segera sang dokter membuka pakaian pasienya, dan menampakan dadanya yang bidang.

"1... 2... 3... ready..."

Kejut jantung itu menempel di dada bidang namja yang sedang kritis itu, membuat tubuhnya bergerak.

Yoongi memberi aba-aba dan menempelkannya beberapa kali, sungguh ia merasakan yang namnaya ketegangan menolong naywa seseorang. Setelah Taehyung beberapa waktu yang lalu...

Tubuh Seokjin bergerak karena kejut jantung, suara alat monitor pendeteksi jantung terdengar memekakan telinga. Membuat suasana semakin ricuh...

"Ayolah, buka matamu... kau pasti kuat, ingat Taehyung, dia masih membutuhkanmu!!" Yoongi berucap emosional memohon pada Seokjin untuk tidak menyerah, dengan tangan yang masih bergerak dengan tugasnya.

Keringat dingin muncul di kening namja tampan, itu beberapa suster sibuk dengan tugas mereka memastikan semua alat bekerja sempurna, apalagi sekarang ini dokter muda itu berusaha menolong nyawa seorang pasien yang bisa dikatakan berada di ujung tanduk.

"1... 2... 3... ready..."

Tubuh Seokjin kembali tersendak, saat alat itu menempel di dadanya. Suara monitor jantung yang menunjukan denyut jantung kian melemah itu berangsur-angsur meningkat pada angkanya. Membuat Yoongi tak gencar untuk terus memberikan pertolongan darurat pada namja tampan itu, hingga kini.

"Seokjin, ayo bangunlah... jangan menyerah. Ingatlah Taehyung akan sedih jika kau pergi... dia masih membutuhkanmu..."

Entah kenapa Yoongi meneteskan air matanya, menekan-nekan dada namja tampan itu, berharap jantung itu mau berdetak dan membuat kelopak itu membuka. Atau paling tidak paru-paru itu bergerak bernafas, dan berharap bahwa garis sialan yang ada di monitor jantung itu tidak muncul. Yang ada hanya kejaiban dan juga sadarnya seorang pasien, merupakan harapan yang ia inginkan saat ini.

"Jin hyung, apa kau dengar... kau tidak akan mati. Aku akan menolongmu... ingatlah Tae... ingatlah dia..." Yoongi meneteskan air matanya, mengerahkan tenaganya untuk terus menekan dada tersebut. Berharap jantung itu berdetak dan tidak melemah. Semua suster hanya bisa berdiri berharap-harap cemas, menunggu sebuah keajaiban muncul...

"Ayo bangun, jangan kau tutup kelopak matamu... ingatlah Taehyung adikmu. Dia masih membutuhkanmu, ingat juga kedua orang tuamu... Taehyung berjuang hidup, dan kau juga jangan menyerah...."

Monitor jantung itu menunjukan peningkatan yang cukup pesat dalam angkanya. Membuat perasaan sedikit lega di hati dokter tampan dengan mata sipitnya. Ia sangat takut... dengan kejadian seperti. Kejadian yang dimana saat ia menyelamatkan Taehyung dalam masa kritisnya karena penyakitknya. Membuat ia hampir putus asa, sampai keajaiban itu terjadi, keajaiban dimana Taehyung masih bisa bernafas dan bertahan di dunia ini. dengan penyakit yang makin lama, menggeogoti namja tampan dengan sifat periangnya itu.

Yoongi terus menekan dada itu, berharap detak jantung itu bergerak dan hingga akhirnya.... suara monitor dengan nada teratur membuat semua bernafas lega saat kini namja tampan itu berhasil di selamatkan. Doa dan tangis bahagia muncul di benak dokter tampan itu.

"Terima kasih hyung... terima kasih kau mau bertahan... terima kasih..."

......................................................

Kini Taehyung menatap langit rumah sakit, nafasnya kembali teratur saat merasakan efek obat yang membuat ia tenang, dan menghilangkan rasa sakit yang begitu hebat yang sempat ia rasakan di kepalanya. Membuat Taehyung, merasa tak sanggup...

"Ayah... ibu..." Taehyung berujar lirih, memandang wajah kedua orang tuanya yang kini duduk di sampingnya. Dirasakan tangan lembut sang ibu yang memegang lengan Taehyung, menyampaikan kasih sayang untuk anaknya.

"Bagaimana keadaanmu... nak?"

Tuan Kim membuka suara, menanyai keadaan sang anak. Dengan raut lega karena kini Taehyung baik-baik saja, tidak merasakan sakit seperti tadi.

Taehyung mengangguk lemah, tapi...

Kini yang ia rasakan tubuhnya sangat lemas, dan kedua kakinya mati rasa. Entahlah... tapi Taehyung benar-benar merasakan kakinya tidak may bergerak.

"Ibu... Ayah... kenapa aku tidak merasakan kakiku..."

Semua bungkam, dan diam. Menahan tangis, saat namja dengan rambut coklatnya itu membuka suaranya... dan hal yang mereka takutkan terjadi saat tahu, jika putra mereka Taehyung tak akan bisa berjalan. Karena tumor dalam otak putra mereka, berada di stadium akhir dan menggerogoti beberapa syaraf otak putranya.

Hingga akhirnya, nyonya Kim membuka suaranya. Setelah menatap kedua bola mata sang suami meminta persetujuan padanya untuk menjelaskan pada Taehyung kebenaran yang terdengar pahit dan....

Saat itulah Taehyung menangis dalam diam, menatap langit ruang perawatannya. Mencoba menerima takdir yang makin berat untuknya....

Dan Taehyung mencoba ikhlas dan pasrah......

(Flashback *** OFF)

..................................................................................

2017

BRAAKKKK....

"DENGAR KAU, JANGAN SEKALI-KALI KAU MENYENTUH ADIKKU, ATAU KAU-"

"Kau akan apa? kau tahu betul siapa aku Jeon Sehun..." tatapan meremahkan dengan seulas senyum muncul di wajah pria dengan tubuh gempalnya, menatap wajah Sehun yang mulai emosi setelah menggebrakan mejanya dengan keras.

"Brengsek!!!"

"Shhttt... bocah kaya dan tampan sepertimu tidak boleh berkata seperti itu..."

Sehun mengepalkan tangannya menahan emosi yang sudah menumpuk. Sepintas dalam pikirannya ia ingin sekali menghajar, atau tidak membunuh pria brengsek menurutnya yang berdiri di depannya.

"Dan kau Jeon Sehun, jangan membangkang perintahku... atau Jungkook dia akan..."

Pria di depannya, menaruh sebuah boneka coklat yang sudah lusuh dan tua. Meletakan di mejanya dan...

Prakkk...

Pisau tajam itu menusuk di boneka itu, membuat Sehun menggertakan giginya. Menahan emosinya, mengepalkan tangannya yang sudah memutih. Terlihat raut emosi dan tatapan tajam di depan pria yang membuat ia seperti monster saat ini....

"Oh ya, bagaimana dengan tugasmu? Kau sudah berhasil menusuk namja itu... ah, salah maksutku, bagaimana dengan namja malang yang justru bukan targetku..." seringaian muncul di wajah pria itu, membuat Sehun benar-benar ingin membunuhnya dengan pistol ayahnya jika perlu.

"Biadab..." satu kata lolos dari bibir Sehun. Tatapan tajamnya tak pernah ia alihkan dan juga raut emosi yang masih melekat di wajah tampannya...

"Kau ini seperti dirinya, ck... betapa beruntungnya Jungkook, dia dilindungi dua hyung yang begitu bodoh.. dan mau melindunginya... aku heran, apakah sebelum dilahirkan ia adalah anak yang baik? Hingga banyak sekali yang ingin melindunginya... bahkan kau rela..."

Pria itu menjeda ucapannya, menatap wajah Sehun dengan tatapan menantang.

"Menikam, seseorang... agar kau bisa melindungi adikmu. Bukan begitu Jeon Sehun?"

Sehun mengatur nafasnya mencoba bersabar, menghadapi pria di depannya yang menurutnya memuakan....

"Hahaha, sungguh lucu... Jungkook, kau beruntung, sangat beruntung... sepertinya, hidupmu penuh dengan kebahagiaan tapi, aishhh... aku ingin bertemu dengannya dan menyapanya...."

"Jangan coba-coba, sialan!!" suara tegas dengan nada tinggi membuat wajah dengan senyum pada pria dengan tubuh gempalnya sirna. Manik matanya menatap tajam ke arah Sehun yang kini menatap dingin ke arahnya....

"jika kau menyentuhnya bahkan sehelai rambutpun... kau akan mati ditanganku, brengsek!!"

"wow... kau ingin membunuhku? Hebat, apa kau tidak takut dengan nama baikmu?"

"Masa bodo, dengan nama baikku. Aku rela menjadi pembunuh, dan... mencabut nyawa dari ragamu. Untuk melindungi adikku... jadi..."

Tap... tap... tap....

Sehun melangkahkan kakinya, mendekati pria asing di depannya dengan tatapan dingin yang ia pancarkan.

"Jangan macam-macam denganku, TUAN KIM!!!"

Dan kini tatapan tajam itu semakin dekat dengan jemari yang menunjuk ke arah pria dengan tubuh gempal di depannya.

Dan Sehun, dia tak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Jungkook adiknya. bahkan ia rela menjadi seorang pembunuh, dan juga melakukan kejahatan agar hanyab Jungkook adiknya aman, aman dari pria brengsek di depannya.. dan Sehun akan mengikuti permainan dari pria di depannya, hingga...

Waktu dimana ia akan membalaskan itu tiba....

"Jungkook, hyung akan melindungimu... ya, akan melindungimu... karena hyung menyayangimu..."

.................................................

"Siapa kau?"

Seokjin menatap namja di depannya, namja dengan gigi kelincinya. Dengan kemeja kotak yang ia pakai, menatap ke arah Taehyung yang kini membulatkan matanya saat melihat adiknya, ya... adiknya Kim Jungkook.

"...."

Jungkook hanya diam, ia terlalu fokus dengan namja berambut coklat di depannya. saat kedua manik netranya melihat Taehyung, namja yang beberapa kali ia lihat kini duduk di kursi rodanya. Dengan tubuh yang berbalut jaket hangat dan wajah pucatnya....

Seokjin mengalihkan pandangannya menatap wajah terkejut Taehyung, ia heran... dan bertanya apakah Taehyung mengenal namja di depannya. sekilas Seokjin menatap lekat namja di depannya dan...

"Dia..."

Seokjin ingat, siapa namja di depannya. namja yang pernah ia lihat saat ia tak sengaja bersenggolan dengannya....

"Kookie..." Taehyung berucap lirih, dengan mulut sedikit membuka. Dan juga kelopak mata yang siap meloloskan air matanya.

Dan tanpa aba-aba, Jungkook menitikan air matanya. menatap wajah pucat seorang Kim Taehyung... yang kini berbeda, berbeda saat terakhir ia melihatnya...

"Tae.. Tae hyung..."

......................................

TBC.....

Hai semua author kembali dengan chap ini, semoga kalian suka ya... oh ya maaf jika nih chap banyak typo, atau malah tambah gaje.

maaf juga kalau judul nih chap gak nyambung ama isi ceritanya, wkwkwk habisnya author juga bingung nentuin judul chap. sambungin ajjah ya... hehehe

Oh ya makasih buat dukungan kalian selama ini, dan disini author mau minta kemurahan hati kalian untuk memberi bintang dan juga coment kalian. Karena dua hal itu adalah semnangat buat saya....

Dan kuharap kalian gak bosan ne, sama saya juga ff abal" ini....

Maaf juga kalau para pemain tambah ternista dan juga bikin banjir air mata...

Oh ya jangan jadi silent readers ya, nanti author sedih T-T

Sekian dari saya, untuk kalian semua...

Gomawo and saranghae... ^^

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro